Anda di halaman 1dari 35

Pendahuluan

Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi organisasi
pelayanan kesehatan . Saat ini timbul keinginan untuk mengubah system pemberian pelayanan
kesehatan kesistem desentralisasi. Dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat, diharapkan
dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan isu dimasyarakat.
Berdasarkan keadaan diatas , perlu dikembangkan model praktik keperawatan yang diuji
coba dengan memberikan pengalaman belajar praktik klinik kepada mahasiswa (ners dan
spesialis), sehingga diharapkan mutu pelayanan kesehatan bisa meningkat.

KASUS
Anda sebagai seorang ners yang sudah bekerja disebuah rumah sakit dan menjabat sebagai
kepala ruangan, anda ingin mengetahui perkembangan SDM dan beserta seluruh komponen yang
ada dalam Ruangan rawat inap rumah sakit Z yang sedang anda pimpin.

Langkah 1: Pengumpulan data


Pengumpulan Data,
1. Sumber daya manusia (M1-man).
a. Keterangan
Struktur organisasi.
dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh wakil kepala ruangan , 3 ketua tim, 8
perawat pelaksana, tata usaha bersama 5 pembantu orang sakit (POS) atau yang
difungsikan sebagai pembantu perawat, serta 3 orang yang bertugas sebagai klining
servis (CS). Adapun struktur organisasinya adalah :

1
Kepala ruangan

Wakil karu Tata usaha

Katim I Katim 2 Katim 3

Perawat 3 Perawat 3 Perawat 2

Pos Pos Pos

Cs Cs Cs

2
Jumlah tenaga di ruangan rawat inap RS Z (keperawatan maupun non
keperawatan).

Komposisi keterangan keperawatan ruang rawat inap RS Z.

N kualifikasi jumlah Masa kerja jenis


O

1. S1- 2 5 tahun: 1 orang PNS


keperawatan
PNS

2. D3 4 <5 thun : 2 orang PNS


keperwatan
5-10 thun : 1 orang PNS

4 bulan : 1 orang Honorer

3 Spk 7 >25 tahun :7 orang PNS

4 Mahasiswa 4 1 bulan :10 orang


PSIK

Komposisi keterangan nonkeperawatan ruang interna RS Y

No kualifikasi Jumlah Jenis

1. Tata usaha 1 orang PNS


Pengaturan
2. Cleaning 3 orang Honorer
servis ketenagaan
3. 2 orang PNS Jumlah tenaga
Ahli gizi yang diperlukan
4. 5 orang bervariasi
POS bergangtung
dari jumlah
pasien dan tingkat ketergantungannya . klasifikasi derajat ketergantungan
pada pasien di bagi menjadi 3 kelompok , yaitu:
1) Perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam serhari
2) Perawatan parsial , memerlukan waktu 3 - 4 jam sehari
3) Perawatan total, memerlukan waktu 5-6 jam sehari

Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien , kelompok menggunakan


klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan orem yaitu
teori self care deficit , sedangkan untuk mengetahui jumlah tenaga yang
dibutuhkan menggunakan perhitungan tenaga menurut ratna sitorus (2006).

3
Komposisi ketenagaan keperawatan ruang rawat inap RS Z

Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga

Tingkat ktg Jml pasien PAGI SORE MALAM

Minimal 12 12x0,17 = 2,04 12x0,14 = 1,68 12x 0,07 = 0,84

Parsial

5 5x0,20 = 1,35 5x0,15 = 0,75 5x0,10 = 0,5

Total 3 3x 0,36 = 1,08 3x0,36= 1,08 3x 0,2 = 0,6

Jumlah 20 4,7 3,51 1,94

4 4 2

Total tenaga perawat :

Pagi : 4 orang

Sore : 4 orang

Malam : 2 orang

10 orang

Jumlah tenaga lepas dinas per hari :

86x10 860 2,89 =3 Keterangan ; angka 86 merukan jumlah hari libur atau
lepas dinas dalam 1 tahun , sedangkan 297 adalah jumlah
297 297 hari kerja efektif dalam 1 tahun

Jadi jumlah perawat yan dibutuhkan :

10 orang + 2 orang structural (kepla ruangan , wakil kepla ruangan) + 3 orang


lepas dinas = 15 orang

Alur pasien masuk

pasien 4
IGD IRJ

MRS

1.pelayanan
Instalasi rawat 2. terapi medis
inap
3. Diagnostic medis

4. keperawatan

5. penunjang medis

6. gizi

7. rahap medik
KRS

dirujuk
pulang dipulangk mening
an gal

Instalasi
pemulasa
ranjenaza
h

Pengumpulan data dalam hal ketenangan di ruang rawat inap dilakukan


melalui observasi dan wawancara secara langsung dengan perawat ruangan
meaupun melalui kusioner berdasarkan hasil angket maupun kuisioner dengan
perawat diruangan sebagai responden , di dapatkan data bahwa 69,2% perawat

5
puas dengan struktur organisasi yang telah ada di ruangan ,65% perawat
menyatakan bahwa pembagian tugas di ruangan secara structural sudah baik
namun pelaksanaannya masih belum jelas. Hasil wawancara dengan kepala
ruangan menyatakan bahwa 60% kinerja perwat diruangan sudah cukup baik,
namun 54% perawat masih berlatar pendidikan SPK. Melalui kuesioner , didapatkan
data bahwa 60% perawat merasa membutuhkan kesempatan dan beasiswa untuk
melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi atau mengikuti seminar dan
pelatihan keperawatan.

Rs juga mempunyai kebijakan untuk menerima pasien askeskin dan memberi


kesempatan perawat asing untuk bekerja di rumah sakit. Berdasarkan hasil
observasi, di dapatkan data bahwa ruamg rawat inap di pimpin oleh kepala ruangan
dan di bantu oleh wakil kepla ruangan , 3 ketua tim, 8 perawat pelaksana , tata
usaha bersama 5 POS serta 3 orang yang bertugas sebagai CS. Sekitar 60% pasien
diruang rawat inap memiliki tingkat ketergantungan minimal, 25% dengan tingkat
ketergantungan parsial , dan 15% dengan tingkat ketergantungan total. Jumlah
tenaga lepas dinas per hari di ruangan adalah 3 dan total jum;lah perawat adalah
13 orang dengan 2 orang berpendidikan s1 , 4 orang d3 dan 7 orang spkyang di
bagi menjadi 3 sift (waktu /gilir dinas) yakni , sift pagi (07.00 -15.00), sift sore
(15.00-23.00), dan sift malam (23.00-06.30). perawat mendapatkan kesempatan
mengambil cuti 1 kali dalam seminggu .

6
2. Sarana dan prasarana (M2- Material).
a. Lokasi dan denah.
Lokasi penerapan proses menejerial keperawatan ini delakukan pada
ruang rawat inap rumah sakit Z deangan uraian sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan ruang bedah .
Sebelah selatan berbatasan dengan ruang saraf
Sebelah bareat merupakan arah belakang ruangan
Sebelah timur merupakan arah pintu masuk kedalam ruangan .
b. Peralatan dan fasilitas
Fasilitas untuk pasien

Daftar fasilitas untuk pasien

No Nama barang jumlah Kondisi ideal Usulan

1. Tempat tidur 25 bed Cukup baik 1:1 -

2. Meja pasien 25 buah Cukup baik 1:1 -

3. Kipas angin 7 buah Cukup baik 4/ruangan Perlu dikurangi

4. Kursi roda 3 buah Cukup baik 2-3/ruangan -

5. Branchart 2 buah Cukup baik 1/ruangan Perlu dikurangi

6. Jam dinding 2 buah Baik 2/ruangan -

7. Timbangan 1 buah Baik 1/ruangan -

8. Kamar mandi 4 buah Cukup baik Kls 2 = 1:2 Perlu ditambah

Dan wc Kls 3= 1:5 1 kamar mandi

9. Dapur 1 buah Cukup baik 1/ruangan -

10 Wastafel 2 buah baik 2/ruangan -


.

Fasilitas untuk petugas kesehatan terdiri atas ruang kepala ruangan yang
menjadi satu dengan ruang pertemuan perawat , satu kamar mandi perawat /wc,
ruang staf dokter ada di sebelah barat nursing station , nursing station berada di
tengah ruangan di sebelah ruang staf dokter dan ruang pasien kelas 2: dan
ruang ganti perawat berada di sebelah utara.

7
Fasilitas dan alat kesehatan yang ada di ruang rawat inap RS Z.

N Nama barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan


o

1. Stetoskop 5 buah Baik 2/ ruangan Dikurangi


2. Hb meter 2 buah Baik 2/ruangan -
3. Urometer 2 buah Baik 2/ruangan -
4. Lemari es 1 buah Baik 1/ruangan -
5. Cos stenlis 4 buah Baik 3/ruangan Dikurangi
6. Tabung O2 5 buah Baik 2/ruangan Dikurangi
7. Senter Baik 2/ruangan Dikurangi
2 buah
8. Bak injeksi Baik 2/ruangan Dikurangi
8 buah
9. Ember sampah px Baik 1:1 Ditambah 22
1 Papan tulis 3 buah Baik 1/ruangan Dikurangi
Lemari kaca 2 buah Baik 1/ruangan Dikurangi
0.
Lemari besi 2 buah Baik 1/ruangan -
1
Tensimeter 1 buah Baik 2/ruangan Dikurangi
1. Pinset anatomi 5 buah Baik 2/ruangan Dikurangi
1 Pinset cirurgis 10 Baik 2/ruangan Dikurangi
Gunting nekrotomi Baik 2/ruangan Dikurangi
2. buah
Gunting perban Baik 2/ruangan Dikurangi
1 10
Korentang dan Baik 2/ruangan Dikurangi
3. buah Baik 2/ruangan Dikurangi
tempat
1 10 Baik 2/ruangan -
Bengkok
Baik 1/ruangan -
4. Suction buah 3
Baik 1/ruangan -
1 Telepon
buah Baik 1/ruangan -
Computer
5. 5 buah Baik 2/ruangan -
Alat pemadam
1 Baik 2/ruangan -
10
kebakaran Baik 2/ruangan Ditambah 1
6.
Lemari obat buah Baik 1/ruangan Dikurangi
1
Lampu darurat 2 buah Baik 2/ruangan Dikurangi
7. Spuit gliserin 1 buah Baik 1:1 Ditambah 15
1 Kereta obat 1 buah Baik 1/ruangan -
Standar baskom 1 buah 2 rusak 5/ruangan Dikurangi
8.
Standar infus 1 buah Baik 2/ruangan -
1
Ambu bag 2 buah Baik 2/ruangan Ditambah 1
9. Kursi lipat 1 buah 1 rusak 5/ruangan Ditambah 1
2 Manometer O2 4 buah
0. lengkap 5 buah
2 Standar O2 10
Thermometer
1. buah
2 1 buah
10
2.
2 buah
2 buah
3.

8
2 1 buah
5 buah
4.
2
5.
2
6.
2
7.
2
8.
2
9.
3
0.
3
1.
3
2.
3
3.
3
4.

c. Administrasi penunjang
Sarana dan prasarana di ruang rawat inap interna Rs Z sudah cukup baik.
Fasilitas penunjang seperti 4 kamar mandi , satu tempat parkir, dan satu
kantin kondisinya sangat baik tetapi idealnya kamar mandi kelas 2 = 1 : 2
dan kelas 3 = 1:5, 1 tempar parkir , satu kantin , sehingga perlu
ditambahkan 1 kamar mandi. Fentilasi udara terdapat 10 jendela dan
kjondisinya cukup baik . setiap pagi dan sore ruangan di bersihkan oleh
petugas CS dan kondisi ruangan cukup tenang . jumlah tabung 02 ada 5
buah , perlu di kurangi tiga, sebab idealnya hanya ada 2 per ruangan .
semua perawat ruangan mampu menggunakannya dengan baik. Kondisi
adminitrasi penunjang ckup baik , yang terdiri atas : 1 buku injeksi, 1 bku
observasi, 20 lembar dokumentasi, 1 buku observasi suhu dan nadi , dan
satu buku overan ners stesen ada 1 , ruangan biasanya digunakan

9
sebagai ruangan pertemuan perawat , kadang-kadang perawat mengobrol
dan menggosip disana.

3. Metode asuhan keperaatan (M3- Methode).


a. Penerapan MAKP
Dari hasil wawancara dn angket tentang model asuhan
keperawatan yang digunakan saat ini di dapatkan bahwa model yang
digunakan ruang rawat inap RS Z adalah metode tim. Model yang
digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan.
Dari hasil wawancara angket , observasi serta dari data sekunder
tentang efektifitas dan efisiensi model asuahan keperawatan, di dapatkan
bahwa dengan menggunakan model yang sekarang ini rata-rata lama
pasien rawat inap ruang interna adalah 7-14 hari. Perawat mengatakan
bahwa tidak terjadi penurunan kepercayaan pasien. Ini dilihat dari
banyaknya jumlah pasien rujukan dari puskesmas maupun klinik-klinik
lain.
Data yang diperoleh dari pengkajian tentang mekanisme
pelaksanaan model askep, didapatkan bahwa 7 dari 11 perawat (63,6%)
mengatakan bahwa komunikasi antar profesi terlaksana cukup baik
sedngkan rencana s.kep antar sift berkelanjutan . hal ini di dukung adanya
data dokumentasi.

b. Overran
Overran di lakukan dua kali dalam sehari , yaitu pada pergantian sift
malam ke pagi (pukul 07.00) dan pagi ke sore (pukul 14.00) selalu di ikuti
oleh semua perawat yamng telah dan akan dinas, tetapi dari kuisioner
yang telah di bagikan di peroleh data ; 100% perawat menyatakan
pelaksanaan overran kadang- kadang tepat waktu dengan alasan, 7
perawat (63,63%) mengatakan data belum di salin. Data ini dipimpin oleh
kepla ruangan.
Pelapor overran di catat dalam buku khusus yang akan di
tandatangani oleh perawat yang melaporkan , perawat yang menerima
laporan dan kepala ruangan. Setelah pelaksanaan overran , kepla
ruangan mengadakan diskusi singkat untuk mengetahui sekaligus
mngevaluasi kesiapan sif selanjutnya.

10
c. Ronde keperawatan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan , pelaksaan ronde
keperawatan di ruang rawat inap belum optimal ( dari 81 ,8% perawat
ruangan dan karu), hal ini di karenakan jumlah pasien yang lebih banyak
dari jumlah perawat. Hanya 81 ,8% perawat yang tahu tentang ronde
keperawatan. Tim yang di bentuk dalam pelaksanaan ronde keperawatan
cukup mampu dalam melaksanakan tugasnya.

d. Pengelolaan logistic dan obat .


Data yang diperoleh tentang pengadaan sentralisasi obat adalah semua
perawat mengemukakan jawaban mengerti tentang sentralisasi obat . di
ruangan tersebut sudah ada sentralisasi obat . ini bisa dilihat adanya
ruangan khusus obat (ruang SO). Data tentang cara penyimpanan obat
meliputi adanya khusus obat sedangkan alat-alat kesehatan hanya
sebagian ada dengan jumlah terbatas

e. Rencana pulang (discharge planning).


Dari hasil observasi yang dilakukan , perencanaan pulang sudah
dilaksanakan akan tetapi hanya di laksakan aleh sebagian perawat dan
hanya pada saat pasien akan pulang. Isi format perencanaan pulang
hanya tentang penjelasan penyakit yang diderita pasien dan cara
mengatasi penyakitnya jika kambuh.

f. Supervisi
Dari observasiyang dilakukan mahasiswa PSIK saat melakukan praktik
menejemen keperawatan , di dapatkan data bahwa kelengkapan supervisi
di ruangan belum memenuhi standar yang telah ditetapkan . saat
supervise injeksi IV dengan kepala ruangan tidak tersedia alas untuk
injeksi IV dan sebagian besar perawat mengabaikan persiapan yang harus
dilakukan kepada pasien.

g. Dokumentasi
Model dokumentasi keperawatan yang digunakan di ruangan rawat inap
adalah model dokumentasi POR (problem oriented record). Dari hasil
observasi , dokumentasi keperwatan yang di kaukan meliputi pengkajian
yang menggunakan system head to toe dan ROS (review of body system),
serta di diagnosis keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan

11
SOAP. Format pengkajian sudah ada sehingga memudahkan perawat
dalam mengkaji.

4. Keuangan (M4-Money)
Biaya keperawatan pasien di ruang interna sebagian besar dari umum /biaya
sendiri , askes PNS, dan pihak ketiga. Selama mei 2010 di dapatkan 87
pasien biaya sendiri/umum, 39 pasien askes PNS , 2 pasien pihak ketiga.

Daftar fasilitas dan alat kesehatan ruang rawat inap RS Z.

Jenis tindakan Tarif umum Tarif swasta

Karcis IGD Rp. 10.000 -

Rp. 67.200
Sewa ruangan /kamar Rp. 56.000

Rp. 3000
Adminidrasi ruangan Rp. 7.500

Rp. 36.000
Ambil darah Rp. 30.000
arteri/vena Rp. 21.,600
Rp. 16.000
memasukkan obat IV Rp. 58.800
-
perawatan luka -
Rp. 20.000
gangrene
Rp. 21.600
perawatan luka post
-
operasi Rp. 18.000

-
pasang infus Rp. 31.000

-
pasang NGT Rp. 47.200

-
nebulizer Rp. 12.000

-
syringe pump Rp. 17.000

12
infuse pump Rp. 19.000 -

suction Rp. 2.200 -

oksigen 3L/mnt per Rp. 4.500 -


jam
Rp. 19.000 -
oksigen 4-8 L/mnt per
Rp. 9000 -
jam
Rp. 9000 -
oksigen 9-10 L/mnt
perjam Rp. 7000 -

pasang kateter Rp. 90.000 -

lepas kateter urine Rp. 18.500 -

observasi Rp. 90.000 -

USG Rp. 192.000 -

EKG Rp. 23.000 -

EEG Rp. 48.875 -

Endoskopi Rp. 17.000 -

GDA Rp. 22.000 -

Lab K/Na /Ci Rp. 23.375 -

Lab widal Rp. 13.825 Rp. 6000

Lab darah lengkap Rp. 13.825 Rp. 18.000


CITO
Rp. 5000
Lab SGOT
Rp. 15.000
Lab SGPT

Visit dokter

13
konsultasi

5. Pemasaran (M5-Marketing, tlermasuk mutu)


Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RS Z sebagaian
besar berasal dari jawa timur tetapi sebagian besar yang berasal dari luar
jawa timur bahkan ada yang berasal dri luar jawa . usia pelanggan bervariasi,
kisaran antara usia 7-8 thn. Mayoritas pelanggan , berusia > 50 thn
( sebanyak 45 orang). RS Z merupakan rumah sakit tipe B sebagai RS
pendidikan dengan fasilitas sarana dan prasaran penunjang . di lain pihak
perawat tidak memiliki tugas khusus sebagai tim marketing secara langsung
untuk mencari pelanggan dalam mencari pelayanan jasa kesehatan .
Perawat memberi pelayanan seoptimal mungkin dengan memberikan
perawatan secara paripurna , sehingga pelayanan di ruangan layak untuk
dipromosikan sebagai bahan pemasaran untuk mencari pelanggan .
a. BOR pasien
Contoh BOR pasien di ruang rawat inap di RS Z
Berdasarkan hasil pengkajian BOR pasien di ruangan adalah 80%,
gambaran kapasitas tempat tidur ruang interna yaitu 25 tempat tidur
dengan rincian pada tabel
BOR pasien di ruangan rawat inap interna RS Z

NO SIF KELAS II KELAS III BOR

14
1 Pagi 4 bed (2 21 bed ( 3 20/25 y 100=80%
2 Sore 20/25 y 100=80%
kosong) kosong )
3 malam 20/25 y 100=80
4 bed (2 21 bed ( 3
kosong) kosong )
4 bed (2 21 bed ( 3
kosong) kosong )

b. Mutu pelayanan keperawatan


Rs Z telah menerapkan upaya penjaminan mutu perawatan pasien,
dimana terdapat beberapa aspek penilaian penting yang terdapat di
dalamnya , di antaranya;
Meningkatkan mutu pelayanan
Indicator peningkatan mutu pelayanan dapat di lihat dari beberapa aspek ,
antara lain :
1) Kejadian decubitus, selama april 2010 terdapat 9 pasien yang mengalami
decubitus (1%) dari total 775 pasien MRS yang mengalami immobilisasi di
seluruh ruang rawat inap (irna)
2) Kematian pasien >48 jam , dari 948 pasien MRS pada bulan april 2010
terdapat 25 pasien yang meninggal (2,6%).
Upaya pengurangan infeksi nosocomial (inos)
Indicator penilaian inos adalah :
1) Flebitis
2) ILO
3) ISK
4) Pneumonia
Indicator mutu
1) Tingkat kepuasan pasien
Berikut akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien terhadap kinerja
perawat . pelaksanaan evluasi menggunakan kueisioner yang berisi 20
soal berbentuk pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup
pemberian penjelasana orientasi ruangan , pemberian penjelasan setiap
prosedur tindakan dan sikap[ perawat selama memberikan asuhan
keperawatan .
2) Keamanan pasien
Indicator penilaian meningkatkan mutu pelayanan dapat di lihat jumlah
pengulangan KTD, angka kejadian flebitis , angka kejadian kesalahan
pemberian obat , dan kejadian jatuh. Dari pengukuran indicator mutu

15
pelayanan keperawatan klinik yang di lakukan terhadap 17 pasien di
ruang A dan G serta hasil rekap data.
a. kejadian flebitis , pada bulan mei 2010 tercatat 640 pasien yang
terpasang intravena line (IVL). Dari 640 pasien yang terpasang IVL,
terdapat 12 pasien yang mengalami kejadian flebitis sehingga
didapatkan nilai 18,75 per mil, artinya dari 1000 pasien yang
terpasang IVL. Terdapat rata-rata 18-19 pasien yang mengalami
flebitis;
b. kejadian kesalahan pemberian obat tidak terjadi, pemberian obat
dilakukan secara benar sesuai dengan indikasi yang diberikan oleh
dokter.
c. kejadian jatuhnya tidak terjadi, didapatkan bahwa 100% pasien tidak
mengalami jatuh selama dilakukan perawatan oleh mahasiswa praktik
manajemen keperawatan. Meskipun sebagian pasien mempunyai
resiko untuk mengalami jatuh, akan tetapi dari hasil tabulasi
menunjukkan tidak ada pasien yang mengalami jatuh.

LANGKAH 2 : Analisis SWOT

Pada analisis SWOT ini ada beberapa hal yang perlu di perhatikan.

1 Pengisian item internal factors (IFAS) dan External factors (EFAS). Cara
pengisian IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang ada dalam
pengumpulan data (Bisa merujuk pada data fokus dan contoh pengumpulan
data pada bagian lain di dalam buku ini). Data tersebut dibedakan menjadi
dua, yaitu IFAS yang meliputi aspek kelemahan (weakness) dan kekuatan
(strength) dan EFAS yang meliputi aspek peluang (opportunity) dan
ancaman (ancaman).
2 Bobot. Beri bobot masing masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai
dengan 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
strategi perusahaan.
3 Peringkat (rating). Hitung peringkat masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (kurang )
berdasarkan pengaruh faktor tersebut. Data peringkat didapatkan
berdasarkan hasil pengukuran baik secara observasi , wawancara,
pengukuran langsung. Faktor kekuatan dan peluang menggambarkan nilai
kinerja positif, sebaliknya faktor kelemahan dan ancaman menggambarkan

16
nilai kinerja yang negatif. Kemudian, bobot dikali dengan peringkat untuk
mendapatkan nilai masing-masing faktor.
4 Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor, maka untuk mendapatkan
nilai IFAS adalah : kekuatan di kurangi kelemahan (S-W) dan EFAS adalah
peluang dikurangi ancaman (O-T). Hasil dari nilai IFAS dan EFAS kemudian
dimasukkan di dalam diagram layang (kit kuadran) untuk mengetahui
masalah dan strategi perencanaan berdasarkan letak kuadran.
a Pada kuadran WO, strategi perencanaan bersifat progresif / turn around
dengan tujuan meningkatkan kelemahan internal untuk mendapatkan
kesempatan (peluang)
b Pada kuadran SO, strategi perencanaan bersifat agresif dengan tujuan
mengembangkan kekuatan internal yang ada untuk mendapatkan peluang
yang lebih dalam menghadapi persaingan.
c Pada kuadran ST, strategi perencanaan bersifat diverifikasi dengan tujuan
merubah kekuatan internal yang ada untuk mengantisipasi faktor
ancaman dari luar.
d Pada kuadran WT, strategi perencanaan bersifat bertahan dengan tujuan
mempertahankan eksistensi supaya institusi / perusahaan tetap ada dan
dapat menjalakan fungsinya secra minimal.

Analisis SWOT

No Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x


Rating
1 MI (Ketenagaan)
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a Sebanyak 69,2 % 0,2 2 0,4 S-
menyatakan bahwa W=2,57-
struktur organisasi 2,2= 0,37
yang ada sesuai
dengan kemampuan 0,1 2 0,2
perawat.
b Sebanyak 61,5%
perawat
menyatakan
pembagian tugas 0,1 3 0,3

17
sesuai dengan
struktur organisasi
yang ada.
c Sebanyak 76,9%
0,3 3 0,9
menyatakan kepala
ruangan sudah
optimal dalam
melaksanakan
tugas-tugasnya. 0,13 2 0,2
d Jenis ketenagaan di 6
ruangan:
S-I Kep =2 orang 0,17 3
D-III =4 orang 0,5
SPK = 7orang 1
e Adanya perawat 1
yang mengikuti
0,25 2 2,5
seminar work-shop.
f Beban kerja perawat 7
di ruangan tidak 0,19 2
terlalu tinggi. 0,5
TOTAL
kelemahan 0,2 3
0,3
a Jumlah perawat 0,2 2
8
masih belum
sebanding dengan
jumlah pasien. 0,6
b Sebagian perawat 0,4
belum memahami
peran dan
fungsinya.
c Kurang disiplin
pegawai.
d Pembagian tugas
masih belum jelas
e 5,54 perawat masih 0,16 2 0,3
berlatar pendidikan 2
SPK. 1
TOTAL 2,2
Faktor eksternal (EFAS) 3
Peluang 0,28 0,8
a Sebanyak 60% 4
perawat mempunyai
kemauan untuk
melanjutkan 3
pendidikan ke 0,2

18
jenjang yang lebih 0,6
tinggi. 2
b Rumah sakit
memberikan 0,2
0,4
kebijakan untuk
2
memberi beasiswa
dan pelatihan bagi
perawat ruangan. 0,19 3 0,3
c Sebanyak 60% 8
pasien ruang
internal wanita 0,13
dengan tingkat 0,3
2 9
ketergantungan
minimal. 1
d Adanya POS yang
2,2
membantu 2
0,17
pekerjaan perawat 0,3
ruangan. 4
e Adanya kebijakan
pemerintah tentang 2
0,12
profesional perawat.
2
TOTAL 0,2
Ancaman 3 4
1 Adanya tuntutan
0,1
tinggi dari 3
masyarakat untuk
0,15 0,2
pelayanan yang
lebih profesional. 0,3
2 Makin tingginya 0,3
kesadaran 0,9
masyarakat akan 0,16
3 SW=
pentingnya 0,4
1,15-2=
kesehatan. 8 -0,85
3 Persaingan dengan 1 2
masuknya perawat
2,4
asing.
4 Kebijakan 6
0,5 2
pemerintah tentang
askeskin. 2
5 Rendahnya 0,1
kesejahteraan 0,3 5
perawat.
6 Adanya 2
pertanggung 0,6
jawaban legalitas 0,1

19
bagi pasien. 2
TOTAL 0,1
M2 (sarana dan prasarana) 0,2
2
Faktor internal (IFAS) 1
0,2
Kekuatan
a Mempunyai sarana 0,4 1,1
dan prasarana untuk 5
pasien dan tenaga
kesehatan. 0,3 0,8
b Mempunyai
peralatan oksigen 3 OT=
0,6 2,5 2
dan semua perawat 0,3
=0,5
ruangan mampu
menggunakannya. 2 0,6
c Terdapat
administrasi
penunjang. 1
d Tersedianya nurse
station. 2
TOTAL 2
0,5 1
Kelemahan
1,5
1 Belum terpakainya
sarana dan 2
prasarana secara 1
0,5
optimal. 1
2 Nurse station belum
termanfaatkan
secara optimal. 2
3 Kurangnya kamar 1 2,5
mandi ember
0,5 0,3
sampah pasien ,
spuit, gliserin,
standart infus,
standar O2 dan 0,4
termometer. 0,5
TOTAL
Faktor eksternal (EFAS)
2,5
Peluang
a Adanya kesempatan 1
menambah
anggaran untuk
pembelian set
balutan.
b Adanya kesempatan

20
untuk penggantian
alat-alat yang tidak
layak pakai.
TOTAL
Ancaman
a Adanya tuntutan
yang tinggi dari
masyarakat untuk
melengkapi sarana
dan prasarana.
b Adanya kesenjangan
antara jumlah
pasien dengan
peralatan yang
diperlukan.
TOTAL

21
3 M3- METHODE(MAKP)
Penerapan model
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a Sudah ada model 0,3 4 1,2 SW=
asuhan keperawatan 2,96
yang digunakan 3,1 = -
yaitu metode tim. 0,14
0,2 3 0,6
b Model yang
digunakan sesuai
dengan visi dan misi 0,14 2 0,4
ruangan. 8
c Kebanyakan /
hampir semua
perawat mengerti/
memahami model
0,10 2
yang digunakan dan
0,2
menyatakan cocok 0,14 2 0
dengan model yang
ada. 0,12 2 0,2
d Model yang
4
digunakan cukup
efisien. 1
0,2
e Memiliki standar 4
asuhan 0,4 4
keperawatan.
f Terlaksananya 2,9
komunikasi yang 0,3 3 6
cukup baik
antarprofesi. 1,6
TOTAL
Kelemahan
a Kurangnya 0,15 2
0,9
kemmapuan
perawat dalam
pelaksanaan model
yang telah ada. 0,15 3
b Hanya sedikit 0,3
perawat yang
mengetahui
1
kebutuhan
parawatan pasien 0,3
secara 0,5 3 OT=
komperehensif. 2 - 1,5
c Job kadang kadang =0,5

22
tidak sesuai dengan 0,25 1 3,1
lulusan akademik
yang berbeda
0,25 1 1,5
tingkatannya
(kurang jelas).
d Kurangnya jumlah 1 0,2
tenaga yang 5
membantu 0,2 1
optimalisasi
penerapan model 0,5 2 0,2
yang digunakan. 5
TOTAL
0,3 1
Faktor eksternal (EFAS)
2
Peluang
a Kepercayaan dari 0,2
pasien dan
masyarakat cukup 1 1,0
baik.
b Adanya kerja sama
dengan institut 0,3
0,2 2
klinik-klinik S W=
independen. 2,15 -
c Adanya kebijakan 0,13 2 2,35 =
pemerintah tentang 1,5 -0,2
profesionalisme. 0,25 3
TOTAL
Ancaman
1 Persaingan dengan 0,4
RS lain.
2 Tuntutan
0,2
masyarakat akan
6
pelayanan yang
maksimal. 0,15 2
0,7
3 Kebebasan pers
5
mengakibatkan
mudahnya
penyebaran 0,17 2
informasi di dalam
ruangan ke
masyarakat.
TOTAL
Dokumentasi keperawatan 0,3
0,05 2
Faktor internal
Kekuatan

23
a Tersedianya sarana
dan prasaraan
(administrasi 0,05 2 0,2
penunjang) 4
b Sudah ada sistem
pendokumentasian
POR.
c Dokumentasi 1
keperawatan yang 0,1
diklakukan meliputi 0,15 3
sistem pengkajian
Head to toe dan ROS
, serta diagnosa
0,15 2 0,1
keperawatan sampai
dengan evaluasi
dengan 0,15 1
menggunakan SOAP.
d Format pengkajian
sudah ada dan 2,1
dapat 5
meemudahkan
perawat dalam 0,4
pengkajian dan 5
0,2 2
pengisian.
e Sebnayak 72%
perawat 0,3
mengatakan 0,1 3
mengerti cara
pengisian format 0,1
dokumentasi yang 0,1 3 5
digunakan dengan
benar dan tepat.
f Sebanyak 54,5%
perawat
mengatakan 0,1 3
melakukan
dokumetasi segera 0,4
setelah melakukan
tindkana. 0,05 3
g Sebanyak 72,7%
0,3
perawat
mengatakan format
yang digunakan
1
sangat membantu 0,3

24
dalam melakukan
pengkajian pada 0,3 3
pasien.
OT=
TOTAL
0,3 2 0,3 2,7 2
Kelemahan
=0,7
a Sistem
dokumentasian
masih dilakukan 0,2 3
secara 0,1
manual(belum ada 5
0,2 3
komputerisasi).
b Belum semua
tindakan perawat di 1
dokumentasikan. 2,3
c Dokumentasi tidak 0,6 2 5
segera dilakukan
setelah melakukan
tindakan tetapi 0,9
kadang kadang di 0,4 2
lengkapi saat pasien
mau pulang atau 0,6
1
apabila kedaan
ruangan
memungkinkan. 0,6
d Catatan 0,18 2
keperawatan kurang
berkesinambungand 0,6
0,18 2 SW=
an kurang lengkap.
e Catatan 2,6
0,4 3 2,7 2,45=
perkembangan
- 0,29
pasien kurang
1,2
berkesinambungan
dan kurang lengkap.
f Dari 20 rekam medis
pasien yang ada 0,24 1 0,8
hanya 12 rekam
medis yang di tulis 1 2
dengan lengkap dan
tepat waktu.
g Perawat 54,4 % 0,3 3
mengatakan model 0,3
dokumentasi yang di 6
gunakan menambah
0,5 4 SW=
beban kerja
0,3 3,3 - 2,9

25
perawat. 6 =0,4
h Perawat 45,4%
mengatakan model 0,2 2 1,2
dokumentasi yang
digunakan menyita
bnyak waktu 1
perawat.
TOTAL 0,3 3 0,2
Faktor eksternal (EFAS) 4
Peluang 0,1 2
a Adanya mahasiswa
PSIK praktik 2,1
managemen 6
keperawatan. 0,2 3
b Adanya program
0,9
pelatihan tentang
pendokumentasian
keperawatan. 0,2 3
c Peluang perawat 2,0
untuk meningkatkan
0,2 3
pendidikan
(pengembangan 1 0,4
SDM)
d Adanya kerja sama
yang baik antar 0,4 2
mahasiswa dan 3,3
perawat ruangan.
TOTAL 0,6 3 0,9
Ancaman
Adanya kesadaran 0,2
1
pasien dan keluarga
akan tanggung 0,5 4
jawab dan tanggung 0,6
gugat.
Akreditasi rumah 0,5 2
sakit tentang sistem
dokumentasi. 1 0,6
TOTAL
Ronde keperawatan
Faktor Internal (IFAS) 0,6
Kekuatan 0,15 3
a Ruangan 2,9
mendukung adanya
kegiatan ronde 0,15 3 SW=
0,8

26
keperawatan. 2,3
b Adanya kemauan 2,7=
perawat untuk 1,8 -0,4
berubah.
c Adanya kasus yang 0,4 2
2,6
memerlukan
perhatian khusus 0,3 2 2,0
oleh perawat
ruangan dan kepala
ruangan misalnya 1,0
gangren.
d Adanya
pembentukan tim 3,0
1
dalam ronde
keperawatan. 0,3 3
TOTAL 0,4
Sentralisasi obat 0,4 3 5
Kekuatan
1 Semua perawat
mengemukakan 0,3 2
jawaban mengerti 0,4
tentang sentralisasi 5
1
obat.
2 Di ruangan tersebut
ada sentralisasi obat 0,5 4
ini bisa dilihat 0,8
adanya ruangan
khusus obat. 0,3 3
3 Sebagian besar 0,6
perawat pernah OT=
3,1 3
berwenang 0,2 1 =0,1
mengurusi
sentralisasi obat.
TOTAL 1
Kelemahan 2,3
1 3
a Pelaksanaan
sentralisasi obat 0,9
belum optimal
1,2
b Selama ini format
yang ada masih 1
obat oral , injeksi, 0,6
dan yang lain
tercampur pada
0,05 3 2,7
salah satu dari

27
keduanya.
c Selama ini belum 2
ada format 0,2 4
persetujuan
0,9 SW=
sentralisasi obat
0,05 3 3 23 =
untuk pasien.
0,7
d Alat alat kesehatan 0,15 4
hanya sebagian ada 0,2
dengan jumlah
terbatas.
e Teknik sentralisasi 0,1 2 3,1
obat belum jelas
TOTAL 3
0,1 2
Faktor eksternal (EFAS)
Peluang
a Kerja sama yang 0,1 2
baik antar perawat 3
dan mahasiswa.
b Adanya mahasiswa
PSIK yang praktik
manajemen 0,05 2 0,1
keperawatan. 5
0,1 3
TOTAL
Ancaman
Adanya tuntutan 0,1 3 0,8
akan pelayanan
yang profesional.
Kurangnya 1 0,1
kepercayaan pasien 5
0,3 3
terhadap sentralisasi
0,6
obat. 0,15 3
TOTAL
Supervisi
Faktor eksternal(EFAS) 0,2 2 0,2
Kekuatan
a RS Y merupakan RS
0,2
pendidikan tipe B 0,15 1
ayng menjadi RS
rujukan bagi 0,2
setempat.
b Ruang internaL 0,2 2
merupakan ruangan
yang memerlukan
perhatian ekstra dari 0,1
1
5

28
perugas kesehatan.
c Adanya kemauan 0,3
perawat untuk 0,3 3
perubahan
d Kepala ruang interna 0,3
0,3 3
dan kepala ruangan
mendukung 3
kegiatan supervisi
demi meningkatkan 0,4 3 0,9
mutu pelayanan ,
mutu pelayanan 0,4
keperawatan. 1 5 OT=
3 25 =
TOTAL
0,5 3 0,25
Kelemahan
0,4
1 Belum ada uraian
yang jelas tentang
supervisi.
2 Belum mempunyai 0,1
format yang baku 0,5 2 5
dalam pelaksanaan
supervisi.
3 Kurangnya program
pelatihan dan 0,4
sosialisasi tentang 1
supervisi
TOTAL 2,3
Faktor eksternal (EFAS) 0
Peluang
a Adanya mahasiswa
0,3 3
PSIK yang praktik 0,9
manajemen
keperawatan
0,9
b Adanya jadwal 0,2 3
supervisi
keperawatan oleh
pengawas perawat 1,2 SW=
0,15 2 2,5 2,6
setiap bulan.
c Terbuka kesempatan =
3 - 0,1
untuk melanjutkan
pendidikan atau 0,15 2
1,5
magang.
TOTAL
Ancaman
0,2 2
Tuntutan pasien sebagai

29
konsumen untuk 1
mendapatkan pelayanan 1
yang profesional dan
0,2 2
bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya
perawatan. 0,2 3 2,5
TOTAL
Overan
Internal faktor (IFAS)
Kekuatan 0,3 4
- Overan merupakan
0,9
kegiatan rutin yaitu 0,1 2
pelaksanaan dua
kali dalam sehari
- Diikuti oleh semua 0,6
perawat yang telah 0,2 1
dan akan dinas
- Overan dipimpin
oleh kepala 1 0,3
ruangan.
- Ada klarifikasi tanya
0,3 3
jawab dan validasi 0,3
terhadap semua 0,3 3
yang dioverankan
- Semua perawat tau
hal hal yang perlu di 0,4 3 0,4
persiapkan dalan
overan.
- Selalu ada ineraksi 1 2,5
dengan pasien
0,3 1 0,4
selama overan.
- Semua perawat
mengetahui prinsip- 0,6
prinsip tentang 0,4 4
teknik penyampaian
overan di depan
0,3 3 1,2
pasien.
- Ada buku khusus
1
untuk pelaporan 0,2
overan.
- Setelah dilaporkan
laporan di
tandatanganin oleh 0,2
yang bersangkutan.
- Kepala ruangan

30
mengevaluasi 2,6
kesiapan perawat
yang akan dinas.
0,9
TOTAL
Kelemahan 0,9
a Perawat kurang
disiplin waktu
overan 1,2
b Masalah
keperawatan lebih
fokus pada diagnosis 3
medis
0,3
c Perawat kesulitan
mendokumentasikan
overan karena
formatnya kurang 1,6
sistematis
d Data hanya ditulis di
secarik kertas 0,9
sehingga kadang
3,4
hilang saat akan
dilaporkan.
e Dokumentasi maish
terbatas sehingga
rencana tindakan
belum spesifik.
TOTAL
Faktor eksternal (EFAS)
Peluang
a Adanya mahasiswa
PSIK yang praktik
profesi di ruangan
b Adanya kerja sama
yang baik antara
mahasiswa PSIK
dengan perawat
ruangan.
c Sarana dan
prasarana
penunjang cukup
tersedia.
TOTAL
Ancaman
a Adanya tuntutan

31
yang lebih tinggi
dari masyarakat
untuk mendapatkan
pelayanan
keperawatan yang
profesional
b Meningkatkan
kesadaran
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat
perawat sebagai
pemberi asuhan
keperawatan
TOTAL
Perencanaan pulang
(ditambahkan MRS dan
selama perawatan)
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
Adanya kemauan
untuk memberikan
pendidikan
kesehatan kepada
pasien dan keluarga
pasien.
Memberikan
pendidikan
kesehatan kepada
pasien dan keluarga
pasien saat pulang.
Perawat
menggunkan bahasa
indonesia saat
melakukan
perencanaan
pulang.
Adanya pembagian
tugas secara lisan
tentang
pelaksanaan
perencanaan pulang
Adanya pemahaman
tentang

32
perencanaan pulang
oleh perawat.
TOTAL
Kelemahan
a Pelaksanaan
perencanaan pulang
belum optimal.
b Tidak tersedianya
brosur / leaflet untuk
pasien saat
melakukan
perencanaan pulang
c Tidka tersedianya
anggaran untuk
perencanaan
pulang.
d Pemberian
pendidikan
kesehatan dilakukan
secara lisan pada
setiap
pasien/keluarga.
e Belum optimalnya
pendokumentasian
perencanaan
pulang.
TOTAL
Faktor eksternal (EFAS)
Peluang
a Adanya mahasiswa
PSIK yang
melakukan praktik
b Adanya kerja sama
yang baik antara
mahasiswa dan
perawat klinik
c Kemauan pasien/
keluarga terhadap
anjuran perawat.
TOTAL
Ancaman
a Adanya tuntutan
masyarakat untuk
mendapatkan

33
pelayanan
keperawatan
profesional
b Makin tinggi
kesadaran
masyarakat akan
pentingnya
kesehatan
c Persaingan antar
ruang yang semakin
ketat.
TOTAL

DAFTAR PUSTAKA

34
Nursalam, manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional
edisi 3-Jakarta: salemba medika, 2011
Dwi putri, dkk, analisa SWOT dalam menejemen rumah sakit, 2009

35

Anda mungkin juga menyukai