Rumah Batak
http://www.prof-marlon.blogspot.com
Rumah Aceh
http://www.christineyunita.blogspot.com
Rumah Bali
www. wacananusantara.org
Rumah Sasak
www. ahgidaman.blogspot.com
Bagaimana Melestarikannya
Karya arsitektur peninggalan masa lalu yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan
Nusantara contohnya bangunan purbakala yaitu arsitektur candi/kuil sebagian besar
sudah tidak difungsikan sebagaimana seharusnya, demikian halnya dengan bangunan
peninggalan bangsa lain seperti Portugis, Belanda, apabila kondisi bangunan cukup
baik, akan dimanfaatkan dengan fungsi baru. Sedangkan arsitektur etnik yang
kebanyakan adalah rumah tinggal dan rumah adat sampai saat ini sebagian besar
masyarakat setempat masih tetap membangun bangunan baru dengan gaya lama. Di
beberapa tempat di Indonesia dalam empat puluh tahun terakhir ini, telah banyak
usaha yang dilakukan untuk menghentikan kepunahan lebih lanjut rumah tradisional
dan hilangnya tradisi arsitektur vernakular. Bangunan yang memiliki kepentingan
sejarah dipelihara dan dilestarikan sebagai monumen. Sebagai tambahan, di Taman
Mini Indonesia Indah (TMII) disana terdapat berbagai jenis model rumah tradisional. Di
samping itu di beberapa daerah, bangunan pemerintah dirancang dengan menampilkan
aspek yang paling mencolok atau paling umum di daerah tersebut, semuanya itu
dilakukan untuk melestarikan tradisi dan warisan budaya serta kebanggaan akan
identitas kedaerahan.
Kesimpulan
Abstrak
Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat
yang lahir dari masyarakat etnik dan berakar pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukang
berdasarkan pengalaman (trial and error), menggunakan teknik dan material lokal serta
merupakan jawaban atas setting lingkungan tempat bangunan tersebut berada dan selalu
membuka untuk terjadinya transformasi. Arsitektur ini tetap bertahan dalam beragam bentuk
yang dikenal sebagai bangunan tradisional Indonesia yang umum dipakai dalam berbagai
kegunaan, baik sakral maupun non sakral. Bangunan yang termasuk dalam tradisi-tradisi
arsitektur vernakular Indonesia yang paling penting dan paling sering dibangun adalah rumah
yang digunakan sebagai tempat tinggal, lumbung, dan berbagai macam tempat penyimpanan
dan bangunan umum (balai, bale) yang digunakan sebagai tempat diselenggarakannya ritual,
upacara atau pertemuan warga. Di beberapa tempat di Indonesia, bangunan rumah tradisional
hampir punah, yang tersisa adalah sebuah rumah yang selamat karena alasan tertentu, atau
beberapa rumah yang sengaja dibangun sebagai model tipe rumah tradisional tertentu, atau
beberapa rumah yang dibangun berdasarkan arsitektur modern yang ditambah fitur dan
karakter tradisi arsitektur vernakular.
Abstract
Vernacular architecture is the architecture that grew and evolved from the folk architecture
born in ethnic communities and is derived from ethnic traditions, and built by worker based
on experience (trial and error), using local materials and techniques as well as a response to
environmental setting where the building is and always open for the transformation. This
architecture survives in various forms, mostly known as Indonesias traditional buildings,
which are commonly used for several purposes, both sacred and non sacred. Buildings
included in the vernacular architectural traditions of Indonesia such as residences, barns,
and various other storage areas and public buildings (balai, bale) used to hold rituals,
ceremonies or community gatherings. In some places in Indonesia, traditional buildings are
almost extinct, except buildings that survived for specific reasons, intentionally built as a
model of traditional houses, or built in modern architectural style added with features and
characters of the tradition vernacular architecture.
Pendahuluan
Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat
yang lahir dari masyarakat etnik dan berakar pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukang
berdasarkan pengalaman (trial and error), menggunakan teknik dan material lokal serta
merupakan jawaban atas setting lingkungan tempat bangunan tersebut berada dan selalu
membuka untuk terjadinya transformasi [1]. Indonesia sebagai salah satu negara di Asia
Tenggara merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang terdiri dari berbagai suku,
bahasa, agama, serta berbagai macam budaya dan etnik yang merupakan jati diri dari tiap-tiap
daerah. Selain itu masing-masing daerah di Indonesia juga mempunyai satu atau beberapa
tipe rumah tradisional yang unik yang dibangun berdasarkan tradisi-tradisi arsitektur
vernakular dengan gaya bangunan tertentu yang menunjukkan keanekaragaman yang sangat
menarik. Dan seiring dengan perjalanan waktu, tradisi dan gaya bangunan yang baru dan
berbeda-beda akan muncul, akan tetapi dalam beberapa hal tradisi arsitektur vernakular masih
dapat bertahan. Menurut Sonny Susanto, salah seorang dosen arsitek pada Fakultas Teknik
Universitas Indonesia mengatakan bahwa arsitektur vernakular merupakan bentuk
perkembangan dari arsitektur tradisional, yang mana arsitektur tradisional masih sangat lekat
dengan tradisi yang masih hidup, tatanan kehidupan masyarakat, wawasan masyarakat serta
tata laku yang berlaku pada kehidupan sehari-hari masyarakatnya secara umum [2].
Meskipun arsitektur tradisional berkembang, namun tetap mempertahankan karakter inti yang
diturunkan dari generasi ke generasi yang menjadikannya sebagai karakter kuat akan suatu
tempat tertentu dan akan tercermin pada tampilan arsitektur lingkungan masyarakat tersebut.
Dalam perkembangannya, arsitektur vernakular mengalami banyak tekanan, baik dari dalam
maupun dari luar, antara lain dari masyarakat industri barat yang menebarkan potensi dari
teknologi modern dan bahan bangunan modern. Pada masa sekarang ini dimana modernisasi
dan globalisasi demikian kuat mempengaruhi peri kehidupan dan kebudayaan setempat, suatu
kondisi yang alami apabila suatu kebudayaan pasti akan mengalami perubahan kebudayaan
setempat, namun perubahan yang diinginkan adalah perubahan yang akan tetap memelihara
karakter inti dan akan menyesuaikan dengan kondisi pada saat ini, sehingga akan dapat terus
dipertahankan.
Di dalam konteks arsitektur, peran dan fungsi arsitektur vernakular menjadi penting bukan
hanya di Indonesia saja tetapi juga di Asia, karena Asia terdiri dari berbagai macam budaya
dan adat yang berlainan di berbagai wilayahnnya, dimana setiap wilayah memiliki ciri
arsitektur yang spesifik dan berasal dari tradisi. Antara tradisi dan arsitektur vernakular
sangat erat hubungannya. Tradisi memberikan suatu jaminan untuk melanjutkan kontinuitas
akan tatanan sebuah arsitektur melalui sistem persepsi ruang, bentuk, dan konstruksi yang
dipahami sebagai suatu warisan yang akan mengalami perubahan secara perlahan melalui
suatu kebiasaan. Misalnya bagaimana adaptasi masyarakat lokal terhadap alam, yang
memunculkan berbagai cara untuk menanggulangi, misalnya iklim dengan cara membuat
suatu tempat bernaung untuk menghadapi iklim dan menyesuaikannya dengan lingkungan
sekitar dan dengan memperhatikan potensi lokal seperti potensi udara, tanaman, material
alam dan sebagainya, maka akan terciptalah suatu bangunan arsitektur rakyat yang
menggunakan teknologi sederhana dan tepat guna. Kesederhanaan inilah yang merupakan
nilai lebih sehingga tercipta bentuk khas dari arsitektur vernakular dan tradisional serta
menunjukkan bagaimana menggunakan material secara wajar dan tidak berlebihan. Hasil
karya rakyat ini merefleksikan akan suatu masyarakat yang akrab dengan alamnya,
kepercayaannya, dan norma-normanya dengan bijaksana.
Di Indonesia, berbagai jenis rumah tradisional dianggap sebagai tradisi vernakular Indonesia
dan dipercaya memiliki kesamaan asal muasal dari tradisi pembangunan kuno. Hal ini
terutama dirujukkan pada tradisi arsitektur Austronesia yang dipandang sebagai bagian yang
tak terpisahkan dari ekspansi budaya Austronesia. Asal muasal dari tradisi arsitektur ini dapat
dirunut kembali hingga budaya manusia kuno yang mendiami daerah pantai dan sungai-
sungai Cina Selatan dan Vietnam Utara kurang lebih 4000 tahun SM. Pada masa itu,
kelompok-kelompok masyarakat melakukan migrasi dan diperkirakan memiliki kesamaan
tradisi arsitektur yang dinamai dengan tradisi arsitektur Austronesia, dan sebagai
konsekuensinya, maka hampir di seluruh kepulauan Indonesia rumah tradisional yang
merupakan warisan arsitektur vernakular memiliki kesamaan bentuk, baik dari bentuk
bangunan serta dari bentuk morfologis struktur dasarnya.
Bentuk struktur dan fitur morfologis rumah-rumah tradisional Indonesia terdiri atas dua
macam, yaitu rumah tradisional yang dibangun berdasarkan prinsip tipikal tradisi arsitektural
Austronesia kuno yaitu: struktur kotak yang didirikan di atas tiang fondasi kayu, dapat
ditanam kedalam tanah atau diletakkan di atas permukaan tanah dengan fondasi batu, lantai
panggung, atap miring dengan jurai yang diperpanjang dan bagian depan atap yang condong
mencuat keluar [3]. Sedangkan di bagian timur kepulauan Indonesia banyak tipe rumah
tradisional digolongkan sebagai bagian dari tradisi arsitektur vernakular, dimana pada bentuk
bangunannya biasanya memiliki: lantai berbentuk lingkaran dan berstruktur atap kerucut
tinggi seperti bentuk sarang tawon atau struktur atap berbentuk kubah elips [4].
Rumah tradisional di seluruh kepulauan nusantara, baik yang berbentuk kotak maupun yang
berstruktur atap kubah, biasanya dibangun dengan kayu dan material alami lainnya seperti
bambu, daun palem, rumput, dan serat yang semuanya diambil langsung dari lingkungan
alaminya. Selain itu, rumah dibangun oleh penghuninya sendiri atau masyarakat yang kadang
dibantu oleh pengrajin terlatih atau dibawah petunjuk pengawas bangunan yang
berpengalaman atau keduanya. Berbeda dengan konstruksi fisiknya, rumah tradisional di
seluruh kepulauan nusantara memiliki kesamaan ciri dalam terminologi makna simbolik yang
dikandung oleh rumah, dimana ukuran dan bentuk rumah mengindikasikan tingkat sosial dan
status dari pemiliknya didalam masyarakat. Rumah juga sering dipandang sebagai tempat
bersemayam nenek moyang dan digunakan sebagai tempat ritual dan upacara untuk
menghormati mereka, dan juga digunakan saebgai tempat penyimpanan benda-benda pusaka
nenek moyang. Ciri penting umum lainnya adalah penggunaan berbagai jenis oposisi polar
dalam ruang, seperti depan dan belakang, timur dan barat, kiri dan kanan, serta dalam dan
luar yang disesuaikan dengan pembedaan kelas diantara berbagai kelompok sosial
masyarakat kesukuan secara umum.
Oleh karena itu, ada beberapa kategori tradisi vernakular arsitektur dan langggam bangunan
Indonesia, yaitu:
Rumah tradisional Indonesia saat ini yang merupakan contoh rumah yang mempunyai
karakter dasar dan fitur tradisi dari arsitektur vernakular yang masih kuat dapat ditemukan
dibeberapa daerah pedalaman di berbagai pelosok Nusantara, seperti dapat dilihat pada rumah
Batak dan rumah Tongkonan Toraja, keduanya memiliki beberapa perbedaan yang umumnya
tampak bahwa rumah-rumah ini dibangun dengan mengikuti tradisi arsitektur vernakuler
kuno dan langgam bangunan Austronesia sebelum adanya tradisi dan langgam bangunan
Hindu-Budha, Islam, dan kolonial Belanda.