Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN KRITIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN

DI INDONESIA

Critical Studies on Rural Development Implementation in Indonesia

Erizal Jamal

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian,


Jl. Tentara Pelajar No. 10 Bogor 16114

ABSTRACT

The main problem of rural development in Indonesia is related with coordination among the main actors
and the focus of activities. In this paper, the main problem of rural development in Indonesia based on the
experience of China in the previous program and rural development is examined. In some part of the paper,
analysis was focused on the Rural Agribussines Development Program (PUAP), an initiative program of Ministry
of Agricultural for poverty alleviation and rural development. Similar with the previous program in rural
development that initiated by the government, PUAP is a top down project approach; most of the initiative come
from the central goverment. The mechanism of project decision is dominated by the goverment role and structure,
and less of rural community initiative. The maximum impact of the PUAP project is an entry point for agricultural
development in rural areas.

Key words : rural development, agribussines, farmers income

ABSTRAK

Salah satu persoalan pokok dalam pembangunan perdesaan di Indonesia adalah kurang adanya
koordinasi antar berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut serta fokus kegiatan yang kurang begitu
jelas. Tulisan ini mencoba menelaah beberapa persoalan mendasar dalam pembangunan perdesaan di
Indonesia, beranjak dari pengalaman yang pernah ada dan perbandingan dengan pola pendekatan yang
digunakan oleh China dalam pembangunan perdesaannya. Kajian ini pada beberapa bagian menelaah
pendekatan yang digunakan Departemen Pertanian dalam pembangunan perdesaan melalui pendekatan
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dilaksanakan mulai tahun 2008 dalam kerangka
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri). PUAP merupakan program terobosan
Departemen Pertanian dalam mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan. Sebagaimana program
sejenis yang pernah dilaksanakan sebelumnya, program ini lebih dominan sebagai suatu upaya terpusat dalam
menata pembangunan pertanian dan perdesaan di Indonesia. Dalam pendekatan semacam ini, mekanisme
pelaksanaan sangat tergantung pada struktur birokrasi, sehingga pengambilan keputusan banyak dilakukan oleh
pengelola dari kalangan pemerintah diberbagai level. Masyarakat perdesaan masih sering diposisikan sebagai
objek. Berdasarkan kondisi ini sangat sulit diharapkan program ini dapat mencapai hasil maksimal bagi upaya
peningkatan pendapatan petani dalam waktu singkat. Hasill maksimal yang mungkin dapat diharapkan dari
pelaksanaan program ini adalah sebagai entry point dan perekat seluruh program Departemen Pertanian dalam
pembangunan perdesaan.

Kata kunci: pembangunan desa, agribisnis, pendapatan petani

PENDAHULUAN Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM


Mandiri) yang berada dibawah koordinasi
Kantor Menko Kesejahteraan Rakyat. Program
Mulai tahun 2008 ini Departemen ini diharapkan dapat mengurangi kemiskinan
Pertanian melaksanakan suatu langkah dan pengangguran di perdesaan, melalui
terobosan dalam pembangunan pertanian dan penumbuhan dan pengembangan kegiatan
perdesaan yang diberi nama Pengembangan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan
Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Prog- potensi wilayah (Departemen Pertanian,
ram ini terkait erat dengan Program Nasional 2008). Dilihat dari tujuan yang dirumuskan

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 26 No. 2, Desember 2008 : 92 - 102

92
pada panduan pelaksanaan program, maka kemudian ditelaah apa yang dilaksanakan
pemberdayaan berbagai pelaku usaha melalui PUAP serta diakhiri dengan suatu
agribisnis di perdesaan dan kelembagaan per- analisis perbandingan yang komprehensif.
desaan lainnya akan menjadi motor penggerak
utama program ini.
KONSEP PEMBANGUNAN PERDESAAN
Secara kuantitatif, pada tahun 2008 DAN BEBERAPA KELEMAHAN DALAM
PUAP menargetkan berkembangnya usaha PENERAPANNYA
agribisnis di 10.000 desa miskin atau tertinggal
melalui pengembangan kegiatan usaha di
10.000 Gabungan Kelompok Tani atau Ada banyak teori tentang pendekatan
Kelompok Tani yang dikelola petani. Melalui dalam pembangunan perdesaan, terutama
pendekatan ini diharapkan pada akhirnya akan yang terkait dengan kasus Indonesia, pada
terjadi peningkatan kesejahteraan petani mela- level internasional dapat dilihat pemikiran
lui bebagai usaha yang mereka kembangkan. Boeke (1982), Geertz (1983), Hayami dan
PUAP diharapkan sebagai langkah terobosan Kikuchi (1987), Scott (1976) dan lainnya.
Departemen Pertanian untuk mengurangi Sementara pada level nasional dapat diikuti
kemiskinan dan pengangguran di perdesaan, pemikiran Collier et al. (1996), Soemardjan
serta entry point dan perekat bagi seluruh dan Breazeale (1993), Tjondronegoro dan
program Departemen Pertanian dan sektor lain Wiradi (1984) Mubyarto and Soetrisno (1988)
yang terkait dalam pembangunan perdesaan. dan dari banyak ahli lainnya. Kalau ditelaah
Terkait dengan rencana pelaksanaan secara keseluruhan, semua pemikiran ber-
program ini, Departemen Pertanian telah muara pada satu hal yaitu pembangunan
mengembangkan berbagai kelembagaan pen- perdesaan akan berhasil bila masyarakat desa
dukung mulai dari tingkat desa sampai di dijadikan sebagai subjek pembangunan dan
tingkat pusat. Semua kelembagaan ini diha- memberi banyak peluang mereka untuk
rapkan dapat bahu membahu dalam menggali mengambil keputusan tentang nasib mereka
dan menggerakkan potensi yang ada di sendiri. Bagaimana hal itu dilakukan, disinilah
perdesaan. Sebagai stimulus, Departemen baru terlihat variasi antar para pemikir. Para
Pertanian menyediakan dana Bantuan Lang- pemikir dengan latar belakang ekonomi,
sung Masyarakat (BLM) sebanyak seratus juta umumnya lebih menitikberatkan pada upaya
rupiah untuk setiap desa yang menjadi pembedayaan yang memungkinkan masyara-
sasaran kegiatan. Dana stimulus ini diharap- kat desa mengembangkan kegiatan ekonomi
kan dapat merangsang tumbuhnya usaha bagi pendapatan keluarga. Sementara itu,
produktif petani skala kecil, buruh tani dan para pakar yang berlatar belakang ilmu sosial
rumah tangga miskin. Selain adanya BLM, lebih melihat masyarakatnya sebagai makhluk
komponen lainnya dari PUAP adalah pendam- sosial, yang perlu diberdayakan untuk dapat
pingan yang intensif oleh penyuluh dan menolong dirinya sendiri.
penyelia mitra tani serta pelatihan bagi petani. Sebagai gambaran tentang pende-
Pertanyaan yang perlu dilontarkan katan yang beragam ini, Effendi (2007) dengan
terkait dengan rencana di atas adalah sebe- gamblang menyatakan bahwa sekurang-
rapa jauh berbagai target yang telah kurang ada tiga pendekatan yang dapat
dicanangkan tersebut dapat dicapai melalui diterapkan dalam pembangunan masyarakat,
pendekatan ini, dan hal yang lebih utama lagi termasuk pembangunan perdesaan. Pertama,
adalah keberlanjutan dari program ini dalam pendekatan yang bersifat sentralisitis dan
menunjang pembangunan perdesaan di dalam implementasi lebih banyak bersifat top
Indonesia. Tulisan ini mencoba menelaah down. Pendekatan ini menerapkan prinsip
semua hal tersebut ditinjau dari pendekatan mekanisme yang sangat tergantung pada
yang digunakan serta proses pelaksanaan di struktur birokrasi sehingga pengambilan kepu-
lapangan. Kajian yang dilakukan diperkaya tusan banyak dilakukan oleh pejabat (adminis-
dengan berbagai pengalaman serupa dari ber- trator dan para pakar). Dalam pelaksanaannya
bagai tempat dalam pembangunan perdesaan. pendekatan ini amat ditentukan oleh regulasi
Tulisan akan diawali dengan melihat berbagai sehingga kreteria keputusan dan kebijakan
pendekatan dalam pembangunan perdesaan, amat tergantung pada petunjuk tehnis. Biasa-

KAJIAN KRITIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA Erizal Jamal

93
nya program dibiayai oleh lembaga donor atau menyangkut kebijakan diambil secara bersama
pemerintah. Pendekatan ini cenderung me- oleh pemuka dan anggota masyarakat secara
ngabaikan masyarakat perdesaan (lokal), partisipatif. Dalam pelaksanaan biasanya
karena sering diposisikan sebagai objek dalam didasarkan pada kesekepatan-kesepakatan
proses transformasi yang menyangkut seluruh stake holder atau mereka yang terlibat
perubahan nasib dan masa depan mereka. dalam program. Keputusan-keputusan yang
Pendekatan ini cenderung melahirkan keter- diambil selalu merujuk pada kepentingan
gantungan. anggota masyarakat. Kontrol dan sangsi ter-
Kedua, pendekatan yang mekanisme- hadap pelanggaran-pelanggaran kesepakatan
nya amat ditentukan oleh kekuatan pasar didasarkan pada tekanan sosial dari kelom-
(pemilik modal). Pendekatan ini semakin pok-kelompok penekan dalam masyarakat.
populer sejak globalisasi menyeruak masuk ke Pendekatan ini lebih sesuai dengan kebu-
negara-negara berkembang. Sistem pengam- tuhan, menghargai inisiatif masyarakat lokal
bilan keputusan ditentukan oleh produser karena bersifat bottom up. Pendekatan ini
(individu) konsumer dan investor. Pelaksanaan lebih memungkinkan adanya partisipasi ma-
terutama yang menyangkut petunjuk untuk syarakat sehingga mengandung proses yang
perilaku ditentukan oleh perubahan dan fluk- berupaya untuk meningkatkan kemampuan
tuasi harga pasar. Dalam mencapai sasaran (capacity building), dan berupaya untuk
yang ingin dicapai ditentukan oleh seberapa melepaskan dan membebaskan masyarakat
jauh efisiensi dijalankan sehingga menekan- dari kungkungan struktural. Masyarakat
kan pada cara yang terbaik untuk memaksi- diposisikan sebagai subjek sehingga dapat
mumkan profit dan manfaat, utamanya keun- menciptakan kemandirian dan melepaskan diri
tungan (laba). Dalam penerapan pendekatan dari ketergantungan. Masyarakat tidak hanya
ini cenderung meminggirkan orang miskin mengetahui tujuan program tetapi juga perlu
karena orang miskin tidak mampu ber- tahu apa implikasi program bagi mereka.
kompetisi dengan mereka yang memiliki modal Secara teoritis garis besar perbedaan pende-
dan yang menguasai pasar. Peluang memang katan pembangunan masyarakat dapat diring-
terbuka, tetapi orang miskin tidak mampu kas seperti terlihat dalam Tabel 1.
memanfaatkan peluang-peluang yang tersedia Selain pendekatan di atas, dikenal
karena berbagai keterbatasan akses dan pula konsep pembangunan desa terpadu,
diliputi ketidakberdayaan (Friedmann, 1992: yang mencoba melihat pembangunan desa
66-71). sebagai sebuah upaya yang terintegrasi (Blyth
Ketiga, pendekatan yang prinsipnya et al., 2007). Konsep ini sudah mulai di-
menekankan pada asosiasi sukarela atas da- kembangkan di berbagai tempat termasuk
sar kesadaran kolektif dalam upaya mencapai Nusa Tenggara Timur sejak tahun 1970-an
tujuan bersama. Pengambilan keputusan yang (Djoeroemana et al., 2007). Pembangunan

Tabel 1. Pendekatan Pembangunan Masyarakat

Uraian Pendekatan top down Pendekatan pasar Pendekatan inisiatif lokal


Prinsip mekanisme Struktur birokrasi Interaksi pasar Asosiasi sukarela
Pengambil keputusan Pejabat (administrator Produser (individu), Pemuka dan anggota
dan pakar) investor dan konsumer masyarakat
Petunjuk untuk tindakan Regulasi Perubahan harga Kesepakatan
atau penerapan
Kreteria keputusan Kebijakan dengan Effisiensi, Kepentingan dan
petunjuk teknis sebagai memaksimumkan profit kebutuhan anggota
instrumen implementasi dan pemanfaatan masyarakat
Sangsi terhadap Ditentukan oleh Kerugian finansial Tekanan sosial (social
pelanggaran kekuasaan negara pressure)

Sumber: Esman. Milton.J dan Upholf , 1988 dalam Effendi (2007), Local Organization: Intermidiations in Rural
Development , New York, Cornell University, hal. 20

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 26 No. 2, Desember 2008 : 92 - 102

94
desa terpadu di NTT diarahkan untuk men- Selain itu berbagai program yang
jawab ketertinggalan dan kebodohan di pernah ada belum melihat rumah tangga
wilayah ini. Namun, karena pendekatan ter- masyarakat desa sebagai sebuah kesatuan,
pusat yang digunakan dalam pola ini, dengan dalam arti pemberdayaan harusnya dilihat
maksud adanya keterpaduan antar sektor, sebagai suatu upaya memberdayakan seluruh
maka hasilnya tidak banyak berbeda dengan komponen rumah tangga perdesaan. Dengan
pendekatan lainnya. pendekatan ini, keberlanjutan upaya tersebut
Satu hal pokok dari berbagai kele- dapat terjamin dan bersifat antisipatif terhadap
mahan dari pendekatan yang pernah ada berbagai peluang yang tersedia bagi suatu
adalah, walaupun secara konsep berbagai rumah tangga. Satu hal yang perlu disepakati
pendekatan tersebut sangat baik, namun bersama adalah pembangunan perdesaan
tidak selalu identik dengan pembangunan
dalam pelaksanaannya sangat sulit untuk
pertanian. Selama ini telah terjadi salah kaprah
dilakukan. Persoalan pokoknya karena ter-
di banyak kalangan, yang selalu menyamakan
kotak-kotaknya pembiayaan pembangunan
pembangunan perdesaan dengan pemba-
pada berbagai departemen dan institusi serta
ngunan pertanian.
tidak adanya satu kekuatan yang dapat
memaksakan terjadinya integrasi antara ber- Akibatnya bila orang berbicara tentang
bagai program tersebut. Apalagi dengan pembangunan perdesaan, seolah itu hanya
otonomi daerah saat ini, perhatian pemerintah melulu masalah pembangunan pertanian.
daerah lebih tercurah pada upaya-upaya yang Akibat lebih lanjut dari salah kaprah di atas
dapat menghasilkan Pendapatan Asli Daerah adalah tanggung jawab pembangunan per-
(PAD) dalam jangka pendek. Dalam banyak desaan seakan hanya menjadi tanggung
kasus, upaya pengembangan masyarakat jawab instansi teknis yang terkait dengan
perdesaan adalah kegiatan yang tidak dapat pertanian. Padahal banyak persoalan pem-
dilihat hasilnya dalam jangka pendek. Selain bangunan perdesaan justru berada di luar
itu program ini memerlukan investasi yang domain instansi teknis pertanian. Salah satu
cukup besar terutama dalam pengembangan penyebab keterpurukan di perdesaan akhir-
infrastruktur yang sangat diperlukan dalam akhir ini terkait juga dengan belum tergarapnya
secara proporsional berbagai pesoalan yang
percepatan pembangunan perdesaan.
tidak terkait secara langsung ataupun tidak
Agar pendekatan ini berhasil, apa langsung dengan aktivitas pertanian.
yang diupayakan Kantor Menteri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat melalui PNPM-Mandiri,
seharusnya menjadi suatu harapan untuk PENGALAMAN DARI PEMBANGUNAN
terlaksananya suatu pendekatan terpadu PERDESAAN DI CHINA
dalam pembangunan perdesaan di Indonesia,
yang memungkinkan keterpaduan pendekatan
Satu pelajaran berharga mungkin
ekologi, sosial budaya, ekonomi dan politik.
dapat dipetik dari pengalaman China, yaitu
Hal-hal yang terkait dengan ekologi lebih pada bagaimana mengubah suatu sistem ekonomi
penekanan perbaikan lingkungan yang sudah dari yang tersentralisasi menjadi suatu wilayah
rusak pada sebagian desa miskin di Indonesia. yang market-oriented rural economy. Ada satu
Sementara itu hal-hal yang terkait dengan kata kunci dari keberhasilan China dalam pem-
kepemilikan lahan dan berbagai kearifan lokal bangunan perdesaan, yaitu adanya kerangka
merupakan hal utama lainnya yang selama ini yang jelas dalam pembangunan perdesaan
belum tergarap dengan baik. Untuk aspek yang akan dilaksanakan dalam beberapa
ekonomi sudah banyak digarap namun belum jangka waktu, serta adanya kesamaan gerak
dilakukan secara terpadu dan tidak berke- dan langkah pemerintah dalam berbagai
lanjutan karena berbagai sebab. Sementara itu tingkatan. Konsep ini mulai dengan Five
upaya secara politis yang memungkinkan Balanced Development Strategy yang antara
peran serta masyarakat yang lebih besar lain membuat keseimbangan antara pemba-
dalam pembangunan, baru pada eforia ngunan perdesaan dan perkotaan, keseimba-
keterbukaan dan belum menyentuh hal-hal ngan antara daerah berkembang dan daerah
mendasar dalam kehidupan masyarakat. yang tertinggal (Sontag et al., 2005).

KAJIAN KRITIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA Erizal Jamal

95
Sebagai langkah awal pemerintah Berbekal berbagai rekomendasi terse-
China membentuk sebuah tim yang dinama- but, pemerintah China menjalankan sebagian
kan Rural Development Task Force, yang besar rekomendasi secara simultan sejak lebih
memberikan rekomendasi kepada para pe- dari 20 tahun terakhir, diawali dengan
mimpin China bagaimana pertanian dan perbaikan yang mendasar pada berbagai
perdesaan harus dilaksanakan dalam kurun infrastruktur di perdesaan. Beruntungnya, da-
waktu 25 tahun ke depan. Rekomendasi dari lam sistem pemerintahan China koordinasi
tim ini tidak boleh beranjak dari tujuan dasar dalam setiap aktivitas pembangunan masih
pembangunan yang menunjang pertumbuhan berjalan dengan baik dari level pusat sampai
ekonomi dan pengurangan kemiskinan. dengan desa.
Rekomendasi dari tim ini pertama Hasil dari gerakan ini terlihat pada
adalah merubah organisasi pemerintah dari peningkatan produktivitas berbagai komoditi
pelaku pembangunan menjadi fasilitator. Hal yang dihasilkan petani. Menurut China Council
lain yang direkomendasikan adalah pemberian for International Cooperation on Environtment
peran yang lebih besar pada kelembagaan and Development (CCICED) dalam Sonntag et
perdesaan untuk berperan, serta perbaikan al. (2005), petani China sekarang sudah bisa
yang menyeluruh dan sistematis pada semua berkompetisi dengan petani negara maju
sumberdaya yang ada di perdesaan, dengan dalam produksi pertaniannya. Sementara itu
perbaikan utama pada bidang pendidikan, 100 juta tenaga kerja migran dari perdesaan,
kesehatan dan pemanfaatan lahan. dapat bekerja secara harmonis di wilayah
perkotaan dan transformasi ekonomi China
Upaya perbaikan produktivitas perta- menjadi suatu hal yang unik di Dunia. Dalam
nian diawali dengan perbaikan berbagai hal ini, persentase tenaga kerja di pertanian
infrastruktur yang terkait dengan akses petani masih tetap dominan, namun itu tidak menjadi
terhadap lahan dan air. Selain itu berbagai beban bagi kegiatan ekonomi di persedaan.
teknologi yang dikembangkan sejalan dengan Peningkatan jumlah orang yang bekerja di
perkembangan ketersedianan tenaga kerja di pertanian diimbangi dengan peningkatan pro-
perdesaan, termasuk bioteknologi yang per- duktivitas dan berkembangnya komoditas per-
kembangannya sangat pesat di China. Hal tanian bernilai ekonomi tinggi.
yang paling pokok adalah dibukanya pasar Secara makro dampaknya dapat ter-
lahan dan diutamakan bagi masyarakat yang lihat dari stabilnya pertumbuhan ekonomi
tinggal di perdesaan, sehingga terjadi pening- China dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
katan rata-rata pemilikan lahan per petani. Laju pertumbuhan ekonomi di China termasuk
Semua upaya di atas ditunjang oleh perbaikan yang tertinggi di dunia. Sementara itu jumlah
dalam sistem keuangan yang ada sehingga penduduk miskin berkurang secara signifikan
ekonomi uang yang ada berkembang di dari sekitar 260 juta orang pada tahan 1978
perdesaan. Hal lain yang tidak kalah penting- menjadi hanya sekitar 30 juta pada tahun 2003
nya adalah penanganan yang sistematis bagi (NSBC, 2004). Selain itu tidak banyak per-
tenaga kerja perdesaan yang terpaksa migrasi soalan yang mereka hadapi dalam pemba-
ke wilayah perkotaan karena berbagai sebab ngunan perdesaannya dan masalah migrasi
dengan memberikan ketrampilan yang mema- tenaga muda dan terdidik dari perdesaan.
dai bagi mereka. Pemerintah China secara
Dari uraian di atas terlihat benang
serius mempersiapkan lapangan kerja bagi
merah yang menyebabkan keberhasilan China
tenaga kerja yang terpaksa melakukan migrasi
dalam pembangunan perdesaannya adalah (1)
ini dengan membekali mereka dengan ber-
Perencanaan dibuat jelas dalam berbagai
bagai ketrampilan yang dibutuhkan pasar
skala waktu dan adanya kesamaan visi pada
tenaga kerja di wilayah kota. Selain itu secara semua level pemerintahan untuk mencapai
sengaja dikembangkan berbagai aturan yang target yang telah ditetapkan; (2) Pemihakan
memudahkan tenaga kerja migran ini masuk yang jelas pada pembangunan perdesaan,
ke sistem industri yang ada, dan juga dengan mengembangkan berbagai sarana-
diciptakan berbagai peluang usaha yang dapat prasarana yang memungkinkan perbaikan dan
menyerap tenaga kerja migran ini (Sonntag et pengembangan yang menyeluruh terhadap
al., 2005) sumberdaya yang ada di perdesaan; (3) Per-

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 26 No. 2, Desember 2008 : 92 - 102

96
baikan yang mendasar pada pasar lahan yang diperlukan upaya-upaya yang tersrtuktur dan
ada yang memungkinkan terjadinya perbaikan terukur. Berbagai upaya tersebut perlu dipeta-
akses masyarakat yang tinggal di perdesaan kan dalam dimensi waktu menurut prioritas
pada lahan yang ada; (4) Pengembangan dan kepentingan.
teknologi yang sejalan dengan pergerakan Secara konsep bagaimana semua itu
tenaga kerja muda ke perkotaan, dan masifnya dilakukan sudah banyak pemikiran yang dilon-
pengembangan teknologi modern yang mem- tarkan Yadi (2007) misalnya melihat bahwa
buka peluang petani mengembangkan komo- sasaran utama harusnya diletakkan pada upa-
ditas yang bernilai ekonomi tinggi; (5) ya penciptaan lapangan kerja yang memadai
Penanganan yang menyeluruh terhadap per- diperdesaan. Strategi untuk mencapai itu
masalahan yang ada di perdesaan, terutama adalah : (1) Perluasan dan peningkatan infra-
kesiapan pemerintah memfasilitasi pergerakan struktur perdesaan, (2) Perbaikan iklim
masyarakat yang meninggalkan sektor per- investasi & iklim usaha di perdesaan, (3)
tanian dan perdesaan; dan (6) Terciptanya Peningkatan akses masyarakat perdesaan
sistem keuangan yang memungkinkan uang terhadap sarana permodalan dan pemasaran,
dari desa kembali dalam bentuk investasi di (4) Kebijakan yang memihak masyarakat
perdesaan. perdesaan, dan (5) Membantu masyarakat
perdesaan meningkatkan modal manusia
PANDUAN UNTUK PEMBANGUNAN (pengetahuan, keterampilan, kesehatan) yang
PERDESAAN DI INDONESIA mereka miliki. Agar semua itu dapat berlang-
sung dengan baik diperlukan perbaikan tata
kelola pemerintahan.
Secara umum Indonesia memiliki Dalam hal bagaimana harusnya peran
kekuatan dalam merumuskan konsep yang pemerintah dalam pelaksanaan pemba-
baik bagi pembangunan perdesaan secara ngunan, Natawidjaya (2007) mengungkapkan
parsial yang terlihat dari beragamnya pemi- bahwa peran pemerintah ke depan lebih
kiran yang berkembang dalam selang waktu sebagai fasilitator dan pemberi layanan untuk
40 tahun terakhir. Sementara itu adanya suatu menunjang kebutuhan sektor swasta dan
konsep yang utuh dan terintegratif masih men- petani dalam menjawab kebutuhan pasar
jadi sebuah angan-angan, apalagi keterpa- produk pertanian di berbagai level. Sementara
duan dalam pelaksanaannya. itu belum banyak pemikiran yang menelaah
Secara gamblang hal ini diungkapkan bagaimana upaya yang diperlukan pemerintah
oleh Yadi (2007) yang menurutnya masih dalam menyikapi berbagai fenomena dalam
banyak persoalan yang harus dibenahi dalam pembangunan pertanian dan perdesaan di
pembangunan perdesaan di Indonesia dan Indonesia. Makin langkanya tenaga muda di
yang paling pokok adalah belum terlihat ada- pertanian dan masifnya pergerakan penduduk
nya ketegasan tentang tujuan dari pemba- baik secara menetap ataupun sementara ke
ngunan perdesaan yang dilaksanakan, karena perkotaan juga belum dapat tertangani dengan
masing-masing pihak bekerja sendiri-sendiri baik. Berbagai pemikiran yang berkembang
dan merumuskan tujuan sesuai keinginan terfokus pada pengembangan usaha non-
masing-masing. Sementara itu pada level pe- pertanian di perdesaan (Suhariyanto, 2007).
rencanaan dan pelaksanaan pembangunan Namun, ketika ditelaah lebih jauh usaha apa
juga belum ada kesamaan gerak langkah yang dikembangkan, belum banyak penga-
antara pemerintah dari berbagai level dari laman sukses yang dimiliki dan juga tidak jelas
tingkat pusat sampai desa. Satu rujukan baku arah pengembangannya seperti apa.
tentang bagaimana pembangunan perdesaan Belum ada grand strategy yang jelas
harus dilaksanakan dan menjadi rujukan bagi tentang bagaimana pembangunan perdesaan
semua pelaku pembangunan itu sendiri, harus dilaksanakan, sedangkan upaya keter-
sampai saat ini belum dapat diwujudkan. paduan masih pada tataran konsep. Beberapa
Menurut Harianto (2007), untuk mewu- bukti empiris dari hasil penelitian yang ada
judkan sektor pertanian dan perdesaan yang menunjukkan bahwa timbul gejala kehidupan
maju, modern, berdaya saing dan mampu di perdesaan makin termarjinalkan, dilihat
memberi kesejahteraan bagi para pelakunya; dari penguasaan asset pada petani (Lihat

KAJIAN KRITIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA Erizal Jamal

97
Suhariyanto, 2007 dan Hasil penelitian data dukung pembangunan perdesaan, ter-
PATANAS pada berbagai tahun), dan utama yang terkait dengan pengusaan dan
ketersediaan lapangan kerja dan kesempatan akses petani pada asset dan data lainnya,
berusaha (Karwur et al., 2007). Secara umum menjadi upaya awal yang perlu dilakukan,
dapat dikatakan bahwa pembangunan per- sehingga berbagai perencanaan yang dilaku-
desaan di Indonesia dalam kurun waktu 30 kan dapat lebih realistis.
tahun terakhir, belum direncanakan dan
dilaksanakan dengan baik.
PUAP DAN PEMBANGUNAN PERDESAAN
Agar pengalaman yang kurang baik DI INDONESIA
tersebut tidak terulang dan bercermin dari
pengalaman China dalam 30 tahun terakhir,
maka dalam perencanaan dan pelaksanaan Konsep dan Pendekatan yang Digunakan
pembangunan perdesaan di Indonesia diperlu- Kalau dibaca pedoman umum PUAP
kan beberapa hal berikut : Pertama, adanya (Departemen Pertanian, 2008), secara gam-
suatu grand strategy pembangunan perdesaan
blang terlihat bahwa program ini secara
di Indonesia dalam berbagai dimensi waktu.
konsep lebih sebagai upaya terpusat dalam
Konsep ini merupakan produk suatu tim ahli
menata pembangunan pertanian dan per-
lintas keilmuan yang bekerja dengan mandat
desaan di Indonesia. Menurut Effendi (2007)
penuh dengan output yang jelas dan terukur.
pendekatan ini lebih bersifat top down dalam
Kedua, dalam grand strategy ini tercakup
implementasinya. Dalam buku panduan yang
upaya yang komprehensif sebagai antisipasi
ada secara jelas terlihat bagaimana program
terhadap perkembangan dalam berbagai ling-
kungan strategis, terutama dalam kaitannya ini akan dilaksanakan dengan menggunakan
dengan gerakan atau perpindahan penduduk. semua unsur birokrasi yang ada di Depar-
Oleh karena itu konsep ini harus seiring temen Pertanian dan Instansi terkait lainnya.
sejalan dengan upaya pengembangan wilayah Menurut Effendi (2007) dalam pendekatan
perkotaan. Konsep ini perlu dijadikan sebagai semacam ini mekanisme pelaksanaan sangat
rujukan semua pihak terkait dan mengikat tergantung pada struktur birokrasi sehingga
semua pihak untuk melaksanakannya. Karena pengambilan keputusan banyak dilakukan oleh
itu adanya ketetapan setingkat undang-undang pejabat (administrator dan para pakar). Dalam
diperlukan dalam implementasi konsep ini. pelaksanaan amat ditentukan oleh regulasi
sehingga kriteria keputusan dan kebijakan
Ketiga, pengembangan sistem pem-
amat tergantung pada petunjuk teknis. Pen-
biayaan yang terintegrasi antar berbagai
dekatan semacam ini cenderung mengabaikan
instansi pemerintah dan pihak lain yang peduli
dan kurang melibatkan kelompok sasaran
dengan pembangunan perdesaan, yang mem-
secara aktif. Masyarakat perdesaan sering
perkuat peran pemerintah dalam pemba-
diposisikan sebagai objek dalam proses trans-
ngunan perdesaan pada penyediaan berbagai
formasi yang menyangkut perubahan nasib
infrastruktur pendukung, dan fasilitasi bagi
dan masa depan mereka.
berkembangnya aktivitas petani dan pihak
swasta. Selama ini dalam perencanaan sudah Satu kelemahan mendasar dari segi
diupayakan adanya keterpaduan, namun keti- konsep pada PUAP dan berbagai program
ka pelaksanaan hal itu sulit diwujudkan karena sejenis lainnya yang pernah ada, adalah ku-
pembiayaan pembangunan untuk perdesaan rang terlihatnya keterkaitan yang jelas antara
terkotak-kotak pada bebagai departemen dan apa yang diharapkan dicapai sesuai tujuan
instansi. Untuk kasus Indonesia, keterpaduan dengan indikator yang dirumuskan dalam taha-
itu hanya mungkin terwujud bila perencanaan pan dan program yang dilaksanakan. Dalam
yang dibuat terpadu diikuti oleh anggaran yang tujuan PUAP dengan jelas disebutkan bahwa
juga terpadu, sehingga manajemen anggaran program ini diharapkan mengurangi kemis-
ini merupakan salah satu kunci yang selama kinan dan pengangguran melalui penumbuhan
ini terabaikan. Adanya Menteri Koordinator dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis
Pembangunan Perdesaan merupakan suatu diperdesaan. Sementara itu dalam indikator
keputusan politik yang diharapkan mendukung keberhasilan yang terkait dengan outcome
konsep di atas. Keempat, penataan berbagai hanya disebutkan meningkatnya pendapatan

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 26 No. 2, Desember 2008 : 92 - 102

98
petani, buruh tani dan rumah tangga tani Dukungan Pihak Lain
dalam berusaha tani sesuai dengan potensi Walaupun program ini disebutkan seba-
daerah. Dengan indikator seperti ini sangat gai bagian dari PNPM-Mandiri dibawah koor-
sulit menilai hasil pelaksanaan program sesuai dinasi Menko Kesejahteraan Rakyat, namun
tujuan yang ada dalam satu satuan dimensi tidak begitu jelas bagaimana keterkaitan prog-
waktu, karena tidak dengan jelas diungkapkan ram ini dengan program yang dilaksanakan
berapa rumah tangga yang akan meningkat pihak lain. Terkait dengan infrastruktur perde-
pendapatannya dan berapa besaran kenaikan saan di bidang pertanian misalnya, seberapa
itu terjadi. Bila dilihat lebih jauh terkait dengan jauh upaya Departemen Pertanian dalam
kemiskinan misalnya, seperti yang dituliskan penyaluran dana Bantuan Langsung Masya-
pada tujuan program, maka seharusnya dalam rakat (BLM) PUAP dalam pengembangan
indikator juga harus terlihat berapa besaran kegiatan produktif di perdesaan, ditunjang oleh
kemiskinan bisa dikurangi melalui program ini. pengadaan infrastruktur yang dibutuhkan oleh
Dari segi pelaksana program, peru- pihak lain. Target Departemen Pertanian untuk
musan indikator secara mengambang ini bisa peningkatan pendapatan petani dan pengu-
dilihat dari dua sisi. Pada satu sisi ini akan rangan kemiskinan di perdesaan melalui
menyulitkan pihak lain yang kritis untuk penyaluran BLM-PUAP akan sulit dicapai, bila
menuntut hasil pelaksanaan program pada infrastruktur yang dibutuhkan oleh petani untuk
tataran yang lebih terukur. Pada sisi lain, mengembangkan kegiatan produktif dari dana
program ini kurang memberikan target yang tersebut tidak tersedia pada saat dibutuhkan.
jelas pada semua level pelaksana, sehingga Ini tentu menjadi tanda tanya besar
kontrol dalam pelaksanaannya juga sulit untuk keseluruhan pelaksanaan program,
dilakukan. karena secara konsep belum terlihat jelas
bagaimana keterkaitan itu diimplementasikan.
Belajar dari program sejenis sebelum-
Beranjak dari pengalaman China misalnya dan
nya, katakanlah BIMAS misalnya, secara
pengalaman berbagai program sebelumnya,
umum pada pelaksanaan programnya sudah
maka adanya grand strategy yang disepakati
dengan jelas dituliskan pencapaian target
semua pihak yang berkepentingan menjadi
peningkatan produksi padi yang diharapkan,
suatu hal yang sangat menentukan untuk
dan itu diterjemahkan dalam berbagai target memperjelas siapa melakukan apa. Berdasar-
turunan oleh pelaksana mulai dari pusat kan tinjauan ini terlihat bahwa PUAP masih
sampai pada tingkat petani. Penyuluh di memerlukan penyempurnaan dari tataran kon-
tingkat desa yang terlibat dalam kegiatan ini, sep, terutama terkait dengan upaya padu-
sudah jelas wilayah kerjanya dan target yang padan dengan program sejenis yang ada. Hal
harus dicapainya dalam wilayahnya, demikian ini nampaknya masih akan menjadi persoalan
juga satuan organisasi di atasnya. dan tanda tanya besar ke depan, terutama
Pada PUAP organisasi pelaksananya karena masih terkotak-kotaknya pembiayaan
sudah sangat jelas dari tingkat pusat sampai kegiatan pembangunan perdesaan menurut
dengan tingkat desa. Hal yang belum begitu departemen dan instansi, sehingga koordinasi
jelas adalah target yang harus dicapai pada semakin sulit dilaksanakan.
semua tingkatan tersebut. Pendekatan yang
lebih menekankan pada berfungsinya kegiatan
PUAP dan Sinergi Pogram Lingkup
kelompok tani (POKTAN) atau gabungan ke-
Departemen Pertanian
lompok tani (GAPOKTAN) dalam menyalurkan
BLM-PUAP, menyebabkan kelompok sasaran Sebagai sebuah upaya terobosan,
kegiatan ini menjadi tidak jelas. Belajar dari tentunya PUAP akan membawa beberapa
pengalaman China dalam pembangunan per- perubahan yang mendasar dalam pendekatan
desaan yang mereka lakukan, terlihat bahwa yang digunakan Departemen Pertanian dalam
kata kunci dari keberhasilan itu adalah pembangunan perdesaan. Program ini semes-
perencanaan dibuat jelas dalam berbagai tinya dapat disinergikan dengan berbagai
skala waktu dan adanya kejelasan visi pada inisiatif yang telah dan masih dilaksanakan
semua level pelaksana untuk mencapai target Departemen Pertanian, seperti Prima Tani,
yang telah ditetapkan. Desa Mandiri Pangan, Revitalisasi Perke-

KAJIAN KRITIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA Erizal Jamal

99
bunan dan lain sebagainya. Pendekatan apapun hasil akhir yang diperoleh nantinya.
program perlu diupayakan lebih berbasis pada Hal ini menjadi penting agar terjadi akumulasi
pemberdayaan dan mejadikan petani sebagai pengetahuan tentang suatu program dan bila
subjek pembangunan. Selain itu dukungan dari dilakukan program sejenis ke depan semua
departemen atau instansi lain, yang dapat pihak dapat melakukannya dengan belajar dari
menjamin ketersediaan sarana pendukung pengalaman program ini.
utama bagi efektifnya pemanfaatan dana BLM-
PUAP, perlu dibuat lebih jelas dalam proses
pelaksanaannya. Hal lain yang lebih pokok KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
adalah kejelasan kaitan upaya terobosan ini
dengan grand strategy pembangunan per- Kelemahan mendasar dalam pemba-
desaan secara umum, serta sasaran jangka ngunan perdesaan di Indonesia adalah belum
panjang dari pembangunan pertanian dan adanya suatu grand strategy yang menjadi
perdesaan di Indonesia. Dari uraian yang ada acuan bagi semua pihak yang bergerak pada
dalam buku panduan, program ini lebih terlihat upaya ini. Kondisi ini mengakibatkan integrasi
sebagai suatu program tahunan, dan masih program ataupun akumulasi proses dari pelak-
tanda tanya tentang keberlanjutan kegiatan ini sanaan pembangunan perdesaan di Indonesia
ke depan, terutama setelah tahun 2009. Tentu belum terlihat dengan jelas, meskipun hampir
tidak banyak yang dapat diharapkan bila semua instansi pemerintah dan pihak lain yang
program ini hanya dilaksanakan selama satu peduli dengan pembangunan perdesaan de-
atau dua tahun. ngan menjadikan desa sebagai basis kegiatan
Dari sisi proses pelaksanaan kegiatan, utamanya. Semua pihak bekerja sendiri-sendiri
upaya untuk lebih melibatkan kelompok sa- dan terkadang terjadi pengulangan kegiatan
saran dalam pengambilan keputusan penting, yang sama dengan nama program yang
seperti penentuan kegiatan yang disepakati berbeda. Beranjak dari kondisi ini maka hal
bersama oleh kelompok, perlu terus mendapat utama yang perlu dilakukan, termasuk untuk
penekanan dan perhatian. Keputusan-kepu- program rintisan yang dilaksanakan Departe-
tusan yang diambil harus merujuk pada kepen- men Pertanian melalui pelaksanaan Pengem-
tingan kelompok sasaran. Bila program ini bangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP),
dapat mensinergikan semua program Depar- adalah mensinergikannya dengan berbagai
temen Pertanian yang ada saat ini, maka program sejenis yang ada. Untuk saat ini,
program ini dapat menjadi entry point dan koordinasi pemberdayaan masyarakat melalui
perekat bagi seluruh program Departemen Kantor Menko Kesejahteraan dengan Program
Pertanian dalam pembangunan perdesaan. Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Untuk itu diperlukan upaya yang sistematis (PNPM Mandiri), merupakan hal strategis yang
melekatkan PUAP dengan program utama perlu terus dikembangkan.
Departemen Pertanian. Bila misalnya program Selain upaya sinergi, ke depan diperlu-
yang dilaksanakan Departemen Pertanian kan adanya suatu grand strategy pemba-
hanya terfokus pada lokasi PUAP dan dapat ngunan perdesaan dalam berbagai kurun wak-
mengintegrasikan semua program yang ada di tu perencanaan. Adanya suatu produk hukum
Departemen Pertanian, maka PUAP akan yang mengikat semua pihak terkait, misalnya
menjadi basis awal untuk pengembangan dalam bentuk undang-undang pembangunan
perdesaan yang lebih terintegrasi, setidaknya perdesaan sudah selayaknya untuk diper-
untuk lingkup Departemen Pertanian. Secara juangkan. Hal ini berguna untuk memecahkan
berkelanjutan upaya ini perlu terus diintegrasi- beberapa persoalan mendasar dalam pemba-
kan dengan apa yang telah dirintis Kantor ngunan perdesaan di Indonesia, terutama
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat terkait dengan persoalan keterpaduan seba-
melalui PNPM-Mandiri. gaimana diungkapkan di atas, serta adanya
Selain itu diperlukan adanya kajian yang suatu sistem pembiayaan yang terintegrasi
menyeluruh terhadap seluruh rangkaian peren- dan saling mendukung satu dengan lainnya.
canaan dan pelaksanaan program secara Selain itu, pembangunan perdesaan harus
konsisten dan berkelanjutan, sehingga semua juga dilihat dalam kaitannya dengan pemba-
pihak dapat belajar dari program ini, terlepas ngunan perkotaan, sehingga berbagai per-

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 26 No. 2, Desember 2008 : 92 - 102

100
soalan tentang kelebihan tenaga kerja di ngunan Berawal dari Desa. Balai Besar
pertanian dan masalah migrasi penduduk Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
desa-kota misalnya, dapat tertangani secara Pertanian (BBP2TP). Bogor.
baik dan harmonis. Terkait dengan pelaksa- Esman. Milton.J dan Upholf , 1988 dalam Effendi
naan PUAP di lingkup Departemen Pertanian, (2007), Local Organization: Intermidiations
bila upaya ini bisa menjadi entry point dan in Rural Development , New York, Cornell
perekat bagi seluruh program Departemen University, hal. 20
Pertanian dalam pembangunan perdesaan, Geertz, C. 1983. Involusi Pertanian: Proses
maka ini dapat menjadi basis bagi suatu Perubahan Ekologi di Indonesia. Cetakan
perencaan pembangunan pertanian yang lebih Kedua. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
baik. Apalagi bila keterkaitannya dengan Harianto. 2007. Peranan Pertanian dalam Ekonomi
program sejenis dalam kerangka PNPM Perdesaan. Makalah disampaikan pada
Mandiri dapat dibuat lebih jelas dan terjalin Seminar Nasional Dinamika Pembangunan
dalam suatu sistem yang baik. Pertanian dan Perdesaan : Mencari Alter-
natif Arah Pembangunan Ekonomi Rakyat,
4 Desember 2007. Pusat Analisis Sosial
DAFTAR PUSTAKA Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Deptan.
Bogor.
Hayami, Y. dan M. Kikuchi. 1987. Dilema Ekonomi
Blyth, M., S. Djoeroemana, J.R-Smith and B. Myers. Desa: Suatu Pndekatan Ekonomi terhadap
2007. Integrated Rural Development in Perubahan Kelembagaan di Asia. Edisi
East Nusa Tenggara, Indonesia: Overview Pertama. Yayasan Obor Indonesia.
of Opportunities, Constraints and Option Jakarta.
for Improving Livelihoods. In Djoeroemana,
Karwur, F., J. Tanaem, S.O. R. Pono, D. Palekahelu
S., B. Myers, J.R. Smith, M.Blyth and E.I.T.
dan B. Monongga. 2007. Ketahanan
Salaen. Proceedings of a Workshop to
Pangan dan Pembangunan Perdesaan di
Identify Sustainable Rural Livelihoods held
Timur Tengah Selatan Berdasarkan Studi
in Kupang, Indonesia, 5 7 April 2006.
di Kecamatan Pollen dan Kualim. dalam
ACIAR. Canberra.
Djoeroemana, S., B. Myers, J.R. Smith,
Boeke, J.H. 1982. Memperkenalkan Teori Ekonomi M.Blyth and E.I.T. Salaen. Proceedings of
Ganda. dalam Sajogjo. 1982. Bunga Ram- a Workshop to Identify Sustainable Rural
pai Perekonomian Desa. Jakarta: Yayasan Livelihoods held in Kupang, Indonesia, 5
Obor Indonesia. hal. 1-38. 7 April 2006. ACIAR. Canberra.
Collier, W. L., K. Santoso, Soentoro dan R.Wibowo. Mubyarto dan L. Soetrisno. 1988. Integrated Rural
1996. Pendekatan Baru dalam Pemba- Development Indonesia. CIRDAP.
ngunan Perdesaan di Jawa: Kajian Bangalore.
Perdesaan selama Dua Puluh Lima Tahun.
Natawidjaya, R. S. 2007. Pengembangan Komo-
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
ditas Bernilai Tinggi (High Value Commo-
Departemen Pertanian. 2008. Pedoman Umum dity) untuk Meningkatkan Pendapatan
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesa- Petani. Makalah disampaikan pada Semi-
an (PUAP). Deptan. Jakarta. nar Nasional Dinamika Pembangunan
Djoeroemana, S., E.T. Salaen and W. Nope. 2007. Pertanian dan Perdesaan: Mencari Alter-
An Overview of Environmental, Socio- natif Arah Pembangunan Ekonomi Rakyat,
cultural, Economic and Politic Aspect of 4 Desember 2007. Pusat Analisis Sosial
Rural Development in East Nusa Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Deptan.
Tenggara. In Djoeroemana, S., B. Myers, Bogor.
J.R. Smith, M.Blyth and E.I.T. Salaen. NBSC (National Bureau Statistical China). 2004.
Proceedings of a Workshop to Identify China rural househould survey yearbook.
Sustainable Rural Livelihoods held in China Statistical Press. Beijing.
Kupang, Indonesia, 57 April 2006.
Scott, J. C. 1976. The Moral Economy of the
ACIAR. Canberra.
Peasant: Rebellion and Subsistance in
Effendi, T. N. 2007. Pendekatan Pembangunan Southeast Asia. Yale University Press.
Perdesaan: Pengalaman Masa Lalu Dan New Haven and London:
Pilihan Masa Depan dalam Hendayana, R.,
Soemardjan, S. dan K. Breazeale, 1993. Cultural
D. Arsyad, E. Jamal. 2007. Prosiding
Change in Rural Indonesia: Impact of
Lokakarya Nasional Akselerasi Diseminasi
Inovasi Pertanian mendukung Pemba-

KAJIAN KRITIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA Erizal Jamal

101
Village Development. Sebelas Maret Tjondronegoro, S.M.P. dan G. Wiradi. 1984. Dua
University Press. Surabaya. Abad Penguasaan Tanah: Pola Pengua-
Sonntag, B.H. , J. Huang,S. Rozelle and J.H. saan Tanah Pertanian di Jawa dari Masa
Skerritt. 2005. Chinas Agricultural And ke Masa. Yayasan Obor Indonesia.
Rural Development in The Early 21st Jakarta.
Century. ACIAR Monograph no 116 xxxviii
+ 510p. Yadi, A. 2007. Pemikiran Tentang Pendekatan
Suhariyanto, K. 2007. Kinerja dan Pespektif Pembangunan Perdesaan: Implikasi dari
Kegiatan Non Pertanian dalam Ekonomi Berbagai Temua Studi SMERU dalam
Perdesaan. Makalah disampaikan pada Hendayana,R., D. Arsyad dan E. Jamal .
Seminar Nasional Dinamika Pembangunan 2007. Prosiding Lokakarya Nasional
Pertanian dan Perdesaan: Mencari Alter- Akselerasi Diseminasi Inovasi Pertanian
natif Arah Pembangunan Ekonomi Rakyat, mendukung Pembangunan Berawal dari
4 Desember 2007. Pusat Analisis Sosial Desa. Balai Besar Pengkajian dan
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Deptan. Pengembangan Teknologi Pertanian
Bogor. (BBP2TP). Bogor.

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 26 No. 2, Desember 2008 : 92 - 102

102

Anda mungkin juga menyukai