Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBAHASAN
3
Barbiturat dengan masa kerja sedang, anobarbital, aprobarbital, berguna
untuk mempertahankan tidur dalam waktu panjang.
Substituen pada
Nama BM
1 R1 R2
Barbital, veronal
- Etil etil 184,19
Fenobarbital, luminal
- Etil fenil 232,23
Butetal, soneril
- Etil n-butil 212,24
Pentobarbital,
- Etil 1-metil butil 224,27
nembutal
Allobarbital, alurat
- Alil alil 208,21
Aprobarbital, alurat
- Alil isopropil 210,23
Metarbital, gemonil
Metil Etil etil 198,22
Mefobarbital
Metil Etil fenil 246,2
prominal
4
a) Barbiturat kerja panjang
2.4.1 Farmakodinamik
5
ketergantungan pada barbiturat jelas lebih besar dari benzodiazepin. Faktor
yang menunjang ketergantungan ini adalah efek euforia yang dapat timbul
pada sebagian kasus (penyalahgunaan, ketagihan).
a. Pada SSP
Barbiturat berkerja pada seluruh SSP, walaupun pada setiap
tempat tidak sama kuatnya. Dosis nonanastesi terutama menekan respon
pasca sinap. Penghambatan hanya terjadi pada sinaps GABA-nergik.
Walaupun demikian efek yang terjadi mungkin tidak semuanya melalui
GABA sebagai mediator.
Barbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada
eksitasi dan inhibisi transmisi sinaptik. Kapasitas berbiturat membantu
kerja GABA sebagian menyerupai kerja benzodiazepine, namun pada
dosis yang lebih tinggi dapat bersifat sebagai agonis GABA-nergik,
sehingga pada dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi SSP
yang berat.
b.
Pada susunan saraf perifer
c. Pada pernafasan
6
Keadaan ini menyebabkan pengeluaran CO2 dan pemasukan O2 berkurang,
sehingga terjadilah hipoksia.
Barbiturat dosis hipnotik tidak memberikan efek yang nyata pada system
kardiovaskular. Frekuensi nadi dan tensi sedikit menurun akibat sedasi yang
ditimbulkan oleh berbiturat. Pemberian barbiturat dosis terapi secara IV
dengan cepat dapat menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak.
Efek kardiovaskular pada intoksikasi barbiturat sebagian besar disebabkan
oleh hipoksia sekunder akibat depresi nafas. Selain itu pada dosis tinggi
dapat menyebabkan depresi pusat vasomotor diikuti vasodilatasi perifer
sehingga terjadi hipotensi.
f. Pada Hati
g. Pada Ginjal
Barbiturat tidak berefek buruk pada ginjal yang sehat. Oliguri dan anuria
7
dapat terjadi pada keracunan akut barbiturat terutama akibat hipotensi yang
nyata.
2.4.2 Farmakokinetik
Barbiturat secara oral diabsorpsi cepat dan sempurna dari lambung dan
usus halus kedalam darah. Secara IV barbiturat digunakan untuk mengatasi status
epilepsi dan menginduksi serta mempertahankan anastesi umum. Barbiturat
didistribusi secara luas dan dapat melewati plasenta, ikatan dengan protein plasma
sesuai dengan kelarutan dalam lemak; tiopental yang terbesar.
2.5 Indikasi
8
golongan benzodiazepine. Penggunaan pada anastesi masih banyak obat golongan
barbiturat yang digunakan, umumnya tiopental dan fenobarbital.
a). Tiopental
1. Di gunakan untuk induksi pada anestesi umum.
2. Operasi yang singkat (reposisi fraktur, insisi, jahit luka).
3. Sedasi pada analgesik regional
4. Mengatasi kejang-kejang pada eklamsia, epilepsi, dan tetanus
b). Fenobarbital
1. Untuk menghilangkan ansietas
2. Sebagai antikonvulsi (pada epilepsi)
3. Untuk sedatif dan hipnotik
2.7 Dosis
a. Hangover, Gejala ini merupakan residu depresi SSP setelah efek hipnotik
berakhir. Dapat terjadi beberapa hari setelah pemberian obat dihentikan.
Efek residu mungkin berupa vertigo, mual, atau diare. Kadang kadang
9
timbul kelainan emosional dan fobia dapat bertambah berat.Rasa
mengantuk yang tersisa yang mengakibatkan kerusakan waktu reaksi.
Hipnotik dengan masa kerja sedang dan panjang seringkali menimbulkan
hangover. Hati membiotransformasi obat-obat ini menjadi metabolik aktif
yang menetap dalam tubuh sehingga menimbulkan rasa mengantuk
d. Alergi, Reaksi alergi terutama terjadi pada individu alergik. Segala bentuk
hipersensitivitas dapat timbul, terutama dermatosis. Jarang terjadi
dermatosis eksfoliativa yang berakhir fatal pada penggunaan fenobarbital,
kadang-kadang disertai demam, delirium dan kerusakan degeneratif hati.
e. Iritasi vena dan kerusakan jaringan akan menyebakan nyeri pada saat
pemberian melalui I.V, hal ini dapat diatasi dengan pemberian heparin dan
dilakukan blok regional simpatis.
f. Reaksi obat, Kombinasi barbiturat dengan depresan SSP lain misal etanol
akan meningkatkan efek depresinya; Antihistamin, isoniasid, metilfenidat,
dan penghambat MAO juga dapat menaikkan efek depresi barbiturat.
10
i. Ketergantungan : ketergantungan adalah akibat penggunaan hipnotik
yang kronis. Dapat timbul ketergantungan fisik dan psikologis.
Ketergantungan fisik tampak pada gejala-gejala putus obat yang khas jika
obat dihentikan setelah pemakaian jangka panjang. Gejala-gejala dapat
berupa kedutan-kedutan otot dan tremor, pusing. Gejala-gejala putus obat
dapat dimulai dalam waktu 24 jam dan dapat berlangsung selama beberapa
hari.
j. Toleransi ; toleransi timbul ketika diperlukan dosis yang lebih tinggi dari
waktu ke waktu untuk mencapai efek yang diinginkan. Terutama karena
meningkatnya metabolisme obat oleh enzim-enzim hati. Barbiturat adalah
suatu kelompok obat yang dapat menyebabkan toleransi setelah pemakaian
jangka waktu yang lama. Toleransi bersifat reversible jika obat dihentikan.
2.9.1 Intoksikasi
11
Gejala simtomatik keracunan barbiturat ditunjukan terutama terhadap SSP dan
kardiovaskular. Pada keracunan berat, reflek dalam mungkin tetap ada selama
beberapa waktu setelah penderita koma. Gejala babinzki sering kali positif. Pupil
mata mungkin kontraksi dan bereaksi terhadap cahaya, tapi pada tahap akhir
keracunan mungkin dapat terjadi dilatasi. Gejala intoksikasi akut yang bahaya
ialah depresi pernafasan berat, tekanan darah turun rendah sekali, oligiuria dan
anuria.
12
aditif. Efek aditif yang jelas dapat diramalkan dengan penggunaan minuman
beralkohol, analgesik narkotik, antikonvulsi, fenotiazin dan obat-obat anti
depresan golongan trisiklik
Barbiturat
Pentobarbital(Nembutal)
Farmakokinetik Farmakodinamik
Absorpsi : PO :90% diabsorpsi PO: mula:10-20 menit,
perlahan-lahan P: 30-60 menit
Distribusi : PP 35-45% L: 3-6 jam
Metabolisme : t1/2- 4 jam(tahap IM : mula : 15-60 menit
pertama, 30-50 jam (tahap L : 3-6 jam
kedua) IV : mula : segera,
Eliminasi: urin sebagai metabolit P : 2-5 menit
L : 15 menit sampai 1 jam
Efek Teraupetik
Untuk mengobati insomnia,
13
sedasi, medikasi pra-bedah
Keterangan : Po: Per oral; PP : pengikatan pada protein, t 1/2 : waktu paruh; P :
waktu mencapai kadar puncak; L : lama kerja; IM : intramuskular; IV : intravena
14
15