Anda di halaman 1dari 31

SPTK & TAK

1.1 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


HALUSINASI

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


HALUSINASI

Tanggal : 23 Juni 2016


Pertemuan : 1
Jam : 09.00 WIB
Proses Keperawatan
A. Pra Interaksi
1. Kondisi klien:
Klien mengatakan mendengar suara-suara yang ingin membunuh dirinya. Klien
memukul-mukul, melempar-lempar barang. Klien sering melirik ke sisi kiri dengan
ekspresi marah dan wajah memerah. Klien terlihat cemas dan panik, cara berbicara
cepat dan keras.
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi dengar
3. TUK1:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Klien dapat mengenali halusinasinya
3. Klien dapat mengontrol halusinasi
4. Perencanaan Keperawatan: SP 1 pada Klien
Bina hubungan saling percaya
Mengenal halusinasi.
Melatih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamuallaikum, Selamat pagi bapak! Perkenalkan nama saya Wulan Srigi
Rahayu, bapak bisa panggil saya Wulan. Saya mahasiswi dari Stikes Bina Sehat
PPNI Mojokerto. Saya praktik di ruang Bangsal 7, saya yang akan merawat
bapak. Nama bapak siapa? Bapak lebih suka dipanggil apa?
b. Evaluasi/ Validasi
Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Ada masalah apa di rumah sehingga
bapak dibawa kemari? Apakah bapak bersedia menceritakan sedikit masalah
bapak?
c. Kontrak
Topik: Pak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan yang
sudah bapak alami selama ini, apa yang menyebabkan bapak menjadi seperti
ini?
Waktu : Saya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit, apakah bapak
bersedia?
Tempat: Dimana saya bisa bercakap-cakap dengan bapak? Menurut bapak di
mana tempat yang nyaman untuk bercakap-cakap?
2. Fase Kerja
Pak, coba bapak ceritakan bagaimana suara-suara itu muncul? Suara itu
mengatakan apa? Kapan bapak mendengar suara-suara tersebut? Apa ketika sedang
sendirian atau saat ingin marah? Kemudian bagaimana perasaan bapak ketika
mendengar suara itu? Lalu apa yang bapak lakukan?
Pak, saya akan mengajari bagaimana cara mengontrol halusinasi yang timbul.
Saat suara-suara itu muncul, katakan bahwa bapak tidak percaya dengan suara-suara
itu. Katakan bahwa semua itu bohong. Apa bapak mengerti yang saya katakan? Coba
bapak praktikkan yang saya ajarkan, (bagus bapak).
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah menceritakan apa yang sudah bapak alami
kepada saya? Apa bapak sudah mengerti apa yang disebut halusinasi? Apa bapak
mengerti bagaimana cara mengontrol halusinasi?
b. Evaluasi Objektif
Jadi, sekarang bapak sudah mengerti sedikit mengenai halusinasi dan cara
mengontrolnya
c. Rencana Tindak Lanjut
Besok kita bisa bercakap-cakap lagi. Kita akan latihan berbicara dengan orang
lain saat halusinasi muncul. Apa bapak bersedia?
d. Kontrak
Topik :Besok kita akan latihan berbicara dengan orang lain saat halusinasi
muncul
Waktu : Bapak ingin bertemu dengan saya jam berapa? Bagaimana kalau jam
09.00 WIB setelah selesai sarapan pagi, apa bapak bersedia?
Tempat : Bapak besok ingin bercakap-cakap dimana? Apakah tetap disini atau
bagaimana?
Baiklah kalau begitu kita sudahi percakapan kita hari ini. Terima kasih atas
waktunya, sampai jumpa besok. Assalamualaikum.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


HALUSINASI

Tanggal : 24 Juni 2016


Pertemuan : 2
Jam : 09.00 WIB
Proses keperawatan
A. Pra Interaksi
1. Kondisi klien
Klien sudah mengerti apa itu halusinasi. Klien sudah menemukan cara untuk
menghardik tapi masih mendengar suara-suara yang ingin membunuh dirinya. Klien
memukul-mukul, melempar-lempar barang. Frekuensi melirik ke sisi kiri dengan
ekspresi marah klien sedikit berkurang. Ekspresi masih cemas dan panik. Cara
berbicara cepat dan keras.
2. Diagnosa keperawatan : Halusinasi dengar
3. TUK3 : Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Perencanaan Keperawatan : SP 2 pada Klien
Evaluasi kegiatan yang lalu
Melatih berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul
Masukkan jadwal kegiatan klien
B. Strategi komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi! Saya akan melanjutkan kontrak sesuai
dengan janji bapak kemarin?
b. Evaluasi validasi
Bagaimana perasaan bapak pagi ini, kemarin malam tidurnya nyenyak?
Apakah ada yang sedang bapak fikirkan?
c. Kontrak
Topik : Pak, seperti janji saya kemarin bagaimana kalau kita bercakap-cakap
mengenai cara mencegah/mengontrol halusinasi dengan berbicara dengan
orang lain. Bapak mau kan?
Tempat : Mau dimana bapak ingin bercakap-cakap dengan saya? bagaimana
kalau di teras depan?
Waktu : Saya membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit. Apakah bapak
bersedia?
2. Fase kerja
Cara kedua untuk mencegah atau mengontrol halusinasi yang lain yaitu dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara,
langsung saja cari teman untuk diajak mengobrol. Contohnya seperti ini. Tolong saya
mulai mendengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Bapak katakan, ayo ngobrol
dengan saya, saya sedang dengar suara-suara. Begitu pak.
Coba bapak lakukan seperti contoh saya tadi! Ya seperti itu, coba lakukan sekali
lagi! Ya bagus, latihan terus ya pak!
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah berlatih mengontrol halusinasi dengan
berbicara dengan orang lain?
b. Evaluasi Obyektif
Jadi bapak sudah bisa mengontrol halusinasi dengan berbicara dengan orang
lain
c. Rencana tindak lanjut
Pak besok kita bisa bercakap-cakap lagi? Besok kita akan latihan kegiatan
agar halusinasi tidak muncul ya pak?
d. Kontrak
Topik : Pak bagaimana kalau besok kita latihan kegiatan agar halusinasi yang
bapak alami tidak muncul kembali?
Waktu : Besok kita bertemu lagi jam 09.00 WIB ya pak?
Tempat : Bagaimana kalau besok kita bercakap-cakap di teras saja?
Baiklah kalau begitu kita sudahi pembicaraan kita hari ini. Terima kasih,
sampai jumpa besok. Assalamualaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
HALUSINASI

Tanggal : 25 Juni 2016


Pertemuan : 3
Jam : 09.00 WIB
Proses keperawatan
A. Pra Interaksi
1. Kondisi klien
Klien sudah mengerti cara menghardik dan mau mengobrol dengan orang lain saat
halusinasi muncul. Klien masih mendengar suara-suara yang ingin membunuhnya.
Ekpresi klien lebih rileks dan tidak panik. Cara berbicara lebih pelan, terkadang
membentak.
2. Diagnosa keperawatan: Halusinasi dengar
3. TUK 3 : Klien dapat mengontrol halusinasinya.
4. Perencanaan Keperawatan : SP 3 pada Klien.
Evaluasi SP 1 dan 2
Melatih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
Masukkan jadwal kegiatan klien
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi!! Saya akan melanjutkan kontrak sesuai
dengan janji bapak kemarin?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak pagi ini, kemarin malam tidurnya nyenyak?
c. Kontrak
Topik : Pak sesuai dengan janji, nanti kita akan berlatih melakukan kegiatan
agar halusinasi tidak muncul kembali.
Tempat : Bapak ingin bercakap-cakap di mana? Bagaimana kalau di teras
depan?
Waktu : Mau berapa lama pak? Apakah 15 menit cukup?
2. Fase kerja
Sekarang kita akan mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan yang
bersifat positif, tujuannya agar halusinasi tidak muncul kembali. Contohnya seperti
membaca buku/koran, berolah raga, berdoa, merawat tumbuhan dan yang lainnya.
Bapak suka kegiatan yang seperti apa?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat
positif dan bapak suka tadi?
b. Evaluasi perawat Objektif
Sekarang bapak sudah mengerti bagaimana cara mencegah halusinasi datang
kembali dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif dan bapak
suka.
c. Rencana Tindak lanjut
Bagaimana, bapak mau mencoba kegiatan lain? Ya bagus sekali, bagaimana
kalau kita masukkan ke dalam jadwal. Mau berapa kali dalam sehari? Bagaimana
kalau 2 kali. Selanjutnya bapak coba sendiri ya!
d. Kontrak
Topik : Pak, bagaimana kalau besok di pertemuan berikutnya kita belajar cara
menggunakan obat dengan benar?
Waktu : Besok kita bertemu jam 09.00 WIB ya!
Tempat : Bapak besok ingin bercakap-cakap di mana? Apakah tetap di sini
atau bagaimana?
Baiklah kalau begitu kita sudahi pembicaraan kita hari ini. Terima kasih,
sampai jumpa besok. Assalamualaikum.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


HALUSINASI
Tanggal : 26 Juni 2016
Pertemuan : 4
Jam : 09.00 WIB
Proses keperawatan
A. Pra Interaksi
1. Kondisi pasien
Klien bisa mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, berbicara dengan
orang lain serta melakukan kegiatan yang bersifat positif dan disukai. Klien masih
mendengar suara-suara yang ingin membunuhnya. Ekpresi rileks dan tidak panik.
Cara berbicara pelan dan lembut.
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi pendengaran
3. TUK5 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar untuk mengendalikan
halusinasi.
4. Perencanaan Keperawatan : SP 4 klien
Evaluasi kegiatan SP 1, 2 dan 3
Menanyakan pengobatan sebelumnya
Menjelaskan tentang pengobatan (yang benar)
Melatih klien minum obat
Masukkan dalam jadwal
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi! Saya akan melanjutkan kontrak sesuai
dengan janji bapak kemarin.

b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan bapak pagi ini, kemarin malam tidurnya nyenyak?
c. Kontrak
Topik : Sekarang kita akan membahas tentang obat yang setiap hari bapak
minum. Apa bapak bersedia?
Waktu : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 25 menit?
Tempat : Bapak ingin berbincang-bincang di mana? Bagaimana kalau di teras
depan?
2. Fase Kerja
Sebelumnya bapak sudah minum obat apa saja? Coba tolong anda sebutkan?
Pengobatan apa saja yang sudah anda lakukan? Adakah bedanya setelah anda
meminum obat secara teratur? Apakah suara-suara yang anda dengar sudah
berkurang atau bahkan sudah hilang? Minum obat sangat penting agar suara-suara
yang anda dengar selama ini tidak muncul lagi. Bapak, saya mau menjelaskan
beberapa macam obat yang harus anda minum, ini yang warna orange namanya
(CPZ) diminum 3 sehari pukul 07.00 WIB, pukul 13.00 WIB dan pukul 19.00 WIB.
Gunanya untuk membuat pikiran anda tenang. Ini yang berwarna putih namanya
(THP) diminum 3 sehari pada jam yang sama dengan obat warna orange pukul
07.00 WIB, pukul 13.00 WIB dan 19.00 WIB. Gunannya untuk rileks dan tidak kaku.
Sedangkan yang warna merah jambu ini (HP) diminum 3 sehari, waktunya sama,
gunannya untuk menghilangkan suara-suara. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya
tidak boleh berhenti diminum, nanti konsultasinya dengan dokter, sebab kalau putus
obat anda akan mrngalami kekambuhan dan akan sulit untuk mengembalikan
keadaan semula. Kalau obat habis anda dapat minta ke dokter untuk mendapatkan
obat lagi. Anda juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini, dan pastikan
obatnya benar. Dan harus diperhatikan juga ada nama anda yang tercantum dalam
kemasan obat jangan sampai tertukar dengan obat orang lain, pastikan obatnya
diminum tepat pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah
makan dan tepat pada waktunya. Bapak juga harus perhatikan jumlah obat sekali
minum dan harus cukup minum 10 gelas per hari.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi (subjektif)
Bagaimana perasaan bapak setelah belajar cara minum obat dengan benar?
b. Evaluasi (objektif)
Sekarang bapak sudah bisa minum obat dengan benar.
c. Rencana tindak lanjut
Bapak bisa melakukan sendiri kegiatan yang sudah kita pelajari bersama.
Semoga bapak bisa melakukan kegiatan minum obat dengan benar dan teratur.
d. Kontrak
Topik : Untuk pertemuan selanjutnya saya akan menjelaskan pada keluarga
bapak bagaimana cara merawat bapak secara langsung dan lusa keluarga bapak
akan bertemu dengan bapak dan mencoba merawat bapak seperti apa yang
sudah saya jelaskan
Waktu : Bagaimana kalau besok jam 09:00 bertemu lagi dengan saya dan
keluarga bapak.
Tempat : Tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di tempat biasa saja?
Baiklah kalau begitu kita sudahi pembicaraan kita hari ini. Terima kasih,
sampai jumpa besok. Assalamualaikum!
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
HALUSINASI

Tanggal : 27 Juni 2016


Pertemuan : 5
Jam : 09.00 WIB
Proses keperawatan
A. Pra Interaksi
1. Kondisi pasien
Klien bisa mengontrol halusinasi dan minum obat dengan benar dan tepat.
Ekspresi klien rileks. Cara bicara pelan dan lembut.
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi dengar
3. TUK4 : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
4. Perencanaan Keperawatan : SP 1 Keluarga
BHSP
Menjelaskan tentang halusinasi klien
Menjelaskan cara merawat klien
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a.Salam terapeutik
Selamat pagi mas, apa benar mas keluarga dari Tn. H? Kalau boleh tau mas
apanya Tn. H? Perkenalkan nama saya Wulan Srigi Rahayu. Mas bisa panggil
saya Wulan. Saya mahasiswa dari Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto, Saya
praktik di ruang Bangsal 7, Saya yang merawat Tn. H selama seminggu ini. Maaf
nama Mas Siapa? Dan suka dipanggil apa?
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana kondisi Tn. H hari ini mas? Apakah sudah ada perkembangan?
c. Kontrak
Topik : Baiklah mas, bagimana kalau kita membicarakan tentang masalah
keluarga dalam merawat Tn. H, penjelasan apa itu halusinasi, serta cara
merawat Tn. H
Waktu : Mas mau berapa lama? Bagaimana kalau 25 menit?
Tempat : Mau berbincang-bincang di mana? Bagaimana kalau di ruangan ini
saja?
2. Fase Kerja
Mas, menurut cerita Tn. H sering mendengar suara-suara yang menakutkan,
inilah yang menjadi penyebab Tn. H mengamuk, membanting barang-barang dan
memukul-mukul. Saya sudah mengajarkan cara-cara untuk mengontrol halusinasi.
Jika Tn. H bercerita tentang halusinasinya, katakan bahwa mas percaya dengan apa
yang dikatakanya, namun mas tidak mendengar suara itu. Kemudian ajak Tn. H
melakukan kegiatan di rumah untuk menyibukkan diri, jangan biarkan sendiri,
ajaklah makan bersama, supaya meminimalisir munculnya halusinasi. Apa mas bisa
melakukannya? Bagus.
Mas disini Tn. H mengalami halusinasi. Apabila masalah halusinasi ini tidak
diatasi, maka seseorang bisa beresiko melakukan perilaku kekerasan, yaitu
mencelakai diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Tanda-tanda orang
berhalusinasi yaitu; sering berbicara sendiri, melamun, benunjuk-nunjuk dan melihat
ke arah tertentu, dll.
Untuk menghadapi keadaan yang demikian, mas dan anggota keluarga lainnya
harus sabar menghadapi Tn. H. Untuk merawat Tn. H ini, keluarga perlu melakukan
beberapa hal. Pertama, keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Tn.
H yang caranya adalah bersikap peduli dengan Tn. H dan jangan ingkar janji. Kedua,
keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada Tn. H untuk bisa
mengontrol halusinasinya. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi Tn.
H.
Selanjutnya jangan biarkan Tn. H sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-
cakap dengan Tn. H. Misalnya, beribadah bersama, makan bersama, rekreasi,
melakukan kegiatan rumah tangga bersama.
Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu?
Begini contoh komunikasinya ya mas: Pak lihat sekarang bapak sudah bisa
bercakap-cakap dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Saya
senang sekali melihat perkembangan bapak. Coba bapak berbincang-bincang dengan
saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang bapak ikut sholat
berjamaah. Kalau di rumah sakit ini bapak sholat di mana? Kalau nanti di rumah,
bapak sholat bersama-sama keluarga atau di mushola kampung?
Bagaimana mas sudah mengerti? Ya bagus sekali. Nanti kalau bertemu dengan
Tn. H, jangan lupa mas melakukan hal itu.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi (subjektif)
Bagaimana, apa mas mengerti dengan penjelasan saya? Coba mas ulangi lagi
apa yang dimaksud dengan halusinasi dan tanda-tanda orang mengalami
halusinasi? Lalu bagaimana cara menghadapi dan merawat klien halusinasi?
b. Evaluasi (objektif)
Bagus sekali mas, mas bisa memberikan contoh cara merawat Tn. H seperti
yang sudah saya contohkan tadi?
c. Rencana tindak lanjut
Mas bisa melakukan kegiatan yang sudah kita pelajari hari ini bersama Tn. H,
mas juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain untuk menerapkan hal ini saat
di rumah agar lebih mudah menyelesaikan masalah ini.
d. Kontrak
Topik : Baik mas, saya kira pertemuan hari ini cukup sampai disini, kapan kita
bisa bertemu lagi untuk melakukan secara langsung kepada Tn. H? Apakah mas
bersedia?
Waktu : Bagaimana kalau jam 09:00?
Tempat : Tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di tempat ini saja?
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita hari ini. Terima kasih,
sampai jumpa besok. Assalamualaikum!
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
HALUSINASI

Tanggal : 29 Juni 2016


Pertemuan : 6
Jam : 09.00 WIB
Proses keperawatan
A. Pra Interaksi
1. Kondisi
Klien mendapat dukungan dari keluarga. Klien dan keluarga mengatakan sudah
bisa mengidentifikasi penyebab dari masalah yang dihadapi oleh klien. Keluarga
tampak sudah bisa menjelaskan tentang halusinasi dan cara merawat klien halusinasi.
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi dengar
3. TUK4 : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
4. Perencanaan Keperawatan : SP 2 pada Keluarga
Evaluasi SP 1 Keluarga
Latih keluarga merawat klien (langsung)
RTL keluarga untuk merawat klien
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi, mas keluarga dari Tn. H? Masih ingat dengan kontrak mas
kemarin?
b. Evaluasi/ validasi
"Bagaimana perasaan mas dan bapak hari ini?"
Bagaimana latihannya yang kemarin untuk mengajak berinteraksi Tn. H,
sudah diperaktikkan di rumah dengan keluarga yang lain? Masih ingat dengan apa
yang sudah dicontohkan teman saya kemarin?
c. Kontrak
Topik : Baiklah mas, saya disini akan melihat bagaimana cara mas
berinteraksi dengan Tn. H seperti yang perawat Fitria ajarkan kemarin.
Bagaimana kalau sekarang kita mulai praktikkan langsung kepada Tn. H.
Apakah mas bersedia?
Waktu : Mas mau berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?
Tempat : Mas mau mempraktikkannya di mana?
2. Fase Kerja
Apa mas sudah melakukan apa yang kita perbincangkan kemarin pada Tn. H?
Bagaimana respon Tn. H? Coba sekarang mas mengajak klien berinteraksi!
Mas, sudah banyak kita lihat perubahan yang terjadi pada Tn. H. Tn. H sudah
lumayan mampu saat kita ajak berinteraksi dan sudah bisa mengontrol halusinasinya,
tidak seperti sebelumnya.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi (subjektif)
Bagaimana, apa mas sekarang mulai bisa mengawasi perkembangan Tn. H
dengan baik?
b. Evaluasi (objektif)
Apa mas bisa melakukan yang kita pelajari bersama tadi saat di rumah?
c. Rencana tindak lanjut
Mas juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain, sehingga nanti bisa
mempermudah dan dapat membantu klien untuk berinteraksi, baik dalam keluarga
maupun dalam lingkungan sekitar. Jangan lupa selalu lakukan hal ini ya
khususnya untuk keluarga klien, agar tidak terjadi hal seperti kemarin lagi.
d. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk latihan langsung
dengan Tn. H apakah Mas bersedia?
Waktu : Bagaimana kalau besok jam 09.00 WIB. Apakah mas bersedia?
Tempat : Bagaimana kalau besok berbincang-bincang di tempat ini saja?
Baiklah kalau begitu kita sudahi pembicaraan kita hari ini. Terima kasih,
sampai jumpa besok. Assalamualaikum!

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


HALUSINASI

Tanggal : 30 Juni 2016


Pertemuan : 7
Jam : 09.00 WIB
Proses keperawatan
A. Pra Interaksi
1. Kondisi
Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
Keluarga sudah mampu merawat klien dengan halusinasi. Interaksi klien dengan
keluarga sudah lebih baik.
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi dengar
3. TUK 4 : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
4. Perencanaan Keperawatan : SP 3 pada Keluarga
Evaluasi SP 1 dan 2
Latih keluarga merawat pasien (langsung)
RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat klien
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi! Saya akan melanjutkan kontrak sesuai janji
mas kemarin.
b. Evaluasi/ validasi
"Bagaimana latihannya kemarin? Sudah dipraktikkan belum? Bagus
c. Kontrak
Topik : "Hari ini saya akan menjelaskan bagaimana membantu klien minum
obat dengan baik dan benar. Apa mas bersedia?
Waktu: Hari ini kita akan berbincang-bincang kurang lebih selama 20 menit."
Tempat:"Mas ingin berbincang-bincang di mana? Di sini saja bagaimana?
2. Fase Kerja
"Mas, saya mau menjelaskan beberapa macam obat yang harus Tn. H minum, ini
yang warna orange namanya (CPZ) diminum 3 sehari pukul 07.00 WIB, pukul
13.00 WIB dan pukul 19.00 WIB. Gunanya untuk membuat pikiran Tn. H tenang. Ini
yang berwarna putih namanya (THP) diminum 3 sehari pada pukul 07.00 WIB,
pukul 13.00 WIB dan 19.00 WIB. Gunannya agar rileks dan tidak kaku. Sedangkan
yang warna merah jambu ini (HP) diminum 3 sehari, waktunya sama, gunannya
untuk menghilangkan suara-suara. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak
boleh berhenti diminum, sebab kalau putus obat Tn. H akan mrngalami kekambuhan
dan akan sulit untuk mengembalikan keadaan semula. Harus diperhatikan juga ada
nama Tn. H yang tercantum dalam kemasan obat jangan sampai tertukar dengan obat
orang lain, pastikan obatnya diminum tepat pada waktunya, dengan cara yang benar,
Yaitu diminum sesudah makan. Mas juga harus perhatikan jumlah obat sekali minum
dan harus cukup minum 10 gelas per hari.
3. Fase Terminasi
a.Evaluasi (subjektif)
"Apa mas mengerti dengan penjelasan saya?"
b. Evaluasi (objektif)
"Coba mas ulangi apa yang sudah saya jelaskan barusan!"
c. Rencana tindak lanjut
"Mulai sekarang mas bisa membantu klien minum obat dengan benar dan
tepat"
d. Kontrak
Topik: Bagaimana jika besok kita atur pertemuan lagi untuk melakukan
evaluasi dari apa yang telah diajarkan kepada mas mulai pertemuan pertama
hingga sekarang? Dan untuk mengevaluasi bagaimana perkembangan Tn. H
setelah kita lakukan beberapa tindakan perawatan.
Waktu: "Besok kita bertemu jam 09.00 WIB. Apa mas bersedia?
Tempat: Bagaimana kalau besok bertemu di tempat ini lagi?
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita hari ini. Terima kasih,
sampai jumpa besok. Assalamualaikum.
1.2 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
1.2.1 Latar Belakang

Terapi kelompok adalah bentuk terapi modalitas yang didasarkan


pada pembelajaran hubungan interpersonal (individu dengan individu lain). Klien
mengalami konflik yang bersumber dari intrapersonal maupun dari interpersonal.
Dengan bergabung dalam kelompok, klien dapat saling bertukar pikiran
dan pengalamannya dan mengembangkan pola perilaku yang baru. Keliat dan Akemat (2004)
menambahkan bahwa terapi kelompok merupakan metode pengobatan ketika klien ditemui
dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.
Fokus terapi kelompok adalah membuat sadar diri (self awereness). Peningkatan
hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.Terapi kelompok merupakan
suatu psikoterapi yang dilakukukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi
satu sama lain yang dipimpin ataudiarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan
jiwa yang telah terlatih.(Pedoman Rehabilitas Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di
Indonesia).
B. Jenis-Jenis TAK
Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang paling
banyak ditemukan dikelompok adalah sebagai berikut:
1. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai berinteraksi
dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik)
2. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori)
3. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah mengontrol halusinasinya,
klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan sehat secara fisik)
4. TAK stimulasi persepsi: halusinasi (untuk klien dengan halusinasi)
5. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah)
6. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang dapat
berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara fisik).
C. Persiapan lingkungan
- Ventilasi baik
- Penerangan cukup
- Suasana tenang
- Pengaturan tempat duduk (setting)
D. Kriteria pasien:
Klien dengan gangguan konsep diri : Halusinasi
Sehat secara fisik
Kooperatif
1. Leader
Bertugas :
a. Memimpin Jalannya Acara
b. Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
c. Menetapkan jalannya tata tertib
d. Menjelaskan tujuan diskusi
e. Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi pada
kelompok terapi diskusi tersebut.
f. Kontrak waktu
g. Menyimpulkan hasi kegiatan
h. Menutup acara
2. Co Leader
Bertugas :
a. Mendampingi leader jika terjadi bloking
b. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
c. Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
3. Observer
Betugas :
a. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
b. Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
c. Mengobservasi perilaku pasien
4. Fasilitator
Bertugas :
a. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan
b. Mendampingi peserta TAK
c. Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
d. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
5. Anggota
Bertugas : Menjalankan dan mengikuti kagiatan terapi

E. Setting
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran
b. Tempat tenang dan nyaman
L O
F Co
OP
K K

F F
K
Ket :
L : Leader
Co : Co. Leader
F : Fasilitator
O : Observer
K :Kklien
OP: Operator
F. Alat
1) Spidol
2) Papan tulis
3) Sound
G. Metode TAK Stimulasi Persepsi
1) Diskusi
2) Permainan
H. Waktu dan Pelaksanaan
Hari/Tgl : Rabu, 31 Juni 2016
Tempat Pertemuan : Rumah Sakit Jiwa STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
Waktu : 09.00 s.d Selesai
Lamanya : 45 menit
Kegiatan : Terapi Aktifitas kelompok Halusinasi
Jumlah Anggota : 6 Orang
Jenis TAK : Halusinasi
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI I : MENGENAL HALUSINASI

A. Tujuan
1. Klien mengenal isi halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi
4. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi
B.Setting
1. Kelompok berada di ruang yang tenang
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
1. Sound system
2. Spidol
3. Papan tulis
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
E.Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori
persepsi: Halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main
a) Masing-masing klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan
b) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin pada
terapis
c) Lama kegiatan 45 menit
d) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). terapis meminta klien
memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang
berada di sebelah kiri terapis, searah jarum jam. Kemudian menulisnya di papan.
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing klien
membagi pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan menceritakan :
1) Isi halusinasi
2) Waktu terjadinya
3) Frekuansi halusinasi
4) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi
c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan dimulai dari
klien yang berada disebelah kiri terapis seterusnya bergiliran searah jarum jam.
Kemudian menulisnya di papan.
d. Setelah seorang klien menceritakan pengalaman halusinasi, terapis mempersilahkan
klien yang lain untuk bertanya max 3 pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.
f. setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya, terapis memberikan pujian.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera
menghubungi perawat atau teman lain.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu belajar
mengontrol halusinasi
2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK berikutnya.
F. Evaluasi dan Dokumentasi
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

1. Menyebutkan isi halusinasi

2 Menyebutkan waktu
halusinasi

3. Menyebutkan frekuensi
halusinasi

4. Menyebutkan perasaan bila


halusinasi timbul

Petunjuk : Dilakukan = 1

Tidak dilakukan = 0

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI II : MENGONTROL HALUSINASI : MENGHARDIK

A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakuan untuk mengatasi halusinasi.
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi.
3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
B. Setting
1. Klien duduk melingkar.
2. Kelompok di tempat yang tenang.
C. Alat
Sound system
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
b. Mempersiapkan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapiutik : terapis mengucapkan salam.
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a) Lama kegiatan 45 menit.
b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir.
c) Jika akan meninggalkan kelompok, klien harus meminta izin.
3. Kerja
a. Terapis meminta masing-masing klien secara berurutan searah dengan jarum jam
menceritakan apa yang dilakukan jika mengalami halusinasi dan apakah itu bias
mengatasi halusinasinya.
b. Setiap selesai klien menceritakan pengalamannya, terapis memberikan pujian dan
mengajak peserta yang lain memberikan tepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat
halusinasi muncul.
d. Terapis memperlihatkan cara menghardik halusinasi.
e. Terapis meninta masing-masing klien memperagakan menghardik halusinasi
dimulai dari peserta disebelah kiri terapis berurutan jarum jam sampai semua
peserta mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak klien bertepuk tangan saat klien selesai
memperagakan menghardik halusinasi.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
Terapis mengajurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah dipelajari jika
halusinasi muncul.
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya, yaitu belajar
mengontrol halusinasi dengan cara lain.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK.

F. Evaluasi dan Dokumentasi


No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

1. Menyebutkan cara yang


selama ini digunakan untuk
mengatasi halusinasi

2. Menyebutkan efektivitas cara

3. Menyebutkan cara mengatasi


halusinasi dengan
menghardik

4. Meperagakan mengahrdik
halusinasi
Petunjuk : Dilakukan = 1
Tidak dilakukan = 0

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI III : MENYUSUN JADWAL KEGIATAN

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk mencegah munculnya
halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam.
B. Setting
1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja.
2. Lingkungan tenang dan nyaman.
C. Alat
1. Kertas HVS sejumlah peserta
2. Pensil
3. Spidol white board
4. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan:
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK.
b. Terapis membuat kontrak dengan klien.
2. Orientasi:
a. Salam terapiutik: Terapis mengucapkan salam.
b. Evaluasi / validasi:
1) Terapis menanyakan keadaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan.
2) Terapis menjelaskan aturan permainan:
a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
b) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis.
c) Waktu TAK adalah 90 menit.
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan langkah-langkah kegiatan.
b. Terapis membagikan kertas satu lembar dan masing-masing sebuah pensil untuk
masing-masing klien.
c. Terapis menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam mencegah terjadinya
halusinasi.
d. Terapis memberi contoh cara menyusun jadwal dengan menggambarkannya
dipapan tulis.
e. Terapis meminta masing-masing klien menyusun jadwal aktivitas dari bangun
pagi sampai dengan tidur malam.
f. Terapis membimbing masing-masing klien sampai berhasil menyusun jadwal.
g. Terapis memberikan pujian kepada masing-masing klien setelah berhasil
menyusun jadwal.
4. Terminasi:
a. Evaluasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa menyusun jadwal.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut: Terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas
tersebut.
c. Kontrak yang akan datang:
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK.
F. Evaluasi dan Dokumentasi
No Aspek yang di nilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan pentingnya
aktivitas dalam mencegah
halusinasi.

2 Menyebutkan jadwal kegiatan


harian.

Petunjuk : Dilakukan = 1, Tidak dilakukan = 0

TAK STIMULASI PERSEPI MENGONTROL HALUSINASI

SESI IV : CARA MINUM OBAT YANG BENAR

A. Tujuan
1. Klien dapat mengetahui jenis-jenis obat yang diminumnya.
2. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur.
3. Klien mengetahui 5 benar dalam minum obat.
4. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat.
5. Klien mengetahui akibat jika putus obat.
B. Setting
1. Klien duduk melingkar.
2. Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman.
C. Alat
1. Contoh obat-obatan.
2. Spidol white board
3. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat.
b. Terapis membuat kontrak dengan klien.
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik: terapis mengucapkan salam kepada klien.
b. Evaluasi /validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL TAK
sebelumnya)
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK.
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK:
a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir.
b) Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin kepada terapis.
c) Lama waktu TAK 60 menit.
3. Kerja
a. Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada masing-
masing klien.
b. Terapis menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai anjuran.
c. Terapis meminta klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat, secara
bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada disebelah kiri
terapis.
d. Terapis menjelaskan akibat jika tidakl minum obat secara teratur.
e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak minum
obat secara teratur.
f. Terapis menjelaskan 5 benar ketika menggunakan obat: benar obat, benar klien,
benar waktu, benar cara, benar dosis.
g. Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat sesuai
contoh obat yang ada pada klien.
h. Terapis meminta klien menyebutkan jenis obat, dosis masing-masing obat, cara
menggunakan, waktu menggunakan dan efek obat (efek terapi dan efek samping)
sesuai dengan contoh obat yang ada ditangan klien masing-masing. Secara
berurutan searah jarum jam, dimulai dari sebelah kiri terapis.
i. Terapis memberikan pujian dan mengajak klien bertepuk tangan setiap kali klien
menyebutkan dengan benar.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk meminum obat secara teratur.
2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien dapat menghubungi
perawat yang saat itu bertugas.
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapis menyepakati kegiatanh TAK berikutnya.
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK.
F. Evaluasi dan Dokumentasi

No Aspek yang dinilai Nama Peserta TAK


1 Menyebutkan pentingnya
minum obat secara teratur.

2 Menyebutkan akibat jika


tidak minum obat secara
teratur.

3 Menyebutkan jenis obat

4 Menyebutkan dosis obat

5 Menyebutkan waktu minum


obat

6 Menyebutkan cara minum


obat yang tepat

7 Menyebutkan efek terapi obat

8 Menyebutkan efek samping


obat.

Petunjuk : Dilakukan = 1
Tidak dilakukan = 0

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI V : MENGONTROL HALUSINASI : BERCAKAP-CAKAP

A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
2. Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai mengalami halusinasi
B. Setting
1. Tempat TAK diruangan tenang dan nyaman.
2. Klien duduk melingkar.
C. Alat
1. Spidol
2. White Board
D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Simulasi
E. Langkah-langkah
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien.
2. Orientasi
a. Salam: terapis mengucapkan salam kepada klien.
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan kabar klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menerapkan 3 cara lainnya (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan
terarah, dan minum obat secara teratur).
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK.
2) Terapis menjelaskan waktu kegiatan adalah 60 menit.
3) Terapis menjelaskan aturan main.
a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan.
b) Bila klien ingin keluar dari kelompok, harus meminta izin pada terapis.
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya berbincang-bincang dengan orang lain untuk
mengatasi halusinasi.
b. Terapis meminta kepada klien situasi yang sering dialami sehingga mengalami
halusinasi. Klien secara bergantian bercerita, dimulai dari sebelah kiri terapis
searah jarum jam sampai semua klien mandapat giliran.
c. Terapis m,emperagakan bercakap-cakap dengan orang lain jika ada tanda-tanda
halusinasi muncul.
d. Klien diminta memperagakan hal yang sama secara bergantian , dimulai dari klien
yang duduk disebelah kiri terapis, searah jarum jam sampai semua mendapat
giliran.
e. Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai memperagakan.
4. Terminasi
a. Evaluasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap-cakap dengan orang
lain bila mulai mengalami halusinasi.
2) Mendorong klien untuk memulai bercakap-cakap bila ada klien lain yang mulai
mengalami halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya.
F. Evaluasi dan Dokumentasi

No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan pentingnya
bercakap-cakap ketika
halusinasi muncul

2 Menyebutkan cara bercakap-


cakap

3 Memperagakan saat mulai


bercakap-cakap

Petunjuk : Dilakukan = 1
Tidak dilakukan =0

Anda mungkin juga menyukai