PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Pengamatan ini dilakukan untuk Mengetahui produktivitas primer di perairan
Situ Gintung, Jakarta. Serta mengethui kandungan Karbondiokseda dan Oksigen
terlarut yang terdapat di dalam perairan Situ Gintung, Jakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Produktivits primer merupakan laju pengubahan energy matahari melalui
proses fotosintesis menjadi substansi organic yang dilakukan oleh produsen (Odum
1983; Emberlin 1983). Produktivitas primer dibedakan atas produktivitas kotor
(bruto) yang merupakan hasil asimilasi total, dan produktivitas bersih (neto).
Produktivitas kotor adalah jumlah total bahan organic yang dihasilkan sedangkan
produktivitas primer bersih merupakan jumlah bahan organic yang tinggal setelah
beberapa darinya dimanfaatkan oleh fitoplanktonuntuk mendapatkan energy selama
respirasi (Emberlin, 1983). Pada umumnya produktivitas suatu ekosistem perairan
dikendalikan oleh kondisi lingkungan, misalnya; radiasi cahaya matahari, konsentrasi
nutrient yang tersediaserta oleh kemampuan fotosintesisspesies fitoplankton yang ada
(Lemusluoto, 1977; Moss 1980). Laju produktivitas akan tinggi bila factor-faktor
lingkungan cocok atau optimal. Pengukuran produktivitas primer pada umumnya
didasarkan pada reaksi fotosintesis.
Cahaya yang berasal dari matahari penting untuk kepentingan makhluk hidup,
hampir semua energy yang menggerakkan dab mengontrol metabolism diperairan
berasal dari energy matahari yang dikonversi secara biokimia melalui proses
fotosintesis menjadi energy potensial. Laju fotosintesis akan tinggi bila intensitas
cahaya tinggi dan menurun bila intenitas cahaya berkurang, oleh karena itu cahaya
berperan sebagai factor pembatas utama dalam fotosintesis atau produktivitas primer
yang dilakukan fitoplankton. Dalam rantai makanan di perairan, kehidupan
fitoplankton dipengaruhi oleh biota air lainnya seperti zooplankton. (Manurung,
1992)
Cara yang umum dipakai dalam mengukur produktivitas primer suatu perairan
adalah dengan menggunakan botol gelap dan botol terang. Botol terang dipakai untuk
mengukur laju fotosintesis yang disebut juga sebagai produktivitas primer kotor
(jumlah total sintesis bahan organik yang dihasilkan dengan adanya cahaya),
sementara botol gelap digunakan untuk mengukur laju respirasi. Produktivitas primer
dapat diukur sebagai produktivitas kotor atau produktivitas bersih. Hubungan diantara
keduanya dapat dinyatakan sebagai:
Untuk mengubah nilai mg/l oksigen menjadi mg C/m3, maka nilai dari mg/l dikalikan
dengan faktor 375,36. Hal ini menghasilkan mg C/m3 untuk jangka waktu
pengukuran. Untuk mendapatkan nilai produktivitas dalam satuan hari, maka nilai per
jam harus dikalikan dengan 12 dengan mengingat cahaya matahari hanya diperoleh
12 jam per hari (Barus, 2004, hlm: 113).
Bila satu dari tiga parameter metabolisme, yaitu karbon dioksida, oksigen atau
tenaga yang terlibat dalam fotosintesis dapat diukur baik dalam sinar maupun dalam
gelap, maka akan mungkin untuk memperkirakan hal-hal berikut:
a. Produksi primer kotor, jumlah total sintesis bahan organik yang dihasilkan
dengan adanya sinar.
b. Produksi primer bersih, jumlah bahan organik yang disimpan setelah pengeluaran
dalam bentuk pernafasan.
c. Pernafasan, pertukaran gas dan panas dengan lingkungan yang berkaitan dengan
pemutusan metabolik bahan organik oleh sel-sel hidup (Michael, 1984, hlm: 36)
BAB III
METODE PENGAMATAN
Waktu Pengamatan
Selasa, 26 Maret 2012, pukul : 13.20 Selesai
Pada praktikum ini, alat yang digunakan berupa; botol Winkler, water sample bottler
Lamotte, DO-meter, Kertas indicator universal (lakmus), gunting, buret, label,
kertas karbon dan beaker glass. Sedangkan bahan yang digunakan berupa NaOH 1/44
N, indicator fenoftalein 0,5 %, alcohol 95% dan aquades.
a. Pencuplikan Air
Pencuplikan air dilakukan dengan menggunakan water sampler bottle, pertama
kali yang dilakukan adalah memastikan alat tersebut dengan keadaan baik, kemudian
botol diturunkan secara horizontal pada kedalaman yang diinginkan. Dipastikan tutup
botol dalam keadaan terbuka. Gelembung udara yang muncul di atas permukaan air
menandakan bahwa tutup botol telah terbuka, dan lilangnya gelembung air tersebut
menandakan bahwa botol telah terisi penuh sehingga disegerakan untuk diangkat ke
atas lalu ditampung dalam botol winkler dengan hati-hati.
Diambil sampel air ditiga titik lokasi yang berbeda. Botol pertama digunakan
untuk menentukan konsentrasi oksigen awal, botol kedua digunakan untuk botol
terang, dan botol ketiga digunakan untuk botol gelap. Pada botol gelap ditutupi kertas
karbon dinding-dinding botol secara menyeluruh, setelah itu pada botol terang diukur
konsentrasi oksigen pertama nya. Kemudian botol terang dan botol gelap diletakkan
pada laci laboratorium yang kedap cahaya.
Setelah itu, botol pertama yang sudah terisi sampel air ditirasi untuk melihat
kandungan CO2 yang terdapat didalam sampel air. Sampel air dititrasi menggunakan
NaOH 1/44 N dengan indicator fenoftalein 0,5%. Sampel air dititrasi hingga berwana
merah jambu muda. Kemudian dihitung berapa pH nya, dan dilihat seberapa banyak
NaOH yang digunakan untuk titrasi tersebut.
3.4 Analisis Data
PN = PG R
Ket. :
No Sampel Awal DO Awal (mg/L) DO Akhir Suhu Awal (C) Suhu Akhir
(mg/L) (C)
Tittrasi pH Kondutivitas Titrasi Terang Gelap Terang Gelap Titrasi Terang Gelap Terang Gelap T
(ml) 1 2 (mS)
1 1,4 6 7,5 0,18 6,1 7,1 6,6 0,3 0,15 29 30,8 30,8 28 28,05
2 1,75 6 10 1,48 6,4 6,5 7 0,35 0,25 29 29 29 28 27,9
3 5,1 6 10 0,1 7,2 6,5 6,5 0,4 0,2 26,1 32 31,5 27,75 27,8
4 1,75 7 8 0,1 7,2 7,3 7,2 0,15 0,1 31,2 31,3 31,4 28,1 28,05
5 4 7 10 0,1 6,5 6,5 6,2 0,2 0,1 27,13 32,1 32,1 25,85 28,2
Tinggi rendahnya produktivitas primer dipengaruhi oleh banyaknya sedikit
cahaya yang masuk ke dalam perairan. Menurut Welch (1992), bahwa penetrasi
kurang
dari 1,9 menunjukkan p
entrasi cahaya itu tingg
i dan perairan tergolon
g tinggi. Sedangkan
penetrasi cahaya di
bawah 0,4 m dari
permukaan air merupakan control bagi perkembangan organisme produsen
di perairan. Kandungan oksigen terlarut dipengaruhi oleh suhu, kehadiran
fitoplankton, penetrasi cahaya matahari dan jumlah bahan organic yang diuraikan
dalam air (Sastrawidjaja, 1991). Pada metode botol gelap
dan terang ini terdapat proses inkubasi pasangan botol gelap di dalam
perairan, lama waktu inkubasi ini selama 24 jam dengan memperkirakan intensitas
aktivitas fotosintesis.
Prinsipnya untuk mengukur perbedaan kandungan karbondioksida dan
oksigen terlarut dalam botol gelap (hanya respirasi) dan botol terang (terjadi
fotosintesis dan respirasi), setelah ditempatkan pada suatu tertentu selama beberapa
waktu (pada siang hari) dan di dalam kedua botol tersebut mengandung fitoplankton
yang melakukan fotosintesis.
Barus, T.A 2004.pengantar limunologi studi tentang ekosistem sungai dan danau,
program studi biologi fakultas mipa usu medan.
Campbell, J.B; Reece, L.G; Mitchell. 2004. Biologi. Edisi Kelima Jilid 3. Penerbit:
Erlangga. Jakarta
Connel, W. Des dan Gregor. J.Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran.
Alih Bahasa; Yanti Koestori. Universitas Indonesia. Jakarta
Emberlin, J.C. 1983. Introduction to Ecology. Mac Donald and Evans. Estrover,
Plymouth
Payne, A.I. 1986. The Ecology of Tropical Lakes and Rivers. Jhon Wiley & Sons.
Singapore
Wetzel, R.G. and Likens. 2000. Limnologi. Second Edition. CBS. College
Publishing, New York, US.
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d525_043750_chapter1.pdf
http://www.scribd.com/doc/10371186/Laporan-Praktikum-Produktivitas-
Perairan
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d525_043750_chapter2.pdf
KELOMPOK 1
R = C0 CD / t
= 6,1 0,15 / 24
= 0,24 mg/L/Jam
PG = CL CD / t
= 0,3 0,15 / 24
= 0,0062
PN = PG - R
= 0,006 0,24
= - 0,234
KELOMPOK 2
R = C0 CD / t
= 6,4 0,25 / 24
= 0,25 mg/L/Jam
PG = CL CD / t
= 0,35 0,25 / 24
= 0,004
PN = PG - R
= 0,004 0,25
= - 0,246
KELOMPOK 3
R = C0 CD / t
= 7,2 0,2 / 24
= 0,29
PG = CL CD / t
= 0,08
PN = PG - R
= 0,08 0,29
= - 0,21
KELOMPOK 4
R = C0 CD / t
= 7,2 0,1 / 24
= 0,29
PG = CL CD / t
= 0,15 0,1 / 24
= 0,002
PN = PG - R
= 0,002 0,29
= - 0,288
KELOMPOK 5
R = C0 CD / t
= 6,5 0,1 / 24
= 0,26
PG = CL CD / t
= 0,2 0,1 / 24
= 0,004
PN = PG - R
= 0,004 0,26
= - 0,256