Anda di halaman 1dari 12

Progresif, Vol. 2, No.

2, Agustus 2006 : 166 226 ISSN 0216-3284

PENYEDERHANAAN OPERASI PERHITUNGAN


PADA METODE SIMPLEKS
Yulia Yudihartanti

ABSTRAKSI

Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian programasi linear dengan beberapa
cara operasi perhitungan yaitu melalui prosedur aljabar dan penggunaan table simpleks. Dengan dua cara
tersebut dan melalui proses perbandingan menggunakan kedua cara tadi diharapkan ada salah satu cara
yang sistematis dan dapat melacak dengan mudah kesalahan yang mungkin terjadi pada awal proses
hingga akhir proses perhitungan untuk menghindari penyelesaian yang tidak optimal
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kerumitan dan kekompleksan proses operasi
perhitungan metode simpleks serta memudahkan pelacakan kesalahan yang terjadi akibat ketidaktelitian
atau salah hitung agar tercapai penyelesaian optimal.
Penyelesaian programasi linear dengan metode simpleks dapat menggunakan dua cara yaitu cara yang
pertama menggunakan prosedur aljabar dan cara yang kedua menggunakan table simpleks.
Adanya cara yang sistematis dalam melakukan operasi perhitungan dengan metode simpleks
menyebabkan kerumitan proses menjadi berkurang dan kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan
mudah sehingga untuk mencapai penyelesaian optimal tidaklah merupakan hal yang sulit.

Key words : metode simpleks, prosedur aljabar, table simpleks

I. PENDAHULUAN lebih tepat menggunakan metode simpleks


karena metode simpleks mempunyai
A. Latar Belakang teknik-teknik tersendiri dalam hal
pengambilan keputusan menentukan
Pada dasarnya, metode-metode
penyelesaian yang paling optimal. Karena
yang dikembangkan untuk memecahkan
keterbatasan dengan cara grafik itulah
model pemrograman linear ditujukan untuk
maka pemakai ilmu riset operasi harus
mencari solusi (penyelesaian) dari beberapa
menguasai metode simpleks agar mampu
alternatif solusi yang dibentuk oleh
menyelesaikan persoalan pemrograman
persamaan-persamaan pembatas sehingga
linear yang kompleks pula.
diperoleh nilai fungsi tujuan yang optimal.
Operasi perhitungan dalam metode
Ada dua cara yang bisa digunakan untuk
simpleks bisa dikatakan rumit karena
menyelesaikan persoalan-persoalan
proses perhitungan pada metode simpleks
pemrograman linear ini, yaitu dengan cara
dilakukan secara rutin (berulang) dengan
grafis dan dengan metode simpleks.
menggunakan pola yang sistematik hingga
Dengan cara grafis, persoalan
penyelesaian terbaik dicapai. Proses
pemrograman linear yang bisa diselesaikan
perhitungan rutin ini disebut iterative
hanya mengandung paling banyak dua
process. Untuk mencapai penyelesaian
variable keputusan, sehingga apabila suatu
terbaik diperlukan ketelitian dan
pemrograman linear itu mengandung lebih
keterampilan dalam menghitung yang baik
dari dua variable keputusan maka cara
Perlu diingat bahwa dalam proses berulang
grafis menjadi kurang efisien untuk
operasi perhitungan harus dilakukan secara
digunakan. Penyelesaian persoalan
terurut. Jadi, jika terjadi kesalahan pada
pemrograman linear dengan variable
awal proses perhitungan maka proses
keputusan yang banyak (lebih dari dua)
selanjutnya juga akan salah. Oleh karena

157
Progresif, Vol. 2, No. 2, Agustus 2006 : 166 226 ISSN 0216-3284

itu diperlukan satu proses yang sistematis terampil, bahan mentah, modal) untuk
untuk menyederhanakan operasi mencapai tujuan yang diinginkan (desired
perhitungan metode simpleks tersebut agar objective) seperti penerimaan hasil
kesalahan hasil yang diperoleh dapat penjualan yang harus maksimum,
dihindarkan. penerimaan devisa hasil ekspor nonmigas
harus maksimum; jumlah biaya transpor
B. Perumusan Masalah harus minimum; lamanya waktu antrian
untuk menerima pelayanan sependek
Penelitian ini merumuskan masalah
mungkin; kemakmuran rakyat sebesar-
yaitu cara manakah yang lebih efektif
besarnya.
antara prosedur aljabar dan tabel simpleks,
Dalam keadaan sumber yang
dalam penyelesaian pemrograman linier
terbatas harus dicapai suatu hasil yang
dengan metode simpleks?
optimum. Dengan perkataan lain
bagaimana caranya agar dengan masukan
C. Tujuan Penelitian
(input) yang serba terbatas dapat dicapai
Penelitian ini bertujuan untuk hasil kerja yaitu keluaran (output) berupa
mengurangi kerumitan dan kekompleksan produksi barang atau jasa yang optimum.
proses operasi perhitungan metode Pemrograman linear akan memberikan
simpleks serta memudahkan pelacakan banyak sekali hasil pemecahan persoalan,
kesalahan yang terjadi akibat sebagai alternatif pengambilan tindakan,
ketidaktelitian atau salah hitung agar akan tetapi hanya ada satu yang optimum
tercapai penyelesaian optimal. (maksimum atau minimum). Ingat bahwa
mengambil keputusan berarti memilih
D. Manfaat Penelitian alternatif, yang jelas harus alternatif yang
terbaik (the best alternative).
Penelitian ini diharapkan memberi
Jadi mencari suatu pemecahan yang
manfaat untuk mengurangi kerumitan dan
optimum dengan memperhatikan
kesalahan yang terjadi dalam pemrograman
pembatasan-pembatasan input. Inilah yang
linier.
menjadi sasaran Riset Operasi, khususnya
teknik pemrograman linear.
E. Batasan Penelitian
Sebelum memecahkan suatu
Ruang lingkup penelitian ini persoalan terlebih dahulu akan dijelaskan
terpusat pada teknik penyelesaian beberapa istilah berikut :
pemrograman linear dengan metode 1. Pemecahan (solution) ialah nilai-nilai
simpleks yang dilakukan dengan dari variable x yang memenuhi
membandingkan operasi perhitungan ketidaksamaan / persamaan.
prosedur aljabar dan tabel simpleks. 2. Pemecahan disebut fisibel (feasible
solution) kalau nilai x sudah memenuhi
ketidaksamaan yang ada.
II. LANDASAN TEORI 3. Pemecahan dasar (basic solution) ialah
pemecahan ang diperoleh )nilai-nilai x)
A. Arti Dan Kegunaan Pemrograman
hanaya didasarkan atas bayaknya
Linear
persamaan yang ada sedangkan sisa
Sebagian besar dari persoalan
variable lainnya, nilainya nol.
manajemen berkenaan dengan penggunaan
4. Pemecahan optimal (optimal solution)
sumber secara efisien atau alokasi sumber-
ialah pemecahan dasar fisibel yang
sumber yang terbatas (tenaga kerja
membuat fungsi obyektif z optimum

158
Progresif, Vol. 2, No. 2, Agustus 2006 : 166 226 ISSN 0216-3284

(maksimum atau minimum) penyelesaian optimal tercapai (Dra.M.Y.


(J. Supranto, 1988) Dwi Hayu Agustini, MBA dan Yus Endra
Rahmadi, 2004).
Untuk dapat lebih memahami
B. Pengertian Metode Simpleks uraian selanjutnya, berikut ini diberikan
Metode-metode yang pengertian dari beberapa terminology dasar
dikembangkan untuk memecahkan model yang banyak digunakan dalam
pemrograman linear ditujukan untuk membicarakan metode simpleks.
mencari solusi (penyelesaian) dari beberapa Langkah-langkah yang ditempuh dalam
alternatif solusi yang dibentuk oleh metode simpleks untuk menyelesaikan
persamaan-persamaan pembatas sehingga suatu kasus menurut Dra.M.Y. Dwi Hayu
diperoleh nilai fungsi tujuan yang optimal. Agustini, MBA dan Yus Endra Rahmadi,
Metode simpleks merupakan teknik 2004 meliputi tiga langkah dasar, yaitu
yang paling berhasil dikembangkan untuk menyusun bentuk standar dari model
memecahkan persoalan pemrograman matematika permasalahan yang dihadapi,
linear yang mempunyai jumlah variable menyusun permasalahan dalam bentuk
keputusan dan pembatas yang besar. tabel dan mencari penyelesaian
Algoritma simpleks ini diterangkan dengan selanjutnya.
menggunakan logika secara aljabar 1. Menyusun bentuk standar.
matriks, sedemikian sehingga operasi Untuk dapat diselesaikan dengan
perhitungan dapat dibuat lebih efisien (Ir. metode simpleks, pertama-tama bentuk
Tjutju Tarliah Dimyati, MSIE dan Ir. ketidaksamaan fungsi kendala dalam
Akhmad Dimyati, MBA, 2003). model matematika di atas diubah dulu
Metode Simpleks dikembangkan menjadi bentuk persamaan dengan cara
oleh George Dantzig pada tahun 1947. menambah suatu variable pada sisi kiri
Berbeda dengan pemrograman linear ketidaksamaan. Proses penambahan
dengan metode grafik yang hanya dapat variable ini disebut dengan
digunakan untuk menyelesaikan kasus augmentation dan variable yang
dengan paling banyak tiga variable ditambahkan ini disebut variable slack.
keputusan, maka metode simpleks dapat Bentuk persamaan yang dihasilkan
digunakan untuk memecahkan kasus disebut bentuk standar metode
dengan banyak variable keputusan. simpleks.
Adapun proses penyusunan model Tanda pada ketidaksamaan-
matematika untuk fungsi tujuan dan fungsi ketidaksamaan fungsi kendala
kendala pada metode simpleks sama menyatakan bahwa nilai sisi kiri lebih
dengan proses pada metode grafik. Namun, kecil dari pada nilai sisi kanan. Supaya
proses perhitungan pada metode simpleks nilai kedua sisi sama, maka pada sisi
dilakukan secara rutin (berulang) dengan kiri perlu ditambah suatu nilai yaitu
menggunakan pola yang sistematik hingga sebesar variable slack, S.
penyelesaian terbaik dicapai. Proses Masalahnya sekarang adalah
perhitungan rutin ini disebut iterative bagaimana kalau nilai sisi kanan dari
process. Pada setiap akhir iterasi, nilai fungsi kendala bertanda negatif.
fungsi tujuan akan sama atau lebih besar Pertama-tama fungsi kendala harus
dari penyelesaian pada iterasi sebelumnya. dirubah menjadi fungsi yang ekuivalen
Hal ini memberi jaminan bahwa proses dengan nilai sisi kanan yang tidak
bergerak ke arah penyelesaian optimal. negatif. Hal ini harus dilakukan dengan
Metode ini juga akan menunjukkan kapan mempertimbangkan tanda yang

159
Progresif, Vol. 2, No. 2, Agustus 2006 : 166 226 ISSN 0216-3284

terdapat pada fungsi kendala, apakah , adalah x1 = 0, x2 = 0 dan S1 = 0, dan ai


=, . Misalnya fungsi kendala 2x1 - x2 = 30.
-30. Supaya nilai sisi kanan menjadi Hal yang sama dapat dilakukan
tidak negatif maka fungsi kendala juga pada kendala kesamaan ( = ).
tersebut diubah dengan mengalikan Disini variable artificial tinggal
kedua sisi dengan 1. Perhatikan bahwa ditambahkan ke dalam kesamaan
tanda ketidaksamaan akan berubah arah tersebut untuk memperoleh
karenanya, sehingga ketidaksamaan penyelesaian dasar yang layak. Misal,
menjadi -2x1 + x2 30. terdapat kendala -2x1 + x2 = 30.
Kalau ketidaksamaan kendala Dengan menambahkan variable
diubah menjadi bentuk standar, maka artificial akan diperoleh kesamaan -2x1
nilai sisi kiri harus dikurangi dengan + x2 + a1 = 30.
suatu variable supaya nilainya sama Adanya variable artificial dalam
dengan sisi kanan. Variabel ini disebut penyelesaian menyebabkan kesulitan
dengan variable surplus. Dengan untuk menginterpretasikan hasil yang
demikian, bentuk standar dari contoh diperoleh, karena keberadaan variable
ketidaksamaan kendala di atas menjadi ini hanya merupakan trik matematika
-2x1 + x2 - S1 = 30, dimana variable S1 untuk dapat menyelesaikan sisem
merupakan variable surplus yang persamaan kendala yang ada. Perlu
fungsinya sama dengan variable slack, diingat bahwa supaya suatu system
yaitu menyamakan nilai sisi kiri dan persamaan dapat diselesaikan, maka
kanan fungsi kendala. harus mengandung m persamaan
Penyelesaian dasar yang dengan m variable. Tetapi tujuan
diperoleh dengan mengasumsikan x1 analisis metode simpleks adalah
dan x2 sama dengan nol menyebabkan mencari penyelesaian optimal yang
nilai penyelesaian dasar variable akan nampak pada hasil iterasi terakhir,
surplus menjadi negatif. Bila x1 = 0 dan sehingga sejauh variable artificial dapat
x2 = 0, maka -2x1 + x2 - S1 = 30 dihilangkan dari penyesesaian sebelum
mempunyai penyelesaian dasar menjadi penyelesaian optimal tercapai maka
x1 = 0, x2 = 0 dan S1 = -30. Hal ini tidak akan lagi terdapat kesulitan.
berarti S1 tidak memenuhi syarat non
negativity. Dengan kata lain, 2. Menyusun permasalahan dalam
penyelsaian di atas bukan merupakan bentuk tabel
penyelesaian dasar. Untuk mempermudah proses
Yang dilakukan untuk dapat penyelesaian masalah, maka
menyelesaikan kasus seperti ini adalah persamaan-persamaan dalam bentuk
menambah suatu variable yang standar yang telah disusun tadi
memungkinkan menyusun bentuk tabel dituliskan dalam suatu tabel. Dimana
dan karenanya memungkinkan untuk tabel tersebut terdiri dari : kolom
membuat penyelesaian dasar awal. pertama dari tabel simpleks merupakan
Variabel yang dimaksud disebut kolom kombinasi produk yang
variable artificial, yang diberi symbol dihasilkan. Sedang kolom Cj
ai. Dengan cara ini ketidaksamaan di menunjukkan besar keuntungan per
atas akan menjadi -2x1 + x2 - S1 + ai = unit variable yang ada dalam kolom
30, dimana i adalah kendala ke-i. Jadi kombinasi produk. Kolom tiga hingga
penyelesaian dasar awal yang diperoleh delapan disebut sebagai kolom-kolom
dengan memisalkan x1 = x2 = S1 = 0 variable, dimana kolom tiga dan empat

160
Progresif, Vol. 2, No. 2, Agustus 2006 : 166 226 ISSN 0216-3284

mencerminkan produk riil dan kolom menjumlahkannya. Jadi bila


lima hingga delapan menunjukkan penyelesaian dasar seluruhnya
slack. Apabila dilihat menurut baris, mengandung variable slack dan bila
maka baris pertama tabel simpleks nilai Cj untuk nilai-nilai tersebut
disebut sebagai baris Cj, baris kedua semuanya nol, pengurangan nilai
adalah baris variable, dan baris sisanya variable slack pada saat variable non
adalah baris yang menunjukkan dasar ditambahkan tidak akan
koefisien-koefisien fungsi kendala. mengurangi keuntungan.
Bila suatu variabel tidak muncul Besarnya keuntungan itu sendiri
dalam kolom kombinasi produk (seperti dapat ditentukan dengan cara
x1, x2), berarti variable-variabel tersebut mengalikan nilai-nilai variable dasar
besarnya sama dengan nol. Variabel yang disajikan pada kolom terakhir
yang demikian disebut variable non- dengan kontribusinya terhadap
dasar. Sedang variable yang tidak sama keuntungan yang disajikan pada kolom
dengan nol (dalam hal ini variable- Cj.
variabel slack) disebut variable dasar. Disini dapat dilihat bahwa
perpindahan dari satu penyelesaian
3. Mencari penyelesaian selanjutnya dasar ke penyelesaian dasar lain dengan
Pada tahap ini hal yang dilakukan cara memilih variable non dasar untuk
adalah mengulangi satu penyelesaian menggantikan variable dasar yang ada.
dasar ke penyelesaian dasar yang lain Proses iterasi yang demikin merupakan
hingga diperole penyelesaian dasar proses yang sangat penting dalam
yang optimal. Untuk menemukan metode simpleks.
penyelesaian dasar layak, pada tabel Pada penyelesaian berikutnya
simpleks perlu ditambah dengan dua yang harus diketahui sekarang adalah
baris yang ditempatkan di bagian memilih variable non dasar mana yang
bawah. Baris tambahan pertama diberi harus dimasukkan ke dalam kolom
nama baris Zj yang menunjukkan kombinasi produk dan variabel dasar
penurunan nilai fungsi tujuan yang mana yang harus meninggalkan kolom
dihasilkan bisa satu unit variable dalam kombinasi produk. Jadi, bila nilai
kolom variable dimasukkan dalam vaiabel non dasar pada persamaan
penyelesaian. Baris tambahan kedua kendala lebih kecil atau sama dengan
disebut baris evaluasi neto (net nol, maka kendala itu tidak pernah
evaluation row) yang berisi nilai Cj membatasai jumlah unit variable non
Zj untuk setiap variable (kolom) dalam dasar yang dapat ditambahkan. Berarti
tabel. pula, variable dasar pada kendala
Untuk menghitung berapa besar tersebut juga tidak akan pernah keluar
fungsi tujuan akan berkurang pada saat dari penyelesaian. Oleh karena itu,
1 unit variable non dasar ditambahkan, variable mana yang harus keluar dapat
maka harus diketahui nilai koefisien ditentukan dengan melihat baris-baris
fungsi tujuan untuk variable dasar, pada tabel dimana koefisien variable
yang ditunjukkan pada kolom Cj pada non dasar bernilai positif.
tabel. Dari sini, nilai-nilai dalam baris Kriteria yang digunakan untuk
Zj dapat ditentukan dengan mengalikan memasukkan variable baru ke dalam
elemen-elemen dalam kolom Cj dengan kolom kombinasi produk adalah
elemen-elemen dalam kolom variable variable dari baris evaluasi netto pada
yang bersangkutan dan kemudian kolom variable yang akan

161
Progresif, Vol. 2, No. 2, Agustus 2006 : 166 226 ISSN 0216-3284

menyebabkan kenaikan per unit fungsi 6. Kembali ke langkah 3 sampai diperoleh


tujuan yang paling besar. penyelesaian optimal yang sesuai
dengan persyaratan metode simpleks.
C. Algoritma simpleks untuk persoalan
maksimasi D. Algoritma simpleks untuk persoalan
Untuk menyelesaikan persoalan minimisasi
pemrograman linear dengan menggunakan Untuk menyelesaikan persoalan
metode simpleks, lakukanlah langkah- pemrograman linear dengan fungsi tujuan
langkah berikut : meminimumkan z, ada dua cara yang dapat
1. Konversikan formulasi persoalan ke dilakukan, yaitu :
dalam bentuk standar. 1. Mengubah fungsi tujuan dan
2. Cari penyelesaian dasar yang layak persamaannya, kemudian
(Basis Fisible Solution). menyelesaikannya sebagai persoalan
3. Jika seluruh variable non dasar (NBV = maksimasi atau meminimumkan z,
Non Basis Variable) mempunyai adalah identik dengan
koefisien nonnegative (artinya berharga memaksimumkan z, sehingga aturan
positif atau nol) pada baris fungsi penyelesaian kasus maksimasi dapat
tujuan maka BFS sudah optimal. Jika diterapkan disini.
pada baris 0 masih ada variable dengan 2. Memodifikasi langkah 3 pada algoritma
koefisien negatif, pilihlah salah satu simpleks persoalan maksimasi sehingga
variable yang mempunyai koefisien menjadi :
paling negatif pada baris 0 itu. Variabel Jika seluruh NBV pada baris fungsi
ini akan memasuki status variable tujuan mempunyai koefisien yang
dasar, karena itu variable ini disebut berharga nonpositif (artinya berharga
sebagai variable yang masuk basis ( EV negatif atau nol), maka BFS sudah
= Entering Variabel ). optimal. Jika pada baris fungsi tujuan
4. Hitung rasio dari (Ruas kanan) / masih ada variable dengan koefisien
(Koefisien EV) pada setiap baris positif, pilihlah salah satu variable yang
pembatas dimana EV nya mempunyai berharga paling positif pada baris
koefisien positif. Variabel dasar pada fungsi tujuan itu untuk menjadi EV
baris pembatas dengan rasio positif atau penyelesaian optimal tercapai
terkecil akan berubah status menjadi apabila baris Cj Zj tidak negatif
variable non dasar. Variabel ini (positif), dimana hal ini merupakan
kemudian disebut sebagai variable yang kebalikan dari penyelesaian kasus
meninggalkan basis atau leaving maksimasi yang menyatakan bahwa
variable, disingkat LV. penyelesaian optimal tercapai apabila
Jika ditemukan lebih dari satu baris baris Cj Zj negatif atau sama dengan
yang mempunyai rasio positif terkecil, nol.
pilihlah salah satu. Cara ini tidak akan
mempengaruhi hasil perhitungan akhir.
5. Lakukan operasi baris elementer (ERO) III. METODOLOGI PENELITIAN
untuk membuat koefisien EV pada
Tahapan metode penelitian yang
baris dengan rasio positif terkecil ini
dipergunakan mulai dari pengambilan
menjadi berharga 1 dan berharga 0
data hingga memperoleh hasil yang
pada baris-baris lainnya.
diinginkan adalah sebagai berikut :

162
Progresif, Vol. 2, No. 2, Agustus 2006 : 166 226 ISSN 0216-3284

A. Observasi
Kesimpulan mengenai kerumitan dan Mulai
kekompleksan teknik penyelesaian
pemrograman linear dengan metode
simpleks diperoleh dari pengamatan Membaca dan mengubah
terhadap mahasiswa yang mengambil fungsi tujuan & persamaannya
mata kuliah Teknik Riset Operasi dan ke persoalan maksimasi
merasa kesulitan dalam menyelesaikan
tugas maupun ujiannya, terutama untuk
materi yang berhubungan dengan Konversikan Formulasi
Persoalan ke Bentuk Standar
metode simpleks.

B. Studi Pustaka
Melakukan studi pustaka untuk Cari BFS
memperoleh pustaka atau referensi
tentang teori-teori yang mendukung
observasi yaitu mengenai riset operasi
bahasan tentang teknik penyelesaian
pemrograman linear dengan metode NBV pada
simpleks.
fungsi tujuan Ya
punya
Metode ini juga dipergunakan sebagai koefisien
dasar penulisan rumus-rumus untuk Positif / nol
mencapai penyelesaian yang optimal. BFS
optimal

C. Eksperimen
Pada tahap ini dilakukan perbandingan Tidak
operasi perhitungan dengan STOP
Pilih variable dengan
menggunakan prosedur aljabar dan koefisien paling
tabel simpleks. Pada bagian pertama negative pada fungsi
eksperimen akan dilakukan perhitungan tujuan
soal minimisasi dengan prosedur
aljabar yang ditulis secara rinci hingga
penyelesaian optimal tercapai, pada Hitung rasio
bagian kedua masih dengan soal yang
sama, eksperimen dilakukan dengan
menggunakan tabel simpleks hingga
Lakukan ERO
penyelesaian optimal tercapai. Dengan
demikian akan terlihat cara mana yang
paling sistematis dan mudah untuk
menyelesaikan masalah dengan metode
simpleks.
Pada dasarnya alur proses yang
dipergunakan dalam proses perhitungan
soal minimisasi dengan metode
simpleks adalah sebagai berikut :

163
Progresif, Vol. 2, No. 2, Agustus 2006 : 166 226 ISSN 0216-3284

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu tanda , , = yang masing-masing


tanda tersebut mempunyai cara
A. Penyelesaian Masalah Dengan penyelesaian masalah sendiri-sendiri untuk
Metode Simpleks mencapai penyelesaian masalah yang
Masalah-masalah dalam dunia paling optimal (solusi optimum).
nyata dapat diselesaikan dengan metode Penyelesaian masalah untuk masing-
pemrograman linear bila mengandung masing operator tersebut adalah dengan
empat karakteristik khusus sebagai berikut: menambahkan variable slack, variable
1. Pengetahuan yang pasti mengenai surplus atau variable artificial pada setiap
parameter persamaan atau ketidaksamaan
Dalam hal seperti ini yang dilakukan pemrograman linear.
adalah mengasumsikan bahwa semua Dibawah ini akan dijelaskan
koefisien dari variable keputusan dan beberapa penyelesaian masalah dengan
batasan dari semua kendala yang ada metode simpleks untuk satu kasus
dalam model diketahui dengan pasti. minimisasi yang menggunakan tiga macam
2. Additity (penjumlahan) operator matematika seperti tersebut di
Karakteristik ini menyatakan bahwa atas. Kasus minimisasi ini akan
variable-variabel fungsi tujuan diselesaikan dengan menggunakan
merupakan penjumlahan dari semua prosedur aljabar yang bersifat iterative,
komponen yang membentuknya. yang bergerak selangkah demi selangkah
3. Direct proportionality (proporsional dan penggunaan tabel simpleks untuk
langsung) mencari alternatif penyelesaian optimal.
Karakteristik ini menunjuk pada Jika pemrograman linear seperti berikut :
koefisien dari variable keputusan, yakni
bahwa nilai koefisien adalah tetap. Minimalkan : 3x1 + 5 x 2
4. Fractionality (pecahan) Kendala : x1 4
Fractionality menyatakan bahwa nilai 2 x 2 = 12
koefisien variable keputusan tidak 3x1 + 2 x 2 18
harus berupa bilangan bulat. Akan x1, x 2 0
tetapi dalam hal suatu kasus dimana
semua atau beberapa koefisien dibatasi
Cara I: Maka penyelesaian dengan
harus berupa bilangan bulat, maka
menggunakan prosedur aljabar sebagai
dapat menggunakan metode integer
berikut :
programming.
Membentuk ke dalam bentuk standar
simpleks :
Masalah maksimasi atau minimisasi
Maksimalkan:
dalam pemrograman linear ini disebut
3x1 5 x 2 + 0 S1 Ma 2 + 0S 3 Ma3
tujuan masalah. Jadi penyelesaian masalah
dengan pemrograman linear bertujuan
untuk memaksimumkan atau
Kendala: x1 + 1S1 = 4
2 x 2 + a 2 = 12
meminimumkan sesuatu. Seperti yang telah
3x1 + 2 x 2 1s3 + a3 = 18
dijelaskan juga bahwa persoalan
maksimum dan minimum ini tidak terlepas
dari persamaan dan ketidaksamaan yang
dipergunakan dalam pemrograman linear,
dimana persamaan dan ketidaksamaan ini
meliputi beberapa operator matematika

164
Progresif, Vol. 2, No. 2, Agustus 2006 : 166 226 ISSN 0216-3284

Bentuk kanonik :
Baris 0 : Z 3x1 5 x 2 + 0S1 Ma 2 + 0 S 3 Ma3 = 0
Baris 1: x1 + 1S1 = 4
Baris 2 : 2 x 2 + a 2 = 12
Baris 3 : 3x1 + 2 x 2 1S 3 + a3 = 18

Elemen kunci : x2 baris ke 2


ERO 1 : koefisien x2 baris ke 2 = 1
( 2x2 + 1a2 ) = (12)
1x2 + a2 = 6
ERO 2 : koefisien x2 baris ke 0 = 0
5 ( 1x2 + a2 ) = 5 ( 6 )
5x2 + 5/2 a2 = 30
Hasil perhitungan tersebut dijumlahkan dengan persamaan baris ke 0, menjadi :
5x2 + 5/2 a2 = 30
Z - 3x1 - 5x2 + 0S1 - Ma2 + 0S3 - Ma3 = 0 +

Z - 3x1 + (5/2 - M)a2 - Ma3 = 30

ERO 3 : koefisien x2 baris ke 3 = 0


- 2 (1x2 + a2 ) = - 2 (6)
- 2x2 - 1a2 = - 12
Hasil perhitungan tersebut dijumlahkan dengan persamaan baris ke 3, menjadi :
- 2x2 - 1a2 = - 12
3x1 + 2x2 - 1S3 + a3 = 18
+
3x1 - 1a2 - 1S3 + a3 = 6

Bentuk kanonik baru iterasi ke 1:


Baris 0 : Z - 3x1 + (5/2 - M)a2 - Ma3 = 30
Baris 1 : x1 + 1S1 = 4
Baris 2 : 1x2 + a2 = 6
Baris 3 : 3x1 - 1a2 - 1S3 + 1a3 = 6
Elemen kunci : x1 baris ke 3
ERO 1 : koefisien x1 baris ke 3 = 1
1/3( 3x1 - 1a2 - 1S3 + 1a3 ) = 1/3( 6 )
x1 - 1/3 a2 - 1/3S3 + 1/3 a3 = 2
ERO 2 : koefisien x1 baris ke 0 = 0
3 ( x1 - 1/3 a2 - 1/3S3 + 1/3 a3 ) = 3 ( 2 )
3x1 - 1a2 - 1S3 + 1a3 = 6
Hasil perhitungan tersebut dijumlahkan dengan persamaan baris ke 0, menjadi :
3x1 - 1a2 - 1S3 + 1a3 = 6

165
Progresif, Vol. 2, No. 2, Agustus 2006 : 166 226 ISSN 0216-3284

Z - 3x1 + (5/2 - M)a2 - Ma3 = 30


+
Z + (3/2 - M)a2 - 1S3 + (1 - M)a3 = 36
ERO 3 : koefisien x1 baris ke 1 = 0
- 1 ( x1 - 1/3 a2 - 1/3S3 + 1/3 a3 ) = - 1 ( 2 )
- x1 + 1/3 a2 + 1/3S3 - 1/3 a3 = - 2
Hasil perhitungan tersebut dijumlahkan dengan persamaan baris ke 1, menjadi :
x1 + 1S1 = 4
- x1 + 1/3 a2 + 1/3S3 - 1/3 a3 = - 2
+
1S1 + 1/3 a2 + 1/3S3 - 1/3 a3 = 2
Bentuk kanonik baru iterasi ke 2 :
Baris 0 : Z + (3/2 - M)a2 - 1S3 + (1 - M)a3 = 36
Baris 1 : 1S1 + 1/3 a2 + 1/3S3 - 1/3 a3 = 2
Baris 2 : 1x2 + a2 = 6
Baris 3 : x1 - 1/3 a2 - 1/3S3 + 1/3 a3 = 2
Penyelesaian sudah optimal karena pada baris 0 tidak terdapat lagi variable x1 dan x2 yang
mempunyai koefisien negatif.

Cara II : Untuk pemrograman linear yang sama akan diselesaikan dengan menggunakan
tabel simpleks, sebagai berikut :
Membentuk ke dalam bentuk standar simpleks :
Maksimalkan : - 3x1 - 5x2 + 0S1 - Ma2 + 0S3 - Ma3
Kendala : x1 + 1S1 = 4
2x2 + a2 = 12
3x1 + 2x2 - 1S3 + a3 = 18

Tabel simpleks yang dibuat dari bentuk standar simpleks di atas seperti berikut ini :
Kombinasi Cj -3 -5 0 0 -M -M Kuantitas Rasio
Produk x1 x2 S1 S3 a2 a3
S1 0 1 0 1 0 0 0 4
a2 -M 0 2 0 0 1 0 12 12/2 = 6
a3 -M 3 2 0 -1 0 1 18 18/2 = 9
Zj 34
Cj Zj

Entering Variabel (EV) adalah variable yang mempunyai nilai paling negatif yaitu x2.
Rasio dicari dengan cara membagi koefisien sisi kanan dengan koefisien EV. Rasio terkecilnya
terdapat pada baris 2. Jadi elemen kuncinya adalah variable x2 pada baris ke 2 dimana
koefisien elemen kunci harus bernilai 1. Sedangkan untuk koefisien x2 pada baris yang lainnya,
yang bukan elemen kunci, harus bernilai 0.

166
Progresif, Vol. 2, No. 2, Agustus 2006 : 166 226 ISSN 0216-3284

Untuk menentukan elemen kunci harus bernilai 1 dan yang bukan elemen kunci harus bernilai
0 harus dilakukan perhitungan operasi baris atau Elementary Row Operation (ERO) terhadap
masing-masing baris, seperti berikut :
Baris ke 2 : ( 2x2 + 1a2 ) = (12)
1x2 + a2 = 6
Baris ke 3 : - 2 (1x2 + a2 ) = - 2 (6)
- 2x2 - 1a2 = - 12
Hasil perhitungan tersebut dijumlahkan dengan persamaan baris ke 3, menjadi :
- 2x2 - 1a2 = - 12
3x1 + 2x2 - 1S3 + a3 = 18
+
3x1 - 1a2 - 1S3 + a3 = 6

Hasil iterasi 1 dapat dituliskan dalam bentuk tabel simpleks berikut :


Komb. Cj -3 -5 0 0 -M -M Kuan- Rasio
Produk x1 x2 S1 S3 a2 a3 titas
S1 0 1 0 1 0 0 0 4 4/1 = 4
x2 -5 0 1 0 0 0 6
a3 -M 3 0 0 -1 -1 1 6 6/3 = 2
-5
Zj -3M -5 0 M /2+M -M 16
Cj Zj -3+3M 0 0 -M 5/2-2M 0

Nilai Zj diperoleh dari menjumlahkan hasil perkalian masing-masing koefisien variable dengan
koefisien pada kolom Cj.
Setelah semua proses perhitungan sudah dilakukan, untuk mengetahui apakah hasil tersebut
sudah optimal atau belum yang harus dilihat kembali adalah nilai Cj Zj. Jika nilai Cj Zj 0
dan tidak ada variable artificial maka solusi sudah optimal, jika nilai Cj Zj < 0 maka proses
perhitungan harus diulangi kembali mulai dari penentuan elemen kunci dan perhitungan
operasi baris (ERO) sampai solusi optimal tercapai atau nilai Cj Zj 0.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Cj Zj < 0 dan masih terdapat variable artificial
maka syarat solusi optimal belum tercapai, oleh karena itu perlu dilakukan kembali proses
perhitungan seperti di atas hingga tercapai solusi optimal.
Proses perhitungan untuk iterasi ke 2 sebagai berikut :

Elemen kunci harus bernilai 1untuk koefisien x1 pada baris 3 :


Baris ke 3 : 1/3 ( 3x1 - 1S3 - 1a2 + 1a3 ) = 1/3 ( 6 )
1x1 - 1/3S3 - 1/3a2 + 1/3a3 = 2
Baris ke 1 : - 1 (1x1 - 1/3S3 - 1/3a2 + 1/3a3 ) = - 1 (2)
- 1x1 + 1/3S3 + 1/3a2 - 1/3a3 = - 2
Hasil perhitungan tersebut dijumlahkan dengan persamaan baris ke 1, menjadi :
- 1x1 + 1/3S3 + 1/3a2 - 1/3a3 = - 2
1x1 + 1S1 = 4
+

167
Progresif, Vol. 2, No. 2, Agustus 2006 : 166 226 ISSN 0216-3284

1S1 + 1/3S3 + 1/3a2 - 1/3a3 = 2

Tabel simpleks hasil iterasi ke 2 adalah :


Komb. -3 -5 0 0 -M -M Kuan-
Cj Rasio
Produk x1 x2 S1 S3 a2 a3 titas
S1 0 0 0 1 - 2
x2 -5 0 1 0 0 0 6
x1 -3 1 0 0 - - 2
-3
Zj -3 -5 0 1 /2 -1
10
Cj Zj 0 0 0 -1 -M+3/2 -M - 1
Penyelesaian sudah optimal karena Cj Zj 0 dan tidak ada lagi variable artificial.

DAFTAR PUSTAKA

Fausett, L., Fundamentals of Neural Networks : Architectures, Algorithms and Applications,


Prentice-Hall International, Inc., 1994
Furui, Sadaoki, Digital Speech Processing, Synthesis, and Recognition, Marcel-Dekker, New
York, 1989
Gibbs, Simon J. and Tsichritzis D. C., Multimedia Programming : Objects, Environments and
Framework, Addison-Wesle, Cambridge, 1995
Holmes, J. N., Speech Synthesis And Recognition, Chapman & Hall, 1993
Parson, Thomas, W., Voice and Speech Processing, McGraw-Hill, USA, 1986
Proakin, John G., Manolakis, Dimitri G., Digital Signal Processing : Principle, Algorithmns
and Applications, Prentice Hall, 1995
Rabiner, L., Juang, H. B., Fundamentals Of Speech Recognition, Prentice Hall International,
Inc., New Jersey, 1993
Schalkoff, Roberrt J., Artificial Neural Network, McGRAW-Hill Int, 1997

Penulis

Nama : Ir. Yulia Yudihartanti


Dosen Kopertis Wilayah XI Kalimantan
Dpk. pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
(STMIK) Banjarbaru

168

Anda mungkin juga menyukai