Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH OSEANOGRAFI BIOLOGI

JUDUL MAKALAH :
EKOSISTEM TERUMBU KARANG

DOSEN :

NOR SAADAH, S.Kel., M.Si.

Diusulkan oleh :

Aris Mahmudi (2012.02.4.0012)


Alifia Rizky Novitasari (2016.02.4.0002)
Armiro Yosie (2016.02.4.0003)
Bisma Patria Kusumah (2016.02.4.0006)

UNIVERSITAS HANG TUAH


SURABAYA
2017
Pengertian Ekosistem Terumbu Karang.

Terumbu karang adalah ekosistem bawah laut yang terdiri dari sekelompok
binatang karang membentuk struktur kalsium karbonat, semacam batu kapur.
Ekosistem ini menjadi habitat hidup berbagai satwa laut. Terumbu karang
bersama-sama hutan mangrove merupakan ekosistem penting yang menjadi
gudang keanekaragaman hayati di laut. Dari sisi keanekaragaman hayati, terumbu
karang disebut-sebut sebagai hutan tropis di lautan.
Ekosistem terumbu karang merupakan habitat hidup sejumlah spesies
binatang laut, tempat pemijahan, peneluran dan pembesaran anak-anak ikan.
Dalam ekosistem ini terdapat banyak makanan bagi ikan-ikan kecil dan ikan-ikan
kecil tersebut merupakan mangsa bagi predator yang lebih besar.
Diperkirakan terdapat lebih dari satu juta spesies mendiami ekosistem ini.
Meski terlihat kokoh seperti batuan karang, ekosistem ini sangat rentan terhadap
perubahan lingkungan. Suhu optimum bagi pertumbuhan terumbu karang berkisar
26-28 C. dengan toleransi suhu berkisar 17-34 C. perubahan suhu dalam
jangka waktu yang panjang bisa membunuh terumbu karang. Ekosistem ini juga
memerlukan perairan yang jernih, sehingga matahari bisa menembus hingga
lapisan terdalamnya.
Istilah Terumbu Karang.

Terumbu karang terdiri dari dua kata, yakni terumbu dan karang.
Istilah terumbu dan karang memiliki makna yang berlainan. Istilah karang
merujuk pada sekumpulan binatang. Sedangkan terumbu karang merupakan
struktur kalsium karbonat (CaCo3) yang dihasilkan oleh karang. Dalam bahasa
inggris disebut coral reef.
Binatang karang terlihat seperti tanaman, padahal sebenarnya karang
merupakan sekumpulan hewan-hewan kecil yang bernama polip. Orang yang
perttama kali mengklasifikasikan karang sebagai binatang adalah J.A. de
Peysonell, seorang ahli biologi dari Perancis pada tahun 1753. Dalam klasifikasi
ilmiah, karang berada dalam filum cnidarian, kelas Anthozoa.
Terdapat dua macam karang, yakni karang keras dan karang lunak.
Karang keras hidup bersimbiosis dengan alga bernama zooxanthellae. Karang
jenis ini hidup di perairan dangkal dimana sinar matahari bisa menembus dengan
baik. Karena zooxanthellae memperoleh energi dengan proses fotosintesis.
Karang keras membentuk struktur terumbu dan memiliki tubuh yang keras seperti
batu. Karang lunak tidak bersimbiosis dengan alga, bentuknya seperti tanaman.
Karang jenis ini bisa hidup di perairan dangkal maupun perairan yang lebih
dalam.
Polip merupakan binatang kecil yang menyerupai karung. Di bibir
tubuhnya memiliki tentakel untuk menarik dan menangkap mangsa. Makanan
polip adalah plankton yang terbawa arus laut. Polip menyerap kalsium karbonat
dari air laut dan mengeluarkannya dalam bentuk struktut kapur yang keras untuk
melindungi tubuhnya yang lunak.

Sebaran Terumbu Karang.

Secara global terumbu karang dapat ditemukan di daerah tropis dan


sub tropis. Sebagian besar berada di sekitar 30 arah utara dan selatan
khatulistiwa.sebarannya mencakup wilayah di 100 negara dengan luas areal pada
2
tahun 1990-an sekitar 600.000 km . Saat ini diperkirakan 10% ekosistemnya
dalam keadaan rusak dan sebagian tidak bisa diperbaharui. Bila keadaan ini terus
dibiarkan dalam 20 tahun kedepan diperkirakan kerusakan akan meningkat hingga
30%.
Dari peta, sebaran terbesar berada di wilayah indo-pasifik dan atlantik.
Wilayah indo-pasifik merupakan tempat terumbu karang terluas dengan
keanekaragaman paling banyak. Di Great Barrier Rees Australia saja luasnya
mencapai 200.000 km. Daerah-daerah lain yang memiliki terumbu karang luas
antara lain perairan laut merah bagian timur, bagian timur dan barat Samudera
Hindia, perairan Indonesia, Malaysia dan Filipina, dan di kepulauan pasifik.
1
Sedangkan di wilayah atlantik luas terumbu karang hanya 20

dibanding di indo-pasifik. Dan keragamannya pun tidak terlalu tinggi. Titik-


titiknya terdapat di sekitar Bermuda dan Karibia, kemudian ada lagi di sekitar
lepas pantai Brasil dan Afrika Barat.

Habitat Terumbu Karang.

Biasanya kita mengetahui bahwa terumbu karang merupakan


sekumpulan hewan kecil yang berada di bawah laut. Namun, terumbu karang ini
ternyata mempunyai habitat sendiri. Terumbu karang pada umumnya hidup di
pinggir pantai atau di daerah yang masih mendapat sinar matahari, yakni kurang
lebih 50 meter di bawah permukaan air laut. Namun, ada pula spesies terumbu
karang yang dapat hidup di dasar lautan dengan cahaya yang sangatlah minim,
bahkan tanpa cahaya sama sekali. Namun, terumbu karang hidup di dasar lautan
ini tidak melakukan simbiosis dengan zooxanthellae sekaligus tidak membentuk
karang.
Sebagian besar ekosistem terumbu karang terdapat di perairan yang
terdapat di daerah tropis. Ekosistem terumbu karang ini sagatlah sensitif dengan
perubahan lingkungan hidupnya, terutama pada suhu, salinitas, dan juga
sedimentasi, serta eutrafikasi., agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,
terumbu karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal.
Lingkungan hidup yang optimal bagi terumbu karang adalah lingkungan yang
memiliki suhu hangat yakni sekitar di atas 20 C. Selain itu terumbu karang
juga lebih menyukai berada di lingkungan perairan yang jernih dan tidak
mengandung banyak polusi. Lingkungan yang demikian ini sangat berperan pada
penetrasi cahaya oleh terumbu karang.
Ada beberapa hal yang sangat mempengaruhi terumbu karang.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi terumbu karang adalah:
Cahaya
Matahari Cahaya matahari merupakan faktor paling penting dalam
pertumbuhan terumbu karang, karena cahaya matahari digunakan
oleh Zooaxanthelallae dalam proses fotosintesis. Tanpa cahaya
yang cukup laju fotosintesis akan terhambat dan pembentukan
kerangka kalsium karbonat atau kalsifikasi dalam terumbu karang
akan terhambat pula. Kalsifikasi dapat terjadi jika terjadinya
fotosintesis yang menghasilkan karbon, maka kalsifikasi hanya
terjadi pada saat produktif fotosintesis yaitu siang hari. Penetrasi
cahaya tergantung pada kedalaman, semakin dalam maka semakin
berkurang pula intensitas cahaya yang masuk. Intensitas dan
kualitas cahaya yang menembus perairan sangat penting, selain
dalam proses fotosintesis tetapi juga sebaran terumbu karang dalam
perairan dan produksi oksigen oleh Zooaxanthellae (Suharsono,
1998).
Suhu
Suhu dapat membatasi sebaran terumbu karang secara geografis.
Suhu optimal untuk kehidupan karang antara 25C-28C, dengan
pertumbuhan optimal rerata tahunan berkisar 23C-30C. Pada
temperatur dibawah 19C pertumbuhan karang terhambat bahkan
dapat mengakibatkan kematian dan pada suhu diatas 33C
menyebabkan pemutihan karang atau lebih dikenal dengan sebutan
bleaching yaitu proses keluarnya Zooaxanthellae dari hewan
karang, sehingga dapat menyebabkan kematian karang (Putranto,
1997). Suhu dapat berubah setiap saat, ketika suhu berubah secara
ekstrim maka terdapat perubahan terhadap pertumbuhan karang
seperti proses metabolisme, reproduksi, dan yang paling penting
adalah proses kalsifikasi atau pengapuran (Suharsono, 1998).
Salinitas
Secara fisiologis salinitas (kadar garam) sangat memengaruhi
kehidupan hewan karang. Terumbu karang memerlukan salinitas
yang relatif tinggi untuk pertumbuhan. Salinitas optimum bagi
kehidupan karang berkisar 27 ppm 40 ppm sehingga karang
jarang sekali ditemukan di daerah bercurah hujan yang tinggi,
perairan dengan kadar garam tinggi dan muara sungai (Nybakken,
1992). Adanya deposit air tawar yang cukup banyak ke laut dapat
menyebabkan kematian hewan karang. Hal ini disebabkan
perbedaan tekanan osmosis pada air tawar dan air laut (Suharsono,
1998).

Kekeruhan dan Sedimentasi


Kekeruhan perairan dapat menghambat penetrasi cahaya yang
masuk ke perairan dan akan memengaruhi kehidupan karang
karena karang tidak dapat melakukan fotosintesis dengan baik.
Sedangkan sedimentasi mempunyai pengaruh yang negatif yaitu
sedimen yang berat dapat menutup dan menyumbat bagian struktur
organ karang untuk mengambil makanan dan memengaruhi
pertumbuhan karang secara tidak langsung, karena terumbu karang
harus mengeluarkan energi lebih besar untuk menghalau
sedimentasi yang menempel pada permukaan polip. Perairan yang
memiliki kekeruhan dan sedimentasi yang tinggi cederung
memiliki keanekaragaman dan tutupan karang hidup rendah. Jenis
karang yang tumbuh di perairan bersedimentasi tinggi seperti,
foliate, branching, dan ramose. Sedangkan daerah yang
jernih/sedimentasinya rendah lebih banyak dihuni oleh karang
yang berbentuk piring (plate atau digitate plate) (Suharsono, 1998).
Kedalaman Perairan
Kedalaman berhubungan dengan iluminasi cahaya dan tingkat
kecerahan perairan yang berperan dalam pertumbuhan karang.
Semakin dalam laut akan semakin rendah kadar penembusan
cahaya. Kebanyakan karang tumbuh dengan baik pada kedalaman
kurang dari 25 m. Pada kedalaman yang melebihi 70 m, terumbu
karang sukar ditemui (Levinton, 1982 dalam Agung, 2005).
Terumbu karang juga dapat hidup pada kedalaman sampai 50 m
dengan air yang sungguh-sungguh jernih. Hal ini berhubungan
dengan proses penetrasi cahaya yang masuk ke perairan untuk
fotosintesis. Pengukuran kedalaman dilakukan pada saat air laut
pasang, hal ini berhubungan dengan kondisi ketika air laut surut,
sehingga akan berpengaruh terhadap artificial reef. Penempatan
artificial reef disetiap lokasi harus memenuhi syarat dan ketentuan,
salah satu yaitu tidak mengganggu jalur pelayaran.
Arus (pergerakan air)
Pergerakan air berupa ombak dan arus berperan dalam
pertumbuhan karang, karena membawa O2 dan bahan makanan
serta terhindarnya karang dari timbunan endapan dan kotoran yang
akan menghambat karang dalam menangkap mangsa. Karang
cenderung akan tumbuh baik di daerah yang memiliki ombak dan
pola arus yang kuat (Putranto, 1997). Menurut Suharsono (1998),
pertumbuhan karang dalam perairan yang berarus kuat akan lebih
baik dari pada di perairan yang tenang dan terlindungi. Tipe karang
yang hidup pada perairan yang memiliki gelombang besar atau
arus lebih mengarah ke bentuk encrusting dan massive.

Substrat
Substrat keras sangat tepat untuk larva karang menempel dan
tumbuh. Dengan sifat substat yang keras larva karang mampu
mempertahankan diri dari hempasan ombak dan arus yang kuat
(Aldila, 2011).
Proses fotosintesis pada terumbu karang:
Meskipun dikategorikan sebagai sekumpulan hewan, namun terumbu
karang ini melakukan proses simbiosis dengan tumbuhan alga, sehingga
melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan alga
dapat menyebabkan bertambahnya jumlah produksi kalsium karbonat dengan cara
menghilangkan karbondioksida dan juga merangsang sebuah reaksi kimia. Beriku
merupakan reaksi kimia yang dihasilkan dari proses foosintesis alga:
Ca( HCO) CaCO + H CO H O+ CO

Itulah hasil dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh alga. Proses
fotosintesis yang dilakukan oleh alga yang melakukan simbiosis akan membuat
karang pembentukan terumbu mengahasilkan cangkang yang terbuat dari kalsium
karbonat. Pembentukan cangkang ini akan berlangsung kira-kira 10x lipat lebih
cepat daripada yang terjadi pada karang yang tidak membentuk terumbu dan tidak
melakukan simbiosis dengan zooxanthellae.

Jenis-Jenis Terumbu Karang.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya terumbu karang


merupakan sekumpulan binatang-binatang kecil yang mempunyai bentuk seperti
tabung dengan mulut di bagian atas, yang bersimbiosis dengan tanaman alga.
Meskipun definisi tersebut lengkap dan mampu mendeskripsikan terumbu karang
dengan sangat baik, sehingga cukup membuat kita berimajinasi dengan bentuk
terumbu karang, namun ternyata terumbu karang ini terdiri dari beberapa jenis.
Beberapa jenis dari terumbu karang adalah sebagai berikut.
1. Mycedium elephantotus
Jenis terumbu karang ini dapat kita jumpai pada kedalaman laut sekitar 3
hingga 20 meter. Terumbu karang ini memiliki ciri-ciri, yaitu:
Koralit laminat
Tentakel hanya muncul atau terdapat pada malam hari saja
Koenestrum tidak mengalami pembintikan
Terumbu karang jenis ini tersebar di perairan Indonesia, Filipina, Papuan
Nugini, dan juga Australia. Habitat karang ini adalah di perairan yang
dangkal.

2. Oxypora lacera
Jenis terumbu karang ini banyak dijumpai di laut yang mempunyai
kedalaman 3 hingga 15 meter. Terumbu karang jenis ini mempunyai ciri-ciri
khusus yaitu:
Mempunyai karolit yang tipis berupa keping laminar
Bisa menjadi berubah menjadi tebaal ketika berada di kondisi
lingkungan turbulen
Memiliki kosta yang selalu bergigi
Kebanyakan atau sebagian besar berwarna coklat
Keberadaan karang ini dapat kita jumpai diseluruh perairan Indonesia,
Filipina, Papua Nugini, dan juga Australia. Sama seperti Mycedim
Elephatotus, karang ini juga berada di perairan dangkal.
3. Pectinia Paeonia
Jenis terumbu karang ini akan banyak kita jumpai di laut yang mempunyai
kedalaman 5 hingga 15 meter. Sama seperti terumbu karang yang lainnya,
terumbu karang inij juga memiliki ciri-ciri khusus. Ciri-ciri yang dimiliki
oleh terumbu karang ini adalah:
Kolumella berkembang secara lambat
Memiliki septa yang halus dan lembut
Pada umumnya mempunyai warna dan bintik coklat, keabu-abuan,
dan juga hijau
Terumbu karang jenis ini terdapat di perairan Indonesia, Filipina, papua
Nugini, dan juga Australia. Terumbu karang jenis ini akat dapat kita jumpai di
banyak perairan dangkal pada umumnya, sekaligus mempunyai aurs yang
deras.

4. Pectinia lactuca
Jenis terumbuh karang ini adalah terumbu karang yang berbentuk seperti
bunga, indah sekali. Terumbu karang jenis ini akan banyak kita jumpai di laut
yang memiliki kedalaman 3 hingga 15 meter. Terumbu karang ini memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
Koloni submasif, yang membentuk dinding-dinding dengan tinggi
yang relative seragam
Pada umumnya dilihat dari koloni di tengah sampai pinggir
Biasanya berwarna abu-abu, hijau, dan coklat
Sama seperti jenis terumbu karang lainnya,m terumbu karang ini juga
terdapat di perairan Indonesia, Filipina, Papua Nugini, dan juga Australia
sama seperti Pectinia Paaonia, terumbu karang inij dapat kita jumpai di
banyak perairan dangkal pada umumnya, sekaligus mempunyai arus yang
deras.
5. Galaxea fascicularis
Jenis terumbu karang ini akan banyak kita jumpai di laut dengan kedalaman 3
hingga 15 meter. Terumbu karang ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Mempunyai koloni kecil yang membentuk seperti bantal
Koloni yang besar mempunyai ukuran 5 meter yang berbentuk seperti
kolumnar atau massif
Koralit memiliki ukuran yang bervariasi atau berbeda-beda
Terdapat tentakel di siang hari
Pada umumnya berwarna coklat, putih, hijau, dan keabu-abuan
Jenis terumbu karang ini tersebar di wilayah perairan Indonesia, Filipina,
Papua Nugini, dan juga Australia sama seperti Pectinia Peaonia, terumbu
karang ini dapat kita jumpai di banyak perairan dangkal pada umumnya,
sekaligus mempunyai arus yang deras.

6. Lobophyllia hemprichii
Jenis terumbu karang ini akan banyak kita jumpai di laut kedalaman 3 hingga
15 meter. Terumbu karang ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Mempunyai koloni kecil yang membentuk seperti helm
Koloni yang besar mempunyai ukuran 5 meter
Koralit paseloid sampai flasbellomeanroid
Septa menempel pada dinding dan kolumella, serta memiliki gigi yang
tajam
Polip tebal dan menyerupai seperti daging
Jenis terumbu karang inij tersebar di wilayah perairan Indonesia, Jepang,
Madagaskar, Tanzania, Filiphina, Papua Nugini, dan juga Australia. Sama
seperti Pectinia Paeonia, terumbu karang ini dapat kita jumpai di banyak
perairan dangkal pada umumnya, sekaligus mempunyai aurs yang deras.

7. Lobophyllia corymbosa
Jenis terumbu karang ini akan banyak kita jumpai di laut dengan kedalaman 3
hingga 15 meter. Terumbu karang ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Mempunyai koloni kecil yang membentuk plat
Koloni yang besar mempunyai ukuran 2 meter
Mempunyai kalik yang dalam dengan dinding yang halus
Septa terletak di dekat dinding umumnya tebal, sementara yang di
dalam kalik tipis, dan septa yang berada di dekat dinding tebal
Polip tebal dan menyerupai seperti daging
Jenis terumbu karang ini tersebar di wilayah perairan Indonesia, Jepang,
Solomon, Tanzania, Filipina, Papua Nugini, dan jenis terumbu karang ini
tersebar di Australia. Sama seperti Pectinia Paeonia, terumbu karang ini dapat
kita jumpai di reef slopes bagian atas.
8. Acropora Cervicornis
Jenis terumbu karang ini akann banyak kita jumpai di laut dengan kedalaman
3 hingga 15 meter. Terumbu karang ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Mempunyai yang panjang terhampar hinggs beberapa meter
Koloni arborescens, tersusun atas cabang-cabang yang silindris
Mempunyai koralit yang berbentuk pipa
Aksial koralit dapat dibedakan septa yang berada di dekat dinding
tebal
Mempunyai warna coklat muda
Jenis terumbu karang ini tersebar di wilayah perairan Indonesia, jamika, dan
Kep. Cayman. Terumbu karang ini dapat kita jumpai di lereng karang bagian
tengah dan atas, dan juga di perairan laguna yang jernih.

9. Acropora elegantula
Jenis terumbu karang ini akan banyak kita jumpai di laut dengan kedalaman 3
hingga 15 meter. Terumbu karang ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Koloni korimbosa seperti semak
Terdapat cabang horisontaal tipis namun menyebar
Mempunyai aksial koralit yang jelas
Mempunyai warna abu-abu dengan warna ujung yang lebih muda
Jenis terumbu karang ini tersebar di wilayah perairan Indonesia dan Srilanka.
Terumbu karang ini dapat kita jumpai di lereng karang bagian tengah dan
atas, dan juga di fringing reefs yang dangkal

10. Acropora acuminate


Jenis terumbu karang ini akan banyak kita jumpai di laut dengan kedalaman 3
hingga 15 meter. Terumbu karang ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Mempunyai koloni yang bercabang dengan ujung cabang yang lancip
Mempunyai koralit dengan 2 ukuran
Mempunyai warna coklat atau biru muda
Jenis terumbu karang ini tersebar di wilayah perairan Indonesia, Solomon,
Australia, Papua Nugini, dan juga Filipina. Terumbu karang ini dapat kita
jumpai pada bagian atass atau bawah lereng karang yang jerning maupun
keruh.
Itulah beberapa jenis terumbu karang. Selain jenis-jenis yang telah
disebutkan di atas, masih banyak lagi jenis terumbu karang yang dapat kita
temukan di bawah laut.

Manfaat Terumbu Karang.

Terumbu karang merupakan salah satu jenis sumber daya alam yang berada
di pesisir laut, selain adanya hutan bakau atau hutan mangrove dan juga padang
lamun. Terumbu karang ini mempunyai banyak sekali peran, kegunaan atau
manfaat. Terumbu karang selama ini kita kenal berperan sebagai rumah dari
berbagai jenis ikan. Selain berperaan rumah bagi para ikan, terumbu karang juga
memiliki manfaat yang lainnya.
Manfaat yang dimiliki oleh terumbu karang ini bisa dilihat dari sisi
ekonominya. Manfaat dari terumbu karang ini kebanyakan dirasakan oleh para
biota-biota laut atau makhluk yang hidup di dalam laut itu sendiri maupun
dirasakan oleh manusia. Fungsi ekosistem terumbu karang yang diperoleh dari
terumbu karang ini dapat dirasakan langsung maupun tidak langsung. Beberapa
manfaat terumbu karang antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai rumah bagi para ikan dan juga binatang laut lainnya
Manfaat terumbu karang yang paling alami adalah sebagai tempat
bernaungnya segala jenis ikan dan juga hewan-hewan laut lainnya. Segala
macam jenis ikan ini dibutuhkan oleh manusia, yakni terutama sebagai
bahari pangan. Beberapa jenis ikan yang bernaung di bawah terumbu karang
ini antara lain adalah ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning, batu
karang, dan lain sebagainya.
2. Sebagai sektor pariwisata
Terumbu karang terkenal akan keindahannya. Banyak orang yang mengenal
terumbu karang ini karena keindahan yang ditawarkannya. Oleh karena
itulah terumbu karang sangat dikenal sebagai pemandangan bawah laut yang
selalu mempesona semua orang. Beberapa tempat wisata di Indonesia
sengaja menjadikan terumbu karang sebagai objek pemandangan yang
utama. Bahkan para wisatawan yang mempunyai minat terhadap terumbu
karang ini sangatlah banyak hingga ke manca negara. Oleh karena itulahh
terumbu karang ini memiliki manfaat sebagai sektor pariwisata.
3. Sebagai objek penelitian
Selain bermanfaat secara alamiah sebagai habitat beberapa jenis ikan, dan
juga memiliki fungsi untuk sektor pariwisata, ternyata terumbu karang juga
memiliki fungsi edukassi atau pendidikan. Fungsi yang dimiliki oleh
terumbu karang dalam bidang edukasi adalah sebagai tempat penelitian dan
juga pengembangan dari berbagai macam jenis biota laut. Penelitian yang
dilakukan terhadap terumbu karang ini dapat dijadikan sebagai sarana
pengembangan dan juga evaluasi terhadap keadaan yang ada di bawah laut.
Bagaimanapun juga biota bawah laut ini merupakan kekayan dan juga jenis-
jenis sumber daya alam yang harus tetap dilestarikan keberadaannya.

Itulah beberapa manfaat yang akan kita peroleh dari terumbu karang. Manfaat
tersebut akan kita rasakan baik langsung maupun tidak langsung.

DAFTAR PUSTAKA
Risnandar, C.(2016). Terumbu Karang. [online]. Tersedia :
https://jurnalbumi.com/terumbu-karang/. Html (13 Maret 2017).
Fatma, D. (2016). Terumbu karang: habitat, jenis, manfaatnya. [online].
Tersedia : http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/terumbu-karang. Html (13
Maret 2017)
http://digilib.unila.ac.id/14849/2/bab%202.pdf
Putranto(1997),Suharsono(1998),Aldila(2011). Levinton, 1982 dalam Agung,
2005. Jurnal Kelautan Volume 9, No. 1, April 2016 ISSN: 1907-9931 (print),
2476-9991 (online).

Anda mungkin juga menyukai