Anda di halaman 1dari 5

Teknologi Membran destilasi untuk pengolahan limbah industry

karet di Malaysia

Abstrak

Peluang untuk digunakannya membrane destilasi secara kontak langsung untuk menglah imbah
industry karet telah dikaji pada penelitian ini. Membran yang digunakan matriksnya terbuat
dari campuran polyvinylidene fluoride(PVDF) yang dikombinasikan dengan bahan inorganik.
Pengombinasian ini dilakukan berdasarkan parameter air limbah yang akan diolah di mana
parameter ini akan memegaruhi karakteristik membrane dari segi fluks dan rejeksinya. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa membrane destilasi secara kontak langsung dapat
mengurangi kandungan karbon, padatan terlarut, sulfat, turbiditas, dan konduktivitas limbah
industry karet secara signifikan denan removal efficiency sebesar 96 %

1. Latar belakang

Malaysia merupakan salah 1 negara penghasil karet terbesar di dunia selain Thailand,
Indonesia, dan India. Oleh karena itu komoditas ini merupakan objek industri yang cukup
penting bagi perekonomina di negara tersebut. Meskipun demikian industri ini juga merupakan
industry yang banyak menghasilkan limbah karena banyaknya air yang digunakan selama proses
produksi. Apabila tidak diolah dengan baik akan menmbulkan masalah terutama dari sisi aroma
yang kurang sedap serta tentu menghasilkan berbagai polutan yang tidak diinginkan. Berikut
adalah tabel yang menunjukkan zat-zat yang terkandung dalam limbah industry karet di Malaysia

Dari tabel di atas terlihat bahwa zat yang terkandung dalam air limbah industry karet sangat kaya
akan materi organik(seperti ion, nutrient, dll), suspended solid, dan nitrogen. Oleh karena itulah
dibutuhkan pengolahan yang memadai untuk tidak memberikan efek yang merusak untuk
lingkungan. Apalagi dengan munculnya peraturan yang lebih ketat pada 2009 yang memaksa
semua industry untuk mengolah air limbahnya sedemikian rupa hingga memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh pemerintah setempat mulai dari suhu buangan limbah ke lingkungan, pH, BOD,
COD, endapan padat, dan logam berat lainnya.
Metode pengolahan yang lebih efisien dan ekonomis terus dicari seiring dengan tuntutan
zaman yang juga semakin tinggi. Penelilitian yang dilakukan berfokus pada inovasi tekonolgi
untuk menghasilkan produk yang lebih bersih, minimalisasi jumlah limbah, dan juga cara
memanfaatkan limbah tersebut. Metode lama yang selama ini dilakukan oleh industry karet
adalah diolah menggunakan bak penampung dengan system aerob ataupun anaerob. Metode ini
memang murah dan efisiensi pengolahannya tinggi tapi sayangnya membutuhkan tempat yang
luas untuk pengoperasian instalasinya. Salah 1 metode yang mulai dilirik oleh para ahli adalah
pemisahan menggunakan membran. Jenis membrane yang cukup memberikan prospek untuk
bisa memenuhi tuntutan standar pengolahan limbah ini adalah membran destilasi. Membran ini
memiliki pori seperti layaknya membran jenis ultrafiltrasi. Namun yang menarik para ahli
adalah kemampuan membrane tersebut untuk menahan zat terlarut yang nonvolatile. Selain itu
juga dapat dioperasikan pada tekanan atmosfer dan suhu yang lebih rendah daripda evaporasi
pada umumnya.. Membran ini juga hanya sedikit membutuhkan energy dalam pengperasiannya.
Oleh karena itulah penelitian ini dilakukan untuk lebih menyelami potensi dari membran
destilasi untuk mengolah limbah industry karet di Malaysia.

2. Dasar Teori
A. Prinsip kerja dari membrane destilasi secara kontak langsung
Teknologi membrane destilasi secara kontak langsung dikenal sebagai pemisah
system cair-cair di mana umpan dan larutan permeat dikondisikan secara kontak langsung
dengan permukaan membrane selama operasi berjalan di mana mekanisme prinsip
pemisahan didasarkan pada prinsip kesetimbangan uap cair. Membran di sini berperan
sebagai penghalang fisik untuk menahan fase uap-cair pada pori membrane. Dengan
menggunakan larutan encer yang lebih dingin daripada larutan umpan yang tersisa di
permeat. Hal ini akan menimbulkan beda tekanan parsial pada membrane sehingga uap
air dan zat yang volatile akan mulai terserap melalui pori membrane. Pada kasus ini,
evaporasi maupun kondensasi terjadi secara terus-menerus di dalam modul membrane

B. Metode Analisis
Kandungan organik dalam limbah diuji dengan TOC analyzer s kejernihan
sementara kekeruhan dari limbah diuji dengan turbidimeter. Sedangkan konduktivitas ion
dan TDS larutan sampel dianalisis dengan benchtop conductivity meter . Warna dan
konsentrasi sulfat dari larutan warna dideteksi dengan spektrofotometer UV-vis

C. Eksperimen Membran Destilasi


Eksperimen dari membrane destilasi dengan kontak langsung ini dijalankan dalam
skala laboratorium seperti yang diiliustrasikan pada gambar berikut
Membran dalam eksperimen ini dibuat dalam bentuk hollow fiber yang terbuat
dari bahan organic yaitu polyvinylidene fluoride (PVDF) and inorganic berupa Cloisite
15A. Bentuk dari membrane yang telah dibuat dapat dilihat pada gambar berikut lewat
Scanning Electron Microscope

Sistem membran destilasi ini dirancang dengan adanya 2 aliran sirkulasi yaitu aliran
panas diumpankan ke bagian shell smentara aliran dingin dialirkan lewat bagian dalam
membrane hollow fiber secara berlawanan arah dengan aliran panasnya. Sistem ini dijaga
supaya suhu umpannya tetap konstan pada nilai sekitar 55.50.1C. Sedangkan suhu
permeatnya dijaga konstan pada 20.1C. Kedua larutan ini dikontrol suhunya
menggunakan pemanas berkumparan dan pendingin

3. Hasil dan Pembahasan


Grafik di atas menunjukkan laju fluks permeat limbah yang melewati membran destilasi
sebagai fungsi waktu . Laju fluks awal tercatat pada nilai 7,19 kg/m 2jam. Namun laju fluks ini
dengan cepat menurun ke 5,05 kg/m2 jam setelah 30 menit pertama dan terus menurun hingga
lajunya stabil pada akhir eksperimen. Perilaku semacam ini bisa terjadi karena adanya berbagai
faktor seperti polarisasi suhu, polarisasi konsentrasi, dan fouling. Faktor-faktor ini dapat timbul
karena adanya kandungan zat dalam limbah seperti karet yang tidak terkoagulasi, karbohidrat,
lemak, gula, karotenoid, garam, dll. Adanya interaksi kimia kompleks antara zat-zat tersebut
dengan polimer dalam membrane yang menyebabkan terjadinya penggumpalan pada permukaan
luar membrane. Pengumpalan ini menyebabkan peningkatan tahanan membrane sehingga
menurunkan laju umpan yang melewati membrane. Penurunan flow rate ini akan menyebabkan
polarisasi suhu sehingga akan menurunkan beda suhu antara umpan dan permeat. Hal ini
menimbulkan laju fluks pada permeat juga akan menurun. Selain itu adanya peningkatan
komponen nonvolatile pada umpan seiring dengan berjalannya waktu operasi. Peningkatan
komponen nonvolatile ini akan menurunkan tekanan uap yang merupakan driving force utama
pada fluks dari membrane destilasi ini dan menimbulkan efek polarisasi konsentrasi

Dari sisi efisiensi diperoleh bahwa membrane destilasi ini mampu menghilangkan kadar
karbon dengan rejeksi sebesar 99%. Hal ini menunjukkan sebagian besar makromolekul dapat
ditahan oleh membrane.Sementara dari sisi penghilangan padatan terlarut dan konduktivitasnya,
membrane destilasi dapat menghilangkan kedua hal tersebut dengan efisiensi yang sama sebesar
98,7%. Sedangkan pada penghilangan warna dan turbiditas membrane ini diperoleh efisiensu
masing-masing sama-sama sebesar 97%

4. Kesimpulan

Membran destilasi dapat menjadi solusi untuk pengolahan limbah industry karet sehingga
dapat dihasilkan air dengan kemurnian yang tinggi. Efisiensi yang tinggi dalam hal penghilangan
karbon, padatan terlarut, konduktivitas, kadar sulfat, warna, dan turbiditas hingga kadar yang
sangat rendah menjadi nilai plus dari membran ini . Namun fluks dari membran akan terus
menurun seiring dengan berjalannya waktu operasi karena adanya akumulasi senyawa kompleks
lateks dan protein pada permukaan membran sehingga menurunkan luas permukaan evaporasi..
Fenomena ini menyangkut adanya polarisasi konsentrasi dan suhu

Anda mungkin juga menyukai