Anda di halaman 1dari 18

Nama: Putri Destia Efendi

Kelas: XI IPA 1
GANGGUAN SISTEM SARAF

Berikut ini beberapa gangguan atau kelainan yang terjadi pada sistem
saraf. Ada beberapa gangguan atau kelainan sistem saraf yang dapat
dialami oleh manusia. Berbagai gangguan itu antara lain:

a. Stroke
Stroke merupakan penyakit yang timbul karena pembuluh darah di otak
tersumbat atau pecah sehingga otak menjadi rusak. Penyebab
penyumbatan ini ialah adanya penyempitan pembuluh
darah (arteriosklerosis). Selain itu, bisa juga karena penyumbatan oleh
suatu emboli. Ciri yang tampak dari penderita stroke misalnya wajah yang
tak simetris.

Serangan stroke paling banyak terjadi akibat pecahnya pembuluh darah


otak karena tekanan darah yang tinggi, karenanya Hipertensi (tekanan
darah tinggi) selalu dituding sebagai penyebab stroke, sebab tekanan
darah yang tinggi akan menekan dinding-dinding pembuluh darah di
semua jaringan tubuh. Kondisi ini diperburuk oleh aterosklerosis
(penebalan dinding pembuluh darah) dan perapuhan pembuluh darah
yang terjadi secara alamiah seiring bertambahnya umur seseorang.

Dengan terjadinya aterosklerosis maka dengan sendirinya pembuluh


darah menyempit yang akan meningkatkan tekanan darah dari jantung
keseluruh bagian tubuh. Jika tekanan ini meningkat terus dan terjadi
dalam kurun waktu yang panjang , sementara dinding pembuluh darah
sudah rapuh maka kejadian pecahnya pembuluh darah sulit dielakkan.
Jadi wajar jika resiko stroke akan meningkat 3 4 kali lipat pada penderita
hipertensi dibandingkan dengan orang yang tidak menderita hipertensi.
Risiko ini akan semakin besar bagi penderita Hipertensi yang merokok dan
kolesterolnya tinggi.

b. Neuritis
Neuritis merupakan gangguan sistem saraf yang disebabkan tekanan,
pukulan, patah tulang, dan keracunan/kekurangan vitamin B. Adanya
penyakit ini menjadikan penderita sering kesemutan.

Neuritis adalah penyakit peradangan urat saraf. Penyebabnya antara lain


terjadinya kerusakan pada saraf, adanya gangguan metabolisme, dan
saraf yang keracunan.

Neuritis terjadi karena zat asam uric (uric acid) berubah menjadi kristal-
kristal yang menimbulkan rasa sangat nyeri. Makanan daging adalah
salah satu faktor penyebabnya. Menu makanan sehat yang banyak
mengandung vitamin akan cepat menolong si penderita.
c. Amnesia
Amnesia merupakan gangguan yang terjadi pada otak karena disebabkan
goncangan batin atau cidera. Ciri gangguan ini yakni hilangnya
kemampuan seseorang mengenali dan mengingat
kejadian masa lampau dalam kurun waktu tertentu.

Amnesia: adalah ketidakmampuan untuk mengingat sebagian atau


seluruh pengalaman masa lalu. Amnesia dapat disebabkan oleh gangguan
organik di otak, misalnya; pada kontusio serebri. Namun dapat juga
disebabkan faktor psikologis misalnya pada gangguan stres pasca trauma
individu dapat
kehilangan memori dari peristiwa yang sangat traumatis.

Berdasarkan waktu kejadian, amnesia dibedakan menjadi:

a. Amnesia anterograd, yaitu apabila hilangnya memori terhadap


pengalaman/informasi setelah titik waktu kejadian. Misalnya; seorang
pengendara motor yang mengalami kecelakaan, tidak
mampu mengingat peristiwa yang terjadi setelah kecelakaan.

b. Amnesia retrograd, yaitu hilangnya memori terhadap


pengalaman/informasi sebelum titik waktu kejadian. Misalnya, seorang
gadis yang terjatuh dari atap dan mengalami trauma kepala, tidak mampu
mengingat berbagai peristiwa yang terjadi sebelum kecelakaan tersebut

d. Transeksi
Transeksi merupakan gangguan pada sistem saraf terutama medula
spinalis karena jatuh atau tertembak. Akibat yang timbul yakni penderita
akan kehilangan segala rasa (mati rasa).

e. Parkinson
Parkinson merupakan penyakit yang terjadi karena kekurangan
neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion. Secara fi sik, penderita
ini memiliki ciri tangan gemetaran saat istirahat, gerak susah, mata sulit
berkedip, dan otot kaku sehingga salah satu cirinya adalah langkah kaki
menjadi kaku.

Penyakit Parkinson adalah suatu kelainan degeneratif sistem saraf pusat


yang sering merusak motor
penderita itu keterampilan, ucapan, dan fungsi lainnya. Penyakit Parkinson
mempengaruhi gerakan
(gejala motorik). Gejala lainnya termasuk gangguan suasana hati,
perilaku, berpikir, dan sensasi (non- motor gejala). Gejala-gejala penyakit
Parkinson hasil dari aktivitas sangat berkurang dari neuron
dopaminergik, yang terutama di daerah pars compacta dari nigra
substantia. Ulasan depresi estimasi
kejadian di mana saja dari 20-80% dari kasus. Penyakit Parkinson tidak
dianggap sebagai penyakit yang fatal dengan sendirinya, namun
berkembang dengan waktu
f. Epilepsi
Epilepsi merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya luka, infeksi,
tumor, atau lainnya terutama pada jaringan-jaringan otak, sehingga
terjadi letusan-letusan listrik (impuls) pada neuron-neuron di otak.

Epilepsi merupakan suatu gangguan fungsional kronik yang relatif sering


terjadi dimana ditandai oleh aktivitas serangan yang berulang. Serangan
kejang yang merupakan gejala atau manifestasi utama epilepsi dapat
diakibatkan kelainan fungsional (motorik, sensorik atau psikis).

Serangan tersebut tidak lama, tidak terkontrol serta timbul secara


episodik. Serangan ini mengganggu kelangsungan kegiatan yang sedang
dikerjakan pasien pada saat itu. Serangan ini berkaitan dengan
pengeluaran impuls oleh neuron serebral yang berlebihan dan
berlangsung lokal

g. Poliomielitis
Poliomielitis ialah penyakit yang menyerang neuron-neuron motorik
sistem saraf pusat terutama otak dan medula spinalis oleh infeksi virus.
Penderitanya mengalami berbagai gejala seperti panas, sakit kepala, kaki
duduk, sakit otot, dan kelumpuhan.

Poliomielitis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus


polio dan dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan. 50%-70% dari
kasus polio adalah umur 3-5 tahun.

Poliomielitis adalah penyakit kelumpuhan akut yang menular disebabkan


oleh virus polio. Predileksi virus polio pada sel kornu anterior medulla
spinalis, inti motorik batang otak dan area motorik korteks otak
menyebabkan kelumpuhan serta atrofi otot.

PENGARUH NAPZA TERHADAP SISTEM KOORDINASI

I. NAPZA

Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi


kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku )
serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang
termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya.

NARKOTIKA :
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terdiri dari 3 golongan :

1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan


pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Codein.

PSIKOTROPIKA :
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :

1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan


ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Phenobarbital.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).

ZAT ADIKTIF LAINNYA :


Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :

1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh


menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan
manusia sehari hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan
bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat
pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman
beralkohol :
a. Golongan A : kadar etanol 1 5 % ( Bir ).
b. Golongan B : kadar etanol 5 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C : kadar etanol 20 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House,
Johny Walker ).

2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap
berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan
rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering
disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.

3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat


luas di masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok
dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya
pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk
penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA
dapat digolongkan menjadi 3 golongan :

1. Golongan Depresan (Downer). Adalah jenis NAPZA yang berfungsi


mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya
menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri.
Contohnya: Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ), sedative ( penenang ),
Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas).
2. Golongan Stimulan (Upper). Adalah jenis NAPZA yang merangsang
fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat
pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh:
Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
3. Golongan Halusinogen. Adalah jenis NAPZA yang dapat
menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran
dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh
persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis (ganja).

II. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN

Penyalahguanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis


NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga
menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi
sosial.
Ketergatungan adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik
dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin
bertambah ( toleransi ), apabila pemakaiannya dikurangi atau
diberhentikan akan timbul gejala putus obat ( withdrawal symptom ).

#PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA

Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :


1. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang
mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri
ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :

a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.

2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.

Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.

Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA.

Lingkungan Teman Sebaya :


a. Berteman dengan penyalahguna
b. Tekanan atau ancaman dari teman.

Lingkungan Masyrakat / Sosial :


a. Lemahnya penegak hukum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
Faktor faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang
kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor
faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi
penyalahguna NAPZA.

#GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA :

1. Perubahan fisik:
Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel
), apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.
Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung
dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap
terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran
menurun.
Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli
terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada
lengan.

2. Perubahan sikap dan perilaku:


Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di
kelas atau tempat kerja.
Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa
ijin.
Sering mengurung diri, berlama lama di kamar mandi, menghidar
bertemu dengan anggota keluarga yang lain.
Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh
anggota keluarga yang lain.
Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak
jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik
sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan
dengan polisi.
Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,
bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

# PENGARUH PENYALAHGUNAAN NAPZA

NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :

1. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan


cukup lama. Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :
gangguan daya ingat
gangguan perhatian / konsentrasi
gangguan bertindak rasional
gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.
b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ).
pembengkakan paru ( Oedema Paru )
c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah
jantung.
d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik,
hubungan seksual.
e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka
mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang
untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah :
kencing nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna NAPZA
yang mengunakan jarum suntik secara bersama sama membuat angka
penularan HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV / AIDS menular
melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain melalui tranfusi darah
dan penularan dari ibu ke janin.
f. Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
g. Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan
jarum suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
h. Komplikasi pada kehamilan :
Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.

2. Dampak Sosial :
a. Di Lingkungan Keluarga :
Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi
pertengkaran, mudah tersinggung.
Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib,
hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau
pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk
biaya pengobatan dan rehabilitasi.
b. Di Lingkungan Sekolah :
Merusak disiplin dan motivasi belajar.
Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman
sebaya.
c. Di Lingkungan Masyarakat :
Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari
pengguna / mangsanya.
Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang
telah menjadi ketergantungan.
Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian,
pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.
Meningkatnya kecelakaan.
SISTEM INDRA PADA MANUSIA

Tubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi sebagai reseptor atau


penerima rangsangan dari lingkungan sekitar. Manusia mempunyai dari
lima macam indera (panca indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera
pendengaran dan keseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau
(hidung), indera pengecap (lidah), serta indera peraba dan perasa (kulit).
Kelima alat indera ini akan berfungsi dengan baik jika:
saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan
baik,
otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik,
alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya.
A. Indera Penglihatan (Mata)
Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa
cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan
lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu
arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata, yaitu:
Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi
menggerakkan bola mata.
Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata
ke bawah dan ke dalam.
Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas
dan ke bawah.
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat
kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus
orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata
yang berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator
palpebralis superior.
1. Bagian-bagian Mata

Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu
sklera atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, dan retina atau
selaput jala.
a. Selaput putih
Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun
dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi
dari selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan
membantu mempertahankan bentuk biji mata.
Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening
dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata.
Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea
selalu dibasahi oleh air mata.
b. Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang
banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah
memberi nutrisi dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan
mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata bagian dalam. Pada
koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik
dekat mata, dan titik jauh mata.
Iris adalah selaput mata yang merupakan lanjutan dari selaput hitam
bagian depan bola mata yang telah melepaskan diri. Iris atau selaput
pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan warna mata
seseorang, yaitu warna mata biru, hitam, cokelat,
abu-abu, dan hijau.
Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah
untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya
redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan
cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke
mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.
Lensa mata berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi,
yaitu kemampuan untuk mencembung (menebal) dan mencekung
(menipis). Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh
jarak benda yang dilihat. Jarak benda yag dapat dilihat oleh mata normal
dengan jelas disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh
yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh
mata. Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga.
c. Selaput Jala
Selaput jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam pada
mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada
retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian
retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat
perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita bisa
melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat
sel kerucut dan sel batang. Fungsi dari sel kerucut dan sel batang:
Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini
memerlukan protein iodopsin.
Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini
memerlukan protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat
terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A
Jika kita berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak
dapat melihat dengan jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada
waktu di tempat teduh diperlukan protein rodopsin yang
merupakan penggabungan antara iodopsin dan vitamin A. untuk
pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum
rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa
saat di tempat teduh.
Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya
saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel
kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.
2. Proses melihat
Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh
benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat
benda adalah sebagai berikut.
a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus
kornea dan diteruskan melalui pupil.
b.) Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus
lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat
di bintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang,
kemudian disampaikan ke otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak
sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
3. Gangguan pada Mata
a. Rabun Dekat
Rabun dekat disebut hipermetropi. Rabun dekat adalah
ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang dekat. Hal ini
disebabkan
oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh di belakang
retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan
mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan
menggunakan kaca mata berlensa cembung.
Lensa cembung merupakan lensa positif.
b. Rabun Jauh
Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang
berjarak jauh. Rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah
ukuran bola mata terlalu panjang dari ukuran normal sehingga bayangan
benda jatuh di depan retina. Rabun jauh dapat diatasi
dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung. Lensa
cekung merupakan lensa negatif.
c. Rabun jauh dan dekat
Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi atau rabun tua ialah suatu
keadaan di mana lensa kehilangan elastisitasnya karena bertambahnya
usia. Akibatnya daya akomodasi lensa mata berkurang. Kelainan mata ini
biasanya diderita oleh orang yang sudah tua atau kira-kira berumur di
atas 45 tahun. Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang
terlalu jauh dan terlalau dekat. Supaya penderita presbiopi dapat melihat
dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata
cembung dan cekung.
d. Rabun Senja
Rabun senja atau rabun ayam adalah ketidakmampuan mata untuk
melihat benda yang berada di tempat remangremang dan di malam hari.
Gangguan ini disebabkan oleh kekurangan vitamin A, sehingga sel batang
tidak berfungsi karena protein rodopson tidak terbentuk. Orang yang
menderita rabun senja harus banyak mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung vitamin A.
e. Buta Warna
Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk membedakan warna.
Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada dua macam, yaitu buta
warna total dan buta warna separuh. Buta warna total hanya mampu
melihat warna hitam putih saja (monokromat). Sedangkan buta warna
separuh tidak bisa melihat warna tertentu, yaitu merah (protanopia), biru
(tritanopia), dan hijau (deuteranopia).
f. Katarak
Katarak atau bular mata merupakan gangguan penglihatan. Penyebab
katarak adalah lensa mata keruh sehingga menghalangi masuknya
cahaya pada retina, selain itu karena proses ketuaan, sinar X, kencing
manis, dan pemberian obat-obat tertentu dalam waktu yang lama.
Katarak dapat menimbulkan kebutaan tanpa rasa sakit. Penderita ini
umumnya berumur di atas 55 tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi
dengan operasi mata.
g. Juling
Juling adalah kelainan mata yang disebabkan oleh ketidakserasian otot-
otot mata. Jika penderitanya masih anak-anak, maka dapat diperbaiki
dengan jalan operasi.
h. Astigmatisme
Astigmatisme atau mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan
oleh ukuran lensa mata atau kornea tidak rata, keadaan kelengkungan
permukaan kornea atau lensa yang tidak mulus. Akibatnya bila penderita
melihat suatu kotak, garis-garis vertikal terlihat kabur dan garis horizontal
terlihat jelas atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata
berlensa silindris.
i. Glaukoma
Tekanan di dalam bola mata yang terlalu tinggi. Tekanan normal bola mata
adalah 24 mmHg. Glaukoma sering menyerang orang-orang di atas usia
40 tahun. Dalam waktu lama, tekanan yang tinggi ini dapat menekan dan
merusak retina sehingga menimbulkan kebutaan.
B. Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga)
Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa
gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan
frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga
juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia.
1. Bagian-bagian Telinga

Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar,
bagian tengah, dan bagian dalam.
a. Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas:
Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan
getaran.
Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai
pembawa gelombang suara.
Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan
memperbesar getaran suara.
b. Telinga bagian tengah
Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani. Fungsi
dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara
telinga bagian luar ke telinga bagian dalam. Pada telinga tengah terdapat
saluran Eustachius dan tiga tulang pendengaran.
Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di
telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan
sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga
supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa,
dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan
memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran
ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang
sanggurdi. Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga dan
tingkap jorong.
c. Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat
pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah
sebagai berikut.
Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan
menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam
saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung
saraf pendengaran.
Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
2. Proses Mendengar
Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian
sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar.
Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan
diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan
bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan
menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam otak, impuls
tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali suara
tersebut.
Selain sebagai indera pendengar, telinga juga berfungsi sebagai indera
keseimbangan. Letak indera keseimbangan terdapat di dalam ampula,
yaitu pangkal dari tiga saluran setengah lingkaran yang menggembung.
Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap gravitasi.
Bila kepala menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini
diterima oleh sel-sel saraf kemudian diteruskan ke otak. Akibatnya kamu
akan menyadari setiap posisi kepala dan badan.
3. Gangguan pada Telinga
Ada dua penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi
dan gangguan saraf. Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan
saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi menggunakan alat
pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang suara
sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu:
Tuli, tuli ada dua macam yaitu:

Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam


koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi
telinga tengah pada peradangan menimbulkan kerusakan pada
tulang- tulang pendengaran.
Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.
Ganguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar

yang telah terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan


ini dapat bersifat permanent jika terjadi infeksi yang sangat parah.
Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya pada dokter supaya
bisa cepat disembuhkan.
Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk

sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan


telinga dari kotoran dengan kapas minimal satu kali dalam seminggu.
Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah.

Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas
suara yang didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda yang tajam,
misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi sehingga
menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga menjadi
sobek. Gendang telinga sangat tipis sekali.
Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai
dengan gejala tinitus (dering pada telinga) ketika masih kecil.
Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada
usia manula.
Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat dari
mendengarkan suara yang amat keras.
C. Indera Penciuman/Pembau (Hidung)
Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau
zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf
pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi
oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga
hidung. Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut.
1) Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2) Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi
terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2 3 detik, tetapi
kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indera pembau manusia
adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara sangat sedikit.
Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena
mempunyai reseptor pembau lebih banyak.
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam
hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada
selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada sel
pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan
diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek
yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau
mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh
adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak. Kita
harus selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan
bulubulunya supaya penciuman kita tidak terganggu.
Indera pembau pada hidung dapat mengalami kelainan. Kelainan-
kelainan itu antara lain sebagai berikut.
1) Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh
penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor
pembau rusak karena infeksi virus.
2) Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga
hidung sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap
berkurang.
D. Indera Pengecap (Lidah)
Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia
larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh
lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada
lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan.
Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup
pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada
bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan
pada permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup
pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri
dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang
berfungsi sebagai reseptor.
Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat kimia dan daerahnya juga
khusus untuk rasa tertentu. Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula
berjalan cepat dalam 23 detik, tetapi adaptasi selanjutnya berjalan
lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa utama yaitu manis, asin,
asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa coklat, rasa teh,
pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai rasa dan
berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh karena
itu bila kamu sakit pilek (fungsi penciuman terganggu) dapat kehilangan
kemampuan mengecap makanan, walaupun sebenarnya kuncup
pengecap berfungsi normal.
Pada saat kita makan sambal, kita sering merasakan kepedasan. Rasa
pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi
merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang dan
menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada lidah bisa
disebabkan oleh makan atau
minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
Ganguan yang bersifat permanent misalnya terjadi padan orang yang
mengalami trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering
terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C.
E. Indera Peraba (Kulit)

Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung


saraf/reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka terhadap
rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau
sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf
yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam,
yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung
saraf yang berselaput (berpapilia).

Anda mungkin juga menyukai