Anda di halaman 1dari 16

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kelayakan Investasi Usaha

Menurut Umar (2005) studi kelayakan usaha adalah penelitian terhadap


rencana usaha yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya usaha
dilakukan, namun juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka mencapai
keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Tujuan
dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjutan penanaman
modal yang terlalu besar untuk suatu kegiatan yang ternyata tidak
menguntungkan.

Menurut Husnan dan Muhammad (2000) studi kelayakan memerlukan


biaya, namun biaya tersebut relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan risiko
kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Dengan
analisa proyek, tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi proyek
dapat diketahui, pemborosan terhadap sumber daya dapat dihindarkan, serta dapat
memilih proyek yang paling menguntungkan di antara berbagai alternatif proyek
investasi yang ada.

2.1.1 Investasi dan Time Value Of Money (Nilai Waktu Uang)

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran penanaman-penanaman


modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal atau perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sadono, 2006).
Konsep time value of money mempunyai arti bahwa sejumlah uang yang
tersedia pada saat ini akan lebih berarti dibandingkan sejumlah uang yang sama
beberapa tahun kemudian. (Kadariah et.al, 1976).
2.1.2 Pengertian Analisis Kelayakan Usaha

Studi kelayakan usaha adalah penelitian terhadap rencana usaha yang tidak
hanya menganalisis layak atau tidaknya usaha dilakukan, namun juga saat di
operasionalkan secara rutin dalam rangka mencapai keuntungan yang maksimal
untuk waktu yang tidak ditentukan (Umar, 2005).

8
9

2.1.3 Aspek Non-finansial


2.1.3.1 Aspek Pasar

Pasar merupakan kumpulan orang yang berpotensi untuk membeli suatu


protanduk sehingga analisis aspek pasar sangat diperlukan agar bisnis dapat
berjalan dengan baik karena produk yang dihasilkan mampu mendapat tempat di
pasaran. Menurut Umar (2005), pada aspek ini dilihat apakah pasar yang dituju
jelas, bagaimana prospek ke depan, dan risiko kegagalan bisnis di masa yang akan
dag. Marketing mix dianalisis untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran
yang dilakukan dalam mengoptimalkan keuntungan. Bauran pemasaran terdiri
dari produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion).
Analisis aspek pasar pada studi kelayakan mencakup permintaan,
penawaran, harga, program pemasaran, dan perkiraan penjualan yang bisa dicapai
perusahaan (Nurmalina dkk. 2009). Permintaan mengkaji secara total ataupun di
perinci menurut daerah, jenis kelamin, perusahaan, dan proyeksi permintaan.
Penawaran mengkaji dari dalam maupun luar negeri, bagaimana
perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan
datang. Harga mengkaji perbandingan dengan produk saingan yang sekelas dan
apakah ada kecenderungan perubahan harga atau tidak.

2.1.3.2 Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan analisis yang berhubungan dengan input proyek


(penyediaan) dan output (produksi) berupa barang dan jasa. Menurut Gittinger
(1986) analisis secara teknis akan menguji hubungan-hubungan teknis yang
mungkin dalam suatu proyek pertanian yang diusulkan seperti keadaan tanah di
daerah proyek dan potensinya bagi pembangunan pertanian, ketersediaan air,
varietas benih tanaman, pengadaan produksi, potensi dan keinginan penggunaan
mekanisasi, pemupukan, dan alat kontrol yang diperlukan. Analisis teknis akan
dapat menentukan hasil-hasil yang potensial di areal proyek, pengujian fasilitas-
fasilitas pemasaran dan penyimpanan yang dibutuhkan untuk mendukung dalam
pelaksanaan proyek, dan pengujian sistemsistem pengolahan yang dibutuhkan.
10

Aspek teknis memiliki pengaruh yang besar terhadap kelancaran jalannya


usaha. Analisis teknis akan dapat menentukan hasil-hasil yang potensial di areal
proyek, pengujian fasilitas-fasilitas pemasaran dan penyimpanan yang dibutuhkan
untuk mendukung dalam pelaksanaan proyek, dan pengujian sistemsistem
pengolahan yang dibutuhkan.

2.1.3.3 Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen meneliti sistem manajerial suatu usaha yaitu


kesanggupan dan keahlian staf dalam menangani masalah di dalam organisasi
suatu perusahaan. Aspek manajemen bertujuan menentukan secara efektif dan
efisien mengenai bentuk badan usaha yang dipilih, struktur organisasi yang akan
digunakan, jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha tersebut dapat
berjalan dengan lancer. Aspek hukum diperlukan dengan mempertimbangkan
bentuk badan hukum dari badan usaha yang telah dibangunnya. (Umar, 2005).

2.1.3.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Aspek ini menganalisis dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap


masyarakat keseluruhan yaitu pemerataan kesempatan kerja dan pengaruh bisnis
tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis, peluang peningkatan
pendapatan masyarakat, dan aspek budaya dapat dianalisis melalui dampak
adanya bisnis pada budaya masyarakat sekitar.

2.1.3.5 Aspek Lingkungan

Pembangunan suatu usaha tentu akan memberikan dampak bagi


lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Nurmalina dkk. (2009)
menyatakan bahwa dalam menganalisis aspek lingkungan yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana pengaruh keberadaan bisnis terhadap lingkungan sekitar.
Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu
bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada
bisnis yang bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan.
11

2.1.4 Aspek Finansial

Aspek finansial bersifat kuantitatif dimana analisis ini mengkaji jumlah


dana yang dibutuhkan untuk membangun dan mengoperasikan kegiatan bisnis.
Data-data ini akan diolah dengan menggunakan analisis kelayakan bisnis berupa
kriteria investasi seperti Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (Net
B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PBP). Adanya
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi selama bisnis berjalan dapat dianalisis
dengan menggunakan analisis sensitivitas dan analisis nilai pengganti (Switching
Value Analysis).

2.1.4.1 Kriteria Kelayakan Investasi

Analisis kelayakan suatu usaha ditinjau dari aspek penanaman


investasinya sehingga kelayakan usaha dapat dilihat dari sisi kelayakan investasi.
Beberapa kriteria kelayakan investasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

2.1.4.1.1 Net Present Value (NPV)


Kriteria nilai sekarang bersih atau net present value (NPV), didasarkan
atas konsep pendiskontoan seluruh arus kas ke nilai sekarang. Dengan
mendiskontokan semua arus kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi)
ke nilai sekarang, kemudian menghitung angka bersihnya, akan diketahui
selisihnya dengan memakai dasar yang sama, yaitu harga (pasar) saat ini (Imam
Soeharto, 2001).
Adapun arus kas proyek (investasi) yang akan dikaji meliputi keseluruhan,
yaitu biaya pertama, operasi, produksi, pemeliharaan, dan lain-lain pengeluaran.


=
(1 + )
=0

1. NPV > 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan


layak untuk dijalankan.
12

2. NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang
dipergunakan. Dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan tidak
layak untuk dijalankan.
3. NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan sebesar modal
social opportunity cost factor produksi normal. Maka, lebih baik modal
atau dana tersebut di simpan di bank karena lebih menguntungkan.

2.1.4.1.2 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)


Untuk mengkaji kelayakan proyek sering digunakan pula kriteria yang
disebut benefit cost ratio. Penggunaannya amat dikenal dalam mengevaluasi
proyek-proyek untuk kepentingan umum atau sektor publik. Perhitungan proyek
dengan benefit cost ratio menghasilkan perhitungan selama umur ekonomis
proyek. Disini meskipun penekanannya ditunjukan kepada manfaat (benefit) bagi
kepentingan umum dan bukan keuntungan finansial perusahaan, namun bukan
berarti perusahaan swasta mengabaikan kriteria ini (Iman Soeharto, 2001).

1. Jika Net B/C 1, berarti usulan investasi layak dilaksanakan, karena arus
benefit yang diperoleh lebih besar dari pada arus biaya.
2. Jika Net B/C < 1, berarti usulan investasi tidak layak dilaksanakan, karena

arus benefit yang diperoleh lebih kecil dari pada arus biaya

2.1.4.1.3 Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskonto (discount rate) yang
menjadikan sama anatara present value dari penerimaan cash dan present value
dari nilai atau investasi discount rate atau tingkat diskonto yang menunjukkan net
present vlue atau sama besarnya dengan nol. Besarnya IRR ini tidak bisa dihitung
secara langsung melainkan dengan cara mencoba-coba data. Pertama,dipakai
discount rate yang diperkirakan mendekati besarnya IRR. Jika perhitungan ini
13

memberikan NPV yang positif, maka harus dicoba discount rate yang lebih tinggi,
dan seterusnya, sampai diperoleh NPV yang bernilai negatif.

NPV1
IRR = i1 + (i2 - i1)
NPV1 -NPV2

1. Jika IRR discount rate, berarti usulan investasi dilaksanakan, karena


NPV usulan investasi menghasilkan keuntungan lebih besar daripada di save
di bank.
2. Jika IRR < discount rate, berarti usulan investasi tidak layak dilaksanakan,
karena NPV usulan investasi memiliki keuntungan yang lebih besar jika di
save di bank dari pada diinvestasikan.
2.1.4.1.4 Payback Period (PP)
Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas neto
(net cash flows). Dengan demikian payback periode dari suatu investasi
menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam
pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Apabila proceeds setiap
tahunnya sama jumlahnya, maka payback periode dari suatu investasi dapat
dihitung dengan cara membagi jumlah investasi dengan proceeds tahunan
(Bambang Riyanto, 2001)

Payback Period = t + b/c

Semakin kecil Nilai Payback Period pada proyek yang di jalankan maka
akan semakin cepat pengembalian investasi yang telah di keluarkan.

2.1.5 Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis)

Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis kembali untuk dapat melihat


pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Proyek-
proyek pertanian umumnya sensitif terhadap perubahan-perubahan empat variabel
14

yaitu : harga jual output, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya, dan
hasil produksi (Menurut Gittinger,1986).
Perubahan keempat variabel tersebut akan mempengaruhi komponen
cashflow (inflow atau outflow) yang pada akhirnya akan mempengaruhi net benefit
dan mengubah kriteria investasi. Tujuan analisis sensitivitas adalah :
1. memperbaiki cara pelaksanaan proyek yang sedang dilaksanakan;
2. memperbaiki disain proyek sehingga dapat meningkatkan NPV;
3. mengurangi risiko kerugian dengan menunjukkan beberapa tindakan
pencegahan yang harus diambil.

2.2. Potensi Bisnis Anggrek


Petani yang permodalannya kuat pada umumnya memproduksi anggrek
dalam bentuk bunga potong. Anggrek selain dapat dikembangkan menjadi lebih
dari satu usaha berdasarkan segmentasi umur anggrek, usaha anggrek juga dapat
menghasilkan kios tanaman yang tidak hanya menyediakan tanaman anggrek
melainkan juga kebutuhan lain seperti bunga potong, penyewaan tanaman
anggrek, menjual tanaman hias selain anggrek dan yang menunjang tanaman
seperti pupuk, pot, dan lainnya. Hal ini turut membuka peluang untuk bunga
potong sebagai pass bunga atau hiasa bunga di atas meja, selain itu peluang usaha
anggrek membuka peluang pada bidang usaha jasa sewa tanaman hias termasuk
anggrek yang biasa digunakan untuk resepsi pernikahan, seminar atau acara
lainnya.

2.3. Budidaya Tanaman Anggrek


2.3.1 Syarat Tumbuh
Suhu : 150 C- 280 C
Kelembaban Udara : 65 70 %
Ketinggian Tempat : 0 -1200 m dpl
Media Tanam : Serat pakis yang telah digodok, kulit kayu yang dibuang
getahnya, serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu, ijuk, potongan
batang pohon enau, arang kayu , dan pecahan genting/batu bata.
15

2.3.2 Pembibitan
Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara
yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in vitro. Perbanyakan tanaman
yang dilakukan secara konvensional adalah sebagai berikut :
a. Perbanyakan vegetatif malalui pemecahan/pemisahan rumpun seperti
Dendrobium sp., Oncidium sp., Cattleya sp., dan Cymbidium sp.;
b. Perbanyakan generatif yaitu dengan biji.
c. Metode kultur in vitro yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif
(seperti : akar, daun, batang, mata tunas) dan jaringan-jaringan generatif
(seperti : ovule, embrio dan biji) pada media buatan berupa cairan atau
padat secara aseptik (bebas mikroorganisme).

2.3.3 Teknik Penanaman


Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman
anggrek, yaitu:
a. Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain
tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau ditempelin. Alat
yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang
fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
b. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada
pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar
lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan
untuk berkembang dan anggrek tanah/anggrek Terrestris.

2.3.4 Pemeliharaan Tanaman

2.3.4.1 Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan


dengan jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah. Penyulaman di
lakukan bila ada tanaman anggrek yang mati, hal ini dilakukan agar populasi
tanaman anggrek tidak berkurang pada koloni.
16

2.3.4.2 Pemupukan

Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang
meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang
dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si,
dst. Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa
gas atau air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya.

2.3.4.3 Pengairan dan Penyiraman

Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari: Air
Ledeng, Air sumur, Air hujan, dan Air kali/air selokan. Hal perlu diperhatikan
bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa
mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot dan sifat
diuraikan sebagai berkut:
a. Pecahan genting/pecahan batu merah.
b. Potongan sabut kelapa.
c. Remukan akar pakis yang hitam dan potongan kulit pakis.
d. Arang sekam dan arang kayu bakar

2.3.4.4 Waktu Penyemprotan Pestisida

Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik


pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat,
dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis
yang digunakan untuk hama antara lain:

a Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun

b Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun

c Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu


d Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu.
17

e Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong
dan bekicot air
f Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk
keong dan bekicot air.

2.3.5 Panen dan Pasca Panen


Umumnya penanganan pasca panen tanaman anggrek adalah bunga
potong, hal ini karena pertimbangan nilai ekonomis bunga potong dengan warna
yang menarik dan volume bunga potong yang dapat mencapai jumlah besar saat
dilakukan pengiriman atau pemasarannya.

Penanganan pasca panen tanaman anggrek khususnya bunga potong


bertujuan untuk : 1) memperkecil respirasi, 2) memperkecil transpirasi, 3)
Mencegah infeksi atau luka, 4) memelihara estetika, 5) memperoleh harga yang
tinggi (Wiryanto, 1993) .

2.3.5.1 Pemanenan

Waktu panen yang paling baik adalah pada pagi hari, pukul 06.00-08.00
waktu setempat, panen bunga juga bisa dilakukan pada sore hari. Akan tetapi
bunga yang telah dipotong sebaiknya diperlakukan secara khusus, yaitu pangkal
tangkai bunga harus direndam di dalam air yang dicampur dengan suatu bahan
nutrisi tanaman, misalnya gula (glukosa), agar bunga tidak cepat layu.

2.3.5.2 Pengumpulan Bunga yang Telah Dipotong

Bunga-bunga anggrek yang telah dipotong langsung dikumpulkan di


dalam wadah (tempat bunga) yang sesuai dengan kebutuhan setiap jenis bunga
anggrek. Tempat bunga tersebut hendaknya disimpan pada suatu tempat yang
teduh dan aman, terhindar dari percikan air atau kotoran lainnya, sehingga bunga
terjaga dari kerusakan yang dapat menurunkan kualitas bunga anggrek.
18

2.3.5.3 Sortasi dan Seleksi Kwalitas

Bunga hasil panen diletakkan di atas meja, dipisahkan menurut jenis,


ukuran dan warna bunga. Bunga diperiksa/diteliti satu persatu untuk melihat
keadaan bunganya, tingkat kemekaran bunga, keadaan tangkai bunga yang
meliputi panjang-pendeknya, lurus-bengkoknya, besar-kecilnya, dan tegar-
lemasnya (vigor).

2.3.5.4 Pengikatan/Pengelompokan Bunga (Bunching) dan Pembungkusan

Pada umumnya bunga dilakukan pengikatan, bunga dan daun-daunan yang


telah diseleksi dan ditentukan kriteria grading-nya, diikat dengan menggunakan
tali atau karet menurut aturan jumlahnya.

Setelah diikat menurut aturan jumlahnya, bunga harus segera dibungkus


dengan kertas atau plastik pembungkus sesuai dengan jenis bunga yang akan
dibungkus. Pembungkusan ini bertujuan untuk menjaga agar bunga terhindar dari
kerusakan (lecet-lecet) sehingga kualitas bunga tetap terjaga.

2.3.5.5 Perendaman dengan Larutan Sebagai Pengawet

Pengawetan bertujuan untuk memperpanjang kesegaran bunga potong.


Zat pengawet digunakan pada empat macam perlakuan yaitu : conditioning,
pulsing, holding, dan pembukaan kuncup. Pada umumnya bahan penyusun
larutan pengawet adalah sumber energi, bahan penurun pH, biosida, senyawa anti
etilen dan zat pengatur tumbuh. Sumber energi yang digunakan umumnya adalah
sukrosa, tetapi glukosa dan fruktosa juga efektif.

2.3.5.6 Penyimpanan

Penyimpanan sementara dilakukan untuk penyimpanan bunga dalam


jangka waktu pendek (kurang dari 1 hari) bunga bisa disimpan pada suhu ruang
dengan merendam pangkal tangkainya di dalam bak berisi air bersih.
Penyimpanan untuk persediaan (stok) dilakukan untuk jangka waktu yang agak
lama bunga harus disimpan di dalam ruang penyimpanan berpendingin (cold
storage) dengan temperatur sekitar 50C dan kelembaban udara yang tinggi, sekitar
90%.
19

2.3.5.7 Pengepakan

Untuk pengiriman ke tempat penjualan, bunga harus dikemas dalam


kardus/karton atau kontainer plastik yang berukuran sesuai dengan panjang
maksimal bunga, sehingga bunga bisa diatur rapi dan tetap terjaga kualitasnya.

Gambar 2.1

Model Pengemasan Bunga Potong Anggrek dalam Kardus

2.3.5.8 Fumigasi

Fumigasi hanya dilakukan apabila bunga tersebut akan di ekspor, dan


negara tujuan ekspor mengharuskan perlakuan fumigasi ini. Kerugian dari
fumigasi adalah dapat menurunkan vase life dari bunga yang difumigasi.

2.3.5.9 Pengiriman ke Tempat Penjualan

Pengiriman bunga ke tempat penjualan dilakukan dengan menggunakan


mobil boks yang mempunyai pengatur udara ruangan (air conditioner).

2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan adalah berbagai penelitian


yang berhubungan dengan analisis kelayakan usaha dan analisis pada tanaman
anggrek. Zulkarnain (2009) melakukan analisis finansial terhadap budidaya
tanaman anggrek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kriteria kelayakan
investasi terhadap perubahan penawaran segmentasi umur anggrek yang
dilakukan oleh Permata Anggrek. Perubahan segmentasi dilakukan berdasarkan
meningkatnya permintaan terhadap anggrek dengan segmentasi umur dewasa dan
berbunga namun belum dapat dipenuhi oleh Permata Anggrek. Hasil penelitian ini
20

menyatakan perubahan segmentasi umur budidaya yang dilakukan oleh Permata


Anggrek telah memenuhi kriteria kelayakan investasi. Adapun interpretasi dari
angka-angka tersebut adalah: NPV sebesar Rp 75.320.472, nilai NPV tersebut
lebih besar dari nol maka nilai NPV tersebut dinyatakan layak; nilai IRR sebesar
51 persen, nilai tersebut dikatakan layak karena nilai IRR tersebut lebih besar dari
tingkat bunga diskontonya sebasar 14 persen; Net B/C sebesar 2,63 menunjukkan
setiap satu rupiah yang dikeluarkan sebagai biaya akan mendapatkan manfaat
sebesar Rp 2,63 dan dinyatakan layak karena nilainya lebih dari satu; PP yang
diperoleh sebesar 0,32 menunjukkan pengembalian modal investasi selama tiga
bulan lebih.

Kurnia Rahmah (2013) melakukan Analisis Kelayakan Usaha Pembibitan


Kompot Anggrek Dendrobium (Di Usaha Pembibitan Anggrek Dendrobium
Esties Orchid Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat). Analisis kelayakan
pembibitan kompot anggrek di Esties Orchid dapat dijadikan dasar pertimbangan
bagi para petani dan pengusaha anggrek yang ingin melakukan usaha serupa.
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis kelayakan non finansial usaha
budidaya pembibitan kompot tanaman anggrek Dendrobium (2) menganalisis
kelayakan finansial usaha budidaya pembibitan kompot tanaman angggrek
Dendrobium (3) menganalisis sensitivitas kelayakan usaha budidaya pembibitan
kompot tanaman anggrek Dendrobium terhadap perubahan jumlah produksi bibit
kompot, harga bibit kompot dan harga bibit botolan. Hasil yang didapatkan pada
penelitian ini menunjukkan bahwa analisis aspek non finansial yang meliputi
analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial-
ekonomi-budaya, dan aspek lingkungan pada usaha pembibitan kompot anggrek
Dendrobium dapat dikatakan layak. Hasil analisis finansial menyatakan usaha
pembibitan kompot anggrek layak untuk dijalankan. Dapat dilihat dari nilai NPV
sebesar Rp 66,08 juta, IRR sebesar 27 persen, Net B/C sebesar 1,87 dan PBP
selama tiga tahun, tujuh bulan, 16 hari. Informasi ini menunjukkan bahwa usaha
pembibitan kompot anggrek layak untuk dijalankan. Hasil analisis switching value
menunjukkan bahwa jika harga kompot anggrek menurun lebih dari 9,07 persen,
21

jumlah produksi kompot anggrek menurun lebih dari 9,06 persen dan harga bibit
botolan meningkat lebih dari 12,82 persen maka usaha pembibitan kompot
anggrek menjadi tidak layak. Hal ini memperlihatkan bahwa usaha pembibitan
kompot anggrek sensitif terhadap penurunan harga kompot anggrek, penurunan
jumlah produksi kompot anggrek dan peningkatan harga bibit botolan.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana peneliti


melakukan penelitian terhadap komoditi anggrek Dendrobium spesifik pada
segmentasi agribisnis hilir yaitu penanganan pasca panen bunga potong anggrek,
sedangkan komoditi pada penelitian yang dilakukan Zulkarnain (2009), dan
Kurnia Rahmah (2013) adalah anggrek pada fase pembibitan dan budidaya.
Penelitian ini menganalisis kelayakan aspek finansial dan non finansial pada
usaha bunga potong anggrek Dendrobium yang merupakan penanangan pasca
panen untuk bunga potong, hal ini karena pertimbangan nilai ekonomis bunga
potong dengan warna yang menarik dan memelihara estetika seni dari keindahan
bunga anggrek. Analisis kelayakan pada usaha bunga potong anggrek perlu
dilakukan mengingat belum banyaknya pelaku usaha anggrek yang mengambil
peluang usaha pada bunga potong anggrek, sehingga hasil analisis dapat menjadi
dasar pertimbangan bagi petani yang akan menjalankan usaha bunga potong dan
pelaku usaha anggrek dalam menjalankan usaha ini. Penelitian dilakukan di
kelayakan usaha bunga potong anggrek pada UD. Duta Orchid Kota Denpasar.
Kriteria kelayakan investasi secara finansial meliputi Net Present Value (NPV),
Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback
Periode (PBP). Aspek non-finansial meliputi berbagai aspek yaitu aspek pasar,
aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial-ekonomi budaya, dan
aspek lingkungan.

2.5. Kerangka Pemikiran

Anggrek potong merupakan penanganan pasca panen untuk mendapatkan


kualitas bunga yang di inginkan oleh pasar, bunga potong juga dapat di nikmati
keindahannya dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pada UD. Duta Orchid
22

memperoleh bibit untuk bunga potong adalah impor dari Bangkok. Harga jual
bunga potong anggrek yang juga cukup tinggi menyebabkan usaha bunga potong
ini sangat potensial untuk dikembangkan. Untuk itu diperlukan beberapa analisis
untuk mengetahui kelayakan usaha bunga potong anggrek Dendrobium. Analisis
dilakukan pada unit bunga potong anggrek Dendrobium Sonia dan Shavin di UD.
Duta Orchid sebagai model acuan yang sudah berjalan sejak tahun 2007. Pada
aspek pasar perlu diketahui jumlah permintaan, harga jual, penawaran dan
pemasaran bunga potong anggrek. Pada aspek teknis dikaji lokasi usaha, luas
produksi yang dijalankan saat ini, dan proses budidaya yang dilakukan. Pada
aspek manajemen dan hukum perlu diketahui dengan jelas mengenai legalitas
usaha dan struktur organisasi. Pada aspek sosial, ekonomi dan budaya dianalisis
mengenai dampak keberadaan usaha dilihat dari sisi sosial,ekonomi dan budaya.
Pada aspek lingkungan dikaji apakah usaha memberikan dampak yang merugikan
bagi lingkungan atau tidak. Pada aspek finansial perlu dilihat kelayakan usaha
bunga potong anggrek. Analisis kelayakan didasarkan pada kriteria kelayakan
investasi seperti NPV, Net B/C, IRR, Payback Periode dan Analisis sensitivitas.
Apabila hasil analisis kelayakan menunjukkan bahwa usaha bunga potong
anggrek ini layak maka usaha ini dapat dipertimbangkan untuk dilaksanakan dan
bila tidak layak maka perlu pertimbangan dari pihak UD. Duta Orchid mengenai
tindakan yang akan dijalankan selanjutnya. Alur pemikiran di atas dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
- Besarnya potensi anggrek di Bali khususnya 23
Denpasar
- Adanya prospek cukup baik pada usaha anggrek
dilihat dari keunggulan yang dimiliki
- Permintaan bunga potong di Denpasar masih
sangat tinggi

Analisis Kelayakan Investasi Pada Usaha Bunga


Potong Anggrek Denrodium

Unit Usaha Bunga Potong Anggrek Denrodium Duta Orchid

Analisis non Finansial : Analisis Finansial Kendala-kendala


- Aspek pasar usaha bunga
- Aspek teknis Kriteria Kelayakan Investasi
potong Anggrek
- Aspek manajemen dan - NPV
hukum - Net B/C
- Aspek sosial, ekonomi, - IRR
dan budaya - Payback periode (PP)
- Aspek ligkungan - Analisis Sensitivitas

Kesimpulan Saran

Acuan pertimbangan
bagi para petani yang
ingin melakukan usaha
bunga potong Anggrek

Gambar 2.2

Skema Kerangka Pemikiran Teoritis Kelayakan Usaha Bunga Potong


Anggrek Dendrodium Sonia dan Shavin di UD.Duta Orchid
Kota Denpasar

Anda mungkin juga menyukai