Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN

PERKERASAAN JALAN

BAB 1
BERAT JENIS BITUMEN KERAS DAN
TER

KELOMPOK 1 Page 1
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

BERAT JENIS BITUMEN KERAS DAN TER

I. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis bitumen
keras dan ter dengan piknometer. Berat jenis bitumen dan ter adalah
perbandingan antara berat bitumen dan ter dan berat air suling
dengan isi yang sama pada suhu.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Piknometer

2. Bahan aspal alami

3. Timbangan

4. Oven

KELOMPOK 1 Page 2
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

5. Air
III. BENDA UJI
Aspal yang dibentuk bulat sebanyak 5 butir.

IV. LANGKAH KERJA


1) Ambil piknometer dan timbang berat piknometernya.

2) Isi piknometer dengan air kira-kira seleher piknometer lalu


timbang.

3) Buang air didalam piknometer lalu lap sampai kering.


4) Buatlah butiran aspal bola sebanyak 5 butir dan masukkan bola
tersebut kedalam piknometer.

KELOMPOK 1 Page 3
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

5) Timbang piknometer yang telah berisi aspal dengen bentuk bola 5


butir.

6) Setelah ditimbang lalu diberi air setinggi leher dan timbang


kembali.

7) Setelah semuanya selesai masukan sample ke dalam oven dan


diamkan selama 1x24 jam.

8) Hitunglah sample yang telah berisi aspal yang telah meleleh karena
di oven.

KELOMPOK 1 Page 4
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

V. PERHITUNGAN
Berat Jenis Aspal, dengan rumus :

(C A)
( BA )(DC)

Diketahui :
Kalibrasi Timbangan = 0,5 gram
Berat Piknometer (A) = 133,3 gram
Berat Piknometer + Aspal (C) = 145,2 gram
Berat Air + Piknometer (B) = 425,5 gram
Berat Piknometer + Aspal + Air (Sebelum) (D) = 426,7 gram
Berat Piknometer + Aspal + Air (Sesudah) = 425 gram
Berat Aspal + Air (Sebelum) = 293,4 gram
Berat Aspal + Air (Sesudah) = 291,7 gram

Penyelesaian :

(145,2 gram133,3 gram) gr


=1,112 3
( 425,5133,3 ) ( 426,7145,2) cm

VI. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum tersebut, didapatkan berat jenis bitumen adalah
gr
1,112 cm3

KELOMPOK 1 Page 5
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

BAB 2
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN

KELOMPOK 1 Page 6
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN

I. MAKSUD
Pemeriksaan ini di maksudkan untuk mengetahui penetrasi bitumen
kasar atau lembek (bersolid dan semi solid) dengan memasukan jarum
penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam
bitumen dalam suhu tertentu.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegangan jarum naik
turun tanpa gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0.1
mm.

2. Pemegang jarum yang dapat dilepaskan dengan mudah dari alat.

3. Cawan yang terbuat dari baja atau gelas silinder.

KELOMPOK 1 Page 7
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

4. Tempat pendingin aspal yang telah dicetak dicawan.

5. Pengukur waktu

III. BENDA UJI


Aspal murni yang telah dicairkan lalu dimasukan kedalam cetakan
yang bulat (cawan) setelah itu di masukkan ke lemari pendingin. Pada
saat ingin dipakai barulah sample di keluarkan dari lemari pendingin
tersebut.

KELOMPOK 1 Page 8
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

IV. LANGKAH KERJA


1) Ambil sample aspal yang telah disediakan dari lemari pendingin.

2) Atur jarum keangka nol untuk mengkalibbrasikan dan atur jarum


mendekati sample.

3) Bersihkan jarum dengan Gylcerin supaya aspal tidak melekat pada


jarum.
4) Tusuk ditempat yang berbeda sebanyak 5 kali dan baca arah jarum
menunjukan kearah mana.

V. PERHITUNGAN
Dari 5 kali tusuk dengan alat vicat didapat :
Tusukan Penurunan (mm)
1 58
2 44
3 114
4 38
5 41
Rata-rata 59

Hasil Penetrasi Toleransi


0-4,9 5,0-14,9 15,0-24,9 20,0

KELOMPOK 1 Page 9
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

2 4 6 8

Toleransi = Hasil Penetrasi arah jarum pada alat vicat terkecil


= 59 38 = 11

TABEL SNI
HASIL PEMERIKSAAN ASPAL KERAS PENETRASI 60/70 LASTON

NO METODE SPESIFIKASI
JENIS PENGUJIAN SATUAN
. PENGUJIAN MIN MAX
Penetrasi 25 100 gram SNI 06-2456-
1 (5 detik) 0.1 1991 60 79
SNI 06-2434-
2 Titik lembek C 1991 48 58
SNI 06-2432-
3 Daktilitas cm 1991 100 -
4 Kelarutan dalam C2HCL3 % ASTMD D2042 99 -
SNI 06-2433-
5 Titik nyala (CoC) C 1991 200 -
SNI 06-2488-
6 Berat janis gr/ml 1991 1 -
SNI 06-2441-
7 Kehilangan berat % 1991 - 0.8
SNI 06-2456-
8 Penetrasi setelah TFOT % asli 1991 54 -
SNI 06-2432-
9 Daktilitas setelah TFOT cm 1991 50 -
SNI 06-2434-
10 Titik lembek C 1991 - -

VI. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum tentang penetrasi bahan-bahan bitumen


dihasilkan nilai rata-rata sebanyak 59 dengan jumlah penurunannya
295 mm. Praktikum yang kita lakukan ini tidak memenuhi syarat
karena dalam table Aspal Keras 60-70 penetrasi maksimalnya 79.

KELOMPOK 1 Page 10
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

BAB 3
DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN

KELOMPOK 1 Page 11
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN

I. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengukur jalan terpanjang
yang ditarik antara 2 cetakan yang berisi bitumen kasar sebelum
putus pada suhu dan kecepatan tertentu.

II. PERALATAN
1. Thermometer
2. Air dingin

3. Glysterin

4. Alat Daktilitas

5. Cetakan Daktilitas kuningan

KELOMPOK 1 Page 12
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

III. LANGKAH KERJA


1) Taruh air sampai plat kuning

2) Beri Glyterin pada alat daktilitasi hingga aspal dapat melayang


(tidak jatuh kedalam air).

3) Buka pada cetakan daktilitas kuningan

4) Nyalakan mesin selama 1 menit pastikan naik 5 cm untuk uji


coba.

KELOMPOK 1 Page 13
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

5) Kalibrasi ke titik nol.

6) Lalu letakkan aspal tersebut kedalam alat daktilitas.

7) Mulai menghitung waktu dan jarak penarikan hingga aspal


putus.

KELOMPOK 1 Page 14
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

IV. TABEL HASIL PRAKTIKUM DAKTILITAS.

Waktu Jarak (cm)


(menit)
1 2
2 7
3 14
4 21
5 27
6 33
7 39
8 45
9 50,5
10 56,5
11 62,5
12 68,5
13 74
14 80
15 86
16 92
17 100

V. KESIMPULAN
Aspal kelompok kami tidak terputus dan terakhir dalam 17 menit
didapat jarak 100 karena ketentuan yang ditentukan adalah 100 cm
maka aspal kelompok kami termasuk aspal bagus.
Catatan :

1) Aspal yang terputus < 100 cm merupakan aspal jelek.


2) Aspal yang putus > 100 cm merupakan aspal bagus

KELOMPOK 1 Page 15
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

BAB 4
TITIK LEMBEK

KELOMPOK 1 Page 16
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

TITIK LEMBEK

I. MAKSUD
Pemereriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembek aspal
dan ter yang berkisar antara 30200 . Yang dimaksud titik lembek
adalah suhu pada saat bola baja dengan berat tertentu, mendesak
turun suatu lapisan aspal atau ter tersebut menyentuh plat dasar yang
terletak dibawah cincin pada tinggi tertentu, sebagai akibat kecepatan
pemanasan tertentu.

II. PERALATAN
1. Thermometer

2. Cawan kuningan beserta tabungnya

KELOMPOK 1 Page 17
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

3. Tabung plat kuning yang telah diletakkan aspal diatasnya

4. Sumber pemanas yang sumber pembakarannya dari gas atau


tungku listrik.

5. Satu set tabung yang berisi air dan plat kuning yang telah
disatukan

KELOMPOK 1 Page 18
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

6. Gas

III. BENDA UJI


Aspal murni yang telah dipanaskan dan dibuat bulatan kecil sebanyak
2 butir.

KELOMPOK 1 Page 19
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

IV. LANGKAH KERJA


1) Masukan air kedalam piknometer sebanyak 800 ml.

2) Masukan aspal dengan bulatan kecil yang telah diletakkan di


tabung yang di dalamnya terdapat plat kuning.

3) Hitung suhu setiap menitnya untuk mengetahui titik leleh


(meleleh) pada suhu dan menit keberapa.

KELOMPOK 1 Page 20
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

V. PERHITUNGAN

Menit Suhu Keterangan


1 29
2 32
3 34
4 37
5 39
6 41
7 43
8 46
9 48
931 49 Aspal Sebelah kiri jatuh
10 51 Aspal sebelah kanan jatuh

VI. KESIMPULAN

Jadi, dari hasil praktikum kita ketahui bahwa aspal sebelah kiri memiliki
titik lembek pada suhu 49 menit ke 931 dan dapat dilaporkan
pula bahwa aspal sebelah kanan jatuh pada suhu 51 di menit ke
10 .

KELOMPOK 1 Page 21
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

BAB 5
SAYBOLT VISCOSIMETER

KELOMPOK 1 Page 22
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

SAYBOLT VISCOSIMETER

I. MAKSUD
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan kekentalan aspal.

II. PERALATAN
1. Saybolt Viscometer

2. Corong dan Saringan

3. Picnometer Saybolt

4. Tutup Viscometer

III. LANGKAH KERJA


1. Panaskaan tabung telpon yang diberi tali dan diikatkan pada
tabung furol.

KELOMPOK 1 Page 23
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

2. Isikan oli pada tempat oli sampai batas atas tabung furol terendam.
3. Jika kita melihat temperature tedt diatas temperature ruang, test
dapat dipercepat dengan memanaskan lebih dulu Viscometer yang
telah diisi oli.
4. Masukan steker kedalam stop kontak
5. Tekan saklar pada posisi on.

6. Tekan saklar pemanas.

7. Periksa temperature yang diinginkan.

8. Dalam test ini digunakan temperature 50 dan 60 .

KELOMPOK 1 Page 24
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

9. Nyalakan alat viscometer sesuai temperature yang akan


dipanaskan.
10. Letakan garis lurus Saybolt dibawah tabung furol.
11. Setelah dinyatakan pas diletakan Saybolt dibawah tabung furol
maka siapkan stopwatch dan hitung menit dan pada suhu berapa
aspal itu menetes.

IV. TABEL PENGAMATAN

Suhu awal = 46C


Waktu = 5 menit
Selesai = 61C

Suhu Waktu
()
46C 20
61C 500

V. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini, aspal mulai meleleh dari alat visicometer pada
5 menit 00 detik pada suhu 61 .

KELOMPOK 1 Page 25
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

BAB 6
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR

KELOMPOK 1 Page 26
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR

I. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik
bakar dari aspal murni. Mencari sifat nyala bakar organic. Sifatnya
mudah terbakar karena sifat panas matahari atau titik didih 150 .
Titik nyala adalah suhu dimana pada saat terlihat nyala singkat pada
suhu diatas permukaan aspal. Titik bakar adalah suhu pada saat
terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada suhu diatas permukaan
aspal.

II. PERALATAN
1. Thermometer

2. Cleveland open cup adalah cawan kuning

3. Plat panas, terdiri dari logam untuk melekatkan Cleveland.


4. Sumber pemanas yang sumber pembakarannya dari gas atau
tungku listrik.
5. Nyala uji dapat diatur dengan memberikan nyala dengan
3,24,8 mm dengan panjang 7,5 cm.
6. Gas

KELOMPOK 1 Page 27
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

III. BENDA UJI


Benda uji yang dipakai adalah aspal murni cair.

IV. LANGKAH KERJA


1) Letakkan cawan diatas plat pemanas dan aturlah sumber pemanas
sehingga terletak dibawah titik tengah cawan.

2) Letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari titik
tengah cawan.
3) Tempatkan thermometer tegak lurus didalam benda uji dengan
jarak 6,4 mm diatas dasar cawan, dan terletak pada satu garis
yang menghubungkan titik tengah cawan dan titik poros nyala
penguji. Kemudian aturlah sehingga poros thermometer terletak
1
pada 4 diameter cawan dari tepi.

KELOMPOK 1 Page 28
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

4) Tempatkan penahan angin didepan nyala penguji.


5) Nyala sumber pemanas dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan
suhu menjadi (15 1) per menit sampai benda uji mencapai
suhu 56 dibawah titik nyala perkiraan.
6) Kemudian atur kecepatan pemanasan 5 dan 28 dibawah titik
nyala perkiraan.
7) Nyalakan alat penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji
tersebut menjadi 3,24,8 cm.
8) Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari
tepi ke tepi cawan) dalam waktu satu detik. Ulangi pekerjaan
tersebut setiap kenaikan 2 .
9) Catat setiap kenaikan suhu pada setiap waktu tertentu.

V. TABEL HASIL PENGAMATAN

Suhu awal : 100F / 27C


Waktu Suhu (c) Suhu (F)
1 49 110
2 50 115
3 50 115
4 50 120
5 50 120
6 50 121
7 50 122
8 52 128
9 54 131
10 59 138

KELOMPOK 1 Page 29
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

11 60 140
12 69 150
13 72 169
14 89 180
15 95 200
16 105 220
17 110 231
18 120 250
19 130 260
20 140 280
21 150 300
22 159 310
23 160 320
24 163 330
25 169 332
26 178 350
27 180 350
28 182 360
29 190 370
30 192 380
31 199 390
32 200 392
33 209 400
34 210 410
35 212 420
36 212 420
37 219 420
38 220 429
39 225 439
40 229 439
41 229 440
42 230 449
43 230 450
44 240 451

VI. KESIMPULAN
Dalam pengujian ini titik nyala terdapat pada menit ke 39, suhu ke
225C dan titik bakar pada menit ke 44, suhu ke 240C.

KELOMPOK 1 Page 30
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

BAB 7
KELEKATAN ASPAL PADA AGREGAT

KELOMPOK 1 Page 31
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

KELEKATAN ASPAL PADA AGREGAT

I. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kelekatan aspal pada
agregat kasar atau halus.

II. PERALATAN
1. Agregat

2. Aspal Cair

3. Cawan untuk melelehkan aspal

4. Timbangan

III. BENDA UJI


Benda uji yang dipakai pada praktikum ini yaitu agregat dan aspal cair.

KELOMPOK 1 Page 32
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

IV. LANGKAH KERJA


1. Timbang berat batu agregat

2. Siapkan aspal cair yang telah dipanaskan dan celupkan agregat


tersebut kedalamnya.

3. Angkat agregat lalu letakan diatas kertas lalu timbang berat


agregat beserta aspalnya.

KELOMPOK 1 Page 33
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

V. PENGOLAHAN DATANYA
Berat Agregat = 25,8 gr
Berat Agregat + Aspal + Kertas = 30 gr

Berat Aspal (melekat) 3025,8


x 100 = x 100
Berat Agregat kasar 25,8

= 16,27 %

VI. KESIMPULAN
Dari hasil kesimpulan kelompok 1 kelekatan aspal pada batuan sebesar
16,27 %

KELOMPOK 1 Page 34
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

BAB 8
MIX DESIGN

KELOMPOK 1 Page 35
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

MIX DESIGN

1. MAKSUD

Praktikum ini dimaksudkan untuk mempersiapkan sample kegiatan


praktikum selanjutnya (campuran aspal dengan alat Marshall). Dengan
mencampurkan semua agregat dan aspal yang disediakan berdasarkan
presentase kadar aspal masing-masing.

2. WAKTU PELAKSAANAAN

Praktikum dilaksanakan pada :

Tempat : Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Mercu


Buana

Waktu : Kamis, 10 Oktober 2013 (Pukul 10.00)

3. PERALATAN
Agregat yang telah dipisahkan menggunakan saringan

Wajan dan spatula untuk mengaduk aspal dan agregat

KELOMPOK 1 Page 36
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

Dua buah cetakan uji yang berdiameter 10 cm (4) dan tinggi 7,5 cm (3)
lengkap dengan plat alas dan leher sambungan.

Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk silinder


dengan berat 4,537 kg (10 pound) dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm (18)

Kertas cetakan

Neraca dengan ketelitian 0,1 gram

KELOMPOK 1 Page 37
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

Bak perendam

Spatula

Thermometer

Gas

Kompor

KELOMPOK 1 Page 38
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

4. Persiapan Benda Uji

Campuran yang akan dibuat adalah Laston campuran nomor IX


berdasarkan SNI 03-1737-1991; SKBI-2.4.26.1987. dengan kadar aspal 5%
dengan berat total campuran 1200 gram.

Setelah itu saring agregat menggunakan saringan 1, , 3/8, 4, 8, 30, 50,


100, 200, dan pan. Lalu timbang masing masing agregat berdasarkan
data yang telah dihitung terlebih dahulu.

1200 gr = Agregat + Aspal

KELOMPOK 1 Page 39
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

Aspal = 5% x 1200 = 60 gr

1 agregat = 1200 60 = 1140 gr

No. Saringan % lolos Titik Tengah % Berat


Tertahan
1 100 100 -
85-100 92,5 7,5 7,5% x
1140 =
85,5
3/8 68-85 76,5 16 182,4
4 45-65 55 21,5 245,1
8 34-54 44 11 125,4
30 20-35 27,5 16,5 188,1
50 16-26 21 6,5 74,1
100 10-18 14 7 79,8
200 5-10 7,5 6,5 74,1
Pan - - 7,5 85,5
= 100 = 1140 gr

5. PELAKSANAAN
1. Siapkan seluruh peralatan dan bahan yang akan digunakan.
Pastikan alat-alat berfungsi dengan baik.
2. Siapkan dua buah cawan kecil dan aspal yang telah terlebih
dahulu dipanaskan.

KELOMPOK 1 Page 40
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

3. Masukkan semua agregat ke dalam wajan yang telah dipanaskan.


Panaskan cawan yang berisi aspal dan thermometer di atas
wajan yang berisi agregat.

4. Setelah suhu thermometer pada campuran menunjukkan 170 c

maka tuangkan aspal sedikit demi sedikit bersamaan dengan


diaduknya agregat agar aspal dan agregat tercampur rata.

5. Setelah tercampur rata, masukkan campuran tersebut kedalam


cetakan. Untuk mendaptkan campuran yang merata masukkan
campuran aspal secara perlahan-lahan pada cetakan.

6. Tumbuk cetakan yang berisi campuran aspal tersebut sebanyak 150


kali menggunakan penumbuk. Sisi atas ditumbuk sebanyak 75 kali,

KELOMPOK 1 Page 41
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

lalu balikan cetakan yang berisi aspal, tumbuk kembali sebanyak 75


kali agar mendapatkan aspal yang benar benar padat.

7. Diamkan selama satu hari, lalu buka cetakan dan ukurlah tinggi,
diameter, dan berat aspal.

8. Setelah ditimbang, rendam aspal dalam bak yang berisi air selama 24
jam. Untuk memudahkan identifikasi setiap benda uji diberikan no.
dan prosentase aspal.

9. Ambil tiga sample aspal yang telah direndam di dalam bak air, lalu
timbang sample tersebut sebagai aspal dalam keadaan jenuh.

KELOMPOK 1 Page 42
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

10. Masukan sample tersebut ke dalam ember yang telah


diikatkan ke timbangan dan catat data berat aspal dalam air.

KELOMPOK 1 Page 43
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

BAB 9
UJI MARSHALL

KELOMPOK 1 Page 44
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

UJI MARSHALL

1. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan
(stabilitas) terhadap kelelehan plastis dari campuran aspal.
Ketahanan addalah kemampuan suatu campuran aspal untuk
menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan
dalam kilogram (kg) atau pound. Kelelehan plastis adalah keadaan
perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu
beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam millimeter
(mm).

2. PERALATAN
Sample aspal yang telah dicetak dan direndam selama 24 jam.

Bak perendam (water bath) dilengkapi dengan suhu minimum 20

Alat uji Marshall

KELOMPOK 1 Page 45
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

Stopwatch

3. PELAKSANAAN
1. Masukkan sample ke dalam water bath yang sudah dinyalakan

hingga skala termometer pada water bath menunjukan 60 .

Pastikan sample aspal terendam seluruhnya. Nyalakan stopwatch,


sampai 30 menit, lalu angkat sample tersebut.

2. Siapkan alat uji Marshall. Atur skala agar jarum menunjuk pada
angka nol. Siapkan kertas untuk menyangga keliling sample aspal
pada alat penjepit sample. Lalu pasangkan kembali alat penjepit ke
alat uji Marshall. Sesuaikan alat uji Marshall, naik turunkan alat
hingga rapat pada penjepit dan skala kelelehan menunjukan angka
nol. Uji marshall siap dilaksanakan.

KELOMPOK 1 Page 46
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

3. Lakukan percobaan marshall pada ketiga sample. Tekan tombol on


pada alat uji Marshall. Tekan tombol push, perhatikan skala
kelelehan, apabila skala menujukan melambat dan berhenti
berputar, hentikan pencetan pada tombol push dan baca skala pada
penunjuk kestabilan. catat skala yang ditunjukan alat uji, dan catat
stabilitas dan kelehan. Ulang uji 2-3 untuk sample sample
berikutnya.

4. PERHITUNGAN
Dalam praktek ini terdapat 3 sample dengan kadar aspal yang sama
(5%)

Sample 1
Berat benda uji : 1138 gram

KELOMPOK 1 Page 47
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

Tinggi : 68,3 mm
Berat benda uji dalam air : 598 gram
Berat benda uji dalam keadaan jenuh :1154 gram

Sample 2
Berat benda uji : 1115 gram
Tinggi : 70,44 mm
Berat benda uji dalam air : 570 gram
Berat benda uji dalam keadaan jenuh : 1134 gram

Sample 3
Berat benda uji : 1103 gram
Tinggi : 69,8 mm
Berat benda uji dalam air : 568 gram
Berat benda uji dalam keadaan jenuh : 1134 gram

KELOMPOK 1 Page 48
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

Kelompok 1

NO A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S
5 68, 113 115 59 55 2,0 246, 0,1 73,0 26,8 26,9 0,3 99,1 23 8152,1 7010,8
1 5 1402,16
% 3 8 4 8 6 5 22 0 6 4 4 7 7 0 2 2
5 70, 111 113 57 56 1,9 246, 0,1 70,5 29,3 29,4 0,3 99,2 17 6025,4 5055,3
2 4 1263,84
% 4 5 4 0 4 8 22 0 7 3 3 3 0 0 8 8
5 69, 110 113 56 56 1,9 246, 0,1 69,5 30,3 30,4 0,3 99,2 19 6982,4 5896,6
3 2,8 2105,96
% 9 3 4 8 6 5 22 0 6 4 4 1 1 7 68 9
29,9 99,2 3,4
5476,04
NILAI RATA-RATA 3 0 0 1684,90

Kelompok 2

N
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S
o
6 67, 115 116 60 2,07 226, 0,1 73,9 25,9 26, 0,4 99, 4.359,6 3.8
1 556 123 6,3 609
% 2 2 2 6 2 18 2 5 2 05 7 08 12 36
6 72, 113 115 54 1,86 226, 0,1 66,6 33,2 33, 0,3 99, 5.174,8 4.2
2 610 146 7,4 571
% 5 9 6 6 7 18 1 5 4 35 3 17 24 23
3 6 67, 113 114 60 542 2,10 226, 0,1 74,9 24,9 25, 0,4 99, 120 4.253,2 3.7 3,4 1.09

KELOMPOK 1 Page 49
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

% 5 8 5 3 0 18 2 4 3 06 9 07 80 22 5
NILAI RATA-RATA (Catatan Nilai Rata-Rata Yang Dipakai Nilai 25, 99, 3.7
4,9 852
No 1 & 2) 55 08 79

Kelompok 3

N
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S
o
7 70, 115 118 60 58 1,98 234,8 0,13 70,8 29,0 29,1 0,46 99,1 26 9215, 7755,7 1803,
1 4,3
% 2 7 3 0 3 5 45 7 28 36 72 8 55 0 44 14 65
7 69, 118 120 63 56 2,08 234,8 0,14 74,3 25,5 25,6 0,55 99,1 13 4749, 4033,9 775,7
2 5,2
% 4 5 0 1 9 3 45 3 27 30 73 8 13 4 50 84 7
7 67, 115 117 61 56 2,03 234,8 0,14 72,6 27,1 27,3 0,51 99,1 10 3544, 3088,0 617,6
3 5
% 7 7 9 1 8 7 45 0 98 62 02 4 33 0 4 59 1
26,4 99,1 3561,0 696,6
NILAI RATA-RATA 5,1
88 23 21 9

Kelompok 4
N
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S
o
8% 70, 114 116 603 56 2,02 226, 0,1 72,2 27,5 27,7 0,5 99,1 2.693,7 2.37
1 76 6,3 376
4 6 9 6 5 18 6 5 9 5 7 0 44 0
2 8% 67, 114 115 499 65 1,73 226, 0,1 61,8 38,0 38,1 0,3 99,2 172 6.096,3 4.97 7,4 672

KELOMPOK 1 Page 50
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN

5 0 7 8 3 18 4 3 4 7 6 3 68 5
8% 65, 112 114 501 64 1,75 226, 0,1 62,4 37,4 37,5 0,3 99,2 2.729,1 2.38
3 77 3,4 702
3 7 5 4 0 18 4 5 1 5 7 3 88 8
NILAI RATA-RATA (Catatan Nilai Rata-Rata Yang Dipakai Nilai 32,6 99,1 2.37
4,9 539
No 1 & 2) 5 7 9

Kadar Aspal VMA (%) VIM (%) Stabilitas Kelelehan MQ


(%) (kg/mm)
5% 29,93 99,20 5476,04 3,40 1684,90
6% 25,55 99,08 3.779 4,9 852
7% 26,488 99,123 3561,021 5,1 696,69
8% 32,65 99,17 2.379 4,9 539

KELOMPOK 1 Page 51
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

2.1 Persyaratan Karakteristik Laston


LL, Berat (2x75
Jenis Pengujian 5% 6%
Tumbukan)
Stabilitas (kg) 550 5476,04 3.779 35
Kelelehan (mm) 2-4 3,40 4,9
Rongga dalam
3-5 99,20 99,08 9
campuran (VIM%)
Kekakuan (MQ) 200-300 1684,90 852 6
Rongga antara agregat
Tabel 2.2 29,93 25,55 2
(VMA%)
Indeks perendaman % 75

Sumber : petunjuk pelaksanaan laston, Binamarga SKBI 2.4.26 1988

Tabel 2.2 Presentase minimum Rongga dalam Agregat


Ukuran Minimum Presentase minimum
Nominal agregat Rongga dalam Agregat
No. 16 1.18 mm 23.5
No. 8 2.36 mm 21.0
No. 4 4.75 mm 18.0
3/8 9.50 mm 16.0
12.50 mm 15.0
19.00 mm 14.0
1 25.00 mm 13.0
11/2 37.50 mm 12.0
2 50.00 mm 11.5
21/2 63.00 mm 11.0

Sumber : Petunjuk pelaksanaan laston Binamarga SKBI-2.4.26-1989

KELOMPOK 1 Page 52
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

VMA
35
32.65
30 29.93
25.55 26.49
25
20
15
10
5
0
5% 5% 6% 6% 7% 7% 8% 8% 9%

Persyaratan Karakteristik Laston


LL, Berat
Jenis (2x75
5% 6% 7% 8%
Pengujian Tumbukan
)
Rongga
antara
Tabel 2.2 29,93 25,55 26,488 32,65
agregat (VMA
%)

VIM
99.25

99.2 99.2
99.17
99.15
99.12
99.1
99.08
99.05

99
5% 5% 6% 6% 7% 7% 8% 8% 9%

Persyaratan Karakteristik Laston


LL, Berat
Jenis (2x75
5% 6% 7% 8%
Pengujian Tumbukan
)

KELOMPOK 1 Page 53
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

Rongga
dalam
3-5 99,20 99,08 99,123 99,17
campuran
(VIM%)

STABILITAS
6000
5,476
5000

4000 3,779 3,561


3000
2,379
2000

1000

0
5% 5% 6% 6% 7% 7% 8% 8% 9%

Persyaratan Karakteristik Laston


LL, Berat (2x75
Jenis Pengujian 5% 6%
Tumbukan)
Stabilitas (kg) Min 550 5476,04 3.779 356

KELELEHAN
6

5 4.9 5.1 4.9


4
3.4
3

0
5% 5% 6% 6% 7% 7% 8% 8% 9%

Persyaratan Karakteristik Laston


Jenis LL, Berat 5% 6% 7% 8%

KELOMPOK 1 Page 54
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

(2x75
Pengujian Tumbukan
)
Kelelehan
2-4 3,40 4,9 5,1 4,9
(mm)

MQ
2000
1684.9
1500

1000
852
696.69
500 539

0
5% 5% 6% 6% 7% 7% 8% 8% 9%

Persyaratan Karakteristik Laston


LL, Berat
Jenis (2x75
5% 6% 7% 8%
Pengujian Tumbukan
)
Kekakuan
200-300 1684,90 852 696,69 539
(MQ)

KELOMPOK 1 Page 55
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

Grafik KAO

0.05 0.06 7.0000000000000007E-2 0.08

KESIMPULAN
Pada hasil praktikum pengujian Marshall kelompok 1 didapatkan nilai
Stabilitas sebesar 170 dan 197 dan nilai Kelelehan sebesar 4 dan 2,8.
Serta nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) yang diperoleh sebesar 5,2%

KELOMPOK 1 Page 56
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN
PERKERASAAN JALAN

PENUTUP

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan LAPORAN
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu baik dosen pengajar maupun para asisten dosen. Kami
menyadari bahwa Laporan Praktikum ini masih jauh dari taraf sempurna.

Kami memohon maaf yang sebesar besarnya bila dalam


penyusunan LAPORAN PERENCANAAN PERKERASAN JALAN ini masih
banyak kekurangan. Terima kasih

KELOMPOK 1 Page 57

Anda mungkin juga menyukai