Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak
telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal maupun materil. Dalam pengendalian pajak yang penting adalah pengecekan pembayaran pajak. Oleh sebab itu pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi penghematan pajak, misalnya pembayaran pajak dilakukan saat akhir tentu lebih menguntungkan dibandingkan membayar lebih awal. Salah satu cara efisiensi beban pajak yaitu dengan menghindari lebih bayar untuk menghindari pemeriksaan pajak.
Cara Menghindari Lebih Bayar :
Mengajukan pengurangan PPh pasal 25 tahun berjalan, jika dipre- diksi bahwa tahun berjalan akan terjadi lebih bayar.
Mengajukan permohonan pembebasan PPh pasal 22, jika perusa-
haan melakukan impor. Permohonan ini harus dilampiri: 1. Proyeksi impor setiap bulan selama tahun berjalan. 2. Proyeksi perhitungan laporan laba-rugi tahun berjalan. 3. Proyeksi neraca pada akhir tahun berjalan. 4. Proyeksi perhitungan PPh Badan terutang dan PPh pasal 25 serta PPh pasal 22 yang menunjukkan lebih bayar.
Strategi dalam Perencanaan Pajak
Ada beberapa cara yang biasanya dilakukan atau dipraktekkan wajib pajak untuk meminimalkan pajak yang harus dibayar yaitu: a) Pergeseran pajak, merupakan pemindahan atau mentransfer beban pajak dari subjek pajak kepada pihak lain, dengan demikian orang atau badan yang dikenakan pajak mungkin sekali tidak menanggungnya. b) Kapitalisasi, merupakan pengurangan harga objek pajak sama dengan jumlah pajak yang akan dibayarkan kemudian oleh pembeli. c) Transformasi, merupakan cara pengelakan pajak yang dilakukan oleh pabrikan dengan cara menanggung beban pajak yang dikenakan terhadapnya. d) Tax Evasion, merupakan tindakan yang ilegal yang memperkecil ataupun meloloskan diri untuk tidak membayar pajak sesuai dengan besarnya pajak yang harus dibayarkan.
e) Tax Avoidance, merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh
seseorang untuk menghindari pajak namun dengan cara-cara yang legal.
Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak
Ada 3 unsur perpajakan yang memotivasi dilakukannya perencanaan
pajak: 1. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy) Kebijakan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan.Terdapat faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak, yaitu: a) Pajak yang akan dipungut b) Siapa yang akan dijadikan subjek pajak c) Apa saja yang merupakan objek pajak d) Berapa besarnya tarif pajak e) Bagaimana prosedurnya 2. Undang-undang Perpajakan (Tax Law) Kita menyadari bahwa kenyataannya di manapun tidak ada undang-undang yang mengatur setiap permasalahan secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain (Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan dan Direktur Jendral Pajak), maka tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain yang ingin dicapainya.
3. Administrasi Perpajakan (Tax Administration)
Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam pengembalian keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu) dengan memanfaatkan: - Perbedaan tarif pajak (Tax Rates) - Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax Base) - Loopholes (celah) , Shelters ( berlindung) dan Havens