Anda di halaman 1dari 4

Oleh : Stefanie Pramudita Jaya

22010116210091
FK UNDIP

Dilema Etik mengenai Transplantasi Organ

Transplantasi organ adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh
ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama.
Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tak befungsi pada
penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat merupakan
orang yang masih hidup ataupun telah meninggal. Teknik transplantasi dimungkinkan untuk
memindahkan suatu organ atau jaringan tubuh manusia yang masih berfungsi baik, baik dari
orang yang masih hidup maupun yang sudah meninggal ke tubuh manusia lain.
Dalam penyembuhan suatu penyakit, transplantasi seringkali dibutuhkan dalam
menyelamatkan nyawa si penderita. Keberhasilan teknik transplantasi dalam usaha
penyembuhan suatu penyakit dan meningkatnya keterampilan dokter dokter dalam
melakukan transplantasi terbukti mampu meningkatkan kualitas hidup penerima donor.
Upaya transplantasi diminati oleh para penderita dalam upaya penyembuhan yang cepat dan
tuntas. Akan tetapi, peningkatan kejadian gagal organ menyebabkan permintaan terhadap
organ meningkat. Permintaan tersebut tidak seimbang dengan ketersediaan organ untuk
ditransplantasi sehingga seiring perjalanan waktu banyak orang yang meninggal saat
menunggu ketersediaan organ untuk transplantasi. Transplantasi organ adalah cara yang cepat
dan efektif untuk mengatasi gagal organ, namun harganya mahal dan harus menunggu lama
hingga mendapatkan jatah organ transplantasi. Peluang ini dimanfaatkan oleh beberapa
kelompok untuk perdagangan organ ilegal dan memanfaatkan orang yang miskin secara
finansial untuk kepentingan orang yang kaya. Perkembangan dari teknologi transplantasi
memunginkan transplantasi organ yang berasal dari hewan (xenotransplantasi), fetus, dan
stem cell yang juga menimbulkan masalah etika dan medis. Oleh karena itu, dalam
pengembangan transplantasi, pertimbangan etik, moral, agama, hukum, atau sosial budaya
diperlukan.
Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:
1) Autotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam
tubuh orang itu sendiri.
2) Allotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke
tubuh orang lain.
3) Xenotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari suatu spesies ke tubuh
spesies lainnya.
b. Masalah Etik dan Moral dalam Transplantasi
Donor Hidup
Adalah orang yang memberikan jaringan / organnya kepada orang lain (resipien ).
Sebelum memutuskan untuk menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan mengerti
resiko yang dihadapi, baik resiko di tenaga kesehatang medis, pembedahan, maupun
resiko untuk kehidupannya lebih lanjut sebagai kekurangan jaringan / organ yang telah
dipindahkan. Disamping itu, untuk menjadi donor, sesorang tidak boleh mengalami
tekanan psikologis. Hubungan psikis dan emosi harus sudah dipikirkan oleh donor hidup
tersebut untuk mencegah timbulnya masalah.
Jenazah dan donor mati
Adalah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat dengan sungguh
sungguh untuk memberikan jaringan / organ tubuhnya kepada yang memerlukan apabila ia
telah meninggal kapan seorang donor itu dapat dikatakan meninggal secara wajar, dan
apabila sebelum meninggal, donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan dari dokter
yang merawatnya. Semua itu untuk mencegah adanya tuduhan dari keluarga donor atau
pihak lain bahwa tim pelaksana transplantasi telah melakukan upaya mempercepat
kematian seseorang hanya untuk mengejar organ yang akan ditransplantasikan.
Keluarga donor dan ahli waris
Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk menciptakan saling
pengertian dan menghindari konflik semaksimal mungkin atau pun tekanan psikis dan
emosi di kemudian hari. Dari keluarga resipien sebenarnya hanya dituntut suatu
penghargaan kepada donor dan keluarganya dengan tulus. Alangkah baiknya apabila
dibuat suatu ketentuan untuk mencegah timbulnya rasa tidak puas kedua belah pihak.
Resipien
Adalah orang yang menerima jaringan / organ orang lain. Pada dasarnya, seorang
penderita mempunyai hak untuk mendapatkan tenaga kesehatanan yang dapat
memperpanjang hidup atau meringankan penderitaannya. Seorang resepien harus benar
benar mengerti semua hal yang dijelaskan oleh tim pelaksana transplantasi. Melalui
tindakan transplantasi diharapkan dapat memberikan nilai yang besar bagi kehidupan
resipien. Akan tetapi, ia harus menyadari bahwa hasil transplantasi terbatas dan ada
kemungkinan gagal. Juga perlu didasari bahwa jika ia menerima untuk transplantasi
berarti ia dalam percobaan yang sangat berguna bagi kepentingan orang banyak di masa
yang akan datang.
Dokter dan tenaga pelaksana lain
Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat persetujuan dari
donor, resepien, maupun keluarga kedua belah pihak. Ia wajib menerangkan hal hal yang
mungkin akan terjadi setelah dilakukan transplantasi sehingga gangguan psikologis dan
emosi di kemudian hari dapat dihindarkan. Tanggung jawab tim pelaksana adalah
menolong pasien dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk umat manusia. Dengan
demikian, dalam melaksanakan tugas, tim pelaksana hendaknya tidak dipengaruhi oleh
pertimbangan pertimbangan kepentingan pribadi.
Stem cell
Stem cell dapat diperoleh dari jaringan tubuh orang dewasa dan fetus atau embrio. Stem
cell memiliki kemampuan untuk berproliferasi menjadi jaringan atau organ baru yang
dibutuhkan dengan toleransi imunologi yang tinggi sehingga menurunkan masalah
ketidakcocokan organ. Keuntungan ini dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk
memperdagangkan fetus secara illegal biasanya dari fetus yang diaborsi.

c. Transplantasi Ditinjau dari Aspek Hukum


Pada saat ini peraturan perundang undangan yang ada adalah Peraturan Pemerintah
No. 18 tahun 1981, tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta
Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Pokok pokok peraturan tersebut adalah :
1) Pasal 10
Transplantasi alat untuk jaringan tubuh manusia dilakukan dengan memperhatikan
ketentuan ketentuan yaitu harus dengan persetujuan tertulis penderita dan keluarganya
yang trdekat setelah penderita meninggal dunia.
2) Pasal 14
Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau bank
mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan dengan pernyataan tertulis
keluarga terdekat.
3) Pasal 15
Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia diberikan oleh
calon donor hidup, calon donor yang bersngkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter
yang merawatnya, termasuk dokter konsultan mengenai sifat operasi, akibat akibat dan
kemungkinan kemungkinan yang dapat terjadi. Dokter yang merawatnya harus yakin
benar bahwa calon donor yang bersangkutan telah menyadari sepenuhnya arti dari
pemberitahuan tersebut.
4) Pasal 16
Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas suatu kompensasi
material apapun sebagai imbalan transplantasi.
5) Pasal 17
Dilarang memperjual belikan alat atau jaringan tubuh manusia.
6) Pasal 18
Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk
keadaan dari luar negri

Menurut saya, transplantasi boleh dilakukan asal dilakukan sesuai prosedur dan
hukum yang berlaku sehingga tidak menyimpang dari moral dan etika di masyarakat. Dilihat
dari segi manfaatnya, transplantasi sangat bermanfaat bagi penerima donor karena dapat
meningkatkan kualitas hidup penerima donor. Bagi pendonor, transplantasi menjadi salah
satu bentuk belas kasih dan wujud kebaikan karena tidak semua orang bersedia menjadi
donor apalagi bukan untuk keuntungan ekonomi. Akan tetapi lebih baik untuk donor
diberikan kompensasi yang setimpal untuk menutup hilangnya waktu bekerja dan biaya-biaya
yang dikeluarkan akibat prosedur bedah yang dijalani untuk pengambilan organ. Pada saat
prosedur transplantasi organ, alangkah baiknya ada diskusi terlebih dahulu mengenai
tindakan yang akan dilakukan antara tenaga medis, donor, dan penerima donor sehingga
terjadi satu kesepakatan dan pengertian serta tidak menimbulkan rasa kurang nyaman karena
tindakan yang dilakukan. Tenaga medis juga perlu menghormati dan bertindak demi
kepentingan pasien dan tidak untuk mencari kepopuleran dan keuntungan finansial.

Anda mungkin juga menyukai