Anda di halaman 1dari 12

I.

TINJAUAN PUSTAKA

I.1 Gejala CMV

Serangan CMV pada cabai dapat menyebabkan berbagai perubahan


pada daun seperti perubahan warna (mosaik/mosaic atau belang/mottle);
perubahan bentuk (menggulung, deformasi, menyempit, mengkerut atau
berubah seperti tali sepatu/shoestring, berukuran lebih kecil); dan
mengalami nekrosis (membentuk cincin-cincin nekrotik). Gejala pada
batang adalah batang mengalami stunt (kerdil). Sedangkan pada buah
adalah buah akan mengalami distorsi, diskolorasi, deformasi, sunken
areas, black spot, bercak dan cincin-cincin nekrotik, serta buah bengkok.
Pada tanaman cabai, CMV dapat menyebabkan gejala mosaik yang parah
pada daun. Pada daun yang lebih tua akan tampak gejala nekrotik cincin,
buah akan mengalami malformasi bentuk, serta terdapat bercak atau cincin
berwarna kuning di tengah, pada buah dari tanaman yang terserang CMV.

Pertumbuhan tanaman yang terserang virus relatif lebih kerdil.


Mula-mula tulang daun menguning atau terjadi jalur kuning sepanjang
tulang daun. Daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun
lebih kecil dan lebih sempit dari ukuran daun yang normal, atau menjadi
seperti tali sepatu karena lembaran daun menghilang yang tinggal hanya
tulang daun saja. Virus mosaik mentimun sering menyebabkan gejala bisul
atau kutil pada buah (Semangun 1989).

Virus masuk ke dalam jaringan melalui luka lalu memperbanyak


diri dan menyebar ke seluruh jaringan tanaman secara sistemik. Jenis virus
di atas dapat menular melalui persinggungan secara mekanik seperti TMV,
ToMV dan PVX; melalui biji seperti ToMV dan TMV (Prajananta, 1995)
atau disebarkan oleh kutu daun seperti CMV dan PVY.

Gejala awal serangan ditandai dengan adanya warna mosaik


kuning atau hijau muda mencolok pada daun. Kelanjutanya pucuk
menumpuk keriting diikuti dengan bentuk helaian daun menyempit atau
cekung, buah kecil, bengkok dan ringan. Secara keseluruhan tanaman
tumbuh tidak normal, menjadi lebih kerdil dibandingkan dengan tanaman
sehat (Noordam 1973).

I.2 Macam-Macam Teknik Penularan Virus

a. Penularan melalui cantuman (sambung)

Terjadi karena virus bersifat sistemik. Sehingga persatuan


pembuluh antara batang bawah dan batang atas memberikan
kesempatan bagi virus untuk berpindah melalui aliran asimilat yang
mengalir dalam pembuluh.

b. Penularan dengan tali putri (Cuscuta)

Beberapa jenis tali putri kususnya C. campestris dan C. subinclosa


mampu menularkan virus. Cuscuta adalah tumbuhan parasit yang tidak
mimiliki klorofil dengan batang yang memiliki haustoria yang masuk
kedalam berkas pembuluh inang.

c. Penularan melalui alat perkembangbiakan vegetatif

Seperti umbi lapis, umbi sisik, akar, tunas okulasi, dan kayu
berkuncup. Hal ini juga didasari oleh sifat penyakit oleh virus yang
sistemik.

d. Penularan melalui biji dan serbuk sari.

Awalnya biji anggap sebagai bagian yang bebas dari virus


walaupun tanaman tersebut sakit karena virus. Namun perkembangan
teknologi mematahkan hal tersebut. Kelima, penularan melalui
serangga dan tungau. Penularan ini dipengaruhi oleh jenis mulut
serangga. Pencucuk penghisap lebih efektif dalam menularkan virus.

e. Penularan melalui organisme tanah

Seperti nematoda ekoparasit yang hidup bebas. Penularan oleh


nematoda hampir memiliki kesamaan dengan penularan melalui
serangga. Tahun 1960 penularan oleh jamur diketahui dapat terjadi.
Penularan oleh Phycomycetes melalui zoospora.
f. Penularan mekanik

Penularan mekanik merupakan pemindahan virus dari cairan


tumbuhan sakit ke tumbuhan sehat (Semangun, H. 2006).

g. Melalui vektor

Vektor merupakan penyabar virus tumbuhan yang penting


dilapangan. Sebagian besar virus tumbuhan menyebar dari tanaman satu
ke tanaman lain melalui vektor (Martosudiro, 2013).
II. METODOLOGI

II.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum ilmu penyakit tanaman
aspek virus yaitu:
Alat dan Bahan Fungsi
Kapas steril Menyaring dan memeras air perasan
Mortar dan pistil Menumbuk atau menghaluskan daun
Gunting Memisahkan daun dengan tulang daun
Cawan Petri Wadah SAP
Timbangan Menimbang daun
Tanaman cabai sehat Spesimen praktikum
Tanaman cabai terinfeksi CMV Spesimen praktikum untuk membuat SAP
Buffer fosfat Mempertahankan eksistensi dari virus
Karbonaktif Untuk merusak jaringan tanaman
Alkohol Sterilisasi alat dan tangan

II.2 Cara Kerja


Cara kerja dalam praktikum ilmu penyakit tanaman aspek virus dapat
digambarkan seperti berikut:
Pembuatan SAP
Siapkan alat dan bahan

Bersihkan tangan dan alat dengan alkohol

Ambil daun tanaman cabai sakit 5 gram kemudian cuci dan keringkan

Masukkan ke dalam mortar dan tumbuk sampai halus dengan pistil

Tambahkan 10 ml buffer fosfat dan tumbuk lagi hingga tercampur

Setelah tercampur, saring SAP yang diperoleh dengan menggunakan kapas dan
tuang ke cawan Petri
Analisa Perlakuan
Praktikum dimulai dengan pembuatan SAP (Sari Air Perasan) dari daun
yang terinfeksi virus CMV. Pertama, menyiapkan seluruh alat dan bahan yang
dibutuhkan. Setelah semua tercukupi, mulai dengan membersihkan tangan dan
alat dengan alkohol supaya steril. Kemudian mengambil daun tanaman cabai yang
sakit sebanyak 5 gram dan membersihkannya dengan mencuci daun pada air
mengalir dan keringkan. Setelah kering, daun dipotong dan dipisahkan dari tulang
daunnya lalu menumbuknya hingga halus. Selanjutnya menambahkan sekitar
kurang lebih 10 ml buffer fosfat untuk mempertahankan keberadaan atau
eksistensi dari virus dan tumbuk lagi hingga semua tercampur. Setelah tercampur,
SAP disaring dengan kapas steril menuangkannya ke cawan petri yang telah
disediakan.

Inokulasi Daun Sehat


Siapkan tanaman cabai sehat

Cuci dan lukai daun kemudian taburi karbonaktif pada permukaan atas daun

Usap permukaan daun yang telah diberi karbonaktif dan menahan lembaran daun
dari permukaan bawah

Masukkan jari telunjuk ke dalam inokulum virus. Usapkan kembali ke permukaan
daun yang telah dilukai. Biarkan sejenak, sebelum daun kering bilas permukaan
daun dengan tetesan air

Letakkan tanaman cabai yang telah diinokulasi pada tempat yang mendapat sinar
matahari. Amati gejala yang muncul tiap hari sampai 1 minggu

Diskripsikan gejala yang muncul dan dokumentasi
Analisa Perlakuan
Setelah pembuatan SAP selesai, siapkan tanaman cabai sehat yang masih
hidup pada pot atau polibagnya. Kemudian membersihkan permukaan daun lalu
melukai daun dan menaburi permukaan atas daun (secukupnya) dengan
menggunakan sedikit karbonaktif untuk merusak jaringan daun cabai. Ratakan
dengan mengusap permukaan daun yang telah diberi karbonaktif perlahan-lahan
dengan menggunakan jari tangan dan menahan lembaran daun dari permukaan
bawah. Lalu memasukkan jari telunjuk ke dalam inokulum virus dan
mengusapkan kembali ke permukaan daun yang telah dilukai. Biarkan sejenak,
sebelum daun kering bilas permukaan daun dengan tetesan air. Setelah itu, jangan
lupa meletakkan tanaman cabai yang telah diinokulasi tersebut pada tempat yang
mendapat sinar matahari. Kemudian mengamati gejala yang muncul tiap hari
sampai sekitar 1 minggu. Diskripsikan gejala yang muncul dan
mendokumentasikan hasil pengamatan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Deskripsi Tanaman Uji


Tanaman uji yang digunakan pada praktikum ilmu penyakit tanaman aspek
virus adalah tanaman cabai yang memiliki kriteria yang sehat dan tidak
teridentifikasi terserang hama, terinfeksi penyakit atau cacat sebelumnya dengan
tujuan agar lebih mudah dalam mengidentifikasi gejala ketika pengamatan.
Penggunaan tanaman cabai yang dipilih sebagai tanaman inang untuk penularan
virus dikarenakan penggunaan tanaman uji yang sama, sehingga identifikasi dapat
dilakukan dengan mudah secara fisik. Menurut Triharso (2005) penentuan
tanaman uji adalah disesuaikan dengan tanaman inang dari strain patogen yang
menyerang dalam pengamatan pola infeksi atau gejala serangan.
Sedangkan tanaman inang yang digunakan sebagai sumber inokulum virus
Cucumber Mosaic Virus yaitu daun tanaman cabai yang masih segar, dan daun
yang terdeteksi terinfeksi virus Cucumber Mosaic Virus dan memiliki gejalanya.

(a) (b)
Gambar 1. Tanaman Cabai : (a) Normal ; (b) Terserang virus CMV (Putra, 2015)

Menurut Noordam (1973) gejala awal serangan CMV ditandai dengan


adanya warna mosaik kuning atau hijau muda mencolok pada daun. Kemudian
pucuk menumpuk keriting yang diikuti dengan bentuk helaian daun menyempit
atau cekung, buah kecil, bengkok dan ringan. Secara keseluruhan tanaman tumbuh
tidak normal, menjadi lebih kerdil dibandingkan dengan tanaman sehat. Menurut
Triharso (2005) tanaman yang digunakan sebagai tanaman inang (tanaman sakit
untuk membuat SAP) adalah tanaman cabai dengan ciri gejala distorsi pada daun,
vein banding dan mosaik serta kerdil. Cabai sakit ditemukan di lapang dengan
gejala tersebut dan memiliki pola plot-plot tertentu dalam satu lingkup area tanam.
Hal ini sesuai dengan pustaka yang menyatakan bahwa deskripsi Cucumber
Misaic Virus (CMV) adalah terjadinya perubahan warna seperti pola mosaik,
seringkali tanaman menjadi kerdil, daun menyempit dan mengalami distorsi.

III.2 Deskripsi Hasil Penularan CMV pada Tanaman Uji


Pada pengamatan hari terakhir daun yang diinokulasikan dengan virus CMV
menunjukkan gejala berupa daun sedikit menguning dan keriting (Gambar.2).
Menurut Semangun (2006), bahwa gejala yang terlihat ketika tanaman cabai telah
terinfeksi CMV adalah pada daun muda terlihat prtumbuhannya abnormal/kerdil
dibandingkan dengan daun yang lain/tidak terinfeksi virus. Pada helaian daun
terjadi klorosis, terdapat belang hijau dan kuning, hingga daun mengkriting.

Gambar 2. Hasil inokulasi CMV pada cabai

III.3 Faktor Keberhasilan Penularan CMV

Penularan virus secara mekanik pada tanaman cabai dinyatakan berhasil


dikarenakan pada tanaman cabai yang digunakan sebagai tanaman uji telah
menunjukkan gejala terinfeksi CMV pada pengamatan terakhir. Pada
umumnya virus-virus yang dapat ditularkan secara mekanik akan terkosentrasi
pada bagian tanaman yang masih muda, misalnya pada daun-daun pucuk, atau
ujung akar. Bagian tanaman yang masih muda juga merupakan bagian yang
baik untuk inokulasi (Martosudiro, M. 2013).
Literatur lain menyatakan bahwa, keberhasilan penularan mekanik
bergantung pada virus, sumber inokulum dan inokulum tambahan juga
bergantung pada tumbuhan yang diuji. Penularan mekanik tidak akan berhasil
apabila virus terbatas pada floem yang kebanyakan memerlukakn serangga
penghisap untuk dapat menularkannya (Wahyuni Sri W, 2005).
IV. PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Inokulasi mekanik merupakan cara introduksi virus yang infektif ke


dalam luka yang dibuat pada permukaan tanaman. Gejala yang terlihat
ketika tanaman cabai telah terinfeksi CMV adalah pada daun muda terlihat
abnormal atau kerdil dibandingkan dengan daun yang lain yang tidak
terinfeksi virus. Pada helaian daun terjadi klorosis, terdapat belang hijau
dan kuning, hingga daun mengkriting. Penularan virus secara mekanik
pada tanaman cabai dinyatakan berhasil, dikarenakan pada tanaman cabai
yang digunakan sebagai tanaman uji telah menunjukkan gejala terinfeksi
CMV.

IV.2 Saran

IV.2.1 Saran untuk Praktikum

Perlu adanya peningkatan kinerja dan harapannya dilakukan


dengan sungguh-sungguh layaknya sebuah penelitian yang sebenarnya
yang nantinya dapat dijadikkan sebagai sarana percobaan penelitian.

IV.2.2 Saran untuk Asisten


Tidak ada yang perlu dikoreksi, karena dalam penyampaian materi dan
pemanduan praktikum sudah baik.
DAFTAR PUSTAKA

Martosudiro, mintarto., 2013. Modul virologi tumbuhan. Universitas Brawijaya:


Malang
Noordam, 1973. Identification of plant viruses methodes experiments. Centre for
agricultural publishing and documentation, Wagemingen.
Prajananta, Final. 1995. Agribisnis Cabai Hibrida. Jakarta: Penebar Swadaya.
Semangun, H., 2006. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Semangun, Haryono., 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di
Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Triharso. 2005. Dasar Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN

Dokumentasi Foto Praktikum Virus

Gambar proses inokulasi CMV pada tanaman cabai

Dokumentasi Foto Pengamatan Tanaman Uji

Gambar hasil inokulasi CMV pada tanaman cabai

Anda mungkin juga menyukai