Anda di halaman 1dari 8

Nama : Seprian

NIM : F1D214030

Geology Engineering

ARTIKEL EKSPLORASI DAN PEMETAAN GEOLOGI

I. Pengertian Hidrgeologi

Hidrogeologi didefiniskan sebagai studi berbagai ilmu dengan interaksi


ekstensif antara air dan kerangka kerja geologi (Maxey, 1964).
Kegunaan dari pemetaan hidrogeologi adalah untuk menunjukkan geometri bawah
permukaan (struktur) dan properti hidrolik dari material bumi yang berguna untuk
menginvestigasi properti hidrodinamik dari air bawah tanah pada bagian alamiah
(cekungan) atau bagian pengisinya.
Pemetaan hidrogeologi harus dilakukan bersama-sama oleh ahli geologi,
geofisika dan teknik hidrolik. Pemetaan hidrogeologi terbagi menjadi dua proses :
a. Evaluasi dan survey (di lapangan dan luar lapangan) dari semua informasi
geologi, hidrologi, kualitas air, geomorfologi, pedologi, dll dari area yang
bersangkutan.
b. Pemetaan yang sebenarnya adalah koleksi dari data terbaru dan
pengecekan data di lapangan : penerapan geologi, geofisika, kimia, geologi
ILMU KEBUMIAN
foto-kartografi dan metoda lainnya.
Hakekatnya sebuah peta hidrogeologi merupakan suatu peta yang
Geologi hidrologi
menggambarkan dua informasi utama yaitu:
Peta Hidrogeologi
a) informasi geologi, dan
b) informasi air
Pembuatan peta hidrogeologi dilakukan diatas dasar peta topografi, sama
hanya seperti membuat peta
Peta geologi dan peta
Geologi hidrogeologi.
Peta Hidrologi Peta hidrogeologi
dalam sistem peta ilmu kebumian.

+Informasi geologi + Informasi air

Peta Topograf
GAMBAR 1.0. Peta Hidrogeologi dalam ilmu kebumian
( Sumber : IAAH,1997)

Penjelasan sebuah peta hidrogeologi hendaknya memberikan gambaran


yang jelas mengenai informasi akifer, akiklud, batas-batas sistim akifer, batas
batas cekungan airtanah, pola dinamika aliran airtanah, informasi hidrologi,
informasi geologi, sistim masukan dan keluaran air. Gambaran tersebut disajikan
dalam bentuk dua dimensi (peta) dan dalam bentuk tiga dimensi (diagram Blok).
Sebuah peta hidrogeologi sudah seharusnya mencerminkan kompleksitas sistim
airtanah terutama hubungan antara air dan batuan serta menggambarkan suatu
sistim aliran air dari dan ke dalam akifer.
Gambar 2.0. Sistim kompleksitas masukan dan keluaran airtanah
(Sumber : IAAH 1997)

Secara khusus untuk perencanaan dan pengembangan airtanah perlu


memperhatikan :
a) Pemahaman sistim akifer dan sistim aliran airtanah
b) Evaluasi sumber airtanah potensial
Pemahaman sistim akifer dan sistim aliran airtanah meliputi aspek geologi,
iklim, dan hidrologi. Sedangkan aspek evaluasi sumber airtanah potensial meliputi
kemudahan pencapaian dari akifer, parameter eksploitasi, ketersediaan airtanah,
parameter kimia dan polusi airtanah, dan konservasi yang secara skematik.
Gambar 3.0. Pemahaman sistim akifer dalam untuk evaluasi
sumber airtanah potensial (Sumber : IAAH 1997)

2. Studi Pendahuluan
Untuk membuat suatu peta hidrogeologi, sangatlah penting untuk
mempelajari informasi yang telah ada mengenai daerah studi tersebut. Tahapan
ini disebut juga studi pendahuluan. Tahapan ini adalah pengumpulan seluruh data
yang diperlukan dengan menggunakan semua informasi yang terkumpul sedikit
demi sedikit dari beberapa sumber seperti yang telah dibahas pada bab
sebelumnya dan biasanya tanpa informasi tambahan yang diperoleh dari lapangan.
Tahapan ini biasanya dilakukan di kantor atau studio. Bagaimanapun juga, studi
pendahuluan ini akan sangat berguna untuk program perencanaan pekerjaan
pemetaan hidrogeologi.
Studi pendahuluan juga dapat digunakan untuk memperkirakan model
awal dari sistem airtanah pada daerah studi, yang dapat digunakan sebagai
perbandingan terhadap hasil lapangan. Perbandingan tersebut menambahkan rasa
percaya pada pelaksanaan kegiatan lapangan dan menyediakan kesempatan untuk
memodifikasi program lapangan untuk memastikan bahwa informasi yang didapat
telah cukup dengan cara yang efisien.
3. Interpretasi Peta/Foto Rupa Bumi
Foto udara merupakan data yang sangat potensial dalam berbagai aspek
geologi lapangan dan hidrogeologi termasuk salah satu di antaranya. Pada wilayah
yang tidak memiliki peta, mozaik dari foto udara dapat dibuat dan dapat langsung
digunakan. Masalah yang ada hanyalah skala peta yang hanya benar pada pusat
dari foto dan akan terdistorsi hingga ke ujung.
Foto udara umumnya berguna pada studi kasus karena sangat detail dan
juga menampilkan kenampakan yang tidak dapat dilihat dengan mudah di daratan.
Foto udara ini juga dapat digunakan untuk menemukan daerah rembesan atau
keluaran airtanah, tetapi teknik dari interpretasi yang tersedia untuk hidrogeologi
tidak menyajikan informasi langsung tentang kondisi airtanah. Interpretasi secara
umum menggunakan peta fotografi ini, yaitu untuk menyiapkan peta yang
menunjukkan variasi dari tipe vegetasi, bentuk lahan, guna lahan, tanah, dan
saluran. Peta ini nantinya dapat digunakan untuk menginterpretasikan
kemungkinan kondisi airtanah yang nantinya digunakan untuk menentukan daerah
yang terbaik untuk sumur baru.
Foto udara dengan infra merah saat ini cukup umum dan khususnya
berguna untuk data hidrogeologi karena sensitif untuk variasi temperatur. Jika
temperatur airtanah konstan selama setahun, semusim, atau kontras dengan air
permukaan atau batuan sekitarnya maka metode ini sangat baik untuk menentukan
lokasi mataair dan juga daerah keluaran airtanah.
Fotografi satelit juga sangatlah berguna dalam penyelidikan hidrogeologi.
Kelemahannya adalah skala dari fotografi yang digunakan secara komersial dan
terbatas nilainya dalam studi yang detail. Foto satelit ini dapat digunakan pada
beberapa pekerjaan yang bersifat regional. Foto satelit dihasilkan dengan metode
yang mengurangi gambar untuk data digital dalam format komputer, ini berarti
bahwa data dapat diproses untuk memberikan keterangan pada bentuk tertentu
seperti faktor temperatur dan lebih sensitif dari foto infra merah yang lama.
Teknik yang sama sekarang sedang digunakan oleh pesawat, menggunakan
metode line scanning. Pemetaan ini sangat mahal tetapi dapat digunakan dalam
investigasi hidrogeologi secara luas.
4. Observasi Lapangan dan Pencatatan
4.1. Survey Hidrokimia.
Kecuali untuk perencanaan sumber air baku (Tabel 5.2), adalah
jarang bisa didapatkan informasi mengenai kimia airtanah dalam data
sekunder yang ada, walaupun seringkali terdapat cukup informasi untuk
mengetahui nilai kelayakan air. Kadang-kadang informasi diambil dari
laporan pembuatan sumur bor atau catatan pada daerah dimana airtanah
digunakan. Satu-satunya cara yang baik adalah merencanakan melakukan
pengukuran ulang pada daerah penelitian. Analisis modern memberikan
hasil dalam mg/l, yang dahulu sama dengan ppm. Rekaman yang sangat
tua sering menyatakan nilai dalam butir per galon sehingga harus
dikonversikan menjadi mg/l dengan mengalikan dengan 14,25.

Tabel 1.0. Parameter kimia untuk menentukan baku mutu air yang layak minum

Parameter Unit Nilai yang umum Konsentrasi maksimum


yang dapat
diterima
Konduktivitas s/cm @ 20oC 400 1500
Klorida mg/l Cl 25 400
Sulfat mg/l SO4 25 250
Nitrat mg/l NO3 25 50
Magnesium mg/l Mg 30 50
Natrium mg/l Na 20 175
Kalium mg/l K 10 12

Kalsium mg/l Ca 100 250


Besi g/l Fe 50 200

Data kimia dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan


pencemaran potensial seperti intrusi air laut, nitrat tinggi dari pupuk, limbah dari
tempat pembuangan sampah, bocornya pembuangan khusus seperti septik tank
dan tangki minyak, serta aliran air dari pembuangan limbah tambang (tailing).
Semua ini dapat menyebabkan masalah serius untuk pengembangan airtanah baru
dan suplai yang ada. Konsentrasi total dari mineral terlarut menghasilkan data
mengenai berapa lama konsentrasi pencemar ini ada pada lapisan akifer,
singkatnya, makin lama waktunya, makin besar konsentrasi kimia keseluruhan.
Data kimia ini dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi daerah
resapan. Hitung nilai distribusi dari sejumlah mineral terlarut atau konduktivitas
pada peta. Konsentrasi rendah kemungkinan merupakan daerah resapan dengan
airtanah mengalir dengan arah dari nilai besar. Airtanah yang termineralisasi
tinggi sering mengindikasikan bahwa kecepatan aliran airtanah sangat pelan,
sehingga permeabilitasnya rendah atau tidak ada titik keluaran alami. Dengan
mempelajari struktur geologi akan sangat membantu penentuan bagaimana
airtanah terperangkap.

4.2. Pengendalian Pekerjaan Survey Hidrogeologi


Seperti yang telah ditekankan, perencanaan program kerja
lapangan adalah salah satu hal yang sangat penting dari studi kasus.
Penyelidikan lapangan sebaiknya dilakukan setelah mempelajari semua
informasi yang tersedia dan mengidentifikasikan apa saja informasi
tambahan yang dibutuhkan. Awal tujuan dari program kerja lapangan harus
menghasilkan data utama yang diperlukan dari daerah tersebut. Jika luasan
daerahnya cukup kecil, kenali daerah tersebut untuk mempelajari
geologinya atau pencarian untuk sumur dan mataair. Jika luasan daerah
cukup besar sehingga untuk investigasi dibutuhkan kendaraan atau bahkan
helikopter, usahakanlah untuk berjalan kaki semaksimal mungkin. Tidak
ada yang dapat menggantikan observasi langsung untuk menghasilkan
pengetahuan yang detail mengenai kondisi suatu daerah atau pemahaman
bagaimana sistem airtanah bekerja. Dengan pengamatan langsung ini,
pengetahuan hidrogeologi yang dibangun akan membuat tahapan
interpretasi informasi geologi dalam terminologi airtanah menjadi lebih
baik. Ini adalah cara yang paling baik untuk menjadi seorang ahli
hidrogeologi yang handal.

Anda mungkin juga menyukai