Anda di halaman 1dari 5

BEDAH SKL AKIDAH AKHLAK

Nama :

Nur Chamidah

Nur Eliska

Rahma Amalia Safitri

KEMENTERIAN AGAMA

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KUDUS

Prambatan Kidul, Kaliwungu, Kudus Telepon (0291) 431184

2015/2016
36.

C. Istilah-Istilah dalam Tasawuf

Dalam ilmu tasawuf, dikenal dua istilah yang dijadikan landasan metodologi
keberhasilannya, yaitu

1. Ahwal : Suatu keadaan atau kondisi jiwa seseorang yang dicerahkan sehingga jiwanya
dapat merasakan kebesaran dan keagungan Tuhan.

2. Maqomat : Tahapan atau tingkatan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk
mendapatkan karunia dan anugrah Allah SWT. adapun untuk tingkatan maqomat
sendiri dalam ilmu tasawuf adalah

a. Tobat : memohon ampun kepada Allah swt atas segala dosa dan kesalahan dan
berjanji dengan sungguh-sungguh dan tidak akan mengulangi perbuatan dosa
tersebut lagi, kemudian diikuti denagn melakukan amal kebajikan.

b. Wara: menghindari diri dari perbuatan dosa atau menjauhi hal-hal yang tidak
baik dan subhat.

c. Zuhud : mengutamakan dan sangat merindukan kebahagiaan hidup di akhirat


bahagia dan kekal serta abadi daripada mengejar kehidupan yang fana.

d. Fakir : .Tidak meminta lebih daripada yang menjadi haknya, tidak banyak
mengharapdan memohon rezeki kecuali dengan menjalankan kewajiban Allah.

e. Sabar : Rela menerima segala ujian dan beban yang menimpanya (An-Nahl :
127)

f. Tawakal : Menyerahkan segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT., setelah


segala usaha dan ikhtiar ditempuh sesuai dengan kemampuan yang ada (Ath-
Tholaq : 3).

g. Rela/ Ridla : Sikap lapang dada dalam menerima segala sesuatu, baik yang
menyenangkan maupun yang menyedihkan (Al-Maidah : 119).

37

D. Fungsi Tasawuf dalam Kehidupan Sehari-Hari

Adapun fungsi dari tasawuf adalah :


1. Pedoman moral dan etika dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

2. Alat untuk menyensor berbagai pengaruh dan dampak yang dibawa oleh arus
modernisasi, dengan mengambil yang baiknya serta menolak yang jeleknya.

3. Sebagai media untuk mengingat Allah dalam situasi dan kondisi apapun.

4. Menjaga utuhnya jati diri dan harga diri seorang muslim.

38

TAKHALLI sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,


dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S As Syams (91) : 9-10)

Takhalli adalah mensucikan diri. Dalam hal ini disimbolkan dengan


kisah pembedahan hati Nabi oleh Malaikat Jibril dengan air zam-zam. Harap dipahami bahwa
pembedahan hati tersebut hanya simbol!. Maksud dari simbol itu adalah untuk menemui
Allah harus bersih/suci dari penyakit hati. Artinya adalah manusia harus berusaha
mensucikan dirinya. Kenapa? Karena Allah itu Maha Suci. Dia hanya akan menerima hamba-
Nya yang suci. Mereka yang belum suci ya belum bisa kembali kepada-Nya. Ini berarti
mereka masih berada di alam surga dan neraka-Nya. Sebagian dari mereka masih
melakukan kejahatan. Sebagian dari mereka beribadah karena takut neraka (mental
budak) dan sebagian mereka lagi beribadah karena berharap surga (mental pedagang). Jadi
masih harus dilatih! Masih harus disempurnakan! Bertakhalli adalah jihad yang paling besar
karena harus mengalahkan diri sendiri. Harus mengendalikan hawa nafsunya sendiri. Sifat-
sifat iri, dengki, munafik, tamak, dan perbuatan lain yang merugikan orang haruslah
dibuang jauh-jauh. Jelas bahwa musuh terbesar manusia bukanlah siapa-siapamelainkan
dirinya sendiri. Ada sebuah ungkapan bijak dari Walt kelly yang mengatakan : Kita telah
menemukan sang musuh, dan ternyata dia adalah diri kita sendiri. Dalam suatu Hadistnya,
Nabi juga mengatakan bahwa orang mukmin yang kuat bukanlah yang kuat fisiknya
melainkan yang mampu mengalahkan hawa nafsunya.

39
Contoh Perilaku Tasawuf

Pada prinsipnya, setiap perilaku yang mencerminkan kepada akhlaq yang baik merupakan
salah satu dari ajaran tasawuf, sebab sudah diketahui bersama bahwa yang dimaksud dengan
tasawuf adalah akhlaq yang baik.
Menurut Syekh Al-Junaidi Al-Baghdadi bahwa perilaku tasawuf itu dapat digambarkan
kepada 8 kategori, yaitu:

1. Perilaku dermawan terhadap sesama.

2. Perilaku ridla terhadap apa yang diterima

3. Perilaku sabar terhadap apa yang menimpa pada dirinya.

4. Perilaku simbolik dan sadar menerima perintah aturan Allah SWT.

5. Perilaku menyendiri dan tidak mencintai hal-hal dunia.

6. Perilaku berpakaian yang sederhana dan tidak memuja materi.

7. Perilaku yang menjalankan perintah rohani yang tulus dengan menuntut ilmu agama
dan shaum.

8. Perilaku untuk bersikap hidup sederhana dan juga ikhlas.

Menerapkan Tasawuf dalam Kehidupan Modern

Nilai-nilai tasawuf yang dapat dipraktekan dalam kehidupan modern ini adalah

1. Sabar

Sabar merupakan kunci kebahagiaan dan kesuksesan. Hanya orang-orang yang mampu
bersikap sabarlah yang akan mendapatkan buah dari kesabarannya itu serta mampu untuk
keluar dari segala permasalahan yang ada.

2. Iffah

Iffah sendiri memiliki arti menjaga diri dan kehormatan. Sebagai seorang muslim yang baik,
maka iffah ini sangat diperlukan mengingat pada zaman modern saat ini banyak sekali orang
yang rela menanggalkan harga diri maupun kehormatannya demi kesenangan duniawi yang
sementara.

3. Memelihara Iman

Iman adalah unsur penting dalam menjaga sifat perilaku manusia. Orang yang kuat imannya
tidak akan dengan mudah untuk terbawa arus modernisasi yang negatif, baik pergaulan bebas,
cinta kesenangan dunia, materialisme amupun konsumtif. Iman akan membimbing seseorang
untuk meninggalkan hal-hal yang tidak akan pernah bermanfaat baginya maupun bagi orang
lain.

40

Rabiah Al-Adawiyah; wafat tahun 185 H.

Manusia harus sadar bahwa kematin sedang menghadangnya, hari kiamat akan menepati
janjinya dan hambanya akan dihadapakn kepada pengadilan di akhirat.

Ia terkenal sebagai ulama sufi wanita yang mempunyai banyak murid dari
kalangan wanitapula.

Kalau Al-Hasan menganut zuhud dengan menonjolkan falsafah tawakal, khauf dan raja,
maka Rabiatul Adawiyah menganut zuhud dengan menonjolkan falsafah hubb (cinta) dan
shauq (rindu) kepada Allah.

Salah satu pernyataannya yang melukiskan falsafah hubb dan shauq yang mewarnai
kehidupannya adalah: Saya tidak menyembah Allah karena takut kepada neraka-Nya, dan
tidak pula tamak untuk mendapatkan syurga (karena hal itu) akan menjadikan saya seperti
pencari imbalan yang berakhlak buruk. (ketahuliah), bahwa saya menyembah-Nya karena
cinta dan rindu kepada-Nya.

Anda mungkin juga menyukai