PENDAHULUAN
dari kutub anterior bola mata yang akan bergabung dengan sklera dan
konjungtiva. Kornea akan tampak berbentuk elips bila dilihat dari bagian depan
dengan ukuran diameter horisontal 11-12 mm dan diameter vertikal 9-11 mm.
Indeks refraksi kornea sebesar 1,376. Radius dari kurvatura kornea sentral
sekitar 7,8 mm (6,7-9,4 mm). Kekuatan dioptri karena sebesar 43,25 dioptri
atau sekitar 74% dari total kekuatan dioptri mata manusia normal.1
Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata
bagian di sebelah depan. Nutrisi kornea diperoleh dari difusi glukosan akuos
humor dan difusi oksigen melalui lapisan air mata. Bagian perifer kornea juga
Gambar 1: Kornea
1
Gambar 2: Limbus
1. Epitel
saling tumpang tindih, satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke
depan menjadi lapis sel sayap dan didepannya menjadi sel gepeng, sel
basal berikatan erat berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel
kepadanya. 1,2
2. Lapisan Bowman
terjadi luka yang mengenai bagian ini maka akan digantikan dengan
3. Stroma
2
Stroma merupakan 90% dari seluruh ketebalan kornea dan
dibentuk adalah tipe I, III dan VI. Terdiri atas lamel yang merupakan
4. Membran Descement
5. Endotel
3
aktif air dan ion yang menyebabkan stroma menjadi relatif dehidrasi
oleh berkas cahaya saat menuju retina. Sifat tembus cahaya kornea disebabkan
akan melalui air mata, cairan aquos dan pembuluh darah limbus (secara
Kornea dipasok oleh pembuluh darah halus dari tepi kornea yang dipasok dari
arteri oftalmika dan cabang dari arteri fasialis melalui cairan aquos dan tear
film. Sel endotel adalah sel yang mengatur cairan di dalam stroma kornea. 1,2
Deturgesensi atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea, dipertahankan
oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan
endotel. Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih penting daripada
epitel. Kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak jauh lebih
edema stroma kornea lokal sesaat yang akan meghilang bila sel-sel epitel telah
4
beregenerasi. Penguapan air dari lapisan air mata prekorneal menghasilkan
hipertonisitas ringan pada lapisan air mata tersebut. Hal ini mungkin
merupakan faktor lain dalam menarik air dari stroma kornea superfisial
kedalam kornea. Namun sekali kornea ini cedera, stroma yang avaskular
siliaris yang merupakan cabang dari nervus trigeminus. Saraf kornea sensitif
Serabut saraf sensorik menyebar dari saraf siliaris longus dan membentuk
anyaman subepitelial.1,2
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keratokonus pertama kali dijelaskan oleh seorang dokter Inggris bernama John
berbentuk kerucut dan penglihatan pendek serta cacat lain pada mata pada
tahun 1854. 5
Keratokonus adalah gangguan non-inflamasi dimana terjadi penipisan
merupakan penyakit yang bersifat kronis dan menyerang kornea bagian sentral
2.2 Klasifikasi
sedang (48-54 D) dan berat (>54 D). Secara morfologi di bagi sebagai berikut:
1. Nipple Cones
6
Ditandai dengan ukuran yang kecil (<5mm). Pusat dari apeks
nasal.7
2. Oval Cones
dijumpai. Ditandai dengan letak apeks kornea yang tidak sesuai, apeks
3. Globus Cones
syndrome. Pola herediter tidak dapat diprediksi meskipun bukti kuat keterlibatan
mekanik pada epitel dan juga trauma mekanikpada keratosit dan peningkatan
7
hidrostatik tekanan dalam mata. Memakai lensa kontak adalah bentuk lain dari
microtrauma kornea terkait dengan keratokonus. Teori ini didukung oleh fakta
bahwa pasien dengan keratokonus sering memiliki mata gatal dan iritasi pada
radikal bebas dan peroksida, terjadinya proses apoptosis pada sel-sel rusak
yang irreversibel, daerah fokus pada kornea menipis dan fibrosis pada daerah
penyembuhan luka. 6
Keratokonus melibatkan setiap lapisan kornea. Sel-sel epitel kornea dapat
membesar dan memanjang. Degenerasi dini sel-sel epitel basal dapat diikuti
pertumbuhan epitel posterior pada lapisan Bowman dan kolagen anterior pada
8
Gambar 4: Histopatologis kornea
9
Keratokonus adalah suatu kelainan yang umum terjadi pada kornea dengan
prevalensi sebesar 50-230 dari 100.000 kasus gangguan pada kornea, kira-
kira satu per 2000 populasi.Insiden keratokonus relatif lebih tinggi pada
daerah Mediterania dan Timur Tengah, dan keratokonus relatif rendah terjadi
Keratokonus dapat terjadi pada semua ras dan tidak ada perbedaan angka
Prevalensi kejadian pada pasien dengan Down Syndrom terjadi sekitar 7%.7,8,12
melihat cahaya. Pasien usia dewasa muda dengan astigmatisma ireguler atau
dicurigai keratokonus dan pada pasien dengan visus tidak dapat dikoreksi
10
apeks kornea menipis, garis pada stroma anterior, garis yang terbentuk dari
membatasi tepi perifer dari apeks kerucut kornea. Voght Striae adalah garis-
garis halus sejajar dengan aksis dari kerucut pada stroma bagian dalam yang
signditandai dengan adanya bentuk seperti huruf V pada kelopak mata bawah
2.7 Pemeriksaan
Adanya bentuk seperti huruf V pada kelopak mata bawah saat pasien
11
Bila lampu senter disinarkan dari arah temporal akan tampak reflek
dari kerucut di kornea sebelah nasal. Tanda ini merupakan tanda awal dari
keratokonus12,13.
astigmatisme regular yang bisa dikoreksi dengan kaca mata. Pada stadium lanjut
berupa astigmatisme irregular yang sudah tidak dapat lagi dikoreksi dengan kaca
Didapatkan:
temporal.
2. Garis dari Vogt, ditemukan garis-garis halus sejajar dengan aksis dari
12
3. Cincin dari Fleisher, merupakan deposit besi pada epitel yang
13
jenis kelamin tertentu. Penyebab degenerasi Pellucid Marginal belum
diketahui.12
2. Keratoglobus
Seluruh kornea mengalami penipisan. Penyakit ini timbul sejak lahir,
Gambar 9: Keratoglobus
14
2.9 Tatalaksana Keratokonus
1. Kontak Lensa
yang irreguler sehingga dibutuhkan kontak lensa yang sesuai untuk beberapa
kasus. Tipe kontak lensa yang digunakan tergantung pada tahapan dari
keratokonus. Pada tahap awal digunakan soft toric lense untuk mengkoreksi
B2), yang secara alamiah terdapat pada seluruh sel badan manusia. Hal yang
paling utama pada prosedur kolagen silang kornea ini adalah untuk
kornea13,16.
endotel. Dalam beberapa kasus, prosedur kolagen silang kornea telah banyak
15
3. Intacs
4. Transplantasi Kornea
Bagian sentral dari kornea diangkat dan diganti dengan donor kornea ukuran
dilakukan;
Teknik transplantasi kornea standar adalah Penetratif Keratoplasti
rusak atau berkabut diangkat dan digantikan dengan kornea sehat dan
jernih dan dijahit dengan benang nilon bedah mikro yang sangat
halus. 17,18
Selain PK, dapatjuga dilakukan prosedur transplantasi kornea yang
jaringan kornea sehat. Bila hanya lapisan depan (anterior) dari kornea
16
(ALK), dan bila sebagian besar lapisan depan termasuk bagian kornea
yang lebih dalam diganti maka prosedur ini disebut Deep Anterior
17
Gambar 11: Lamellar Keratoplasti (LK)
Banyak orang
dengankeratokonusmenderitabentukringandaripenyakitinidandapatdenganmudah
di atasidenganlensakontaklunak.Bagaimanapun,
beberapapasienakantetapmemerlukanpenggunaankontaklensakerasselamahidupme
rekauntukmelihatdenganjelas.9
akanmembutuhkantransplantasikorneauntukmembantumengembalikanpengelihata
dapatkanmeningkatbilatidakadaperawatanpadalensakontak.Untungnyatransplantas
18
ikorneadilakukandalampengaturankeratokonusmemilikitingkatkeberhasilan yang
sangattinggi.Dengandemikiansebagianbesarpasien yang
telahmenjalanitransplantasikorneamendapatkanpenglihatan yang
19
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
dimana daerah sentral atau parasentral dari kornea mengalami penipisan dan peno
seringdipakai.Bilalensakontaksudahgagalmemperbaikivisus,
yangmemberikanhasilvisusterbaik.
3.2Saran
Padakasusinipenulisberharapditemukannyabeberapaterapi yang
terbuktidanadekuatdalampenatalaksanaandanpencegahankeratokonus
20