Anda di halaman 1dari 24

Seminar Keuangan

Gainesboro Machine Tools Corporation


Dra. DEWI ASTUTI, M.M.

KELOMPOK 10

Ruth Stephanie W 37414019


Silviana Agata 37412025
Melisa 37414029
Jesslin 37414069

Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Petra
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, dan
berkat-Nya sehingga tugas Seminar Keuangan kasus Gainesboro Machine Tools Corporation
ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Terima kasih pula untuk Ibu Dra. Dewi
Astuti, M.M. selaku dosen mata kuliah Seminar Keuangan Universitas Kristen Petra
Surabaya yang telah memberikan tugas ini.
Semoga tulisan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan masyarakat mengenai penyelesaian kasus Gainesboro Machine Tools
Corporation.
Dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
sekiranya adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah dibuat di masa
yang akan datang.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.

Surabaya, 23 Mei 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
BAB II TEORI PENUNJANG
2.1 Kebijakan Dividen 6
2.2 Clientele effect 6
2.3 Signalling Theory 7
2.4 Stock Repurchase 7
2.5 Agency theory 8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kebijakan perusahaan terkait pembayaran dividen 9
3.2 Keputusan perusahaan untuk memperbaiki image perusahaan 10
3.3 Alternatif cara perusahaan membagikan dana untuk para shareholder 10
3.3.1 Melihat jika perusahaan melakukan buy back stock 10
3.3.2 Melihat jika perusahaan melakukan residual-dividen 11
3.3.3 Melihat jika perusahaan melakukan dividen payout 11
3.3.4 Melihat jika perusahaan melakukan sensitivity analysis 18
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan dan Saran 22
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gainesboro Machine Tools Corporation adalah sebuah perusahaan yang bergerak
dalam berbagai macam produksi perkakas mesin maupun peralatan listrik, didirikan pada
tahun 1923 di Concord, New Hampshire oleh James Gaines dan David Searboro. Bisnis awal
Gainesboro mengembangkan peralatan mesin, hingga tahun 1940 perusahaan ini
memproduksi kendaraan lapis baja sebagai peralatan untuk perang. Setelah perang berakhir,
Gainesboro mulai memproduksi peralatan untuk industri dan puncaknya pada 1975,
Gainesboro berhasil memperoleh reputasi yang baik sebagai produsen yang inovatif dalam
peralatan industri dan mesin.
Pada tahun 1980, Gainesboro mulai memasuki bidang CAD/CAM setelah merger
dengan perusahaan software hingga sepuluh tahun berikutnya, Gainesboro menjadi salah satu
pemimpin dalam industri ini. Tahun 1998, sebuah standard untuk CAD/CAM ditetapkan
tetapi karena strategi yang terlalu agresif membuat penjualan menurun. Gainesboro
mengalami penurunan pendapatan dari $911 juta di tahun 1998 menjadi $757 juta di tahun
2004.
Untuk menghadapi masalah ini, mereka menambah budget untuk R&D dan membuat
dua restrukturisasi besar pada tahun 2002 dengan menjual line of business yang kurang
menguntungkan, menjual beberapa asset dan mengurangi jumlah karyawan. Pengehematan
ini mengurangi sekitar $65 juta biaya, dan di tahun 2004 strategi yang mereka ambil adalah
dengan mengubah strategi manufaktur dan mulai mengadopsi prosedur yang administrative
serta memperbaiki pendekatan marketing mereka. Dari sini bisa dikurangi lagi biaya sebesar
$89 juta, sehingga jika ditotal sudah ada penghematan sebanyak $154 juta.
Pendapatan dan pembagian dividen Gainesboro sebelum tahun 2000 cukup baik dan
mudah diprediksi, tiga tahun setelahnya dividen yang diberikan oleh Gainesboro melampaui
pendapatan dan tepat tahun 2003 dividen yang dibayarkan berkurang. Puncaknya adalah
ketika tahun 2004, dimana terjadi banyak kerugian sehingga tidak ada dividen di tahun itu.
Alasan kerugian yang dialami oleh Gainesboro adalah karena terjadi badai Katarina di
Amerika Serikat pada tahun 2004 yang menghancurkan kawasan tenggara AS. Badai ini
mengakibatkan perekonomian di AS mengalami gejolak dan menjatuhkan harga saham
sebesar 18% Gainesboro menjadi $22.15 sehingga perusahaan mengalami kerugian besar.

3
Dikarenakan harga saham yang jatuh, beberapa perusahaan berencana untuk membeli
kembali sahamnya sedangkan beberapa perusahaan lain memiliki kepercayaan akan
membaiknya perekonomian di AS. Ashely Swenson sebagai CFO dari Gainesboro
menghadapi dilema dalam menghadapi masalah ini di tahun 2005, BOD dari Gainesboro
meminta rekomendasinya untuk kebijakan dividen. Ashley Swenson sendiri masih
mempertimbangkan pilihan yang terbaik untuk perusahaan, apakah dana perusahaan akan
dibagikan untuk para shareholder dalam bentuk dividen atau akan dilakukan pembelian
kembali saham perusahaan. Lalu ia berencana untuk melanjutkan pembayaran dividen. Salah
satu langkah yang ditempuh adalah dengan merubah nama perusahaan menjadi Gainesboro
Advanced Systems International, Inc.
Langkah lain yang diambil oleh perusahaan adalah dengan melakukan
restrukturisasi perusahaan dengan memperbarui divisi operasional. Selain itu sebuah
peralatan mesin yang di-design dengan computer sepertinya menunjukkan pertanda baik
untuk diterima masyarakat luas. Hal inilah yang menjadi dasar dari Gainesboro untuk
kembali bersaing di tahun 2005.
Pada tahun 2005 penghasilan domestik yang diharapkan adalah sebesar $90 juta dan
pada tahun 2006 diharapkan mencapai $150 juta. Untuk pendapatan internasional sekarang
hanya 15% dari total pendapatan perusahaan, target untuk tahun 2007 adalah adanya
penambahan sekitar $150 juta dari perdagangan internasional. Gainesboro ditargetkan untuk
mencapai pertumbuhan 15% per tahun secara compound, dan diharapkan target pendapatan
pada tahun 2005 yang hanya $870 juta menjadi $2000 juga di tahun 2011 nanti, mengingat
sudah begitu banyak strategi restrukturisasi dan pengembangan teknologi perusahaan. Untuk
mencapai hal ini, pihak manajemen Gainesboro mengeluarkan tiga poin aturan, yaitu
Produksi yang dilakukan 75% dari penjualan peralatan CAD/CAM dan sisanya adalah
penjualan mesin tradisional.
Semakin agresif memasuki pasar internasional agar terjadi peningkatan dari 15% menjadi
50% nantinya di tahun 2011.
Manajemen ingin memperluas perusahaan dengan melakukan joint venture dan akuisisi,
sehingga bisa menambah produk baru dan proses research baru sebesar 50% di tahun 2011
nanti. Mereka juga ingin mentargetkan rasio D/E semakin kecil, karena ingin mengurangi
jumlah hutang pada tahun 2004 yang mencapai 22%.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dapat disusun
sebagai berikut
1. Bagaimana kebijakan perusahaan terkait pembayaran dividen periode mendatang?
2. Apakah perusahaan sebaiknya mengubah nama untuk memperbaiki image perusahaan?
3. Apakah dana perusahaan akan dibagikan untuk para shareholder dalam bentuk dividen atau
akan dilakukan pembelian kembali saham perusahaan

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian adalah
1. Mengetahui kebijakan perusahaan terkait pembayaran dividen periode mendatang.
2. Mengetahui sebaiknya perusahaan mengubah nama untuk memperbaiki image perusahaan
atau tidak.
3. Mengetahui dana perusahaan akan dibagikan untuk para shareholder dalam bentuk dividen
atau akan dilakukan pembelian kembali saham perusahaan.

5
BAB II
TEORI PENUNJANG

2.1 Kebijakan Dividen


Keputusan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan,
khususnya berkaitan dengan pembelanjaan intern perusahaan. Kebijakan dividen
berhubungan dengan penentuan besarnya dividend payout ratio, yaitu besarnya presentase
laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Besar
kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan. Laba
ditahan merupakan salah satu sumber pembelanjaan intern perusahaan.
Terdapat tiga teori tentang kebijakan dividen, yang menjelaskan bagaimana pengaruh
besar kecilnya dividend payout ratio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun ketiga teori
tersebut adalah :
Dividend Irrelevance Theory
Dividend Irrelevance Theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan
dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya
modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller (M-M) yang menyatakan
bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio,
tetapi ditentukan laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis. Dengan demikian
kebijakan tidak relevan untuk dipersoalkan.
Bird in-the-Hand Theory
Bird In The Hand-Theory di ungkapkan oleh Gordon dan Lintner menyatakan bahwa
biaya modal sendiri akan naik jika dividend payout ratio rendah. Hal ini dikarenakan investor
lebih suka menerima dividen daripada capital gain.
Tax Preference Theory
Menurut tax preference theory, kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif
terhadap harga pasar saham perusahaan. Artinya, semakin besar jumlah dividen yang
dibagikan suatu perusahaan semakin rendah harga pasar saham perusahaan yang
bersangkutan. Hal ini terjadi jika ada perbedaan antara tarif pajak personal atas pendapatan
dividen dan capital gain.

2.2 Clientele effect


Pengaruh Klien (clientele effect) adalah kecenderungan suatu perusahaan untuk
menarik kelompok investor yang menyukai kebijkan dividennya. Teori ini menyatakan bahwa

6
kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda
terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan
penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu Dividend payout Ratio yang tinggi.
Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih
senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Efek Clientele ini
hanya mengatakan bahwa bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu
lebih menguntungkan mereka.

2.3 Signalling Theory


Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan terhadap keputusan investasi pihak luar perusahaan. Hal ini menyatakan bahwa
manajemen selalu mengungkapkan informasi yang diinginkan oleh investor, khususnya
apabila informasi tersebut ada berita baik (good news). Informasi mengenai perusahaan
merupakan sinyal bagi investor dalam keputusan berinvestasi.
Signalling theory adalah informasi mengenai perusahaan merupakan sinyal bagi
investor, dalam keputusan berinvestasi. Sinyal dapat berupa informasi bersifat financial
maupun non-financial yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada
perusahaan lain.
Tujuan dari teori Signalling adalah menaikkan nilai suatu perusahaan saat melakukan
penjualan saham. Perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal
pada pasar, sehingga pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik
dan buruk.

2.4 Stock Repurchase


Stock repurchase atau pembelian kembali saham atau yang biasa dikenal dengan buy
back stock adalah tindakan yang dilakukan oleh emiten maupun perusahaan publik untuk
membeli kembali saham yang telah ditawarkan kepada masyarakat baik melalui bursa
maupun di luar bursa (Bapepam-LK). Menurut Weston (2004), buy back stock atau share
repurchase merupakan sebuah tindakan perusahaan publik yang membeli sahamnya sendiri
baik melalui proses tender offer, open market, atau melakukan negosiasi pembelian kembali
dari blockholder. Ketika perusahaan melakukan buy back seakan-akan memberikan sinyal
bahwa tidak ada investasi yang lebih baik dari pada perusahaan itu sendiri.

7
2.5 Agency theory
Agency theory adalah sebuah kontrak manajer (agent) dengan pemilik (principal).
Teori ini menjelaskan bahwa adanya pemisahan antara pemilik dan pengelola dapat
menimbulkan masalah keagenan. Masalah keagenan timbul karena adanya konflik
kepentingan antara shareholder dan manajer, salah satunya adalah tidak bertemunya utilitas
yang maksimal antara mereka. Hal tersebut mengakibatkan manajer bertindak oportunis yang
memicu terjadinya praktik manajemen laba pada suatu perusahaan.

8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kebijakan perusahaan terkait pembayaran dividen


Swenson menawarkan beberapa alternatif kebijakan untuk kondisi yang seperti ini
Zero-dividend payoutt
Dengan strategi ini, diharapkan peningkatan untuk teknologi dan CAD/CAM, namun
membutuhkan dana yang cukup banyak dan mungkin akan menjadikan Gainesboro berubah
arah dari sebuah perusahaan peralatan listrik tradisional menjadi sebuah perusahaan dengan
teknologi dalam CAD/CAM. Harapan dari solusi ini adalah apresiasi yang tinggi terhadap
modal karena akan lebih dikenal sebagai perusahaan dengan teknologi cukup tinggi, namun
kekurangannya akan memberikan dividen kecil sekali atau tidak sama sekali. Dengan kondisi
ini maka seolah-olah semua pendapatan dialokasikan untuk investasi kembali di waktu yang
akan mendatang. Kelebihannya adalah memungkinkan perusahaan akan memberikan dividen
yang cukup besar, namun tantangannya strategi ini bisa membuat investor panik karena
banyak investor akan kecewa dengan perubahan kebijakan dividen (clientele effect) yang
berdampak pada penurunan harga saham, serta pasar akan menanggap sebagai sinyal negatif
yang memperkuat gagasan bahwa perusahaan sedang mengalami masalah (information
signalling).
40% Dividend payout atau DPS $ 0.20
Strategi ini akan mengembalikan pembayaran dividen menjadi $0.80 dengan harapan
akan menambah pemesanan dan penjualan barang, sehingga memberikan signal yang baik ke
shareholders bahwa perusahaan sudah berhasil mengatasi masalahnya dan yakin dengan
pendapatan di masa mendatang. Para investment banker menyarankan untuk kembali ke
model usaha semula menjadi perusahaan peralatan listrik dan mesin dengan total
perbandingan 62%, dimana 36% untuk peralatan listrik dan 26% untuk peralatan mesin.
Beberapa manager juga berpendapat bahwa pertumbuhan sebesar 10-20% nantinya akan
diikuti pertumbuhan pembayaran dividen menjadi 30-50%. Namun, perusahaan perlu
mengumpulkan dana agar dapat melaksanakan strategi ini. Jika perusahaan tidak berjalan
sesuai prediksi, maka perusahaan mengalami masalah yang serius.
Residual-dividend payout
Beberapa orang dari divisi finance menyarankan agar Gainesboro baru membayar
dividen jika alokasi dana setelah dialokasikan ke proyek ketika NPV bernilai positif
(menerima proyek bila NPV +), dengan mendapatkan target ini diharapkan dana yang tidak

9
digunakan nantinya bisa dijadikan dividen. Harapan dari metode ini adalah tingkat
kepercayaan yang akan meningkat untuk investor dan kenaikan value perusahaan. Bagi
Swenson, metode ini bisa mengakibatkan dividen yang tidak menentu, karena sangat
tergantung dari nilai proyek yang ada dan dimungkinkan akan mengakibatkan pengaruh yang
kurang baik terhadap harga saham perusahaan. Dari study yang dia pelajari, diambil sebuah
kesimpulan bahwa perusahaan yang lambat berkembang akan membayar dividen dalam
jumlah tinggi, dan sebaliknya untuk perusahaan yang cepat berkembang akan membayar
dividen dalam jumlah yang relatif rendah.

3.2 Keputusan perusahaan untuk memperbaiki image perusahaan


Keputusan perusahaan untuk memperbaiki image perusahaan karena kejadian dimana
tahun 2000 - 2002, dividen yang diberikan oleh Gainesboro melampaui pendapatan dan tepat
tahun 2003, dividen yang dibayarkan berkurang. Puncaknya adalah ketika tahun 2004,
dimana terjadi banyak kerugian sehingga tidak ada dividen di tahun itu. Masyarakat sudah
mulai hilang kepercayaan pada perusahaan karena dividen tidak dibayarkan.
Melihat masalah tersebut, perusahaan berencana untuk melanjutkan pembayaran
dividen. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan merubah nama perusahaan menjadi
Gainesboro Advanced Systems International, Inc. dengan harapan membuat para investor
zmempunyai persepsi yang positif terhadap perusahaan.
Untuk itu, dilakukan survey melihat keberadaan Gainesboro. Menurut direkutur
investor relation sebenarnya keberadaaan Gainesboro ysangat disadari oleh masyarakat
namun Gainesboro menempati posisi yang tidak terlalu tinggi dibandingkan pesaingnya
sehingga menjadi salah satu factor return untuk shareholders dan prospek untuk berkembang.
Sedangkan untuk strategi nama baru perusahaan menjadi Gainesboro Advanced
Systems International, Inc dinilai Stephen Gaines (pendiri) sebagai ide yang tidak masuk akal
karena memakan biaya besar yakni sekitar $10 juta walaupun dapat menaikkan keberadaan
perusahaan dengan image yang baru.

3.3 Alternatif cara perusahaan membagikan dana untuk para shareholder


3. 3. 1 Melihat jika perusahaan melakukan buy back stock
Dengan dana yang ada, perusahaan bisa saja membeli sahamnya yang sedang turun.
Namun akan timbul kesulitan baru karena belum tentu para pemegang saham ingin menjual
sahamnya dan kondisi ini lebih banyak merugikan pemegang saham jika informasi yang
diberikan tidak jelas. Hal ini bisa membawa sinyal negatif terhadap perusahaan, yang bisa

10
membuat investor lari karena dinilai perusahaan sedang kurang baik dan tidak menemukan
tempat investasi lain selain melakukan pembelian saham perusahaan kembali. Jika metode ini
maka akan ada pengeluaran yang lebih tinggi untuk membeli sahamnya kembali dari para
pemegang saham.
3. 3. 2 Melihat jika perusahaan melakukan residual-dividen
Pendekatan ini akan membagikan dividen jika perusahaan memiliki kelebihan dana
dan memiliki nilai NPV positif baru dilakukan pembagian dividen. Hal ini bisa membawa
signal negative bagi para investor karena nilai dividen yang dibagikan per tahun biasanya
mengalami fluktuasi sehingga memberikan tanda kepada investor adanya investasi yang
kurang baik dari perusahaan.

Residual 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Dividen
Model

Cap. Budget (54332 43710. 60852. 69918. 79256. 82710. 95192. 110446
) 39 66 90 74 91 54 .42

Target 60% 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6


Equity
Ratio

NI (14078 16064. 37158. 52923. 67384. 83945. 89834. 152602


4) 95 91 02 95 51 98 .78

Required (32599 26226. 36511. 41351. 47554. 49686. 57115. 66267.


Add Equity ) 24 59 34 04 54 52 85

Residual (10818 (10161. 647.32 11571. 19830. 34316. 32719. 86334.


Distribution 5) 29) 68 90 97 45 91

DPS (0.55) 0.03 0.62 1.07 1.84 1.76 4.64

EPS 1.41 1.96 2.22 2.56 2.67 3.07 3.56


Dari perhitungan terlihat ketidakstabilan pembayaran dividen yang dimungkinkan
menimbulkan sentimen negative dari para investor.
3. 3. 3 Melihat jika perusahaan melakukan dividen payout
Dari data yang ada dapat buat financial model serta proyeksi asumsi untuk tahun 2005
hingga 2011. Diasumsikan jika kenaikan sales per tahun sebesar 15% compound dengan
asumsi kebijakan dividen yang digunakan adalah 40% namun maksimum D/E ratio tidak

11
boleh melebihi 40%. Maka diketahui model driver-nya sebagai berikut :

Historical Assumptions

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Income Statement Assumptions

Sales Growth 15% 15% 15% 15% 15% 15% 15%


(not % sales)

Gross Margin 63.2 60.3 58.8 58.0 57.3 57.9 54.3


(COGS/net sales) % % % % % % %
(not % sales)

Depreciation 22,5 25,5 30,0 34,5 40,5 46,5 52,50


expense (not % 00 00 00 00 00 00 0
sales)

R&D 8.9% 8.9% 8.9% 8.9% 8.9% 8.9% 8.9%

SG&A 21.7 21.7 21.7 21.7 21.7 21.7 21.7


% % % % % % %

Interest rate on 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8%
debt

Tax Rate 34% 34% 34% 34% 34% 34% 34%

Shares 18,6 18,6 18,6 18,6 18,6 18,6 18,60


outstanding 00 00 00 00 00 00 0

Dividend 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40%


Policy

Balance Sheet Assumptions

Cash & 3.0% 3.0% 3.0% 3.0% 3.0% 3.0% 3.0%


equivalents

Accounts 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0


receivable % % % % % % %

Inventories 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0


% % % % % % %

Prepaid 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7% 1.7%


expenses

12
Other 2.4% 2.4% 2.4% 2.4% 2.4% 2.4% 2.4%

Cap. Ex. (not 43,7 50,3 57,5 66,1 68,4 78,7 90,57
% sales) 99 69 38 68 84 57 0

Intangible 0.2% 0.2% 0.2% 0.2% 0.2% 0.2% 0.2%


assets

Other assets 2.1% 2.1% 2.1% 2.1% 2.1% 2.1% 2.1%

Accounts 4.3% 4.3% 4.3% 4.3% 4.3% 4.3% 4.3%


payable

Accruals and 21.0 21.0 21.0 21.0 21.0 21.0 21.0


other % % % % % % %

Deferred taxes 1.9% 1.9% 1.9% 1.9% 1.9% 1.9% 1.9%

Deferred 8.1% 8.1% 8.1% 8.1% 8.1% 8.1% 8.1%


pension costs

Other liabilities 0.9% 0.9% 0.9% 0.9% 0.9% 0.9% 0.9%

Common stock, 18,8 18,8 18,8 18,8 18,8 18,8 18,83


$1 par value 35 35 35 35 35 35 5

Capital in 107, 107, 107, 107, 107, 107, 107,8


excess of par 889 889 889 889 889 889 89

Cumulative 26,9 26,9 26,9 26,9 26,9 26,9 26,99


translation 90 90 90 90 90 90 0
adjustment

Treasury stock (10,4 (10,4 (10,4 (10,4 (10,4 (10,4 (10,4


at cost 64) 64) 64) 64) 64) 64) 64)

Maximum D/E 40%


Ratio Policy
Maka dari asumsi tersebut ditemukan forecast untuk income statement hingga tahun
2011 sebagai berikut :

13
Amounts in Income Statements
$000

Historical Pro forma

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Net sales $858 $815 $756 $870 $1,0 $1,1 $1,3 $1,5 $1,7 $2,01
,263 ,979 ,638 ,133 00,6 50,7 23,3 21,8 50,1 2,671
53 51 64 68 49

Cost of sales 540, 501, 498, 549, 603, 676, 767, 872, 1,01 1,092
747 458 879 834 394 642 551 031 3,33 ,880
6

Gross profit 317, 314, 257, 320, 397, 474, 555, 649, 736, 919,7
516 522 759 299 259 109 813 838 813 91

Depreciation Included in SG&A 22,5 25,5 30,0 34,5 40,5 46,5 52,50
00 00 00 00 00 00 0

Research & 77,6 70,5 75,4 77,2 88,8 102, 117, 135, 155, 178,7
development 78 45 17 62 51 179 506 131 401 11

Selling, 229, 223, 231, 189, 217, 249, 287, 330, 380, 437,2
general, & 971 634 008 029 383 991 489 613 205 35
administrative

Restructuring 65,4 - 89,4 - - - - - - -


costs 48 11

Operating (55,5 20,3 (138, 31,5 65,5 91,9 116, 143, 154, 251,3
profit (loss) 81) 43 077) 08 25 40 318 594 707 44

Interest Included in Other 7,16 9,22 11,7 14,2 16,4 18,5 20,12
Expense income (exp) 7 4 54 19 06 93 8

Other income (4,50 1,06 (3,45 - - - - - - -


(expense) 0) 5 8)

Income (loss) (60,0 21,4 (141, 24,3 56,3 80,1 102, 127, 136, 231,2
before taxes 81) 08 534) 41 01 86 098 187 114 16

Income taxes 1,24 8,41 (750) 8,27 19,1 27,2 34,7 43,2 46,2 78,61
(benefit) 1 5 6 42 63 13 44 79 4

14
Net income $(61, $12, $(14 $16, $37, $52, $67, $83, $89, $152,
(loss) 322) 993 0,78 065 159 923 385 944 835 603
4)

Shares 18,8 18,8 18,5 18,6 18,6 18,6 18,6 18,6 18,6 18,60
outstanding 54 54 98 00 00 00 00 00 00 0

Earnings (loss) $(3.2 $0.6 $(7.5 $0.8 $2.0 $2.8 $3.6 $4.5 $4.8 $8.20
per share 5) 9 7) 6 0 5 2 1 3

Dividends per $0.7 $0.2 $0.2 $0.3 $0.8 $1.1 $1.4 $1.8 $1.9 $3.28
share 7 5 5 5 0 4 5 1 3

Addition to $ $8,3 $(14 $9,6 $22, $31, $40, $50, $53, $91,5
retained (75,7 53 5,43 39 295 754 431 366 901 62
earnings 72) 3)
Dan ditemukan nilai forecasting untuk balance sheet sampai tahun 2011 yaitu sebagai
berikut:

Balance Sheets

Historical Pro forma

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Cash & $13, $22, $25, $29, $33, $39, $44, $51, $59,
equivalents 917 230 669 519 947 039 895 629 374

Accounts 208, 187, 217, 250, 287, 330, 380, 437, 503,
receivable 541 235 543 175 701 856 484 557 190

Inventories 230, 203, 217, 249, 287, 330, 379, 436, 502,
342 888 254 843 319 417 979 976 523

Prepaid 14,2 13,0 15,0 17,2 19,8 22,8 26,2 30,1 34,7
expenses 59 16 13 65 55 33 58 96 26

Other 22,1 20,7 21,0 24,1 27,7 31,9 36,7 42,2 48,5
84 14 04 54 77 44 36 46 83

Total current 489, 447, 496, 570, 656, 755, 868, 998, 1,14
assets 242 082 483 955 599 089 352 605 8,39
5

15
Property, plant, 327, 358, 402, 453, 510, 576, 645, 723, 814,
& equipment 603 841 640 008 546 714 198 955 525

Less 167, 183, 205, 231, 261, 295, 336, 382, 435,
depreciation 414 486 986 486 486 986 486 986 486

Net property, 160, 175, 196, 221, 249, 280, 308, 340, 379,
plant, & 190 355 654 522 060 728 712 969 039
equipment

Intangible 9,42 2,09 1,51 1,74 2,00 2,30 2,65 3,04 3,50
assets 9 9 6 3 5 5 1 9 6

Other assets 15,7 17,6 17,9 20,6 23,7 27,3 31,4 36,1 41,5
23 88 72 68 68 33 34 49 71

Total assets $674 $642 $712 $814 $931 $1,0 $1,2 $1,3 $1,5
,583 ,223 ,624 ,889 ,432 65,4 11,1 78,7 72,51
55 49 71 1

Accounts 36,4 34,2 37,5 43,1 49,6 57,0 65,6 75,4 86,8
payable 49 39 32 62 36 82 44 91 15

Accruals and 129, 161, 183, 210, 242, 278, 320, 368, 423,
other 374 633 042 499 073 384 142 163 388

Total current 165, 195, 220, 253, 291, 335, 385, 443, 510,
liabilities 822 872 575 661 710 466 786 654 202

Deferred taxes 16,9 13,7 16,5 19,0 21,8 25,1 28,9 33,2 38,2
86 69 29 08 59 38 09 45 32

Debt (PLUG) 43,4 80,2 98,9 131, 162, 193, 216, 247, 255,
96 70 16 672 166 320 841 987 203

Deferred 44,7 64,3 70,1 80,6 92,7 106, 122, 141, 162,
pension costs 90 29 44 66 66 681 683 085 248

Other liabilities 2,31 5,44 7,50 8,63 9,92 11,4 13,1 15,0 17,3
8 4 6 2 7 16 29 98 63

Total liabilities 273, 359, 413, 493, 578, 672, 767, 881, 983,
411 683 670 640 428 021 348 070 248

16
Common stock, 18,8 18,8 18,8 18,8 18,8 18,8 18,8 18,8 18,8
$1 par value 55 55 35 35 35 35 35 35 35

Capital in 107, 107, 107, 107, 107, 107, 107, 107, 107,
excess of par 874 907 889 889 889 889 889 889 889

Cumulative (6,56 20,2 26,9 26,9 26,9 26,9 26,9 26,9 26,9
translation 6) 08 90 90 90 90 90 90 90
adjustment

Retained 291, 146, 155, 177, 209, 250, 300, 354, 446,
earnings 498 065 704 999 753 184 550 451 012

Less treasury
stock at cost:

1990--256,151; (10,4 (10,4 (10,4 (10,4 (10,4 (10,4 (10,4 (10,4 (10,4
1991--255,506 90) 94) 64) 64) 64) 64) 64) 64) 64)

Total 401, 282, 298, 321, 353, 393, 443, 497, 589,
shareholders' 172 541 954 249 003 434 800 701 263
equity

Total liabilities $674 $642 $712 $814 $931 $1,0 $1,2 $1,3 $1,5
& equity ,583 ,223 ,624 ,889 ,432 65,4 11,1 78,7 72,51
55 49 71 1

Debt / Equity 11% 28% 33% 41% 46% 49% 49% 50% 43%
ratio
Dari perhitungan dapat disimpulkan perusahaan dalam keadaan cukup baik, namun
ketika dihitung ke dalam balance sheets, D/E ratio yang diharapkan hanya maksimum
sebesar 40% meningkat melebihi batas yang ditetapkan. Karena melebihi nilai DER maka,
perlu disusun sebuah sensitivity analysis untuk dicari solusi yang lebih baik.

3. 3. 4 Melihat jika perusahaan melakukan sensitivity analysis


Adapun paket yang digunakan untuk parameter adalah dividen dan sales, dalam hal
ini diasumsikan bagaimana sensitivity analysis dengan pembayaran dividen 0%, 20%, 40%
serta bagaimana pendekatan sensitivity analysis jika sales bisa mencapai yang diharapkan
yaitu 15% dan pendekatan pesimistis jika sales hanya mencapai 10%. Dari sini akan dihitung

17
sensitivity analysis untuk nilai debt dan nilai D/E ratio.

Pessimistic Sales 10%

Optimistic Sales 15%

Minimum Dividend 0%

Middle Dividend 20%

Maximum Dividend 40%

2005 Debt 2005 Debt / Equity

98,916 10% 15% 33% 10% 15%

0% 84,922 92,316 0% 28% 30%

20% 87,963 95,634 20% 29% 32%

40% 90,972 98,916 40% 31% 33%

2006 Debt 2006 Debt / Equity

131,672 10% 15% 41% 10% 15%

0% 95,669 109,448 0% 28% 32%

20% 105,660 120,656 20% 32% 36%

40% 115,476 131,672 40% 36% 41%

2007 Debt 2007 Debt / Equity

162,166 10% 15% 46% 10% 15%

0% 98,882 116,993 0% 26% 29%

20% 118,599 139,862 20% 33% 37%

40% 137,818 162,166 40% 40% 46%

2008 Debt 2008 Debt / Equity

193,320 10% 15% 49% 10% 15%

0% 98,494 118,012 0% 22% 25%

20% 130,370 156,285 20% 32% 36%

40% 161,178 193,320 40% 43% 49%

18
2009 Debt 2009 Debt / Equity

216,841 10% 15% 49% 10% 15%

0% 86,420 102,962 0% 17% 18%

20% 133,090 161,058 20% 29% 32%

40% 177,814 216,841 40% 43% 49%

2010 Debt 2010 Debt / Equity

247,987 10% 15% 50% 10% 15%

0% 80,238 91,022 0% 14% 14%

20% 142,532 171,441 20% 28% 30%

40% 201,650 247,987 40% 45% 50%

2011 Debt 2011 Debt / Equity

255,203 10% 15% 43% 10% 15%

0% 40,223 27,030 0% 6% 3%

20% 127,493 144,175 20% 22% 21%

40% 209,879 255,203 40% 41% 43%

Perhitungan dengan nilai pertumbuhan sales 10%

Debt Level at 10% Sales Growth v. 0%, 20%, 40% Payout Ratios

Debt Level (in $1,000)

Dividend Policy 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Dividend:0% $84,922 $95,669 $98,882 $ 98,494 $86,420 $80,238 $40,223

Dividend:20% $87,963 $105,660 $118,599 $130,370 $133,090 $142,532 $127,493

Dividend:40% 90,972 $115,476 $137,818 $161,178 $177,814 $201,650 $209,879

Debt Ratio at 10% Sales Growth v. 0%, 20%, 40% Payout Ratios

Debt / Equity Ratio

Dividend Policy 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Dividend: 0% 28% 28% 26% 22% 17% 14% 6%

Dividend: 20% 29% 32% 33% 32% 29% 28% 22%

19
Dividend: 40% 31% 36% 40% 43% 43% 45% 41%

Perhitungan dengan nilai pertumbuhan sales 15%

Debt Level at 15% Sales Growth v. 0%, 20%, 40% Payout Ratios

Debt Level (in $1,000)

Dividend 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011


Policy

Dividend: 0% $92,316 $109,448 $116,993 $118,012 $102,962 $91,022 $27,030

Dividend: 20% $95,634 $120,656 $139,862 $156,285 $161,058 $171,441 $144,175

Dividend: 40% $98,916 $131,672 $162,166 $193,320 $216,841 $247,987 $255,203

Debt Ratio at 15% Sales Growth v. 0%, 20%, 40% Payout Ratios

Debt / Equity Ratio

Dividend 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011


Policy

Dividend: 0% 30% 32% 29% 25% 25% 14% 3%

Dividend: 20% 32% 36% 37% 36% 36% 30% 21%

Dividend: 40% 33% 41% 46% 49% 49% 50% 43%

20
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil sensitivity analysis didapatkan pembagian dividen sebesar 20% dengan
target optimis sales 15% menunjukkan hasil yang paling baik dan tetap menjaga D/E ratio di
bawah 40%.

3.2 Saran
Dilihat dari para investor yang ada di Gainesboro, dengan mayoritas disana adalah orang
yang menginginkan investasi dalam jangka panjang sehingga perusahaan harus memberikan
signal positif kepastian kepada investor bahwa perusahaan akan memberikan dividen yang
besar di masa mendatang.
Secara perbandingan dengan perusahaan lain, Gainesboro sebaiknya mulai berpindah bisnis
utama dari perusahaan peralatan mesin dan listrik menjadi perusahaan CAD/CAM dengan
asumsi penambahan cost untuk campaign dan marketing perubahan nama perusahaan
menjadi Gainesboro Advanced Systems International, Inc. sekitar $10 juta, selain itu dari
penjualan, persaingan untuk usaha di peralatan mesin dan listrik sudah cukup ketat sehingga
Gainesboro akan sulit untuk kembali masuk ke bisnis ini kembali.
Metode yang harus diambil oleh Ashley Swenson adalah dengan tetap membagikan dividen
sebesar 20% agar tetap bisa menjaga D/E ratio yang baik dari perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

22
11. Kebijakan Dividen. (n.d.). Retrieved from http://www.ekasulistiyana.web.id/wp-
content/uploads/2008/11/11.-Kebijakan-Dividen.pdf
Bab 10 Kebijakan Dividen. (n.d.). Retrieved from
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/PRODI._MANAJ._PEMASARAN_WISATA/RIN
I_ANDARI/Manajemen_Keuangan/modul_manajmen_keuangan/Bab_10_KEBIJAK
AN__DIVIDEN.pdf
Calypso. (2016, January 11). Contoh Makalah Akuntansi Agency Theory. Retrieved from
http://dokumen.tips/documents/contoh-makalah-akuntansi-agency-theory.html
Chairunnisa, S. (2014). Pengaruh Pembelian Kembali (Buy Back) Saham Terhadap Respon
Pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Galaxy, A. (2010). Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen
Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2005-2008.
Krismasary, F. I. (2015). REPUTASI UNDERWRITER DAN REPUTASI AUDITOR DALAM
MENENTUKAN UNDERPRICING KETIKA INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)
(Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Go Public Tahun 2010-2012) (Doctoral
dissertation, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).
KUSUMA, R. A. (2014). PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAPMANAJEMEN LABA PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN DI INDONESIA (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS AIRLANGGA).

23

Anda mungkin juga menyukai