Anda di halaman 1dari 14

CASE BASED DISCUSSION

PSIKOTIK

Disusun Oleh:

I Nyoman Trihanggara M 03011135 Nabilah Ahmad Muchlis 03011205

Ismail Salim 03010137 Oryza Ajani 03010216

Linda Setyowati 03011168 Marsella 03011172

Putri Maharani 03011235 Putri Ayu Kesuma 03010223

A.A Gede Indrayana P 03011001 Andriany Chairunnisa03011026

Pembimbing
Dr. Inu Wicaksana, Sp.KJ

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa


Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang
Periode 30 Januari 24 Februari 2017
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta

STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. M N
Usia : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Daleman, Muntilan, Magelang
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status : Cerai hidup
Agama : Islam
Pendidikan : SMP (tamat)
Tanggal Pemeriksaan : 9 Februari 2017

Identitas Pengantar
Nama : Ny. R
Usia : 68 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Daleman, Muntilan, Magelang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Janda
Agama : Islam
Hubungan : Ibu kandung

II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara auto dan alloanamnesis pada tanggal 9 Februari 2017
pukul 16.30 WIB di rumah pasien
A. Keluhan Utama
Marah-marah dan merusak rumah sejak 1 hari SMRS.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Alloanamnesis (dilakukan kepada ibu kandung pasien pada tanggal 13 Februari 2017)
Pasien datang ke RSJ Prof Dr.Soerojo Magelang diantar oleh ibu kandung
pasien untuk kontrol ke Poliklinik. Pasien riwayat dirawat di RSJS sekitar 2 minggu
SMRS. Pasien sudah berobat di RSJ Prof Dr.Soerojo sejak kurang lebih 10 tahun.
Ibu pasien mengatakan bahwa gejala mengamuk dan marah-marah pasien
pertama kali muncul saat pasien SMP sekitar 20 tahun yang lalu. Pasien juga sering
berbicara sendiri, keluar rumah sendirian, dan kemudian suka mengambil barang-
barang tetangganya. Pasien juga sering merusak barang-barang dirumahnya, seperti
memecahkan kaca jendela. Selain itu pasien juga suka melakukan hal-hal aneh seperti
memasukkan barang-barang ke dalam sumur. Ibu pasien tidak mengetahui secara pasti
kejadian apa yang pertama kali menyebabkan pasien mengalami gejala seperti itu.
Pasien sempat dibawa ke paranormal, dan gejala tersebut perlahan mulai hilang. Ibu
pasien mengatakan bahwa pasien bisa bersekolah kembali dan melanjutkan ke jenjang
SMA. Setelah 2 bulan kemudian, gejala timbul kembali ketika pasien mengalami
masalah asmara saat wanita yang disukainya lebih memilih lelaki lain. Pada saat itu
pasien mudah marah dan sering menulis nama wanita tersebut di tembok dan
sepanjang lingkungan rumahnya dan mengalami kesulitan belajar disekolah sehingga
pasien memutuskan untuk berhenti sekolah. Setelah itu pasien dibawa berobat
kerumah sakit umum setempat oleh keluarganya dan dirujuk ke RSJS dan pasien
sempat mondok selama beberapa minggu. Setelah keluar mondok, keluhan mulai
berkurang, dan pasien dapat menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Namun pasien
tidak minum obat secara teratur. Pasien sempat menikah dan dikaruniai 2 orang anak,
sekitar 5 tahun kemudian ayah pasien meninggal dan pasien sangat merasa terpukul
sehingga gejala muncul kembali ditambah lagi istri pasien meminta cerai. Pasien juga
merasa sedih karena harus berpisah dari kedua anaknya yang ikut tinggal bersama
istrinya. Setelah bercerai, muncul kembali gejala marah-marah ditambah dengan
pasien sering mengancam dan seringkali hampir melukai warga sekitar rumahnya.
Pasien sempat menikah lagi dengan istri kedua, tetapi tidak lama setelah itu pasien
kembali bercerai. Pasien dibawa lagi oleh ibu dan adiknya ke RSJS, dan ibu pasien
mengatakan bahwa pasien hampir lebih dari 10 kali mondok karena gejala akan
muncul karena pasien tidak rutin minum obat dan tidak pernah kontrol.

Autoanamnesis:
Pasien mengatakan bahwa dirinya sering tidak bisa tidur di malam hari. Pasien
juga sering merasa sedih karena ia merasa ditinggalkan oleh istrinya. Pasien juga
mengatakan bahwa dirinya sedih karena tidak bisa bertemu dengan anaknya. Hal ini
membuat pasien menjadi mudah tersinggung dan cepat marah. Bila marah maka
pasien akan meluapkan emosinya ke barang-barang yang ada dirumah seperti
memukul kaca jendela rumahnya. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya suka
berjalan-jalan sendiri dan mengumpulkan batu dan barang-barang tetangga yang
dianggapnya indah. Kemudian pasien juga suka memasukkan barang ke dalam sumur
karena disuruh oleh seseorang yang mengatakan bahwa bila dimasukkan ke sumur
maka barang tersebut akan berubah menjadi emas. Pasien juga sering mendengar
suara kakek-kakek yang melarangnya keluar pada malam hari. Tetapi kakek-kakek
tersebut tidak terlihat.

Grafik Perjalanan Penyakit


Gejala

1998 2017

Fungsi Peran

C. Riwayat penyakit yang pernah diderita dahulu


Riwayat psikiatri
o Pasien sudah pernah mengalami gejala yang sama sebelumnya, pertamakali pada tahun 1998.
Pasien juga sudah pernah dirawat di RSJS sebanyak 10x. Gejala akan timbul lagi biasanya
bila pasien merasa stres, ataupun bila tidak minum obat.
Riwayat medis umum
o Tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya karena penyakit berat.
o Tidak ada riwayat trauma kepala sebelumnya
Riwayat Napza, alkohol dan rokok
o Pasien tidak merokok
o Penggunaan minuman keras dan obat-obatan terlarang disangkal.

D. Riwayat Tumbuh Kembang


Riwayat Prenatal dan Perinatal
o Pasien lahir pada tanggal 16 Desember 1985, merupakan anak pertama
dari dua bersaudara. Keadaan ibu saat hamil dan melahirkan sehat.
Kehamilan merupakan kehamilan yang direncanakan. Pasien lahir di
rumah dibantu oleh dukun secara normal, usia kehamilan cukup bulan,
dan saat lahir bayi segera menangis.
Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 thn)
o Pasien mendapatkan ASI eksklusif selama 2 tahun, tidak didapatkan
informasi mengenai kapan pertama kali mengangkat kepala, duduk,
merangkak. Berdiri pada usia 9 bulan, Berjalan dan berlari pada usia 1
tahun,
Masa Kanak Pertengahan (3-11 thn)
o Pasien tidak pernah tinggal kelas. Prestasi di sekolah tidak terlalu baik.
Pasien dapat beradaptasi dengan lingkungan, pergaulan pasien baik,
memiliki banyak teman. Pasien memiliki kegemaran bermain sepak
bola dan menonton pertunjukan seni bersama teman-temannya.
Tumbuh kembang pasien sesuai dengan anak lainnya yang seusianya.
Masa Kanak-kanak dan Remaja (11-18 thn)
o Pasien menyelesaikan SD dan melanjutkan ke SMP. Pada saat SMP,
pasien mulai mengalami kesulitan belajar karena pasien merasa
pelajaran yang dihadapinya terlalu sulit. Pasien dapat bergaul dengan
teman sebayanya dan memiliki banyak teman. Setelah itu pasien
melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Tetapi pasien tidak tahan
dengan pelajaran yang dianggapnya sulit, sehingga pasien tidak
melanjutkan pendidikannya di SMA
Riwayat Masa Dewasa
o Riwayat pendidikan : Pasien tamatan SMP. Selama sekolah pasien
cenderung mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Prestasi pasien
tidak begitu baik.
o Riwayat pekerjaan : Pasien bekerja sebagai tukang parkir
o Riwayat pernikahan : Pasien sudah menikah sebanyak dua kali.
Dengan istri pertama pada tahun 1999 dan memiliki 2 orang anak,
kemudian bercerai. Menikah lagi pada tahun 2010, tidak memiliki
anak, kemudian bercerai dengan istri kedua.
o Riwayat kehidupan beragama : Pasien memeluk agama Islam namun
pasien kurang taat beribadah.
o Riwayat Pelanggaran Hukum : Pasien tidak pernah berurusan dengan
penegak hukum karena melakukan pelanggaran hukum.
o Riwayat Psikoseksual : Pasien menyadari dirinya seorang laki-laki dan
selama ini berpenampilan dan berperilaku sebagaimana seorang laki-
laki.
o Riwayat Situasi Hidup Sekarang : Pasien tinggal bersama orang tua
dan adiknya di Magelang. Pasien memiliki pekerjaan sebagai tukang
parkir
E. Riwayat penyakit dalam keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien tidak memiliki masalah
dalam hubungannya dengan sanak keluarga. Terdapat riwayat atau masalah psikiatri di
dalam keluarga pasien yaitu adik dari kakek pasien pernah mengalami gangguan jiwa.

F. Genogram

Keterangan :

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


Pemeriksaan dikediaman pasien dilakukan di kediaman pasien di Magelang pada
tanggal 13 Februari 2017.
A. Deskripsi Umum
Penampilan :
Tampak seorang pria, wajah sesuai usia, rawat diri baik, cara berpakaian rapi,
dan kebersihan baik.
Kesadaran
o Neurologik : Compos Mentis
o Psikologik : Jernih
o Sosial : Mampu berkomunikasi
Pembicaraan
o Kualitas : Spontan, relevan
o Kuantitas : Cukup
Perilaku dan aktivitas motorik : Pasien tidak dapat duduk dengan tenang,
pasien sering menggerakan kaki dan tangannya.
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
Perhatian & kontak psikis : Mudah ditarik, mudah dicantumkan

B. Alam Perasaan
Mood : Normothym
Afek : Stabil, pengendalian cukup baik, echt, empati tidak dapat
dirabarasakan, dangkal, skala diferensiasi menyempit, Appropriate

C. Gangguan Persepsi
Halusinasi :
Auditorik : Ada (pasien mendengar bisikan suara kakek-kakek yang
melarangnya keluar rumah)
- Visual : Tidak ada
- Taktil : Tidak ada
- Olfaktorik : Tidak ada
- Gustatorik : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

D. Fungsi Intelektual
Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : sesuai taraf pendidikan
Daya konsentrasi : Baik
Orientasi
Waktu : Baik(Mengetahuiwaktu&tanggalsekarang)
Tempat : Baik (Mengetahui dirinya berada di rumahnya di
Magelang)
Orang : Baik (Mengetahui nama orang tuanya)
Situasi : Baik (Mengetahui tentang keramaian diruang)
Daya ingat
Jangka panjang : Baik
Jangka pendek : Baik
Jangka segera : Baik
Pikiran abstrak : Baik
Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
E. Proses Pikir
Arus Pikir
Produktivitas : Sedikit
Kontinuitas : Spontan, koheren, relevan
o Remming : Tidak Ada
o Blocking : Tidak ada
o Asosiasi Longgar : Ada
o Inkoherensi : Tidak ada
o Word Salad : Tidak ada
o Neologisme : Tidak ada
Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi Pikir
Preokupasi : Tidak ada
Waham
o Waham Bizarre : Tidak ada
o Waham Non Bizzare (+) : Waham Curiga (merasa bahwa banyak
tetangga yang tidak menyukai dia)
Ideas of reference : Tidak Ada
Bentuk Pikir : Non Realistik
F. Pengendalian Impuls : Baik
G. Daya nilai
Normo sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Penilaian realitas : Baik
Tilikan (insight) : Derajat 5
H. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGIS


Keadaanumum
Kesadaran :Composmentis(GCS:15)
KesanGizi :Baik
Tekanandarah :130/80mmHg
Nadi :84x/mnt
Pernafasan :20x/mnt
Suhu :36,7oC
BB/TB :80kg/155cm(BMI:80/(1.5)2=35kg/m2)Obesitas
StatusGeneralisata

Pemeriksaan Hasil
Warnakulitsawomatang,tidakikterik,tidaksianosis,tidakkemerahan.Tidakada
Kulit
efloresensiyangbermakna.
Bentuknormochepali,simetris,rambuthitam,lurus,distribusimerata,tidakmudah
dicabut.Tidakadadeformitas.Tidakadaedemapalpebral,konjungtivapucat/,sklera
Kepala ikterik/,pupil2mm/2mm,reflekscahayalangsungdantidaklangsung+/+,refleks
kornea+/+.Telingadalambatasnormal.Nafascupinghidung().Mukosabibirkering
(),pucat(),sianosis().
Pembesarankelenjargetahbening(),pembesarankelenjartiroid(),JVP(5+2)
Leher
cmH2O,kakukuduk().
Bentuksimetris,tulangdadanormal,selaigatidakadaretraksi,gerakandindingdada
simetris.
Paruparu:
Inspeksi:statis,dinamissimetriskanandankiri,selaigatidakmelebardan
tidakterdapatretraksi.
Palpasi:gerakandindingdadasimetris,vokalfremituskananbawahmelemah
Perkusi:Sonorpadakedualapangparuatasdanparukananbawah.
Auskultasi:vesikuler(+)normalpadaseluruhlapanganparu,ronkhi/,
wheezing()
Thoraks Jantung:
Inspeksi:ictuscordistidakterlihat
Palpasi:ictuscordistidakteraba
Perkusi:batasparudanjantungkanansetinggiICS3hinggaICS5garis
sternaliskanandengansuararedup,batasparudanjantungkirisetinggiICS5

2cmmediallineamidclaviculariskiridengansuararedup,batasatas

jantungsetinggiICS3lineaparasternaliskiri.
Auskultasi:HR88x/menit,BunyijantungIdanIInormal,regular,murmur(),
gallop()
Inspeksi:bentukabdomennormal,venektasi()
Auskultasi:bisingusus(+)normal
Abdomen Perkusi:suaratimpani,shiftingdullness()
Palpasi:dindingabdomensupel,turgorkulitbaik,nyeritekan(),hepardanlien
tidakteraba,ballotement(),undulasi()
Alatkelamin Tidakdiperiksa
Ekstremitasatas:simetris,deformitas(),oedem(),CRT<2detik.
Ekstremitas
Ekstremitasbawah:simetris,deformitas(),oedem(),CRT<2detik.

Status Neurologis
GCS : 15 (E4 M6 V5)
Pemeriksaan Nervus Cranialis I XII : Tidak ditemukan kelainan
Pemeriksaan Rangsang meningeal : Tidak ditemukan kelainan.
o Kaku Kuduk : (-)
o Brudzinski I : Tidak dilakukan
o Brudzinski II : Tidak dilakukan
o Laseque : Tidak dilakukan
o Kernig : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Refleks Fisiologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
o Biseps : Tidak dilakukan
o Triseps : Tidak dilakukan
o Patella : Tidak dilakukan
o Achilles : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Refleks Patologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
o Hoffman Tromner : Tidak dilakukan
o Babinski : Tidak dilakukan
o Chaddock : Tidak dilakukan
o Schaefer :Tidak dilakukan
o Oppenheim :Tidak dilakukan
o Gordon :Tidak dilakukan
- Gerakan Involunter : +

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien laki-laki usia 43 tahun dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo
Magelang, diantar oleh ibunya untuk kontrol ke Poliklinik. Pasien riwayat dirawat 2
minggu yang lalu SMRS. Pasien saat itu masuk ke IGD RSJS dengan keluhan mengamuk
dan marah-marah tanpa sebab. Selain itu pasien juga sering berbicara sendiri, keluar rumah
sendiri, mengambil barang-barang tetangga, hingga merusak barang-barang dirumahnya.
Gejala tersebut pertamakali muncul 20 tahun yang lalu sejak pasien SMP. Gejala
hilang timbul, dan biasanya timbul setelah pasien mengalami stres seperti saat ketika
bercerai dengan istriya, berpisah dengan anak-anaknya, dan ketika ayahnya meninggal.
Pasien juga sering merasa sedih karena ia merasa ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya.
Hal ini membuat pasien menjadi mudah tersinggung dan cepat marah. Pasien juga suka
memasukkan barang ke dalam sumur karena disuruh oleh seseorang yang mengatakan
bahwa bila dimasukkan ke sumur maka barang tersebut akan berubah menjadi emas. Pasien
juga sering mendengar suara kakek-kakek yang melarangnya keluar pada malam hari.

Dari status mental didapatkan tampak seorang pria, wajah sesuai usia, rawat diri
baik, cara berpakaian rapi, dan kebersihan baik. Selama pemeriksaan pasien tidak dapat
duduk tenang, pembicaraan sedikit. Mood normothym dan afek appropriate, stabil,
pengendalian cukup baik, echt, empati tidak dapat dirabarasakan, dangkal, skala
diferensiasi menyempit. Pasien juga memiliki gangguan persepsi berupa halusinasi
auditorik (+) yaitu dapat mendengar suara-suara yang melarangnya keluar rumah. Arus
pikiran didapatkan produktivitas banyak, asosiasi longgar, tidak didapatkan hendaya
berbahasa. Isi pikiran tidak ada preokupasi, gangguan isi pikir berupa waham . Bentuk pikir
non realistik. Tilikan derajat 4. Taraf dapat dipercaya pasien dapat dipercaya.

VI. SIMPTOM PADA PASIEN


Pembicaraan: sedikit, relevan
Tingkah laku : normoaktif
Mood : Euthym
Afek : appropriate
Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik
Arus pikir : sedikit, koheren, relevan
Isi pikir : Waham bizzare (saat masuk rumah sakit), waham sisip pikir
Perilaku Bizzar + mengumpulkan batu-batu
Bentuk pikir: Realistik
Tilikan : derajat 4
Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya

VII. SINDROM PADA PASIEN


Skizofrenia
o Gangguan isi pikir : Waham bizzare (delusion of insertion)
o Gangguan persepsi : Halusinasi Auditorik (+)
o Perilaku Bizzare (+)

VIII. DIAGNOSIS BANDING


F 20.3 Skizofrenia Tak Terinci
F 20.5 Skizofrenia Residual
Pedoman Diagnostik Berdasarkan Pada Pasien
PPDGJ III
Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis Terpenuhi terdapat halusinasi
skizofrenia auditorik second order dan waham
dikendalikan pada pasien
Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis Terpenuhi
skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau
katatonik
Tidak memenuhi kriteria untuk Terpenuhi
skizofrenia residual atau depresi pasca-
skizofrenia

Skizofrenia Residual
Pedoman Diagnostik Berdasarkan Pada Pasien
PPDGJ III

IX. EVALUASI MULTIAKSIAL : (SESUAI PPDGJ III)


Aksis I:
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan
adanya gejala klinis yang bermakna yaitu marah-marah dan merusak serta terdapat gangguan
isi pikir dan gangguan persepsi. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada
keluarga dan lingkungan serta menimbulkan disabilitas dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
terutama hendaya sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak,
sehingga penyebab organik dapat disingkirkan, sehingga pasien didiagnosis sebagai
gangguan jiwa psikotik non organik.
Dari hasil alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan
pasien memiliki halusinasi auditorik berupa bisikan suara-suara yang menyuruh untuk
merusak rumah, mengumpulkan batu dan membuang barang-barang ke dalam sumur. Pada
saat masuk rumah sakit, didapatkan adanya waham bizar berupa sisip pikir. Tingkah laku
pasien normoaktif, mood euthym, afek stabil, arus pikir didapatkan koheren. Berdasarkan
PPDGJ III, pasien ini memenuhi kriteria F. 20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
Aksis II Belum ada diagnosis
Aksis III Sindroma Parkinson
Aksis IV Masalah asmara, putus obat
Aksis V
GAF saat masuk rumah sakit : GAF Scale 40 31 (beberapa disabilitas dalam
hubungan dengan realita & komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi). GAF saat
diperiksa : GAF Scale 80 - 71 Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
sosial, pekerjaan, sekolah, dll

X. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik :
Tidak ditemukan kelainan fisik atau penyakit tertentu yang mempengaruhi keadaan
mental pasien. Diduga ada ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga
membutuhkan farmakoterapi.
B. Psikologik :
Ditemukan gangguan psikologik yang membutuhkan psikofarmaka dan psikoterapi
untuk memperbaiki daya tahan mental dan kemampuan beradaptasi.

XI. PENATALAKSANAAN
A. Rawat Jalan
Indikasi: Tidak terdapat hendaya yang berat, pasien masih mampu merawat diri
pasien, keluarga pasien rutin menemani pasien kontrol rutin ke Poli. Pasien tidak
ada kecenderungan untuk membahayakan diri sendiri dan orang lain.
B. Farmakologi
Inj. Haloperidol decanoat 1 amp/4 minggu
C. Non-farmakologi
Psikoterapi :
o Ventilasi: memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaan dan keluhannya sehingga pasien merasa lega.
o Konseling: membantu pasien untuk memahami penyakitnya, dan membantu
mengatasi atau menghadapi stressor tersebut dan menganjurkan untuk
berobat teratur.
Terapi keluarga
Memberikan bimbingan kepada keluarga agar selalu berperan aktif dalam
setiap proses penatalaksanaan pasien. Memberi penjelasan kepada keluarga pasien
tentang pentingnya peranan obat untuk kesembuhan pasien sehingga keluarga perlu
mengingatkan dan mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur. Efek
samping obat juga diberitahukan kepada keluarga. Memberikan edukasi kepada
keluarga agar dapat mengontrol sikap dan ucapan yang dapat menimbulkan stress
pada pasien.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan orang sekitar pasien untuk
memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang kondusif. Melibatkan
pasien dalam kegiatan di luar rumah, misalnya ikut membantu membersihkan
rumah, bekerja di sawah.

XII. PROGNOSIS
A. Premorbid:
Riwayat gangguan dalam keluarga tidak ada : Baik
Status perkawinan Cerai hidup : Buruk
Dukungan keluarga ada : Baik
Status ekonomi Kurang : Buruk
Stressor Jelas : Baik
Kepribadian premorbid Tidak ada : Baik
B. Morbid
Onset usia Muda : Buruk
Jenis penyakit Psikotik : Buruk
Perjalanan Penyakit Kronis : Buruk
Penyakit organik Tidak ada : Baik
Respon Terapi Bagus : Baik
Kepatuhan minum obat Tidak Teratur : Buruk

Ad Vitam : Ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad malam
Ad Sanationam : Dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai