Case Nn. Rima
Case Nn. Rima
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB I IDENTITAS PASIEN.....................................................................................................2
BAB II STATUS PSIKIATRI....................................................................................................3
BAB III STATUS MENTAL......................................................................................................8
BAB IV PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT................................................13
BAB V IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA...................................................................17
BAB VI DIAGNOSIS..............................................................................................................18
BAB VII FORMULASI TERAPI............................................................................................22
BAB VIII PROGNOSIS...........................................................................................................23
BAB IX LAMPIRAN (WAWANCARA dan GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT)...........24
BAB I
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. R
Jenis Kelamin : Wanita
Umur : 39 tahun
Bangsa / Suku : Indonesia/Jawa
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Seniman
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Tebet
BAB II
STATUS PSIKIATRI
Keluhan Utama
Pasien sering bertengkar dengan adik pasien dan merasa diganggu oleh suara
ayah pasien yang telah meninggal sehingga pasien jarang shalat dan mandi.
6 tahun setelah kejadian kesurupan itu, ayah pasien meninggal karena stroke.
Dan sejak saat itu selain diganggu oleh suara dari roh-roh halus, pasien juga dapat
melihat ayah pasien yang sering mengganggunya dalam bentuk bisikan.
Pasien bekerja sebagai seniman sejak tahun 2002 karena dianjurkan oleh
dokter yang ketika itu merawatnya untuk mulai beraktifitas harian yang dapat
membantu pasien teralihkan dari suara-suara tersebut. Pasien berhenti bekerja kira-
kira 4 bulan sebelum dirawat di SDW karena pasien mulai mendengar suara-suara
yang menyuruhnya serta ayahnya yang sering mengganggunya.
Setelah lebih dari 1 bulan menjalani perawatan di SDW, pasien merasa lebih
baik, sudah mau mandi, shalat, walaupun belum bisa shalat 5 waktu, mengikuti
kegiatan senam, tenis meja, dan karaoke.
Riwayat Keluarga
Ayah pasien bernama Tn. P (alm), seorang karyawan wiraswasta di bidang
kontraktor bangunan. Ayah pasien telah meninggal tahun 2002 dikarenakan penyakit
stroke. Ibu pasien bernama Ny. M, seorang ibu rumah tangga dan aktif dalam kegiatan
pengajian di mesjid. Pasien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara, dimana saudara
ketiga pasien telah meninggal.
Pasien dibesarkan dalam keluarga yang berekonomi cukup. Hubungan pasien
dengan orang tua cukup baik, dan anggota keluarga yang lain juga memperhatikan
pasien. Namun sejak 1 bulan yang lalu hubungan pasien dengan adik perempuan
pasien tidak begitu baik karena pasien merasa tersinggung bahwa adiknya akan
menikah yang kedua kalinya.
Tidak ditemukan gangguan jiwa dalam keluarga pasien baik pihak ayah
maupun ibu.
Genogram Pasien
Keterangan :
: Pasien
: Perempuan
: Perempuan meninggal
: Laki-laki meninggal
: Laki-laki
2. Nama : Ny. M
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Hubungan dengan pasien : Ibu kandung
3. Nama : Tn. M
Pekerjaan : Kontraktor bangunan
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Hubungan dengan pasien : Kakak laki-laki pasien
5. Nama : Ny. L
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Hubungan dengan pasien : Adik perempuan pasien
BAB III
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien adalah seorang perempuan berusia 39 tahun, yang tampak sesuai dengan
usianya, tinggi badan sekitar 160 cm, berat badan sekitar 65kg, kulit berwarna
sawo matang, rambut keriting panjang.
Pasien memakai kacamata dengan kaos oblong berwarna coklat dan celana hitam
sampai di betis yang juga digunakan kemarin.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara:
Aktivitas pasien meliputi makan snack, minum teh, dan duduk bersama pasien
lainnya sambil menonton TV di ruang tengah.
Selama wawancara:
Pasien tampak tenang dan kadang terdengar curiga pada beberapa pertanyaan
yang diajukan namun tetap mau menjawabnya.
Setelah wawancara:
Pasien menonton karaoke dan menunggu giliran.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Wawancara berlangsung cukup baik. Pasien cukup kooperatif dan sopan terhadap
pemeriksa.
B. Bicara
Kuantitas pembicaraan pasien cukup, arus bicara normal, volume suara sedang, dan
artikulasi jelas. Secara garis besar, jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan pemeriksa.
Nada bicara dan mimik wajah masih sesuai dengan isi pembicaraan.
D. Persepsi
1. Halusinasi : Ada
E. Pikiran
1. Bentuk / Proses Pikir
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontinuitas pikiran : Cukup
c. Hendaya dalam bahasa : Tidak ada
d. Asosiasi Longgar : Tidak ada
e. Flight of ideas : Tidak ada
f. Autism : Tidak ada
g. Inkoherensi : Tidak ada
h. Verbigerasi : Tidak ada
i. Perseverasi : Tidak ada
j. Ambivalensi : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Fobia : Tidak ada
b. Obsesi : Tidak ada
c. Kompulsi : Tidak ada
d. Waham : Tidak ada
Selama wawancara konsentrasi cukup baik. Pasien dapat mengikuti dan menjawab
pertanyaan. Pasien dapat menyebutkan nomor lagu karaoke yang akan
dinyanyikan.
5. Memori
a. Memori jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat kapan pasien berhenti kuliah
b. Memori jangka sedang
Pasien mengingat bahwa 1 bulan yang lalu dibawa ke rumah sakit
c. Memori jangka pendek
Baik, pasien dapat menceritakan kejadian yang dialami pasien 1 hari sebelum
wawancara, yaitu pasien bermain galungan
d. Memori segera
Baik, pasien dapat mengingat obat diabetes yang baru diminum
G. Pengendalian Impuls
Selama wawancara pasien terlihat tenang, sopan, tidak agresif dan kurang bereaksi
terhadap impuls di sekitarnya.
BAB IV
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frekuensi nadi : 85 x/menit
Frekuensi napas : 18 x/menit
Suhu : 36,5oC
Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala : Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam putih,
terdistribusi merata, tidak terlihat rontok
b. Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
c. Hidung : Bentuk normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis.
d. Telinga : Bentuk normal, tidak ada sekret.
e. Mulut : Bibir lembab, lidah tidak kotor, kebersihan mulut kurang terjaga,
caries dentis +, gigi lengkap
f. Jantung
i. Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat.
ii. Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
iii. Perkusi : Batas jantung dalam batas normal.
iv. Auskultasi : BJ I & II murni, Gallop (-), Murmur (-)
g. Paru-paru
i. Inspeksi : Simetris dalam keadaan diam dan gerak
ii. Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
iii. Perkusi : Sonor
iv. Auskultasi : Vesikuler +/+, ronchi (-), wheezing (-)
h. Abdomen
i. Inspeksi : Abdomen tampak membuncit
ii. Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
iii. Perkusi : Timpani
iv. Auskultasi : Bising usus normal
i. Ekstremitas atas dan bawah (kanan/kiri): akral hangat +/+, oedem -/-, deformitas
-/-, nyeri -/-
Kesan: Tidak ditemukan kelainan bermakna pada pemeriksaan fisik.
B. Status Neurologik
a.Rangsang meningeal : (-)
b. Peningkatan TIK : (-)
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sanatorium Dharmawangsa
9 November - 12 Desember 2015
12 Indah Novianty - 406138151
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Sanatorium Dharmawangsa pada
tanggal 11 Oktober 2015 adalah sebagai berikut :
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Hematologi
Hemoglobin 15 g/dl 12 14
Jumlah leukosit 10 ribu/ul 5 10
Hitung jenis
Basofil 0 % <1
Eosinofil 2 13
%
Batang 2 26
Segmen 58 % 50 70
Limfosit 34 20 40
%
Monosit 4 28
Laju endap darah 15 % < 20
Kimia Darah
%
Fungsi hati
Protein mm/jam
Total 7,4 6 8,4
Albumin 4,9 3,5 5,2
Globulin 2.5 2,3 3,5
SGOT 33 g/dl <31
SGPT 38 g/dl <31
Lemak- g/dl
Trigliserida 189 U/L <200
Cholesterol total 179 U/L <200
HDL-cholesterol 51 45-65
LDL-cholesterol 82 mg/dl <130
mg/dl
Karbohidrat mg/dl
Glukosa sewaktu* 246 g/dl <180
GD2JPP* 282 <140
Fungsi Ginjal
Ureum 27 mg/dl 10 50
BUN 13 mg/dl 7 - 22
Creatinin 0.6 0,5 - 1,1
Lain lain mg/dl
Asam Urat 2,6 mg/dl 2,4 5,7
mg/dl
mg/dl
Kesan : Peningkatan kadar glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 jam post prandial
BAB V
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang wanita berusia 39 tahun, WNI keturunan Jawa, beragama Islam. Merupakan
anak ke 2 dari 4 bersaudara. Pendidikan terakhir SMA dan belum menikah. Sejak tahun 1996, pasien
mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan psikiatri hingga pasien memutuskan untuk tidak
melanjutkan pendidikan di perguruan tingginya. Pasien mulai mendengar suara-suara yang
menyuruhnya untuk tidak melakukan aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan sehingga pasien mulai
menjalani pengobatan dengan dr. C di poliklinik SDW pada tahun 1996 selama 1 bulan dan
mengalami perbaikan.
Setelah mengalami perbaikan pasien tidak kembali melanjutkan pengobatannya dan pada
tahun 2002, ketika ayah pasien meninggal gangguan psikiatri yang dialami muncul kembali dimana
pasien mulai bisa melihat ayahnya yang sering mengganggunya dan mendengar suara-suara ayahnya
yang menyuruhnya untuk tidak melakukan kegiatan harian pasien. Pasien kembali menjalani
pengobatan untuk kedua kalinya di poliklinik SDW. Pasien juga mulai bekerja sebagai seniman untuk
membantunya teralihkan dari suara-suara tersebut.
Sekitar 1 bulan yang lalu sebelum dirawat, pasien bertengkar dengan adik perempuanya setiap
hari karena pasien mengetahui rencana pernikahan yang diutarakan oleh adiknya kepada ibu pasien,
dan bahkan pasien membanting barang-barang dirumah. Pasien merasa telah dilangkahi untuk kedua
kalinya oleh adiknya sendiri dan merasa iri. Pasien mulai menyendiri dikamarnya, tidak mau mandi
dan shalat serta berhenti bekerja. Setiap kali bertemu dengan adiknya pasien selalu marah-marah
sehingga ibu dan kakak pasien memutuskan untuk membawa pasien ke SDW untuk mendapatkan
perawatan lebih lanjut.
Dari penampilan sehari-hari pasien cukup bersih dimana selama di SDW ada petugas yang
mau mengingatkan pasien untuk mandi jika pasien tidak juga mandi. Pasien tidak memiliki riwayat
trauma kepala, gangguan mental organik, tidak ada riwayat penggunaan alkohol dan NAPZA serta
tidak ada riwayat gangguan jiwa pada keluarga kedua pihak orang tua.
Selama wawancara, pasien cukup kooperatif, perilaku sopan dan kontrol diri baik. Ditemukan
mood eutimik, afek sesuai, keserasian appropriate, halusinasi auditorik, halusinasi visual, insight
tilikan derajat 6, social judgement dan RTA tergganggu. Orientasi, memori dan inteligensi baik.
Kontak mata baik, perhatian baik.
Pemeriksaan internis, neurologis tidak ditemukan kelainan yang bermakna. Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan kenaikan glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 jam post prandial.
BAB VI
DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya perubahan pola perilaku atau psikologis yang
secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan
penderitaan dan gangguan dalam berbagai fungsi psikososial dan pekerjaan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan dari hasil anamnesa, wawancara, pemeriksaan fisik, laboratorium, dan
pemeriksaan fisik dan bergantung pada PPDGJ III dan DSM V, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
AXIS I :
F0. Berdasarkan hasil aloanamnesa :
Pasien tidak pernah mengalami trauma yang menyebabkan kelainan di otak dan juga
pasien tidak pernah menderita sakit yang berhubungan dengan kemunduran fungsi otak.
Maka disimpulkan: tidak terdapat gangguan mental organik termasuk gangguan
mental simptomatik.
F1. Berdasarkan :
1. Kesadaran : Compos mentis(GCS 15 = E4M6V5)
2. Orientasi dan daya ingat : Cukup baik
3. Kemunduran intelektual : Tidak ada
4. Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa atas
dasar pasien tidak terkena trauma yang berat, tidak kejang, tidak ada riwayat
gangguan kesadaran.
5. Penggunaan zat psikoaktif : pasien tidak pernah memakai obat-obatan
terlarang dan pasien tidak pernah minum alkohol.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien tidak terdapat gangguan mental organik serta
gangguan mental dan gangguan perilaku akibat zat psikoaktif.
AXIS II :
Berdasarkan auto dan alloanamnesis disimpulkan bahwa pasien tidak memiliki gangguan
kepribadian dan retardasi mental. Maka disimpulkan pada pasien ini tidak terdapat
gangguan kepribadian khas dan retardasi mental.
AXIS III :
Hasil pemeriksaan laboratorium terdapat kenaikan kadar glukosa darah puasa yaitu 246 mg/dl
dan glukosa darah 2 jam post prandial yaitu 286 mg/dl. Maka berdasarkan kriteria diagnostik
pada Standard of Medical Care in Diabetes 2014 disimpulkan pasien mengalami diabetes
mellitus tipe 2.
AXIS IV :
Berdasarkan alloanamnesa, pasien merasa dilangkahi karena pasien belum menikah sampai
sekarang, sementara adik pasien hendak menikah untuk yang kedua kalinya setelah
pernikahan yang pertamanya gagal sejak 1 tahun yang lalu
AXIS V:
GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE
100 91 = Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangi
90 81 = Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian
biasa.
80 71 = Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan,
sosial, sekolah dll.
70 61 = Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik
60 51 = Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
50 41 = Gejala berat (serious), disabilitas berat
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sanatorium Dharmawangsa
9 November - 12 Desember 2015
17 Indah Novianty - 406138151
Berdasarkan Skala Global Assesment of Functioning (GAF) pada kasus ini pada saat
dievaluasi mempunyai taraf penyesuaian tertinggi dalam satu tahun terakhir (Highest Level
Past Year/HLPY) berada dalam rentang 100-91, yaitu gejala tidak ada, berfungsi maksimal,
tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi.
Sedangkan GAF saat ini (current) berada dalam rentang 70-61, yaitu gejala sedang,
disabilitas sedang. Saat ini keadaan pasien sudah lebih terkontrol, tidak lagi mudah marah
ketika bertemu adik pasien, sudah tidak melihat dan mendnegar suara-suara yang
memerintahnya. Pasien juga mulai mengikuti kegiatan yang diadakan seperti senam, karaoke,
tenis meja, main kartu.
BAB VII
FORMULASI TERAPI
A. Rawat Inap
B. Psikofarmaka
Antipsikotik: Aripiprazole tab 1x15 mg PO (pagi hari)
Antidiabetes: Metformin tab 500 mg, 3x1
C. Non farmakologi
Psikoterapi (Supportive Therapy)
o Pengawasan minum obat agar gejala dan keluhan berkurang
o Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur
o Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien untuk dapat
beraktivitas seoptimal mungkin
Terapi Psikososial
o Family Counseling : memberi informasi kepada keluarga pasien
tentang penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan serta
motivasi dalam kepatuhan pengobatan pasien.
o Occupational Therapy : mengikutsertakan pasien dalam kegiatan
melatih keterampilan berupa kerajinan tangan.
o Art / music Therapy : mengikutsertakan pasien dalam kegiatan
kesenian berupa bernyanyi.
o Recreational Therapy : mengikutsertakan pasien dalam kegiatan
rekreasi dan kesenian yang diadakan
Terapi Perilaku (Behavioral Therapy)
o Memperdengarkan musik, bernyanyi, dan mengembangkan hobi
pasien, tujuannya untuk menghilangkan beban pikiran pasien.
o Pasien diingatkan untuk rajin berdoa
o Personal Hygiene: pasien diingatkan untuk menjaga kebersihan dirinya
sendiri termasuk mandi
o Menjaga asupan makanan / mengatur diet pasien
BAB VIII
PROGNOSIS
A. Faktor yang Meringankan
Penyakit yang dideritanya tidak disebabkan oleh gangguan mental organik maupun
retardasi mental
Tidak ada tanda atau gejala neurologis
Stressor psikososial sebagai pencetus jelas
Tidak terdapat riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sanatorium Dharmawangsa
9 November - 12 Desember 2015
19 Indah Novianty - 406138151
BAB IX
LAMPIRAN
A: Oh gitu. Selain itu, kegiatan apa yang sering mba lakukan disini?
B: Ya gitu dok, nonton tivi, tidur-tiduran.
A: Baca buku gitu mba? Atau ngobrol dengan yang lain?
B: Ngga dok, saya udah ga punya teman disini, teman-teman saya udah pulang semua.
Jadi udah ngga ada teman ngobrol, lagian saya ngantuk terus soalnya kadang saya ga bisa
tidur nyenyak kalo malem. (Hipersomnia)
A: Kenapa ga bisa tidur mba?
B: Saya sering diganggu sama ayah saya.
A: Mimpi buruk gitu mba?
B: Bukan dok, saya diganggu, ayah saya suka ganggu-ganggu.
A: Ayah mba emang skarang dimana?
B: Ayah saya sudah meninggal dok. (Halusinasi visual) Dok, saya mau snack dulu ya.
(seperti menghindar) (Anhedonia)
A: Oh ya silahkan mba. Selamat menikmati
Kesan Wawancara I :
Kesadaran :Compos mentis
Higiene pribadi : Baik
Kontak mata : Baik
Mood : Eutimik
Afek : Sesuai
Anhedonia : Ada
Hipersomnia : Ada
Halusinasi visual : Ada
WAWANCARA II
Hari/ tanggal : Selasa, 3 Desember 2015
Waktu : 10.30 WIB
Tempat : Di ruang makan wanita SDW
Penampilan :
Pasien mengenakan pakaian bersih dengan baju atasan kaos bermotif bunga-bunga warna
oranye dan celana panjang longgar warna coklat
Aktivitas : Pasien sedang menonton tv
Keterangan : A= Pemeriksa
B= Pasien
A: Hai mba, masih ingat dengan saya?
B: Iya, dokter Indah kan. Mau ngobrol lagi ya dok? (Orientasi orang baik)
A: Iya mba. Udah snack mba?
B: Udah dok, tadi jam 10 saya makan ubi talas. Itu gulanya tinggi ga sih dok? (orientasi
waktu baik)
A: Ya lumayan sih mba, yang penting mba minum obat diabetnya kan?
B: Iya saya minum tiap hari, tiga kali, pagi siang malam.
A: Bagus mba. Kemarin mba ngapain aja?
B: Kemarin diajarin main galungan sama karoke dengan Pak Kadir. Hari ini katanya ada
permainan galungan lagi. (memori jangka pendek baik)
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sanatorium Dharmawangsa
9 November - 12 Desember 2015
22 Indah Novianty - 406138151
B: Iya dok, kata dokter saya perlu mengontrol emosi saya, lebih banyak beristiqfar.
(Tilikan derajat 6)
A: Mba kuliah dimana dulu?
B: Di Universitas Guna Dharma, ngambil D3 Akuntansi.
A: Mba masih inget nama-nama sekolah dulu?
B: Buat apa dok? (dengan nada curiga)
A: Ingin tahu aja Mba, untuk menilai kemampuan mengingatnya.
B: Oh, saya dulu Tk di Santosa, SD di SD 1 Pagi, SMP 73 Tebet, SMA 37 Kebon Baru.
A: Semuanya di daerah Jakarta Selatan ya mba.
B: Iya, dekat dengan rumah, rumah saya di Tebet.
A: Kalau skarang mba tau ada dimana?
B: Tau dok, di rumah sakit dharmawangsa. (Orientasi tempat baik)
A: Mba biasanya ngapain aja untuk mengisi waktu luangnya?
B: Saya sempat ikut kursus menjahit di dekat rumah selama 1 bulan.
A: Mba masih sering kontekan dengan teman-teman kuliah?
B: Kadang-kadang sih kalo ketemu di mall gitu, tapi skarang udah ga pernah soalnya
smuanya udah pada nikah dan rumahnya sudah pindah, jadi jauh smuanya.
A: Ada keinginan ga mba untuk lanjutin kuliahnya lagi?
B: Ada sih dok (tersenyum), tiap kali saya mau mulai belajar lagi, saya sering diganggu
terus. Lama kelamaan saya jadi malas.
A: Mba masih shalat?
B: Jarang dok, saya ga khusuk kalo shalat.
A: Kenapa mba?
B: Saya sering dengar bisik-bisikan nyuruh saya jangan shalat. Tapi sejak disini saya
sudah mulai belajar untuk shalat lagi, walaupun belum bisa 5 waktu dok.
A: Udah berapa lama mba ga bisa khusuk shalatnya?
B: Lupa dok, kayaknya udah lebih dari 2 bulan. Suaranya ga ganggu tiap hari sih dok,
hilang timbul, tapi sejak bulan lalu itu bener-bener saya ga bisa shalat.
A: Kalau skarang gimana menurut mba?
B: Shalatnya?
A: Iya
B: Alhamdulilah sudah mendingan dok, udah ga pernah sih saya denger suaranya.
A: Kalau almarhum ayah gimana?
B: Udah ngga juga sih dok (sambil tersenyum kecil)
A: Mba punya rencana apa aja yang ingin dilakukan ketika pulang ke rumah?
B: Saya mau kerja dok di toko anyaman gitu dok, saya bisa buat anyaman-anyaman, mau
lebih sayang sama mama, mau rajin shalat, mau ikut pengajian, dan nanti saya mau pakai
hijab dok.
A: Bagus skali mba. Sepertinya ada yang mulai karaoke. Ikutan yuk mba.
B: Tapi saya ga tau liriknya dok.
A: Kan nanti ada teks lagunya, nanti tinggal dibaca aja.
B: Nanti nyanyi sama dokter ya.
A: Iya mba, disana (tempat karaoke) ada yang mba kenal ga? (mendahulukan pasien ke
tempat karaoke) (kemampuan visuospasial baik)
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sanatorium Dharmawangsa
9 November - 12 Desember 2015
24 Indah Novianty - 406138151
B: Ada, itu yang lagi nyanyi ak Muslihat, yang nyetel lagunya Pak Kadir.
A: Mba mau nyanyi lagu nomor berapa?
B: 18244 aja dok. (kemampuan kalkulasi baik)
Kesan Wawancara II :
Kesadaran : Compos mentis
Hygiene pribadi : Baik
Kontak mata : Baik
Keserasian : Serasi
Orientasi waktu : Baik
Orientasi tempat : Baik
Orientasi orang : Baik
Daya ingat (segera, pendek, menengah, panjang): Baik
Afek : Sesuai
Halusinasi : Ada
Discriminative insight : Tilikan derajat 6
RTA : Terganggu
Kemampuan visuospasial : Baik
Kalkulasi : Baik
Kemampuan menulis : Baik
GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT