Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
Peranan transportasi dalam kehidupan social.
Transportasi mempunyai peran mempermudah
masyarakat dalam melakukan kegiatan yang menyangkut ke
hubungan kemanusiaan. Hubungan kemanusiaan dipermudah
dengan adanya transportasi mencakup penukaran informasi,
rekreasi, pelayanan perorangan atau kelompok,dan transportasi
ke tempat lainnya.
Peranan transportasi dalam politik
Dalam negara dengan bentuk kepulauan, seperti
Indonesia, transportasi dapat berperan sebagai pendukung
dalam usaha persatuan nasional, peningkatan pemerataan
pembangunan ke seluruh daerah di Indonesia, atau usaha
pengamanan negara dari serangan luar.
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui Sejarah Jalan di Indonesia ?
2. Mengetahui uraian sistem jaringan jalan dan bagannya ?
3. Mengetahui uraian pembagian peruntukkan jalan ?
4. Mengetahui Uraian Fungsi dan Kelas Jalan ?
5. Mengetahui Uraian Sesifikasi Penyediaan prasarana Jalan ?
6. Mengetahui Uraian Bagian-bagian Jalan disertai gambar
skematisnya ?
7. Mengetahui Kecepatan Rencana dan Lebar badan Jalan
Minimum?
8. Mengetahui Uraian lebar jalur lalu lintas Minimum & Lebar
Rumija Minimum?
2
1.4 MANFAAT
Adapun Manfaat Penulisan paper adalah untuk mengetahui
sejarah jalan di Indonesia dan mengetahui uraian sistem
jaringan Jalan berdasarkan UU no.38 tahun 2004 tentang jalan
dan PP no. 34 tahun 2006 tentang Jalan .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH JALAN DI INDONESIA
Sejarah perkembangan jalan dimulai dengan sejarah manusia itu
sendiri yang selalu berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan
berkomunikasi dengan sesama. Dengan demikian perkembangan
jalan saling berkaitan dengan teknik jalan, seiring dengan
perkembangan teknologi yang ditemukan manusia.
Pada awalnya jalan raya hanya berupa jejak manusia yang
mencari kebutuhan hidup. Setelah manusia mulai hidup
3
berkelompok jejak-jejak berubah menjadi jalan setapak yang masih
belum berbentuk Jalan yang rata. Dengan dipergunakan alat
transportasi seperti hewan, kereta, atau yang lainnya, mulai dibuat
jalan yang rata.
Sejarah perkembangan jalan di Indonesia yang tercatat dalam
sejarah bangsa Indonesia adalah pembangunan jalan Daendles
pada zaman Belanda, yang dibangun dari anyer di Banten sampai
Panarukan di Banyuwangi Jawa Timur. Yang diperkirakan 1000 km.
Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa pada akhir
abad 18. Tujuan pembangunan pada saat itu terutama untuk
kepentingan strategi dan dimasa tanam paksa untuk memudahkan
pengangkutan hasil bumi.
Jalan Daendles tersebut belum direncanakan secara teknis baik
geometrik maupun perkerasannya. Konstruksi perkerasan jalan
berkembang pesat pada jaman keemasan Romawi. Pada saat itu
telah dimulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dari beberapa lapis
perkerasan. Perkembangan konstruksi perkerasan jalan seakan
terhenti dengan runtuhnya kekuasaan Romawi sampai abad 18.
Pada akhir abad 18, Thomas Telford dari Skotlandia (1757-1834)
ahli jembatan lengkung dari batu, menciptakan konstruksi
perkerasan jalan yang prinsipnya sama seperti jembatan lengkung
seperti berikut ini ;
Prinsip desak-desakan dengan menggunakan batu-batu belah
yang dipasang berdiri dengan tangan . Konstruksi ini sangat
berhasil kemudian disebut Sistem Telford.
4
terbesar ( 3). Perkerasan sistem ini sangat berhasil pula dan
merupakan prinsip pembuatan jalan secara masinal/mekanis
(dengan mesin). Selanjutnya sistem ini disebut Sistem Mc. Adam.
5
Konstruksi perkerasan menggunakan semen sebagai bahan
pengikat telah ditemukan pada tahun 1928 di London tetap;
konstruksi perkerasan ini mulai berkembang pesat sejak tahun 1970
dimana mulai diperkenalkannya pembangunan perkerasan jalan
sesuai dengan fungsinya. Sedangkan perencanaan geometrik jalan
seperti sekarang ini baru dikenal sekitar pertengahan tahun 1960
kemudian mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak tahun
1980.
Perencanaan Geometrik Jalan merupakan bagian dari
perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk
fisik jalan sehingga dapat memenuhi, fungsi dasar dari jalan yaitu
memberikan pelayanan optimum (keamanan dan kenyamanan)
pada arus lalu-lintas dan sebagai akses kerumah-rumah. Dalam
lingkup perencanaan geometrik jalan tidak termasuk perencanaan
tebal perkerasan jalan walaupun dimensi dari perkerasan
merupakan bagian dari perencanaan jalan seutuhnya, demikian pula
dengan drainase jalan.
Tujuan dari perencanaan Geometrik jalan adalah
menghasilkan infrastruktur yang aman, effisiensi pelayanan arus
lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan biaya
pelaksanaan. Ruang, bentuk, dan ukuran jalan dikatakan baik, jika
dapat memberi rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
Dasar dari perencanaan geometrik adalah
Sifat gerakan, dan
Ukuran kendaraan,
Sifat pengemudi Dalam Mengendalikan Gerak Kendaraannya,
Karakteristik arus lalu-lintas.
Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan
perencana sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang
gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan
keamanan yang diharapkan.
6
Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang
saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat
pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh
pelayanannya dalam satu hubungan hierarki. Dalam pasal 6
Peraturan Pemerintah No 34 tahun 2006 bahwa:
7
pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan
lingkungan; dan menghubungkan antar pusat
kegiatan nasional, sebagai contoh Jalur Pantura
yang menghubungkan antara Sumatera dengan
Jawa di Merak, Jakarta, Semarang, Surabaya sampai
dengan Banyuwangi merupakan arteri primer.
1.2Karakteristik Jalan Arteri Primer
8
jalan arteri primer harus disediakan jalur lambat
(frontage road) dan juga jalur khusus untuk
kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak, dll).
9
Kendaraan angkutan barang berat dan bus
dapat diizinkan melalui jalan ini.
10
Jalan arteri sekunder adalah jalan yang melayani
angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak
jauh kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi seefisien,dengan peranan pelayanan
jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota.
Didaerah perkotaan juga disebut sebagai jalan
protokol.
1.2Ciri jalan arteri sekunder
Jalan arteri sekunder menghubungkan :
11
Persimpangan pads jalan arteri sekunder diatur
dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan
volume lalu lintasnya.
12
Gambar 3. Sistem Jaringan Jalan Primer
13
Gambar 4. Sistem Jaringan Jalan Primer
14
Jalan umum diperuntukkan bagi lalulintas umu ( termasuk
jalan tol)
2. Jalan Khusus
Jalan Khusus Bukan diperuntukkan bagi laluntas umum,
dalam rangka distribusi barang dan jasa yang
dibutuhkan , seperti :
1. Jalan di kawasan Pelabuhan
2. Jalan Kehutanan
3. Jalan Perkebunan
4. Jalan Inspeksi Pengairan
5. Jalan Kawasan Industri dan
6. Jalan Kawasan Pemukiman yang belum diserahkan
kepada pemerintah .
2.2.3 Uraian Fungsi dan Kelas Jalan
1. Klasifikasi berdasarkan fungsi
Klasifikasi jalan di Indonesia berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku antara lain:
15
4. Jalan Lingkungan adalah jalan umum yang digunakan
untuk melayani angkutan lingkungan dengan ciri
perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
16
panjang tidak melebihi 18000 mm dan muatan sumbu
terberat yang diizinkan 8 ton.
Jalan kelas III B adalah jalan kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran
lebar tidak melebihi 2500 mm, ukuran panjang tida
melebihi 12000 mm. dan muatan sumbu terberat yang
diizinkan 8 ton.
Jalan kelas III C adalah jalan lokal dan lingkungan yang
dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2100 mm, ukuran
panjang tidak melebihi 9000 mm dan muatan sumbu
terbera yang diizinkan 8 ton.
17
Gambar 7 . Tabel Klasifikasi Jalan berdasarkan
Penyediaan Prasarana Jalan (Sumber:PP/34 tentang
jalan)
1. Jalan Bebas Hambatan ( Freeway )
Spesifikasi untuk jalan bebas hambatan ( freeway )
sebagaimana dimaksud dalam PP RI No.34 Tahun 2006
Tentang Jalan adalah sebagai berikut:
a. Merupakan jalan untuk lalu lintas umum,
b. Pengendalian jalan masuk secara penuh,
c. Tidak ada persimpangan sebidang,
d. Dilengkapi pagar ruang milik jalan dan median,
e. Paling sedikit mempunyai 2(dua) lajur setiap arah,
f. Lebar paling sedikit 3,5 meter
2. Jalan Raya ( Highway )
Spesifikasi untuk jalan raya ( highway ) sebagaimana
dimakasud dalam PP RI No.34 Tahun 2006 Tentang Jalan
adalah sebagai berikut:
a. Merupakan jalan untuk lalu lintas umum untuk lalu
lintas secara
b. menerus
c. Pengendalian jalan masuk secara terbatas,
d. Dilengkapi dengan median,
e. Paling sedikit 2(dua) lajur setiap arah,
f. Lebar lajur paling sedikit 3,5 meter.
18
b. Untuk lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian
jalan masuk
c. tidak dibatasi, paling sedikit 2(dua) lajur untuk 2(dua)
arah,
d. Lebar jalur paling sedikit 7 meter.
4. Jalan Kecil ( Street )
Spesifikasi untuk jalan kecil ( street ) sebagaimana
dimakasud dalam PP RI No.34 Tahun 2006 Tentang Jalan
adalah sebagai berikut:
a. Merupakan jalan untuk lalu lintas umum untuk lalu
lintas setempat,
b. Paling sedikit 2(dua) lajur untuk 2(dua) arah,
c. Lebar jalur paling sedikit 5,5 meter.
19
mengganggu pandangan pengemudi dan konstruksi
bangunan jalan dalam hal tidak cukup luasnya daerah milik
jalan. Dawasja ditentukan berdasarkan kebutuhan terhadap
pandangan pengemudi, ditetapkan oleh Pembina Jalan.
Daerah Pengawasan Jalan dibatasi oleh : Lebar diukur dari As
Jalan.
Bahu jalan : Bahu Jalan adalah bagian jalan yang
berdampingan dan sama tinggi dengan perkerasan jalan.
Bahu jalan berfungsi
Menahan perkerasan terhadap gerakan ke samping.
Sebagai jalur darurat pada waktu kendaraan
mendahului, berpapasan maupun berhenti.
Untuk menyediakan ruang pejalan kaki
Badan jalan : merupakan bagian jalan di mana jalur lalu
lintas, bahu dan saluran samping dibangun
Median : adalah suatu pemisah fisik jalur lalu lintas yang
berfungsi untuk menghilangkan konflik lalu lintas dari arah
yang berlawanan, sehingga pada gilirannya akan
meningkatkan keselamatan lalu lintas.
Saluran samping jalan : adalah bagian jalan yang
berdampingan dengan bahu, yang berfungsi untuk
menampung dan mengalirkan air secepatnya.
20
Gambar 8. Skematis dari bagian bagian jalan
21
V RENCANA LEBAR BADAN
KELAS JALAN MINIMUM JALAN MINIMUM
(km/jam) (m)
PRIMER
Arteri Primer 60 11
Kolektor Primer 40 9
Lokal Primer 20 7.5
Lingkungan 15 6.5
Primer
SEKUNDER
Arteri Sekunder 30 11
Kolektor Sekunder 20 9
Lokal Sekunder 10 7.5
Lingkungan 10 6.5
Sekunder
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Peranan jalan pada peradaban manusia menurut Undang-
undang republik indonesia Nomor 38 tahun 2004 Tentang JALAN
yaitu bahwa jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional
22
mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung
bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan.Sejarah
perkembangan jalan dimulai dengan sejarah manusia itu sendiri
yang selalu berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan
berkomunikasi dengan sesama. Dengan demikian
perkembangan jalan saling berkaitan dengan teknik jalan,
seiring dengan perkembangan teknologi yang ditemukan
manusia.
Pada awalnya jalan raya hanya berupa jejak manusia yang
mencari kebutuhan hidup. Setelah manusia mulai hidup
berkelompok jejak-jejak berubah menjadi jalan setapak yang
masih belum berbentuk Jalan yang rata.
2.2.8 Ada dua jaringan jalan yaitu jaringan primer dan jaringan
sekunder . Jalan di peruntukkan ada dua yaitu jalan umum yang
dipergunakan pada lalu lintas umum dan jalan khusus yaitu jalan
yang tidak diperuntukkan pada lalu lintas umum atau belum
diberikan kepada pemerintah jalan dapat di klasifikasikan
menurut fungsi yaitu Jalan Arteri , Jalan Kolektor , Jalan Lokal ,
dan Jalan Lingkungan . Spesifikasi Penyediaan prasarana Jalan
ada 4 , yaitu Jalan bebas hambatan (freeway), Jalan Raya
(Highway) Jalan Kecil (Road), Jalan Kecil (Street).Ada beberapa
bagian bagian jalan yaitu Damija(Daerah Milik Jalan) Damaja
( Daerah manfaat jalan) , Dawasja (daerah Pengawasan Jalan)
Kecepatan Rencana dan Lebar badan Jalan Minimum Menurut PP
34 Tahun 2006 Tentang Jalan berikut uraian tentang kecepatan
rencana dan lebar badan jalan minimum
23
SEKUNDER
Arteri Sekunder 30 11
Kolektor Sekunder 20 9
Lokal Sekunder 10 7.5
Lingkungan 10 6.5
Sekunder
3.2 SARAN
Kita harus mengetahai dan bisa menentukan klasifikasi dan
spesifikasi kelas jalan karena pada kelas jalan ada banyak
parameter yang harus ada dalam perenanaan jalan raya ,
Hendaknya sebelum membangun sebuah proyek terlebih dahulu
memrencanakan system manajemen pada pembangunan
jaringan jalan dengan baik, terlebih jika pembangunannya di
perkotaan jika tidak ditakutkan akan terjadi jaringan jalan yang
semrawut.
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/kisaranteknik/assignments/rekayasa-jalan-
raya
24
Buku Pedoman Konstruksi Pembagunan
https://id.wikibooks.org/wiki/Penerapan_Geometrik_Jalan_Raya/Sistem_J
aringan_Jalan
http://www.jasasipil.com/2016/01/jenis-klasifikasi-jalan-di-
indonesia.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengelompokan_jalan
https://www.slideshare.net/efridwiyanto_/sistem-transportasi-
pertemuan-ke-1
tugas Jalan Raya
http://slideplayer.info/slide/2690817/
http://trionohungkul.blogspot.co.id/2012/11/penampang-melintang-
jalan.html
https://nekocume.blogspot.co.id/2014/10/definisi-damaja-damija-
dawasja-ruwasja.html
25