Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TUTORIAL

EKONOMI MIKRO

PASAR OLIGOPOLI

Disusun Oleh :

Naufal Syafiqi (14089)


Rr. Megandini L. (14092)
Adam Rifai (14163)
Dewi Purnama S. (14167)
Khosy Khoirunnisa (14171)

LABORATORIUM EKONOMI SUMBER DAYA ALAM

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyakat, baik masyarakat
yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan
kelas atas. Pasar juga merupakan proses hubungan timbal antara penjual dan pembeli
untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang/jasa yang
diperjualbelikan. Semua unsur yang berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar
oligopoli mulai dari unsur produksi, distribusi, ataupun unsur konsumsi.
Dalam pasar oligopoli,setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian
yang terikat dengan permainan permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka
dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka.Sehingga semua usaha
promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya dilakukan
dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan juga perusahaan-
perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba
normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual, sehingga
menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek
oligopoli menjadi tidak ada.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam
kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui
keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau
identik dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan
harga untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur
mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur
mengenai kartel.
2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
a. Mengetahui definisi pasar oligopoly, karakteristik dari pasar oligopoly, faktor-
faktor yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli,
b. Mengetahui hubungan antara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli dan
jenis-jenis pasar oligopoli.
c. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pasar oligopoly serta hambatan-hambatan
dalam persaingan oligopoly.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Oligopoli


Istilah Oligopilo berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Oligos dan Polein yang berarti:
yang menjual sedikit atau beberapa penjual. Beberapa penjual dalam konteks ini,
maksudnya dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan,
beberapa dapat berarti paling sedikit 2 dan paling banyak 10 atau 15 perusahaan. Pasar
Oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen
atau penjual dalam suatu wilayah area. Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana
terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling bersaingan.
Ini merupakan sifat utama dari pasar Oligopoli. Pasar Oligopoli merupakan salah satu
jenis dari pasar persaingan tidak sempurna. Dimana pasar Oligopoli merupakan pasar
yang hanya terdapat beberapa perusahaan atau penjual yang memproduksi barang sejenis.
Sumber lain juga mendefinisikan oligopoli berasal dari kata olio dan poli, yang
berarti olio beberapa, dan kata poli yang berarti penjual. Arti tersebut apabila dirangkai
menjadi oligopoli yaitu pasar yang terdiri dari beberapa penjual. Pasar oligopoli
didefinisikan sebagai suatu bentuk pasar yang terdiri dari beberapa produsen atau penjual
(antara 2-10 penjual) yang menguasai penawaran. Dalam pasar Oligopoli mereka dapat
melakukan kegiatannya secara independen, sendiri-sendiri bahkan bisa dilakukan secara
diam-diam untuk kerjasama.
Dalam oligopoly, setiap perusahaan yang saling mempengaruhi, mereka sebagai
bagian yang terikat pada persaingan, dimana keuntungan yang sangat tergantung dari
upaya masing-masing dalam promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga
dan sebagainya dapat dilakukan dengan tujuan untuk menarik konsumen disbanding
pesaingnya. Praktik Oligopoli umumnya dilakukan untuk membatasi perusaan pesaing
untuk tidak masuk ke dalam pasar. Perusahaan dalam pasar bersaing bukan pada harga
karena keuntungan pada laba normal dibawah tingkat maksimum dengan menetapkan
harga jual terbatas, sehingga praktik oligopoly tidak terjadi. Penguasaan dalam
menentukan harga, bentuk pasar oligopoly dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
1. Oligopoly ketat, yaitu penggabungan 4 perusahaan yang memiliki pangsa pasar
60-100%. Kessepakatan diantara mereka dalam menetapkan harga relatif mudah.
Sebagai contoh: semen, siaran TV, perbankan lokal.
2. Oligopoly longgar, yaitu penggabungan 4 perusahaan terkemuka yang memiliki
40% atau kurang dari pangsa pasar, kesepakatan diantara mereka untuk
menetapkan harga sebenarnya tidak mungkin. Sebagai contoh: kayu, perangkat
keras, perkakas rumah (mebel).

B. Karakteristik Pasar Oligopoli


Karakteristik pasar Oligopoli yaitu sebagai berikut:
1. Hanya sedikit perusahaan dalam industry (Few number of firms). Secara teoritis,
sulit sekali untuk menetapkan beberapa jumlah perusahaan di dalam pasar, agar
dapat dikatakan oligopoly. Namun untuk dasar analisi biasanya jumlah
perusahaan siasumsikan kurang dari sepuluh.
2. Produk homogeny atau terdiferensiasi (homogeny or differentiated product).
Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoly merupakan peralihan
antara persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat output yang
dihasilkan akan mempengaruuhi perilaku perusahaan dalam mencapai kondisi
optimal (laba maksimum). Jika dalam pasar persaingan sempurna [erusahaan
mengatur jumlah output (output strategy) untuk meningkatkan laba, dalam pasar
monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan output,
maka dalam pasar oligopoly bentuk persaingan antarperusahaan adalah
persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy). Contoh
pasar oligopoly yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industry mobil,
rokok, film kamera. Sedangkan yang menghasilkan produk homogeny adalah
industry baja, pipa, paralon, seng dan kertas. Penggolongan ini mempunyai arti
penting dalam menganalisi pasar yang oligopolistic. Semakin besar tingkat
diferensinya, perusahaan makin tidak bergantung pada kegiatan perusahaan-
perusahaan lainnya. Berarti oligopoly dengan produk diferensiasi dapat lebih
mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan lawan. Di luar
ensur modal, rintangan untuk masuk ke dalam industry oligopoly yang
meghasilkan produk homogeny lebih sedikit, karena pada industry oligopoly
dengan produk diferensiasi sangat berkaitan dengan loyalitas konsumen terhadap
prodek (merek) tertentu.
3. Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi (Interdependence decisions).
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan
mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firms) maupun
yang masih di luar industry (potensial firms). Karenanya guna menahan
perusahaan potensial untuk masuk industry, perusahaan yang sudah ada
menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting prices) yang
membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.
4. Kompetisi non harga (non pricing competition). Dalam upayanya mencapai
kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam bentuk harga, namun
juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain dapat
berupa sebagai berikut:
a. Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi
b. Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek
c. Mempengaruhi perilaku konsumen
d. Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat
berjalan dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup
kemungkinan perusahaan melakukan kegiatan intelijen industry untuk
memperoleh informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan
pesaing nyata maupun potensial. Informasi-informasi ini sangat penting
agar perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing terhadp setiap
keputusan yang diambil.

C. Ciri-Ciri Pasar Oligopoli


Berdasarkan ciri-cirinya, pasar oligopoly adalah struktur pasar dengan sedikit perusahaan
yang perilakunya saling tergantung atau berkaitan. Pasar Oligopoli memiliki ciri-ciri
sebagai berikut;
1. Semakin homogen suatu produk, maka saling ketergantungan (interdependensi)
diantara perusahaan akan semakin meningkat. Setiap perusahaan tahu bahwa
setiap perubahan kebijakan harga, kualitas, output dan iklan dapat mendorong
reaksi dari pesaing.
2. Barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda
corak atau bisa bersifat homogeny dan bisa juga berbeda, namun memenuhi
standar tertentu. Barang yang diproduksi pada pasar ini ada kalanya merupakan
barang yang standar misalnya pada industry penghasil barang mentah (baja dan
alumunium) dan industry bahan baku (semen dan bahan bangunan). Selain itu,
pada pasar oligopoly juga memproduksi barang yang berbeda corak. Barang yang
diproduksi adalah barang akhir seperti industry mobil, industry rokok, industry
pesawat terbang, dan lain-lain.
3. Terdapat beberapa penjual di pasar (2-15 perusahaan) dengan banyak pembeli di
pasar
4. Barang yang diperjualbelikan relatif homogeny namun terdiferensiasi. Contohnya
adalah sabun mandi dengan beberapa aroma dan bentuk, telepon seluler dengan
berbagai ragam teknologi dan tampilannya, dan lain-lain.
5. Penjual di pasar oligopoly memiliki kemampuan dalam menentukan harga karena
adanya perbedaan dari masing-masing produk yang ditawarkan.
6. Masing-masing penjual bersaing sangat ketat dengan penjual lainnya. Persaingan
terutama melalui promosi besar-besaran serta perang harga. Perang harga yang
dimaksud terjadi ketika suatu perusahaan bermaksud untuk menurunkan harga
agar memperoleh pangsa pasar yang lebih besar, namun diikuti dengan penurunan
harga oleh perusahaan lain, sehingga pada akhirnya pangsa pasar yang diperoleh
oleh masing-masing perusahaan adalah tetap, namun dengan harga jual yang lebih
rendah.
7. Produsen baru dapat memasuki pasar oligopoly ini walau sulit. Dibutuhkan modal
yang besar untuk dapat bersaing dalam pasar oligopoly. Terutama ketika
perusahaan yang sudah lama kemudian menurunkan harga besar-besaran
(predatory pricing), sehingga membuat perusahaan baru sulit bertahan.
8. System harga yang kaku. Karena sifatnya yang hanya terdiri dari beberapa
perusahaan, perilaku satu perusahaan menjadi sangat terasa pengaruhnya bagi
perusahaan lain, sehingga menimbulkan ketergantungan dari masing-masing
strategi atau tindakan yang diambil. Ketergantungan terutama terjadi dalam
penetapan harga, dimana penetapan harga yang dilakukan oleh satu perusahaan
akan segera diikuti oleh perusahaan lain, sehingga pada akhirnya memunculkan
kekakuan harga ditingkat tertentu pada pasar oligopoly.
D. Hubungan Antara Perusahaan-perusahaan Dalam Pasar Oligopoli
1. Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive Oligopoly)
Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa
kesepakatan harga dan produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai
kolusi atau kartel) dengan tujuan menghindari perang harga yang akan
membawa kerugian bagi masing-masing perusahaan pada kondisi tertentu
(contoh adalah kesepakatan produksi dan harga pada OPEC). Bentuk
persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah produksi yang
boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan harganya yang
sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa pembagian secara
merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada banyaknya jumlah
permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang menghasilkan
produk yang sama.
Dalam hubungan ini terdapat beberapa model pasar diantaranya:
a. Model Kartel
Model ini menguraikan tentang penetapan harga oligopoly dengan
tujuan agar para peserta oligopoly dalam suatu industry tetap memperoleh
keuntungan monopolis. Artinya, dalam suatu oligopoly seolah-olah terdapat
satu perusahaan monopoli yang mempunyai banyak pabrik dan para peserta
kartel tersebut menegkoordinasai keputusan mereka. Tidak semua industry
dapat membentuk semua kartel. Pada umumnya kartel dibentuk apabila
ditemui ciri-ciri sebagai berikut: 1) Produk yang dihasilkan adalah
homogeny; 2) Dalam industry terdapat sedikit perusahaan; 3) Terdapat
hambatan masuk (barrier to entry); 4) Permintaan terhadap produk yang
dihasilkan inelastic; 5) Keuntungan masing-masing perusahaan kecil dan di
mungkinkan untuk di tingkatkan; 6) Konsentrasi permintaan secara
geografis dapat dilakukan; dan 7) Tidak ada larangan masuk. Walaupun
secara rasional menguntungkan, tidak sedikit kartel yang menghadapi
masalah.
Pada umumnya terdapat tiga masalah utama, antara lain:
1) Pembentukan kartel mungkin illegal, karena hal itu telah di atur dalam
Undang-Undang anti monopoli; 2) Adanya tuntunan bahwa para direktur
kartel menguasai banyak informasi; 3) Penyelesaian kartel secara
fundamental mungkin tidak stabil. Sebenarnya terdapat dua model kartel
yang mempunyai spesifikasi masing-masing. Model yang pertama adalah
model kartel yang di pusatkan (centralized cartel). Model ini merupakan
model yang ekstrim, karena kartel yang menentukan semua keputusan untuk
semua perusahaan anggota. Model kartel yang lainnya adalah bentuk kartel
yang lebih longgar dari tipe yang pertama di atas, yaitu kartel berbagi pasar
(market-sharing cartel). Dalam hal ini, kartel membagi-bagi pasar kepada
semua anggotanya.

b. Model Kepemimpinan Harga


Merupakan suatu model dimana satu perusaahaan yang dominan
mempertimbangkan reaksi perusahaan yang lain dalam pengambilan
keputusan mengenai keluaran dan harganya. Model kepemimpinan harga ini
cendrung cocok dengan banyak observasi di dunia nyata. Perusahaan yang
dominan menetapkan harga dengan asumsi perusahaan menguasai hampir
semua penjualan sebuah industri. Sisa penjualan didistribusikan kepada
kelompok perusahaan yang kecil. Model ini menunjukan bagaimana
elemen-elemen dari teori penentuan harga di pasar persaingan sempurna dan
monopoli dapat dipadukan bersama untuk menghasilkan sebuah model
penetapan harga di pasar persaingan sempurna. Model ini juga dapat
dijelaskan perilaku industri dalam beberapa situasi penting tertentu. Model
formula prilaku kepemimpinan harga ditunjukan pada gambar berikut :

2. Oligopoli tanpa kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)


Persaingan antar perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa
perbedaan harga dan jumlah produk yang dihasilkan. Perbedaan harga dan
jumlah produksi (bisa saling berhubungan positif timbal balik) dilakukan dalam
rangka ingin mendapatkan jumlah pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya
(dari pesaingnya). Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi dalam pasar
persaingan ini sehubungan dengan tingkat harga dan jumlah produksi (produk
yang dihasilkan relatif sama) yaitu sebagai berikut :
a. Bila terdapat satu perusahaan yang mencoba memperbanyak jumlah
produksinya agar harga jual produknya relatif lebih murah dibandingkan
dengan pesaingnya, maka biasanya langkah ini akan diikuti oleh pesaing
dengan menurunkan harga jual produknya
b. Bila satu perusahaan mulai menurunkan harga jual produknya tanpa
menambah jumlah produksinya dengan maksud untuk menguasai pangsa
pasar, maka langkahnya akan diikuti oleh perusahaan lain, baik dengan cara
menurunkan harganya semata atau menurunkan harga dengan cara menjual
lebih banyak produknya di pasar.
c. Bila satu perusahaan menaikkan harga jual produknya, baik dengan cara
langsung pada penurunan harga ataupun dengan cara mengurangi jumlah
produksinya, maka perusahaan lain relatif tidak akan mengikutinya.
Dalam hubungan ini terdapat model pasar yaitu model kurva permintaan
patah. Pertama kali model ini di kembangkan oleh P.M Sweezy untuk
menjelaskan mengapa harga di pasar yang hanya terdiri atas sedikit perusahaan
cendrung tidak fleksibel. Model ini juga menegaskan bahwa perusahaan pada
biaya jarangg sekali di imbangi denga perubahaan pada harga pasar, dan bila
perusahaa pada harga pasarbenar-benar terjadi di pasar oligopoly cendrung
terjadi dalam skala yang cukup besar. Model ini di susun berdasarkan asumsi
bahwa aksi menurunka harga oleh suatu perusahaan akan diikuti oleh perusahaan
lainnya, tetapi aksi menaikkan harga cendrung tidak diikuti oleh perusahaan
lainnya. Akibatnya suatu perusahaan menghadapi kurva permintaan yang patah,
yaitu kurva permintaan untuk mengantisipasi kenaikan harga dan kurva
permintaan untuk mengantisipasi penurunan harga.
E. Kelebihan Dan Kelemahan Pasar Oligopoli
1. Kelebihan pasar oligopoli
a. Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
Para pembeli tidak akan di tawarkan dengan agresif oleh perusahaan dalam
pasar ini, namun pembelilah yang menentukan akan membeli produk dari
perusahaan mana.
b. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
Penelitian untuk pengembangan produk perusahaan dilakukan agar dapat
menarik pembeli dari perusahaan pesaing berkat keunggulan kualitas yang
dimiliki.
c. Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual.
Banyak perusahaan bersikap baik dalam halnya pelayanan dan memperhatikan
kepuasan pembeli agar pembeli bersikap loyal dan dapat membeli produk
perusahaan ini dengan jenjang waktu yang lama.
d. Adanya penerapan teknologi baru
Penerapan teknologi terbaru dapat memudahkan perusahaan untuk
mengembangkan produknya agar lebih di minati.
2. Kelemahan pasar oligopoli
a. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
Perusahaan yang besar yang sudah lama berdiri dan banyak sekali peminatnya
lebih banyak mendistribusikan produk dagangnya yang mengakibatkan hasil
pendapatan yang banyak pula. sedangkan perusahaan yang kurang di minati
pembeli otomatis akan mendistribusikan barang dangangnya dalam jumlah
yang sedikit dan memperoleh pendapatan yang kecil.
b. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
Perusahaan yang bekecimbung di dalam usaha ini sangat jarang menaikan
harga, itupun jika naik hanya sedikit dan tidak berpengaruh terhadap minat
pembeli sehingga jauh untuk terjadinya inflasi.
c. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis
karena semangat bersaing kurang
d. Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi
Hal ini dikarenakan minat pembeli yang cenderung memihak terhadap
pemimpin pasar yang mengakibatkan faktor produksi perusahaan yang baru
memulai eksistensinya kurang minat dari pembeli.
e. Sulit ditembus / dimasuki perusahaan baru
Pada pasar oligopoli ini sulit untuk perusahaan lain bergabung dalam usaha
karena minat pembeli yang tinggi terhadap pimpinan pasar sehingga sangat
sulit untuk perusahaan baru untuk berkembang karena kurangnya peminat dari
pembeli
f. Bisa berkembang ke arah monopoli perusahaan dalam pasar oligopoly
Di dalam pasar oligopoli ini bisa berkembang kearah monopoli jika sudah
tidak ada yang mampu bersaing dengan pemimpin pasar, ini mengebabkan
monopoli perusahaan ini berlanjut dengan menyaingin produk barang lainnya
yang belum perusahaan ini kuasai
BAB III
PENUTUP

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:


1. Pasar oligopoli didefinisikan sebagai suatu bentuk pasar yang terdiri dari beberapa
produsen atau penjual (antara 2-10 penjual) yang menguasai penawaran yang
memiliki karakteristik terdapat sedikit perusahaan dalam industry, produk
homogeny, pengambilan keputusan saling mempengaruhi, dan dimungkinkan
produsen baru masuk industri.
2. Hubungan perusahaan dalam pasar oligopoli beserta model pasarnya diantaranya
Non-Collusive Oligopoly (Oligopoli bersaing) dengan model kurva permintaan
patah dan Collusive Oligopoly (Oligopoli bekerjasama) dengan model kartel dan
model kepemimpinan harga.
3. Pada umumnya, pasar oligopoli memiliki banyak sisi positif untuk konsumen
dengan persaingan perusahaan yang tinggi sehingga dituntut berinovasi dan
memperhatikan kepuasan konsumen, namun kelemahannya adalah kemungkinan
adanya pasar yang tidak seimbangan, ketidakefisienan produksi, eksploitasi
konsumen atau buruh, serta ketegaran harga.
DAFTAR PUSTAKA

Surjanti, J., Musdolifah, Budiono. 2016. Edisi Belajar Teori Ekonomi (Pendekatan
Mikro) Berbasis Karakter. Penerbit Deepublish, Yogyakarta.
Boediono. 2015. Ekonomi Mikro. Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro / Makro Ekonomi, PT. Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai