Anda di halaman 1dari 8

Sustainable Development in Indonesia

-Pembangunan Ekonomi Jangka Panjang di Indonesia-

Diva Putri Anggraini

Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau

ABSTRACT:
Tulisan ini menyajikan pemikiran perekonomian Indonesia dalam jangka panjang demi mewujudkan
TICA 2016. Suatu analisis strategis jangka panjang atas perubahan struktur dan komposisi penduduk
akan dapat memberikan informasi mengenai dampak terhadap pembangunan. Dari proyeksi tersebut
diidentifikasi beberapa karakteristik penduduk Indonesia masa depan yaitu : penuaan penduduk dan
domisili penduduk Indonesia yang semakin membesar di daerah perkotaan. Kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang baik, ternyata juga menjadi prasyarat penting untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi. SDM yang mencerminkan kesejahteraan manusia tersebut, dapat dinilai dengan
menggunakan indikator mutu modal manusia serta ketimpangan pendapatan, pendidikan dan
kesehatan.

Kata Kunci: TICA 2016, Perekonomian, sumber daya manusia, pembangunan jangka panjang,
kesejahteraan manusia, pendidikan, kesehatan, mutu modal manusia.

1. PENDAHULUAN
2. TEORI DASAR
Dalam suatu analisis strategis jangka 2.1. Pencemaran Lingkungan
panjang, perubahan struktur dan komposisi
kependudukan memiliki dampak signifikan Pencemaran lingkungan akibat
keopada pembangunan. Indonesia beruntung industrialisasi perlu pula mendapat perhatian
karena memiliki proyeksi penduduk 2000- yang terus menerus dan khusus. Kecenderungan
2025 yang dikeluarkan oleh BPS- untuk mengutamakan pertumbuhan
BAPPENAS-UNFPA pada tahun 2005 yang industrialisasi bisa mengakibatkan perusahaan-
lalu. Ini adalah proyeksi penduduk resmi perusahaan menolak tanggung jawab atas
yang digunakan pemerintah untuk pencemaran lingkungan. Pengalaman dari
merumuskan berbagai kebijakan, strategi negara-negara maju menjadi bahan pelajaran
dan sasaran pembangunan jangka panjang. bagi kita dalam usaha menuju suatu negara
Dari sini pula dapat diturunkan berbagai industri. Ada kekhawatiran bahwa relokasi dari
proyek turunan yang meliputi antara lain negara-negara maju ke negara berkembang
proyeksi struktur ketenagakerjaan, proyeksi disebabkan antara lain ketatnya penegakan
penduduk menurut pendidikan, dan hukum lingkungan di sana, sementara di negara
sebagainya. berkembang hal itu belum terjadi. Mereka yang
Adalah sesuatu yang disayangkan bahwa bergerak di bidang hukum, mempunyai tugas
proyeksi penduduk resmi yang telah kita yang berat yaitu bagaimana hukum bisa
miliki tersebut belum banyak mendapat berperanan mengatasi krisis-krisis yang terjadi
tanggapan dari publik. Diskursus mengenai dalam suatu proses industrialisasi, antara lain
strategi pembangunan jangka panjang lebih berkenaan dengan terbuangnya sumber-sumber
banyak didominasi oleh wacana keinginan daya alam yang tidak dapat diperbaharui,
(wish list) dibandingkan suatu kajian yang pemilihan teknologi yang merusak
berbasiskan data dan mencari implikasi keseimbangan atau yang buruk lagi teknologi tak
strategis dari karakteristik penduduk jangka memerlukan banyak buruh di tengah angkatan
panjang yang dihadapi.

1
kerja yang terus melimpah dan pemerasan tenaga Angka Harapan Hidup erat kaitannya
manusia tanpa memberikan kompensasi yang dengan kualitas kesehatan penduduk, hal
memadai. ini tentunya berhubungan dengan sarana
dan prasarana yang dapat menunjang
2.2 Operasionalisasi Variabel kesehatan. Semakin lama AHH, maka
semakin baik kualitas kesehatan
Indikator Mutu Modal Manusia penduduknya.
Variabel-variabel yang diduga merupakan 2.2.4 Rata-rata upah (rata2uph)
indikator mutu modal manusia pada penelitian Rata-rata upah pekerja erat kaitannya
ini terdiri dari sembilan variabel yang pada dengan produktivitas pekerja, hal ini juga
hipotesis awalnya semua variabel ini dapat erat kaitannya dengan kemampuan
menjadi indikator mutu modal manusia. pekerja serta daya tarik pengusaha untuk
Kesembilan variabel tersebut beserta menghargai pekerja tersebut. Masing-
argumentasi penggunaannya adalah sebagai masing propinsi memiliki rata-rata upah
berikut : yang berbeda, hal ini erat kaitannya
2.2.1 Education Attainment at Junior High dengan kualitas sumber daya manusia di
School (Edu) propinsi tersebut.
2.2.5 Tenaga Kesehatan (tenkes)
Education Attainment merupakan salah Jumlah paramedis sangat menunjang
satu dari komponen variabel pendidikan pelayanan kesehatan di suatu daerah. Jika
yang penting karena merupakan jumlah tenaga kesehatan semakin banyak
persentase jumlah penduduk baik yang tiap jumlah penduduk, maka pelayanan
masih sekolah ataupun tidak sekolah lagi bagi masyarakat yang membutuhkan
menurut pendidikan tertinggi yang layanan kesehatan akan lebih baik dan
ditamatkan. Pada variabel ini penulis tentunya menunjang kesehatan secara
menggunakan pendidikan menengah keseluruhan.
tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat 2.2.6 Buta Huruf (bthrf)
Pertama (SLTP), karena dapat Persentase penduduk yang buta huruf
bermanfaat untuk menunjukkan menunjukkkan keberhasilan peningkatan
pencapaian pembangunan lewat data tingkat pendidikan suatu daerah. Hal ini
jumlah siswa yang berhasil terjadi karena pemberantasan buta huruf
menyelesaikan pendidikan SLTP di erat kaitannya dengan pendidikan yang
seluruh propinsi di Indonesia. Manfaat juga dapat mempengaruhi kesejahteraan
selanjutnya adalah Sekolah Lanjutan penduduk.
Tingkat Pertama (SLTP) dipilih karena 2.2.7 Anggaran Pendidikan (angedu)
untuk melihat keberhasilan pemerintah Realisasi anggaran pendidikan riil per
dalam program wajib belajar 9 tahun dan kapita merupakan anggaran sektor publik
keterkaitan hasilnya dengan bidang pembangunan manusia. Jika data
pembangunan yang telah dicapai sampai yang dibandingkan adalah antara tahun
saat ini. 1996 dan 1999, maka investasi di bidang
2.2.2 Infant Mortality Rate (IMR) pendidikan memang meningkat. Hal ini
Variabel ini merupakan kematian bayi terjadi karena pendapatan daerah juga
per seribu kelahiran bayi, data ini dapat meningkat, tetapi investasi di luar sektor
menunjukkan penanganan bayi baru lahir pendidikan juga lebih besar jika
dan kesehatannya. Jika penanganannya dibandingkan dengan peningkatan
makin baik, maka kematian bayi dapat investasi di bidang pendidikan. Investasi
dikurangi, kemudian fasilitas kesehatan di bidang pendidikan mencakup
terkait dengan perhatian daerah pada pendidikan dan kebudayaan nasional,
kesehatan yang berdampak pada kualitas pemuda dan olahraga, agama serta ilmu
manusia di daerahnya. pengetahuan dan teknologi.
2.2.3 Angka Harapan Hidup (AHH) 2.2.8 Anggaran Kesehatan (angkes)

2
Investasi di bidang kesehatan mencakup pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
sektor tenaga kerja, kependudukan dan Dalam model Harrod-Domar sebelumnya
keluarga sejahtera serta kesehatan, diasumsikan bahwa output hanya merupakan
kesejahteraan sosial, peranan wanita, fungsi dari modal (capital) semata. Dengan
anak dan remaja. Realisasi anggaran riil menafikan keberadaan tenaga kerja sebagai salah
per kapita di bidang kesehatan di duga satu fungsi produksi, maka model Harrod-Domar
merupakan faktor yang mempengaruhi menggabungkan tenaga kerja dan modal dengan
mutu modal manusia. proporsi yang tetap. Hal ini berbeda dengan
2.2.9 Anggaran Pendidikan dan Kesehatan model Solow yang menyatakan bahwa
(angpk) keberadaan tenaga kerja sebagai salah satu
Jika realisasi anggaran pendidikan dan fungsi produksi, secara eksplisit diakui dan
anggaran kesehatan riil per kapita dimasukkan ke dalam modal. Dengan situasi ini
berjalan dengan baik, maka akan seseorang dapat menganalisis interaksi kumulatif
mempengaruhi mutu modal manusia. modal dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan
Apalagi jika penggabungan kedua ekonomi pada situasi internal dan interaksi yang
anggaran tersebut berjalan dengan baik, berbeda (Chiang, 1994). Dalam teorinya
maka akan di ikuti pula dengan semakin Solow mengasumsikan beberapa hal diantaranya
berjalan baiknya mutu modal manusia, :
yang juga erat kaitannya dengan 1. Ada satu komoditi gabungan yang
pertumbuhan ekonomi. diproduksi.
2. Output yang dimaksud adalah dalam
2.3 Pembangunan Dan Pertumbuhan hitungan netto, yakni sesudah dikurangi
Ekonomi biaya penyusutan modal.
3. CRS (Constant Return to Scale) yang
Begitu banyak teori pertumbuhan yang berarti produksi homogen pada derajat
berusaha menggambarkan teori tentang satu.
pertumbuhan ekonomi, dan teori tersebut 4. Dua faktor produksi tenaga kerja dan
berusaha mengembangkan teori-teori modal dibayar sesuai dengan
sebelumnya dikaitkan dengan perkembangan produktivitas fisik marginal mereka.
teori masa kini. Salah satunya adalah teori 5. Harga dan upah bersifat fleksibel. Hal ini
pertumbuhan Neo-klasik pada pertengahan menunjukkan pada saat faktor produksi
1950-an yang berkiblat pada pandangan ahli-ahli tenaga kerja melimpah, upah buruh
ekonomi klasik yang dirintis oleh Robert Solow. menjadi relatif lebih murah, demikian
Teori ini menyatakan bahwa sumber sebaliknya.
pertumbuhan ekonomi berasal dari pertumbuhan 6. Tenaga kerja dan stok modal yang ada
faktor produksi modal, faktor produksi tenaga digunakan secara penuh.
kerja dan perubahan tambahan dalam 7. Tenaga kerja dan modal dapat
produktivitas. Dengan kata lain, sumber disubstitusikan satu sama lain.
pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung 8. Kemajuan teknologi bersifat netral.
pada faktor produksi modal dan tenaga kerja.
Kemajuan teknologi dalam teori Solow bersifat Berdasarkan asumsi-asumsi di atas,
netral (dalam arti angka kemajuan teknologi Solow menunjukkan bahwa rasio modal dan
pada waktu tertentu independent terhadap tenaga kerja akan cenderung menyesuaikan diri
jumlah modal dan tenaga kerja). Faktor produksi ke arah rasio keseimbangan, sedangkan rasio
modal maupun tenaga kerja dibayar atas teori sebelumnya antara modal terhadap tenaga
produktivitas marginalnya. Model Solow kerja lebih bersaing yang menimbulkan modal
merupakan model koreksi dari model dan output tumbuh lebih lamban dari pada
sebelumnya yang dikembangkan oleh Harrod tenaga kerja dan sebaliknya.
dan Domar, yang terlihat terutama dalam Dalam kenyataannya teori Solow banyak
identifikasi sektor-sektor produksi yang terlibat mendapat kritik karena kurang dapat
dalam kegiatan produksi serta penjelasan tentang menjelaskan fenomena-fenomena ekonomi yang

3
terjadi. Mankiw, Romer dan Weil menyatakan kualitas sumber daya manusia ini dapat dilihat
bahwa model Solow hanya mampu menjelaskan juga sebagai tujuan pembangunan. Pada
hubungan modal dan tenaga kerja saja, namun ekonomi regional, pengukuran kualitas sumber
tidak menunjukkan besarnya hubungan tersebut. daya manusia berguna untuk membandingkan
Oleh karena itu mereka mengusulkan pemakaian kondisi beberapa daerah dan kebijakan yang
variabel mutu modal manusia untuk akan diambil kemudian.
memperbaiki, sehingga terdapat tiga variabel Pengukuran keberhasilan pembangunan
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi juga mengalami beberapa perubahan pengukuran
yakni modal, tenaga kerja dan mutu modal seiring berjalannya waktu. Pada awalnya
manusia (Mankiw et.al. 1990). keberhasilan pembangunan diukur hanya dari
Ciri Neo-klasik yang menonjolkan kesejahteraan ekonomi yang diwakilkan oleh
adanya substitusi antara faktor produksi modal GNP (Gross National Product). Cara ini
dan tenaga kerja mencerminkan keadaan dirasakan hanya menekankan aspek
perekonomian akan tetap mengalami kesempatan pertumbuhan ekonomi secara makro dan kurang
kerja penuh dan kapasitas barang modal yang memperhatikan aspek manusia yang menjadi
ada akan digunakan secara penuh sepanjang input sekaligus output dari pembangunan itu
masa. Berapapun jumlah faktor produksi modal sendiri. Karenanya indikator keberhasilan
dan tenaga kerja yang ada akan dapat diciptakan pembangunan ditandai dengan munculnya
sejumlah output dengan berbagai proporsi modal pengukuran baru dengan konsep QLI (Quality of
dan tenaga kerja. Selama investasi masih lebih Life Index) yang berisikan sejumlah indikator
besar dari tingkat depresiasi dan pertumbuhan lain seperti pendidikan, kesehatan dan indikator
penduduk, maka investasi baru akan mendorong lainnya. Selanjutnya UNDP mengembangkan
pertumbuhan melalui proses meningkatkan konsep PQLI (Physical Quality of Life Index)
jumlah modal per tenaga kerja. Modal per tenaga untuk menstandarkan pengukuran antar negara
kerja akan terus menyesuaikan diri dan dalam di dunia pada tahun 1970-an. PQLI ini kemudian
perjalanan waktu modal serta tenaga kerja akan diganti oleh pengukuan baru yang menggunakan
bergerak ke arah keseimbangan. Pada keadaan konsep HDI pada tahun 1980-an. Konsep ini
tersebut modal per tenaga kerja hanya cukup menekankan pada suatu perluasan kehidupan
untuk membekali tambahan tenaga kerja serta manusia, berupa kesempatan untuk memperoleh
depresiasi. Kondisi demikian dinamakan Steady pendidikan, kesehatan, penghasilan dan
State, dimana tingkat pertumbuhan faktor pekerjaan. Pendidikan dan kesehatan menjadi
produksi seperti modal dan tenaga kerja berjalan indikator yang selalu digunakan untuk mengukur
pada tingkat yang sama, sehingga pendapatan pembangunan ekonomi, tentunya dengan
per kapita akan konstan. Dengan demikian pada penambahan indikator lainnya untuk
hakekatnya ide Solow berawal dari sembarang menyempurnakan pendekatan. Ada juga
rasio modal tenaga kerja untuk menuju arah indikator seperti keamanan dan lingkungan yang
keseimbangan. dijadikan indikator untuk beberapa indeks
alternatif (Ananta, 1986). Gambar model Barlow
2.4 Kualitas Sumber Daya Manusia Dan menerangkan hubungan antara pembangunan
Pembangunan Ekonomi ekonomi dan mutu modal manusia berupa
pendidikan dan kesehatan.
Modal manusia adalah sumber daya
manusia yang sudah mengalami pengolahan
lebih lanjut melalui pendidikan dan sarana
lainnya untuk meningkatkan kemampuan
mereka. Kualitas sumber daya manusia yang
baik diyakini sebagai faktor penggerak dalam
peningkatan produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi. Hal ini berkaitan dengan kemajuan KESEHATAN STATUS GIZI
teknologi, inovasi serta hal yang membutuhkan
tingkat pengetahuan yang tinggi. Di sisi lain
PENDAPATAN
4
pendidikan yang secara relatif selalu meningkat.
Barro (1990) melalui penelitiannya menemukan
fakta bahwa pendidikan dan pertumbuhan
FERTILITAS PENDIDIKAN ekonomi memiliki hubungan yang positif dan
signifikan (Bills dan Klenow 2000). Melalui
Gambar 1. hubungan antara pembangunan penelitian Denison dan Jorgensen-Griliches
ekonomi dan mutu modal (1994) juga ditemukan bahwa perbaikan kualitas
manusia pendidikan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi (Griliches, 1996). Denison mencoba
Gambar Barlow memperlihatkan bahwa meneliti mengenai perubahan kualitas tenaga
pembangunan sumber daya manusia adalah kerja dalam bekerja dengan menggunakan data
merupakan suatu proses memperluas pilihan distribusi perubahan angkatan kerja melalui hasil
manusia. Salah satu hal yang penting yang pendidikan dan pendapatan yang dicapai dari
berkaitan dengan perluasan pilihan tersebut pendidikan yang diperoleh tenaga kerja tersebut.
adalah yang menyangkut masalah pendidikan. Sementara Jorgensen dan Griliches meneliti
Manfaat investasi pendidikan untuk individu mengenai perhitungan indeks kualitas tenaga
berupa peningkatan pendapatan dapat dianalisis kerja dibidang manufaktur. Hasil yang
dalam age-earning profiles yang melihat pola disimpulkan dari kedua penelitian serupa ini
kecenderungan hubungan antara pendapatan dan adalah bahwa perbaikan kualitas pendidikan
usia, dimana pendapatan akan terus meningkat yang dilakukan terhadap angkatan kerja Amerika
seiring dengan bertambahnya usia seseorang dan Serikat waktu itu memberi kontribusi sebesar
mengalami decreasing return setelah mencapai kurang lebih 5 persen bagi pertumbuhan
usia tertentu. Semakin tinggi tingkat pendidikan produksi output secara agregat. Berbicara
yang ditunjukkan dengan semakin lamanya ia mengenai investasi yang ditanamkan dalam
menempuh pendidikan, maka kemungkinan meningkatkan kualitas modal manusia, maka
untuk mempunyai pendapatan yang lebih tinggi juga membicarakan hasil yang didapat dari
menjadi lebih besar. Hal ini mendasarkan pada investasi tersebut. Becker (1975) meneliti
kenyataan bahwa manusia yang terampil, sehat, mengenai seberapa besar seseorang memutuskan
dan berpendidikan biasanya akan berada pada sampai tingkat mana seseorang memperoleh
posisi yang lebih baik dibanding yang lainnya. pendidikan jika dikaitkan dengan besarnya
Mereka pada umumnya lebih mudah investasi yang ditanamkan. Hasilnya adalah
mendapatkan pekerjaan yang layak dan dengan meningkatkan pendidikan seseorang,
memperoleh penghasilan yang lebih tinggi. maka semakin meningkat produktivitas pekerja
Selain itu, mereka akan mempunyai akses yang dalam mengerjakan pekerkjaan dan oleh karena
lebih baik terhadap berbagai jenis informasi. itu semakin meningkatnya penghasilan.
2.6 Investasi Sumber Daya Manusia di
2.5 Investasi Sumber Daya Manusia di Bidang Kesehatan
Bidang Pendidikan Pengeluaran bagi peningkatan kesehatan
Pembangunan SDM menyokong dan gizi merupakan bagian dari investasi mutu
pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu modal manusia, karena kesehatan dan gizi
pengeluaran untuk bidang pendidikan harus memberi sumbangan yang tinggi bagi
dipandang sebagai investasi jangka panjang produktivitas tenaga kerja, juga kualitas hidup
bukan hanya konsumsi semata. Asumsi dasar tenaga kerja secara khusus dan warga negara
dalam menilai kontribusi pendidikan terhadap secara umum. Hipotesis ahli pembangunan
pertumbuhan ekonomi adalah bahwa pendidikan ekonomi Leibenstein menyatakan bahwa
akan meningkatkan produktivitas pekerja yang kesehatan kaum miskin membawa pada
nantinya akan dapat meningkatkan pertumbuhan rendahnya produktivitas dan rendahnya
ekonomi pula. Pada negara maju seperti Amerika pendapatan dan oleh karena itu kesehatan kaum
Serikat salah satu dari beberapa faktor penting miskin merupakan bagian dari lingkaran setan
yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi kemiskinan (vicious circle of poverty) (Richard
berkembang pesat adalah pembiayaan 1997). Disamping itu perbaikan dalam kesehatan

5
memacu seseorang untuk dapat menikmati dengan memperhatikan keterkaitan
pendidikan yang lebih baik. Penelitian Pritchett antar sektor. Hal ini dapat dilakukan
dan Summers (1997) menemukan hubungan melalui pengukuran komiditi yang
yang signifikan antara efek pendapatan nasional
memiliki keunggulan komparatif
terhadap kesehatan. Negara yang lebih maju dan
memiliki pendapatan nasional yang lebih baik dengan wilayah sekitarnya.
dapat menganggarkan pengeluaran yang lebih Kebutuhan suatu sektor, misalnya
besar di bidang kesehatan masyarakat. Dengan dapat dianalisis dengan melihat
demikian warganya dapat memperoleh makanan komposisi input dari sektor tersebut.
serta asupan gizi yang memadai serta fasilitas Berapa input antara yang dibutuhkan
kesehatan yang baik pula. dari sektor lain, dan berapa pula
penggunaan input primernya.
2.7 Kebijakan Ekonomi Di Indonesia
b. Kegiatan ekonomi pada kawasan
Rekomendasi kebijakan ekonomi untuk
daerah secara umum terbagi menjadi dua tujuan yang akan dikembangkan selain
yaitu efisiensi (maksimalisasi pertumbuhan untuk memenuhi konsumsi
ekonomi) dan pemerataan (mengurangi masyarakat (regional filling), juga
disparitas pendapatan masyarakat). Secara berorientasi pada pasar di luar daerah
umum, kebijakan pengembangan di Indonesia (regional forming).
perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut : c. Pemanfaatan sumber daya diarahkan
2.7.1 Sinergi dengan dunia usaha. untuk memberikan nilai tambah
a. Membangun kemitraan publik-privat
terhadap peningkatan pendapatan
dengan investasi swasta dan
masyarakat (menjadi Prime Mover
pemerintah luar negeri untuk
bagi wilayah).
meningkatkan nilai ekonomi daerah 2.7.4 Peningkatan kesejahteraan
melalui penciptaan pasar, baik secara masyarakat.
fisik maupun secara aktifitas. Hal ini a. Menciptakan stabilitas harga dan
dilakukan dengan memahami arah peningkatan akses terhadap
pergerakan aktifitas ekonomi secara pemenuhan hak dasar masyarakat
alamiah. miskin.
2.7.2 Selaras dengan lingkungan. b. Memahami kesejahteraan menurut
a. Memperhatikan hubungan antara persepsi masyarakat itu sendiri secara
kebutuhan ruang sebagai tempat partisipatif, sehingga terbangun
dengan kondisi kerentanan alam komunikasi yang baik antara policy
ekosistemnya. maker dengan masyarakat.
b. Menjaga keseimbangan antara
pemanfaatan dan pelestarian.
c. Menghindari konflik pemanfaatan
sumberdaya alam yang merusak 3. KESIMPULAN
ekosistem.
1. Beragam implikasi strategis perubahan
d. Pengembangan satu kawasan dengan
demografis akan mewarnai
kawasan lain perlu diselaraskan dan
perekonomian Indonesia dalam jangka
memperhatikan daya dukung
panjang. Apa yang disajikan di muka
sumberdaya yang ada.
adalah sekelumit gagasan yang harus
2.7.3 Pertumbuhan ekonomi didalami lebih lanjut.
a. Menentukan skala prioritas sektoral 2. 12 variabel yang pada hipotesis awal
dan komoditi unggulan daerah, diduga sebagai variabel yang merupakan
vaktor yang mempengaruhi kesejahteraan
6
manusia, diperoleh tujuh variabel yang dilakukan menurut kelompok umur,
paling dapat mewakili kesejahteraan untuk setiap propinsi di Indonesia.
manusia. Ketujuh variabel tersebut 4. Rekomendasi kebijakan ekonomi untuk
membentuk 3 faktor atau indikator yang daerah secara umum terbagi menjadi dua
memiliki kemiripan, sehingga tujuan yaitu efisiensi (maksimalisasi
mempunyai kecenderungan untuk pertumbuhan ekonomi) dan pemerataan
mengelompok dengan variabel lainnya. (mengurangi disparitas pendapatan
Ketiga indikator tersebut adalah : masyarakat).
a. Indikator pendidikan dan kesehatan 5. teori pertumbuhan Neo-klasik pada
(PK) yang termasuk indikator mutu pertengahan 1950-an yang berkiblat pada
modal manusia. Indikator pendidikan pandangan ahli-ahli ekonomi klasik yang
dan kesehatan ini terdiri dari 3 dirintis oleh Robert Solow. Teori ini
variabel yakni variabel Edu menyatakan bahwa sumber pertumbuhan
(persentase penduduk yang ekonomi berasal dari pertumbuhan faktor
menamatkan pendidikan SLTP) yang produksi modal, faktor produksi tenaga
mewakili indikator pendidikan dan kerja dan perubahan tambahan dalam
variabel IMR (Infant Mortality Rate) produktivitas.
yakni jumlah bayi yang meninggal 6. Kualitas sumber daya manusia yang baik
per seribu kelahiran bayi serta diyakini sebagai faktor penggerak dalam
variabel AHH (Angka Harapan peningkatan produktivitas dan
Hidup) yang mewakili indikator pertumbuhan ekonomi. Hal ini berkaitan
kesehatan. dengan kemajuan teknologi, inovasi serta
b. Indikator anggaran (ANG) yang hal yang membutuhkan tingkat
termasuk indikator mutu modal pengetahuan yang tinggi. Di sisi lain
manusia. Indikator ini terdiri dari dua kualitas sumber daya manusia ini dapat
variabel yaitu variabel anggaran dilihat juga sebagai tujuan pembangunan.
pendidikan (ang edu) dan variabel Pada ekonomi regional, pengukuran
anggaran pendidikan dan kesehatan kualitas sumber daya manusia berguna
(ang pk). Kedua variabel ini juga untuk membandingkan kondisi beberapa
paling dapat mewakili indikator daerah dan kebijakan yang akan diambil
anggaran yang menunjukkan kemudian.
kesejahteraan manusia melalui mutu
DAFTAR PUSTAKA
modal manusia.
c. Indikator selanjutnya adalah indikator
ketimpangan pendapatan. Indikator Aghion, P., E. Caroli and C. Garcia-Penalosa.
ketimpangan pendapatan ini terdiri 1999. Inequality and Economic Growth :
dari 2 variabel yaitu variabel the perspective of the new growth
distribusi PDRB dan distribusi theories. Journal of economic Literature.
investasi. Kedua variabel ini juga Barro, R. 1991. Economic Growth in a Cross-
Section of Countries. Quarterly Journal
paling dapat mewakili indikator
of Economics.
ketimpangan pendapatan. Coakes, Sheridan J. SPSS. 2003. Analysis
3. Penduduk Indonesia pada tahun 2025 Without Anguish Version 11.0 for
diproyeksikan akan berjumlah sekitar Windows. Wiley. Australia.
273 juta jiwa. Ini bukanlah jumlah yang
kecil. Proyeksi jumlah penduduk ini juga

7
Chiang, Alpha. 1994. Fundamental Methods of Ramirez, Alejandro, Gustav Ranis and Frances
Mathematical Economics. Mc Graw Hill Stewart. 1999. Economic Growth and
Conecticut. Human Development. QEH Working
Doeksen, Gerald and Mike Woods. 2002. The Paper Series No.18. Yale University.
Economic Impact of the Education and USA.
Health Sector on a Rural Communitys Sianesi, Barbara and John Van Reenen. 2002.
Economy. Oklahoma State University. The Returns to Education : A Review of
United State of America. the Empirical Macro-conomic Literature.
Griliches, Zvi. 1996. Education. Human Capital Journal of Economic Surveys.
and Growth : A Personal Perspective. Weil, N. David. 2005. Accounting for The Effect
NBER Working Paper Series No.5426. of Health on Economic Growth. NBER
Nazara Suahasil, 2006. Implikasi Strategis Working Paper Series No.11455.
Perubahan Demografis Indonesia
terhadap Pembangunan Jangka Panjang.
Darussalam Advertising
Oey-Gardiner. Mayling. 2005. Education Sector
Reforms Nedded. Paper in Economix.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai