Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TEORI-TEORI PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Kurikulum dan Pembelajaran
Dosen pengampu: Dr. Ali Muhtadi, M.Pd.

Disusun Oleh :

Rahmadi Budi Hartomo (15105241006)


Rustam Ali Sodiqin (15105241031)
Nurul Hidayah (15105244002)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar teori pendidikan?
2. Apa saja teori-teori dalam pendidikan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui dasar teori pendidikan berdasarkan aliran-aliran filsafat.
2. Mengetahui teori-teori belajar menurut para ahli.

3. Manfaat
A. Member arah serta tujuan mana yang akan dicapai.
B. Untuk memperkecil kesalahan dalam praktik, atas dasar teori-teori pendidikan,
diketahui mana yang boleh dana mana yang tidak boleh dilakukan.
C. Berfungsi sebagai tolok ukur, sejauh mana kita telah berhasil melaksanakan tugas
dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

Teori sebuah sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan dan memprediksi


(Sagala, 2006:4), Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, Mudyaharjo dalam Sagala
(2006:3), sehingga teori pendidikan adalah suatu teori yang mengemukan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pendidikan, misalnya mengenai kurikulum, kegiatan belajar, proses
pengajaran, sistem belajar dan lain-lain. Dalam hal ini kurikulum memiliki keterkaitan yang
erat dengan teori pendidikan. Ada empat macam teori pendidikan, seperti berikut ini :
1. Teori Pendidikan Klasik
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, yang memandang bahwa
pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan
budaya. Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada
prosesnya. Isi pendidikan atau bahan pengajaran diambil dari sari ilmu pengetahuan yang
telah dietmukan dan dikembangkan oleh para ahli di bidangnya dan disusun secara logis
dan sistematis. Misalnya teori fisika, biologi, matematika, bahasa, sejarah dan sebagainya.
Ada tiga model landasan filsafat pendidikan klasik yaitu perenialisme, esensialisme,
dan eksistensialme. Keduanya memiliki pandang yang sama tentang masyarakat, bahwa
masyarakat bersifat statis.
a. Perenialisme
Filsafat Perenalisme memandang bahwa situasi di dunia dewasa ini penuh
dengan kekacauan, ketidakpastian terutama dalam hal moral intelektual dan sosio
kultural, Aliran Perenalisme lebih mementingkan social berorientasi pada masa lalu dan
beranggapan nilai-nilai yang sudah ditemukan oleh leluhur. Sehingga ketika tidak ada
kesesuai berakibat terjadinya penyimpangan (Kesepakatan pada masa lalu). Berlaku
universal tidak berubah
Perenialisme menekan bahwa kemutlakan, kelanggengan, dan pikiran hendaknya lebih
diutamakan dari pada perubahan ,untuk mengatasi kekacau tersebut para kaum
perenialis mengatasinya dengan cara berjalan mundur kebelakang dengan
menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi
pandangan hidup masyarakat kuno. Mereka lebih berorentasi ke masa lampau dan
kurang mementingkatkan tuntutan-tuntutan masyarakat yang berkembang pada
sekarang (Sukmadinata, 2009:8). Mereka percaya bahwa pandangan tersebut memiliki
kualitas yang dapat dijadikan tuntutan hidup (Sadulloh, 2012:151). Di dalam dunia
yang tidak menentu seperti sekarang ini tidak ada satupun yang lebih bermanfaat
daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik. Dalam
pendidikan perenialisme ini lebih menekankan pada humanitas, pembentukan pribadi,
dan sifat-sifat mental. Sedangkan kurikulum menurut para kaum perenalis harus
menekankan pada pertumbuhan intelektual siswa pada seni dan sains. Untuk menjadi
terpelajar secara kultur karena seni dan sains merupakan karya terbaik paling
signifikan yang diciptakan manusia.

b. Esensialisme
Esensialis merupakan penerapan yang mementingkan sains (Ilmu) sehingga anak
memiliki potensi yang sama . Penekanannya pada pembentukan intelektual, logika dan
kedisiplinan. Pelajaran sangat berstruktur dengan materi pewarisan budaya dan
pengajarannya berpusat pada guru.
Esensialisme berkembang di Amerika Serikat dalam mayarakat industri.
Pendidikan ini lebih mengutamakan sains daripada humnistis. Mereka lebih pragmatis,
pendidikan diarahkan dalam mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke dunia kerja.
Konsep ini lebih berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang. Isi pengajaran
lebih diarahkan kepada pembentukam keterampilan dan pengembangan kemampuan
vocational. Para esensial bersifat praktis mengutamakan kerja, mereka menghargai seni,
keindahan dan humanistis sepanjang hal itu mendukung kehidupan sehari-hari,
kehidupan produktif. Tujuan utama pendidikan, menurut para esensialis adalah
(1) memperoleh pekerjaan yang lebih baik,
(2) dapat bekerja sama lebih baik dengan orang dari berbagai tingkatan/lapisan
masyarakat
(3) memperoleh pengahasilan lebih banyak. Mereka berfikiran praktis bahwa
pendidikan adalah jalan untuk mencapai sukses dalam kehidupan, terutama sukses
secara ekonomis (Sukmadinata, 2009:9).

c. Eksistensialisme
Filsafat eksistensialisme berpendapat bahwa kebenaran adalah eksistensi atau adanya
individu manusia itu sendiri. Kebenaran menurut aliran filsafat ini adalah bergantung
pada keputusan orang itu sendiri. Pendidikan menurut filsafat ini bertujuan
mengembangkan kesadaran individu, memberi kesempatan untuk bebas memilih etika,
mendorong pengembangan pengetahuan diri sendiri, bertanggung jawab sendiri dan
mengembangkan komitmen sendiri.

2. Teori Pendidikan Pribadi


Teori pendidikan ini berasal dari sebuah asumsi bahwa anak telah memiliki
potensi-potensi tertentu semenjak dia dilahirkan. Pendidikan yang didapat oleh anak
selanjutnya harus disesuaikan dengan latar belakang dan minat si anak sebagai pelaku
utama pendidikan. Guru hanya bersifat membimbing dan pendorong semangat belajar
anak. Ada anak yang tidak suka belajar dalam kelas tapi sekali dia melihat guru sedang
menerangkan pasti langsung terserap dalam otaknya. Tanpa perlu penjelasan terlalu dalam
dia bisa menyerap semua pelajaran dengan mudah.
Teori Pendidikan Pribadi terdiri dari 2 Aliran yaitu
A. Aliran Progresif : Nilai-nilai saat ini dan kedepan, Menghargai perbedaan antara
individu (tidak mempersoalkan kemampuan anak).
Tokoh Aliran Progresif Francis Parker dan John Dewey memandang bahwa peserta
didik merupakan satu kesatuan yang utuh. Materi pengajaran berasal dari pengalaman
peserta didik sendiri yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Kurikulumnya
adalah kehidupan itu sendiri, artinya kurikulum tidak dibatasi pada hal-hal yang
bersifat akademik saja, karena semua pengetahuan adalah merupakan produk berpikir
melalui pengalaman. Pendidik lebih merupakan ahli dalam metodologi dan membantu
perkembangan peserta didik sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masing-
masing.
B. Aliran Romantik : Menfasilitasi anak sehingga dapat berkembang secara ilmiah
Teori pendidikan romantik berawal dari pemikiran J.J Rouseau tentang tabula rasa,
yang memandang setiap individu dalam keadaan fitrah, memiliki nurani kejujuran,
kebeneran dan ketulusan dan siap diisi dengan pengetahuan-pengetahuan.

3. Teori Pendidikan Teknologik


Teknologi pendidikan merupakan suatu konsep pendidikan yang memiliki
persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam
menyampaikan informasi namun terdapat perbedaan yaitu dalam pedndiikan ini
pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis lebih
diutamakan.
Isi pendidikan disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan
disampaikan dengan media elektronika, dan para peserta didik belajar secara
individual. Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-
pola kegiatan secara efisien. Keterampilan barunya segera digunakan dalam
masyarakat, sedangkan pendidik berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak
tugas-tugas pengelolaan daripada penyampaian dan pendalaman bahan.
Teori ini merupakan teori pendidikan non-klasik, karena melibatkan teknologi
dalam prosesnya seiring perkembangan zaman.

Dalam proses pendidikan tentunya ada proses penyampaian informasi dari seorang
guru kepada muridnya. Dalam hal ini teknologi berperan untuk meningkatkan kinerja para
pendidik dalam menyampaikan informasi itu. Teori pendidikan teknologi lebih
mengutamakan pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan
praktis. Jadi dalam teknologi pendidikan budaya lama dalam pendidikan itu sendiri akan
berkembang atau berubah menjadi baru. Teknologi dalam pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan cara baru dalam proses pembelajaran sehingga anak akan terbatu dengan
lebih cepat dalam mencapai tujuan pendidikan. Misalnya melalui, buku atau elektronik
seperti newsletter atau email.
Teknologi memengaruhi kurikulum dapat dilhat dari dua sisi, yaitu sisi penerapan
hasil-hasil teknologi dan penerapan teknologi sebagai sesuatu sistem. Sisi pertama yang
berhubungan dengan penerapan teknologi adalah perencanaan yang sistematis dengan
menggunakan media atau alat dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan dan pemanfaatan
alat tersebut semata-mata untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Dengan penerapan hasil-hasil teknologi sebagai alat, diasumsikan pembelajaran akan lebih
berhasil secara efektif dan efesien.
Contoh Penerapan teknologi diantarannya adalah pembelajaran dengan bantuan komputer,
Pengajaran melalui radio, film, video, DLL.
Teknologi sebagai suatu sistem, menekankan kepada penyusunan program
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sitem yang ditandai dengan perumusan
tujuan khusus sebagai tujuan tingkah laku yang harus dicapai. Proses pembelajaran
diarahkan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, keberhasilan pembelajaran itu diukur
dari sejauh mana siswa dapat menguasai atau mencapai tujuan khusus tersebut. Jadi
penerapan teknologi sebagai suatu sistem itu tidak ditentukan oleh penerapan hasil-hasil
teknologi akan tetapi bagaimana merancang implementasi kurikulum dengan pendekatan
sistem (Wina Sanjaya, 2008:74-75)
Teori Pendidikan Tenologik memilik 2 Aliran yaitu :
1. Asensialis
2. Progresif
4. Teori Pendidikan Interaksional
Teori pendidikan interaksional adalah suatu konsep pendidikan yang memiliki latar
belakang pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan
bekerja sama dengan manusia lainnya. Dalam pendidikan juga terdapat proses interaksi
yang terjadi antara guru, anak didik dan lingkungan tempat pembelajaran itu terjadi.
Pendidikan interaksional menjadi sumber utama untuk menghadapkan anak didik pada
kurikulum yang bersifat tantangan, hambatan dan gangguan yang dihadapi oleh manusia.
Teori Pendidikan Interaksional memiliki 1 aliran yaitu
A. Rekonstruksi Sosial : Melatih anak dalam memecahkan masalah-masalah pada
masyarakat dan melatih olah piker anak agar berfikir kratif

KONSTRIBUSI TEORI-TEORI DALAM PENDIDIKAN


1. Faktor lingkungan dan faktor bawaan harus lebih diperhatikan dalam proses pendidikan
karena keduanya sangat berpengaruh dalam hasil pendidikan.
2. Pendidik diharapkan dapat menyediakan lingkungan yang bisa merubah faktor-faktor tersebut
kearah yang lebih baik.
3. Dengan adanya teknologi pendidikan maka diharapkan dapat mendorong peserta didik agar
berhasil dalam belajar.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1. Teori-teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan dan
prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Teori pendidikan ada yang berperan sebagai
asumsi pemikiran pendidikan dan ada yang beperan sebagai definisi menerangkan makna.
2. Teori-teori pendidikan ada empat yaitu Teori Pendidikan Klasik, Teori Pendidikan
Personal,Teknologi Pendidikan, dan Teori Interaksional yang berlandaskan pada aliran-aliran
filsafat.
3. Terdapat banyak teori dalam belajar diantaranya adalah teori kognitif, teori humanistik, teori
konstruksivistik, dan teori behavioristik.
DAFTAR PUSTAKA

Wina Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudjana S. 2004. Pendidikan Non Formal: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat dan
Teori Pendidik, serta Asas. Bandung: Falah Production.

Pidarta, Made., 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Kadir, Abdul., dkk., 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sagala, Syaiful., 2006. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai