Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Dec
26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah larutan dari hasil fermentasi yang
berasal dari sisa-sisa pembusukan yang mudah terurai. Mikro organisme lokal yang
akan dijelaskan pada makalah ini yaitu mikroorganisme yang berasal dari (keong mas
dan buah maja) dan (nasi segar dan sersah bambu lapuk) serta, gula merah, dan air
kelapa. Mikro Organisme Lokal mempunyai keuntungan karena biaya yang
MOL merupakan singkatan dari Mikro Organisme Lokal yang artinya cairan
yang terbuat dari bahan bahan alami yang disukai sebagai media atau tempat hidup
penghancuran bahan bahan organik atau dekomposer dan sebagai aktivator atau
Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah cairan dari bahan organik yang
difermentasikan dengan air kelapa dan air cucian beras ditambah gula. Mikro
organisme adalah bakteri, baksil, jamur, cendawan. hasil dari mikro organisme lokal
yang dibuat berupa larutan, larutan mikro organisme lokal dapat digunakan sebagai
merombak bahan organik. Akan tetapi Larutan mol juga mengandung unsur hara
Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah cairan yang terbuat dari bahan-bahan
alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikro organisme yang
dekomposer dan sebagai activator atau tambahan nutrisi bagi tumbuhan yang
ikan air tawar dalam menggunakan pupuk cair yang bersifat organik dan murah.
B. Tujuan
C. Manfaat
Selain tujuan yang ingin dicapai, hasil penulisan makalah ini diharapkan juga
permasalahanyang timbul dalam pembuatan mikro orgnisme lokal dan juga dapat
organisme lokal pada masyarakat luas. Dengan adanya makalah pembuatan mikro
orgaisme lokal, selain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan juga bisa
merubah sikap dan prilaku yang tidak baik kearah yang lebih baik, dan dapat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Mikro Organisme Lokal (MOL)
Mikro Organisme Lokal (MOL) dapat dikatakan sebagai salah satu jenis
pupuk cair. Mikro Organisme Lokal (MOL) juga memiliki kandungan unsur hara
mikro. Mikro organisme lokal sangat berperan sebagai pengendalian hama dan
penyakit ikan. Mikro organisme lokal dapat berasal dari hasil pembusukan yang
difermentasikan. Semakin busuk dan halus bahan yang difermentasikan maka akan
semakin cepat menjadi mikro organisme lokal. Dalam pembuatan mikro organisme
lokal yang lebih cepat maka bakteri dalam larutan membutuhkan glukosa, sumber
spontan, artinya lebih mudah untuk dimakan. Glukosa yang dibuat dalam
praktikum biasanya adalah gula merah yang telah diiris atau dihaluskan.
2. Sumber Bakteri
Sumber bakteri dalam mikro organisme lokal yang diperoleh berasal dari
berikut:
a. Sebagai aktivator ( mengaktifkan bakteri).
b. Sabagai dekomposer ( untuk mempercepat dekomposisi).
c. Sabagai nutrisi (makanan).
d. Sebagai Biopestisida (obat racun alami).
2. Tujuan pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL)
Syarat pembuatan mol merupakan salah satu faktor pendukung agar mikro
organisme lokal tidak gagal, adapun syarat pembuatan mol adalah sebagai berikut:
dihaluskan;
5) Memasukkan air kelapa dan aduk sampai merata;
6) Kocok-kocok hingga tercampur rata;
7) Kemudian tutup rapat dengan plastik dan berikan slang plastik
Catatan: seteleh 15 hari mol di panen dengan cara pemerasan, dan siap
di gunakan
kepalan nasi.
d) gula merah 0,5 kg.
e) Air kelapa sebanyak 5liter.
f) Air cucian beras sebanyak 5 liter.
Adapun cara membuat mol yaitu:
1) Membuat kepalan nasi lalu di tempelkan dangan daun bambu lapuk
kadalam jeriken dan di campur dengan air kelapa, air beras, dan gula
merah;
4) Kocok-kocok hingga tercampur rata;
5) Kemudian tutup rapat dengan plastik dan berikan slang plastik
siap di gunakan.
belatung (ulat), jika terdapat belatung atau ulat langsung di buang saja.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
keong dan maja serta teknik pembuatan mol nasi dan sersah bambu lapuk.
2. Dalam pembuatan mikro organisme lokal harus memenuhi syarat yang berupa
B. Saran
Dari pembahasan makalah ini yang berjudul mikro organisme lokal masih
banyak kekurangan sehingga penulis masih membutuhkan saran dan kritikan dari
Fiqhi Ardiansyah
Senin, 29 April 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia pertanian, istilah pupuk tentunya sudah tidak asing lagi. Pupuk
memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang tumbuhnya tanaman. Bagi
tanaman, pupuk adalah nutrisi penting yang sangat dibutuhkan untuk
perkembangan hidupnya, menjadi tanaman yang subur dan produktif. Tanaman
yang tercukupi kebutuhan pupuknya akan tumbuh dan berkembang dengan
maksimal.
Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk kimia merupakan
pupuk berasal dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif pada
lingkungan dan menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk organik
adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa pembusukan atau pengomposan. Pupuk
organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, ataupun kotoran ayam. Pupuk organik
biasanya berupa zat padat. Akan tetapi, pupuk organik juga dapat berupa pupuk
cair.
MOL adalah larutan dari hasil fermentasi yang berasal dari sisa-sisa
pembusukan yang mudah terurai. MOL yang akan dibuat pada praktikum kali ini
berasal dari bermacam-macam buah yang hampir busuk seperti buah pepaya,
mangga, pisang, mentimun serta, gula merah, dan air kelapa. Mikro Organisme
Lokal mempunyai keuntungan karena biaya yang dibutuhkan murah dan
pembuatannya sangat mudah.
Hasil dari MOL yang dibuat berupa larutan. Larutan MOL dapat digunakan
sebagai dekomposer karena larutan MOL mengandung bakteri yang berpotensi
merombak bahan organik. Akan tetapi Larutan mol juga mengandung unsur hara
mikro dan unsur hara makro.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk adalah bahan bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman.
Zat makanan (hara) tersebut berupa unsur kimia yang digunakan oleh tanaman
untuk pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya. (Suriadikarta, 2006).
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman
untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik (Suriadikarta, 2006).
a) Pengertian MOL
MOL dapat dikatakan salah satu jenis pupuk cair. Mol juga memiliki
kandungan unsur hara dan unsur hara mikro. MOL sangat berperan dalam
perangsang tanaman dan sebagai pengendalian hama dan penyakit tanaman
(Anonim, 2012).
MOL (Mikro Organisme Lokal) merupakan pemanfaatan bakteri yang
bermanfaat di sekitar yang berguna sebagai dekomposer. MOL dapat berasal dari
hasil pembusukan yang telah difermentasikan. Semakin busuk dan halus bahan
yang difermentasikan maka akan semakin cepat menjadi MOL (Anonim, 2012).
MOL yang berasal dari buah-buahan yang sedang dibuat, yang telah/hampir
busuk merupakan pembuatan MOL yang relatif cepat dan efisien karena buah
tersebut memiliki daging buah yang halus sehingga mudah untuk busuk (Anonim,
2012).
Dalam pembuatan MOL yang lebih cepat maka bakteri dalam larutan MOL
membutuhkan glukosa, sumber bakteri, dan karbohidrat (Anonim, 2012).
1. Glukosa
Glukosa berperan dalam sumber energi dalam mikroba yang bersifat spontan,
artinya lebih mudah untuk dimakan. Glukosa yang dibuat dalam praktikum ini
adalah gula jawa yang telah diiris/dihaluskan serta air kelapa.
2. Mikroorganisme lokal/sumber bakteri
Sumber bakteri dalam MOL yang diperoleh berasal dari buah-buahan yang telah
busuk. Bakteri yang tersedia dalam MOL biasanya lebih dari satu jenis bakteri. Jenis
bakteri yang terdapat seperti Pseudomona sp, Bacillus s, bakteri pelarut pospat,
dan Azospirillum sp, dll. Walaupun dalam praktikum tidak adanya identifikasi jenis
bakteri. Akan tetapi dapat diperoleh dari literatur yang telah diidentifikasi.
3. Karbohidrat
Karbohidrat dalam MOL sangat dibutuhkan oleh bakteri pengurai yang
digunakan sebagai sumber energi. Akan tetapi, karbohidrat tidak ada ditambahkan
dalam praktikum ini. Karbohidrat dapat berupa beras, gandum, ubi, kentang dan
singkong.
b) MOL dari buah-buahan
MOL yang digunakan dalam praktikum ini adalah MOL dari buah-buahan yang
telah busuk dan mudah untuk difermentasikan dan tidk membutuhkan waktu yang
lama. Hasil dari MOL ini dapat disemprotkan langsung ke tanaman dan dapat
digunakan sebagai dekomposer dalam pengomposan (Pranata, 2004).
c) Penggunaan MOL
d) Manfaat MOL
Menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena udah berupa
larutan.
Dapat disemprotkan langsung oleh tanaman, sehingga diserap melalui dedaunan
tanaman.
Dapat digunakan sebagi dekomposer dalam pengomposan.
Mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman.
Mengurangi penggunaan pestisida yang dapat menurunkan kualitas tanaman.
Dengan adanya MOL maka buah-buahan yang busuk ataupun yang lain dapat
dimanfaatkan.
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
2.
3.
4.
Tambahkan air secukupnya
5.
6.
Menutup ember
7.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat kita ketahui bahwa
bahan utama dari pembuatan MOL adalah buah-buahan. Mengapa harus buah-
buahan? karena bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organik
basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-
buah dan sisa sayuran (wortel, labu, sawi, selada, kulit jeruk, pisang, durian, kol,
dsb). Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik (C/N ratio), maka
proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi,
bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Nutrisi buah adalah nutrisi yang diberikan untuk tanaman saat akan berbuah.
Tanaman apapun bisa, termasuk padi. Nutrisi ini dibuat dari sari buah. Jika diberikan
untuk tanaman, buah yang digunakan tak perlu segar. Buah yg digunakan dalam
pembuatan MOL ini adalah buah nenas, pisang, dan papaya. Buah-buah ini banyak
mengandung fosfor (P) yang baik untuk pertumbuhan bunga atau buah pada
tanaman. Selain itu nanas juga mengandung kalium (K) dan kalsium dua jenis
nutrisi yang juga dibutuhkan tanaman.
Dalam proses pembuatan Mikro Organisme Lokal ini kemudian ditambahkan
gula merah yang telah dicairkan. Gula merah ini bertindak sebagai molase yang
merupakan sumber energi bagi mikroorganisme yang akan menguraikan atau
fermentasi dari bahan dasar dari MOL ini.
Mikro Organisme Lokal ini sangat baik digunakan karena berbahan dasar
buah-buahan yang berasal dari alam sehingga tidak meninggalkan residu yang akan
merusak lingkungan serta harga dan proses pembuatannya yang tidak sulit. Hal ini
sesuai dengan pendapat Pranata (2004) yang menyatakan bahwa pupuk organic
merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki
kesuburan tanah, dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-
bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman di konsumsi.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan hara
esensial bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk juga merupakan vitamin bagi tanah
yang dapat membuat tanah lebih gembur dan subur dengan tanah yang gembur
dan subur itulah, maka tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan Buah dan Daun
yang besar, sehat, dan dalam jumlah banyak.
2. MOL (Mikro Organisme Lokal) merupakan pemanfaatan bakteri yang bermanfaat di
sekitar yang berguna sebagai dekomposer. MOL berasal dari hasil pembusukan
yang telah difermentasikan.
3. Pemberian pupuk harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan
terhadap tanaman. Pemilihan dosis yang tepat perlu dapat diperoleh melalui
pengujian-pengujian di lapangan.
5.2. Saran
Sebaiknya dalam praktikum pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) ini para
mahasiswa lebih aktif lagi dalam praktikum agar supaya semua mahasiswa dapat
mengerti dengan baik bagaimana proses pembuatan Pupuk ini.
DAFTAR PUSTAKA
Fiqhi Ardiansyah
Lihat profil lengkapku
arsip blog
AGRONOMI UNHAS
Seputar Informasi Budidaya Pertanian
INFO
MATA KULIAH
OPINI
BACAAN
PORTAL UNHAS
IKLAN
HIMAGRO
BELAJAR BLOG
NEC 2015
Beranda
27 August 2016
18 May 2016
14 May 2016
13 May 2016
06 April 2016
06 April 2016
28 March 2016
23 February 2016
09 October 2015
08 October 2015
08 October 2015
08 October 2015
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum nutrisi tanaman dengan judul percobaan pembuatan
MOL (Mikro Organisme Lokal) adalah untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan
dan manfaat MOL bagi tanaman.
Sedangkan kegunaan dari praktikum ini yaitu sebagai bahan informasi kepada
praktikan maupun kepada pembaca akan cara pembuatan MOL dan manfaat dari
MOL tersebut bagi tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikro Organisme Lokal
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dengan
kemampuan sangat penting dalam kelangsungan daur hidup biota di dalam
biosfer.Mikroorganisme mampu melaksanakan kegiatan atau reaksi biokimia untuk
melangsungkan perkembangbiakan sel. Mikroorganisme digolongkan ke dalam
golongan protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protozoa, dan algae (Darwis dkk.,
1992).Mikroorganisme menguraikan bahan organik dansisasisa jasad hidup
menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana (Sumarsih, 2003). Menurut Budiyanto
(2002), mikroorganisme mempunyai fungsi sebagai agen proses biokimia dalam
pengubahan senyawa organik menjadi senyawa anorganik yang berasal dari sisa
tanaman dan hewan.
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai
starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama
MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari
hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat
sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik
seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daun gamal.
Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta
sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong,
nasi basi, dan urin sapi(Hadinata, 2006).
Menurut Fardiaz (1992), semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan
tertentu membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses
metabolisme. Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan
dapat menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia,
seperti adanya perubahan warna, pembentukan endapan, kekeruhan, pembentukan
gas, dan bau asam (Hidayat, 2006).
Larutan MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai
sumberdaya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur mikro dan
makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan
organik, perangsang tumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit
tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai pendekomposer pupuk
hayati dan sebagai pestisida organic terutama sebagai fungisida. Salah satu
activator yang cukup murah adalah larutan MOL (Mikro Organisme Lokal).Tiga
bahan utama dalam larutan MOL:
1. Karbohidrat.
Bahan ini dibutuhkan bakteri/ mikroorganisme sebagai sumber energi. Untuk
menyediakan karbohidrat bagi mikroorganisme bisa diperoleh dari air cucian beras,
nasi bekas/ nasi basi, singkong, kentang, gandum, dedak/ bekatul dll
2. Glukosa.
Bahan ini juga sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat spontan
(lebih mudah dimakan mereka). Glukosa bisa didapat dari gula pasir, gula merah,
molases, air gula, air kelapa, air nira dll
3. Sumber Bakteri (mikroorganisme lokal).
Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman
antara lain buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk, keong mas, nasi, rebung
bambu, bonggol pisang, urine kelinci, pucuk daun labu, tapai singkong dan buah
maja. Biasaya dalam MOL tidak hanya mengandung 1 jenis mikroorganisme tetapi
beberapa mikroorganisme diantaranya Rhizobium sp, Azospirillium sp, Azotobacter
sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut phospat.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Mikro Organisme Lokal dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 5 April 2013
pukul 08.00 Wita - selesai di Screen House, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan praktikum mengenai pembuatan mikro organisme lokal yaitu:
Hasil mol yang diperoleh memiliki warna hijau kecoklatan, bau seperti
tapai/alkohol, dan terdapat jamur berwarna putih di permukaan larutan MOL.
MOL berperan terhadap kesuburan tanaman karena memiliki kandungan unsur
hara mikro dan makro,
MOL juga dapat digunakan dalam pengomoposan yang berfungsi sebagai
mempercepat dekomposer.
5.2 Saran
Sebaiknya kerjasama asisten dan praktikan lebih baik lagi lebih dan asisten lebih
serius dan lebih aktif menjelaskan kepada praktikan mengenai percobaan-
percobaan yang akan dilakukan.dan sebaiknya dan kebersihan pada saat praktikum
lebih di jaga.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013. http://wikipedia.com/2010/11/25/budidaya-kakao/. Diunduh pada
tangga 23 April 2013, pukul 19.30
Anonim. 2013. http://papinkprapti.wordpress.com/2013/07/03/mikro-organisme-
Lokal mol.Diunduh pada tanggal 22 April 2013, pukul 20.22.
Anonim.2013.http://fiqhiardiansyah.blogspot.com/mikro-organisme-lokal.Diunduh
pada tanggal 23 April 2013
Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan
pesan anda di kolom facebook paling bawah.
Share this article :
Share
Labels
Agronomi Artikel B.Ingris Biokimia Tanaman Bioteknologi Botani BTH DDA DESAIN
BLOG Falasafah Cinta Fispan Fistum Genetika Tanaman Ilmu Gulma ILMU TANAH Info
Nutrisi Tanaman Opini Perkebunan Pertanian SKEFO
Profil
Ari Sandria
Lihat profil lengkapku
Pengunjung
326164
Recent News
Followers
Join
Home
About Us
Contact Us
New Single
Music News
Full Album
Penulis
Nama : Inafa Handayani
NPM : 1214151027
P. S. : Kehutanan
Inafa Handayani
Abstrak
COVER.............................................................................................i
ABSTRAK..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
I. PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Tujuan Praktikum.........................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................4
III. METODOLOGI PRAKTIKUM...........................................................10
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN........................................12
A. Hasil Praktikum..........................................................................12
B. Pembahasan...............................................................................12
V. KESIMPULAN..............................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................16
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diternakkan, yang berfungsi sebagai starter dalam pembuatan bokasi atau kompos.
Pemanfaatan limbah pertanian seperti buah-buahan tidak layak konsumsi untuk
diolah menjadi MOL dapat meningkatkan nilai tambah limbah, serta mengurangi
pencemaran lingkungan.
Farida (2009) mengamati bahwa pada pembuatan MOL dengan lama fermentasi
lebih dari 3 minggu, tutup wadah fermentasi ada yang terlepas. Lepasnya tutup
wadah diduga akibat tekanan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi. Karena
itu, dalam penelitian ini akan dibandingkan metode fermentasi MOL dengan dan
tanpa penggunaan selang atau saluran udara, sehingga gas yang dihasilkan dari
proses fermentasi dapat disalurkan keluar wadah fermentasi. Selain itu, wadah
produksi sendiri dari bahan-bahan alami yang tersedia disekeliling kita. Bahan-
atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. Selain itu MOL dapat juga berperan
mikrobia adalah bakteri, fungi dan jasad renik, sedangkan bahan organik adalah
jerami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran hewan/ ternak dan sebagainya.
mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro. Namun jumlahnya relatif
kecil dan bervariasi tergantung dari bahan baku, proses pembuatan, bahan
menguntungkan.
B. Tujuan Praktikum
3. Mengetahui apakah MOL dan Komposting yang telah dilakukan sudah matang atau
starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama
MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari
sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik
seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daun gamal.
Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta
sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong,
dalam pembuatan kompos adalah bakteri. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat
kelompok bakteri yang mampu mengikat gas N 2 dari udara bebas dan
terjaga sehingga tanah tetap subur. Bakteri ini misalnya antara lain
nitrit menjadi nitrat dan langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman (Mulyono,
2014).
Perubahan ciri fisik, kimia, dan biologi tanah yang dihasilkan dari praktek
kualitas tanah akan mengantar kita menuju keberlanjutan pertanian. Pupuk hayati
agar diperoleh produksi yang optimal dan meningkatkan pendapatan petani serta
berimbang adalah pemberian pupuk kedalam tanah untuk mencapai status semua
hara esensial seimbang dan optimum dalam tanah untuk meningkatkan produksi
dan mutu hasil pertanian, efisiensi pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari
hara yang berimbang dalam tanah, bukan berimbang dalam bentuk pupuk. Sumber
hara dapat berupa pupuk tunggal, pupuk majemuk atau kombinasi keduanya
bahan-bahan organik menjadi bahan yang telah dirombak lebih sederhana dengan
Selain itu kompos adalah bahan-bahan organik (sampah organik) yang telah
didukung oleh keadaan yang basah dan lembab. Di alam terbuka, kompos bisa
Padahal kebutuhan akan tanah yang subur sudah mendesak. Oleh karenanya,
proses tersebut perlu dipercepat dengan bantuan manusia. Dengan cara yang baik,
1. Bentuk fisik sudah menyerupai tanah, berwarna coklat tua hingga hitam (coklat
kehitam-hitaman)
5. Memiliki C/N ratio sebesar 10-20, tergantung dari bahan baku dan derajat humifikasi
6. Tingkat keasaman (pH) kompos sebesar 6,5 - 7,57. Kapasitas pertukaran kation
8. Suhu kompos mendekati suhu ruang atau udara sekitar (30 35 0C)
2.Ramah lingkungan
1.Bereaksi lambat
Penggunaan kompos sebagai pupuk sangat baik karena dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
2. Mengemburkan tanah
8. Murah dan mudah didapat, bahan bisa dibuat sendiri (Murbandono, 2000)
organik atau kompos dan pupukan organik. Sifat kompos atau pupuk organik
a. Mengandung unsur hara mikro dan makro lengkap walaupun jumlahnya sedikit
penyakit.
a. Hanya mengandung satu atau beberapa unsur hara, tetapi dalam jumlah banyak
b. Tidak dapat memperbaiki struktur tanah, tetapi justru penggunaan dalam jangka
Bahan organik yang masuk kedalam pembuatan kompos adalah sisa-sisa bahan
makanan yang mengandung lemak, antara lain sisa-sisa daging, tulang, dan duri
ikan. Lemak dapat mengganggu proses fermentasi oleh bakteri, sedangkan sisa
daging dan duri ikan akan menimbulkan aroma yang lebih menyengat dibandingkan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ember, tally raffia, kantong
plastic 2, pengaduk, alat untuk memasak air, cangkul, gayung, botol aqua besar,
Tally Sheet. Sedangkan bahan yang digunakan adalah terasi kg, gula pasir kg,
B. Cara Kerja
2. Sisihkan
5. dinginkan
10. Buka campuran setelah 3 har, aduk campuran tutup kembali dan buka keesokan
harinya untuk diaduk sesuai kebutuhan. Ulang proses serupa sampai hari ke 10
3. Letakkan seresah yang telah dicacah kedalam kantong plastic sebagai composting
anaerob
7. Meletakkan seresah yang telah dicacah dan ditimbang kedalam lubang tanah
9. Setelah selesai, keliling lubang tersebut di beri penutup dengan plastic agar tidak
10. Pembuatan lubang sebaiknya pada daerah yang lembab agar mikroorganisme
A. Hasil Praktikum
Aerob Anaerob
Perubaha
n Sebelu Setelah Sebelum Setelah
m
Bau Berbau Tidak berbau Berbau Berbau
MOL MOL mendekati
bau tape
Tekstur Kasar Kasar Kasar Kasar
Berat 2,2 kg Tidak ditimbang, Tidak Tidak
tetapi ditimban ditimbang
kemungkinan g (akan tetapi
bertambah menyusut)
karena kompos
sudah mendekati
jadi
Warna Coklat Kehitam-hitaman Coklat Agak
kehitam-
hitaman
B. Pembahasan
starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Hasil dari
perubahan berupa terdapat busa diatasnya. Jadinya suatu MOL dipengaruhi oleh
dibukanya MOL setelah 3 hari dan kelembaban. Dibukanya MOL setelah 3 hari
didalamnya tidak mati, pada praktikum ini masing-masing bahan memiliki fungsi
yaitu : terasi digunakan untuk sumber protein, gula sebagai glukosa, dedak sebagai
glukosa padat, gedebog pisang sebagai sumber inokulum, air panas dan dingin
sebagai media. Manfaat bakteri local adalah Karena bakteri itu sudah beradaptasi
dengan lingkungan yang ada di Indonesia, tahu asal bakteri tersebut, banyak
tersedia di alam, dan petani mudah membuat sendiri, tidak mengeluarkan biaya
yang besar untuk membeli, tidak khawatir bakteri lokal akan punah, karena
bersaing dengan bakteri luar. Untuk perbanyakan molase hanya perlu ditambahkan
air dan penambahan gula, penambahan gula berfungsi sebagai sumber glukosa
karena MOL digunakan untuk pembuatan composting, pada praktikum ini dilakukan
2 pecobaan yaitu pembuatan kompos aerob dan kompos anaerob. Ciri-ciri kualitas
kompos yang sudah matang sebagai berikut : Bentuk fisik sudah menyerupai tanah,
bau busuk (berbau tanah), mempunyai tekstur remah dan gembur (berupa
remukan), suhu kompos mendekati suhu ruang atau udara sekitar (3035 0C), jika
digunakan pada tanah, kompos dapat memberikan efek menguntungkan bagi tanah
dan pertumbuhan tanaman. Dari ciri-ciri diatas dapat diambil bahwa pembuatan
kompos aerob yang telah kami lakukan sudah mendekati jadi, karena pada
praktikum kami kompos sudah tidak berbau menyengat, warna pada kompos yang
telah kami buat berwarna kehitaman, walaupun dari ciri-ciri diatas seharusnya
kompos yang sudah jadi bertekstur remah dan gembur seperti tanah, kompos pada
praktikum yang kami lakukan juga sudah agak dingin jika dipegang, kompos akan
jadi setelah 1-2 minggu lagi jika kompos diberi air secara teratur agar inokulum
tidak mati karena suhunya panas, pada pembuatan kompos anaerob juga sudah
mendekati jadi, kompos tetap berwarna coklat, belum jadinya kompos yang kami
buat diakibatkan karena tidak dibukanya kompos setelah 3 hari, karena inokulum
juga memerlukan adanya oksigen, jika tidak dibuka maka inokulum akan mati
karena panas, bau kompos sudah tidak menyengat, baunya seperti tape jika dibuka.
V. KESIMPULAN
starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Komposting
2. MOL yang sudah jadi berbau tidak menyengat lagi (berbau seperti tape), terjadi
perubahan diatas permukaannya berupa terdapat busa. Ciri-ciri kompos yang sudah
jadi berupa : bentuk fisik sudah menyerupai tanah, berwarna coklat tua hingga
suhu ruang atau udara sekitar (30 35 0C), jika digunakan pada tanah, kompos
3. Pembuatan MOL yang kami lakukan sudah jadi karena sudah memenuhi ciri-ciri
jadinya molase yaitu berbau tidak menyengat (tape), terdapat busa diatas
permukaan, sedangkan kompos yang kami buat mendekati jadi yaitu sudah terjadi
perubahan warna berupa warna kehitaman, tidak berbau lagi, sekitar 1-2 minggu
Farida. 2009. Pemanfaatan Limbah Buah dalam Pembuatan MOL dengan Variasi Jenis
Kemasan dan Lama Fermentasi. Skripsi Jurusan THP. Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh.
Hartatik, W. Dan D. Setyorini. 2008. Validasi Rekomendasi Pemupukan NPK dan Pupuk
Organik pada Padi Sawah.<http://balittanah.litbang.deptan.go.id/ eng/viewer.php?
folder=dokumentasi/prosiding2008pdf&filename=wiwiek_validasi&ext=pdf>.
Diakses tanggal 27 Oktober 2014 pukul 12.30 wib
Hastuti, R. D., R. Saraswati, J. Purwani, dan T. S. Kadir. 2008. Aplikasi Pupuk hayati dan
Dekomposer pada Padi Sawah.
<http://balittanah.litbang.deptan.go.id/eng/viewer.php?
folder=dokumentasi/prosiding2008pdf&f ilename=ratih_dkomposer&ext=pdf>.
Diaksestanggal 27 Oktober 2014
Mulyono. 2014. Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga. PT
AgroMediaPustaka, Jakarta Selatan.
Mengenai Saya
inafa handayani
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2015 (8)
o Desember (1)
o Juni (7)
PERKECAMBAHAN BENIH
PENYAPIHAN BENIH
PENYAPIHAN BENIH
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KEHUTANAN RHIZOBIUM PADA PO...
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI EKTOMIKORIZA PADA TANAMAN M...
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL)...
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KEHUTANAN ENDOMIKORIZA
nn