Anda di halaman 1dari 13

PRE PLANNING

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


TREE OF DREAMS AND RUBBER ESTAFFETE
DI RUANG MADRIM RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa Tahap Profesi

Koordinator: Ns. Sri Padma Sari,S.Kep.MNS

Pembimbing Akademik: Ns. Diyan Yuli Wijayanti.S.Kep., M.Kep

Disusun oleh:
Beny Bakhtiar 22020116210014
Jefri Adimas Nugroho 22020116210030
Putri Apriyati 22020116210030

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVIII


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
A. TOPIK
Pohon Impian dan Esafet Karet (Tree Of Dreams And Rubber Estaffete)

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) ini diharapkan klien dapat
meningkatkan komunikasi dan saling bekerja sama dengan Tim.

2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan non
verbal
b. Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok
c. Klien mampu mengenal anggota antar tim
d. Klien mampu menghargai pendapat antar tim
e. Klien mampu meningkatkan kreativitas

C. LANDASAN TEORI
Gangguan jiwa adalah suatu kondisi terganggunya fungsi mental, emosi,
pikiran, kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal, yang menjadi kelompok
gejala klinis yang disertai oleh penderita dan mengakibatkan terganggunya
fungsi humanistik individu (Dalami dkk, 2009). Gangguan jiwa
dikarakteristikkan sebagai respon maladaptif diri terhadap lingkungan yang
ditunjukkan dengan pikiran, perasaan, tingkah laku yang tidak sesuai dengan
norma setempat dan kultural sehingga mengganggu fungsi sosial, kerja dan
fisik individu (Townsend, 2005). Salah satu tanda dan gejala dari klien yang
mengalami skizofrenia ialah terjadinya kemunduran sosial. Kemunduran sosial
tersebut terjadi apabila seseorang mengalami ketidakmampuan ataupun
kegagalan dalam menyesuaikan diri (maladaptif) terhadap lingkungannya,
seseorang tersebut tidak mampu berhubungan dengan orang lain atau
kelompok lain secara baik, sehingga menimbulkan gangguan kejiwaan yang
mengakibatkan timbulnya perilaku maladaptif terhadap lingkungan di
sekitarnya.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sangat efektif mengubah perilaku
karena di dalam kelompok terjadi interaksi satu dengan yang lain dan saling
mempengaruhi. Sebuah kelompok akan terbentuk satu sistem sosial yang saling
berinteraksi dan menjadi tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptif (Christopher, 2011). TAK
Sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien
dengan masalah hubungan sosial. TAK dengan bersosialisasi dapat
meningkatkan hubungan sosial secara bertahap dari interpersonal (satu dan
satu), kelompok dan masyarakat (Keliat, Panjaitan, Helena, 2010). Menurut
penelitian Hasriana pada tahun 2013 di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan mengatakan bahwa terdapat pengaruh terapi aktivitas
kelompok dengan sosialisasi terhadap kemampuan pasien berinteraksi social
dan klien yang sudah dilakukan terapi aktifitas kelompok (Post) sebagian besar
masih telah mampu bersosialisasi sebanyak 14 responden (93,3%) sedangkan
Klien yang kurang mampu bersosialisasi sebanyak 1 responden (6,7%).

D. KLIEN
1. Karakteristik/ kriteria
Klien yang dapat mengikuti TAK adalah sebagai berikut:
a. Klien yang kooperatif dan tidak mengganggu jalannya TAK
b. Klien yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
c. Klien dengan kondisi fisik yang baik
d. Klien yang mau mengikuti TAK

2. Proses seleksi
a. Ijin Kekepala ruangan
b. Mendata pasien yang dapat berinteraksi dengan orang lain, tidak
agresif, dan tidak mengamuk
c. Memberitahu pasien yang memenuhi kriteria diatas untuk ikut
TAK
E. PENGORGANISASIAN
1. Tempat
Ruang Madrim RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang

2. Waktu
Hari/Tanggal : Senin, 14 November 2016
Pukul : 08.30 09.30 WIB
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap langkah tindakan:
1. Pembukaan, Perkenalan Tim dan pengarahan (5 menit)
2. Menulis harapan selama (15 menit)
3. Perkenalkan nama dan membacakan harapan yang ditulis selama (15
menit)
4. Bermain Estafet Karet (20 menit)
5. Penutup (5 menit)

3. Tim Terapis
a. Leader:
1) Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
2) Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelornpok
3) Menjelaskan tujuan terapi aktivitas kelompok
4) Mengatur jalannya terapi
5) Menetapkan jalannya tata tertib
6) Dapat mengambil keputusan dengan tepat dan menyimpulkan hasil
diskusi pada kelompok terapi diskusi tersebut.
7) Kontrak waktu
8) Menyimpulkan hasil kegiatan
9) Menutup acara
b. Fasilitator:
1) Membantu meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan
oleh klien sebagai peserta TAK
2) Mendampingi peserta TAK untuk bermain
3) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4) Memberikan contoh bagi klien selama kegiatan
c. Observer
1) Mengobservasi jalannya TAK mulai dari persiapan proses dan penutup
2) Mengobservasi perilaku semua anggota kelompok
3) Menyampaikan hasil TAK
4) Memberi penilaian terhadap perilaku verbal dan non verbal pasien
selama TAK berlangsung dengan menggunakan format penilaian yang
tersedia
d. Pengorganisasian
1) Leader : Beny Bakhtiar
2) Fasilitator : Jefri Adimas N
3) Observer : Putri Apiyati

4. Metode dan Media


a. Metode : Simulasi dan lomba
b. Media : Kertas, bolpoin, sedotan, karet gelang, dan doubletip

F. Setting Tempat

C B

Keterangan:
: Klien
: Leader : Observer
A C
: Fasilitator
B

G. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum terapi aktivitas dilaksanakan.
Anggota wajib memberi tahu leader jika ada peserta yang tidak dapat
hadir/mengikuti.
c. Peserta berpakaian bersih, rapi dan sudah mandi.
d. Peserta tidak diperkenankan makan, dan minum selama kegiatan.
e. Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum TAK selesai.
f. Jika ada peserta yang hendak BAB dan BAK dipersilahkan untuk ke
toilet dulu.
g. Jika ingin mengajukan pertanyaan peserta mengacungkan tangan dan
berbicara setelah dipersilahkan leader.
h. Jika ada anggota melakukan hal-hal yang sangat mengganggu jalannya
TAK, maka anggota tersebut dikeluarkan dari kegiatan terapi.
i. Apabila waktu TAK telah habis sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati, tapi TAK belum selesai akan diminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu sampai TAK selesai

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Terapis memperkenalkan diri dan anggota tim
b. Evaluasi / Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan
kegiatan, yaitu menulis harapan di daun Pohon Impian dan bermain
dengan menggunakan sedotan.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan TAK, harus meminta
izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 60 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja
a. Simulasi Pohon Impian
1) Leader menjelaskan aturan simulasi Pohon Impian
2) Fasilitator menyiapkan karton yang sudah bergambar batang dan
ranting, kertas yang berbentuk daun, bolpoin dan doubletip sebagai
perekat
3) Fasilitator membagikan kertas yang berbentuk daun dan bolpoin
kepada peserta
4) Leader mempersilahkan peserta untuk menulis harapan di kertas yang
telah dibagikan dan diberikan waktu selama 15 menit
5) Terapis mempersilahkan peserta membacakan tulisannya yang telah
dituliskan. Peserta dipersilakan berdiri memperkenalkan nama dan
membacakan harapan yang telah ditulis
6) Setelah peserta membacakan harapannya, peserta menempelkan
tulisan tersebut pada ranting Pohon Impian dengan dibantu fasilitator
7) Setelah semua peserta selesai membacakan harapannya maka akan
terbentuk media Pohon Impian mereka

b. Bermain Estafet Karet


1) Terapis membagi peserta menjadi 2 kelompok dengan jumlah peserta
yang sama.
2) Terapis menjelaskan aturan main dalam permainan estafet karet.
3) Fasilitator menyiapkan karet dalam sebuah wadah dan sedotan
sejumlah peserta untuk masing-masing kelompok.
4) Terapis mempersilahkan setiap peserta meletakkan sedotan diantara
kedua bibirnya dengan cara dijepit.
5) Terapis mempersilahkan masing-masing kelompok mengoperkan karet
menggunakan sedotan dari ujung peserta kepada ujung peserta lainnya
dalam satu kelompok.
6) Terapis memberikan waktu 10 menit kepada masing-masing kelompok
untuk mengoperkan karet sebanyak-banyaknya.
7) Terapis menilai dan mengumumkan pemenang karet sedotan adalah
kelompok yang paling banyak mengumpulkan karet menggunakan
sedotan.
8) Terapis menghitung jumlah karet setiap kelompok dan yang
memperoleh karet terbanyak dinyatakan sebagai pemenang
9) Terapis memberikan reward kepada kelompok pemenang maupun
kelompok yang kalah.

4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikut TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapi menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui
verbal
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang
2) Menyepakati waktu dan tempat
3) Menutup acara
4) Berdoa
5) Mengucapkan salam

H. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat prosesi TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK sosialisasi, evaluasi dilakukan dengan melihat apakah
semua peserta dapat berperan aktif mengikuti terapi aktivitas kelompok.
Selain itu, evaluasi dilakukan dengan melihat apakah kelompok mampu
menyelesaikan permainan secara bekerja sama. Jika 75% peserta dapat
berperan aktif dalam mengikuti TAK dan penyelesaian permaianan
dilakukan secara bekerja sama maka TAK berhasil.
Penilaian Stimulus TAK
TREE OF DREAMS AND RUBBER ESTAFFETE

Aspek Yang Dinilai


Mengikuti
Berperan Mengungkapkan
No Nama Pasien kegiatan dari Memperkenal Membacakan
aktif dalam perasaan secara
awal sampai kan diri harapan
Estafet Karet verbal
akhir (2) (3)
(4) (5)
(1)
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada klom nama klien
2. Beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti TAK dari awal sampai
akhir, mengenalkan diri, menulis harapan, berperan aktif dalam estafet karet,
mengungkapkan perasaan secara verbal. Beri tanda () jika klien mampu dan
tanda (X) jika klien tidak mampu

2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. contoh: klien mengikuti sesi TAK mengikuti TAK dari
awal sampai akhir, memperkenalkan diri, menuliskan harapan, berperan aktif
dalam estafet karet, dan mengungkapkan perasaan secara verbal.
Daftar Pustaka

Christopher L. 2010. Terapi aktivitas sosialisasi di rumah saki jiwa. Journal of


psychosocial nursing ang mental health services. Vol 45. P.1/3
Dalami.2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: CV.
Trans Info Media
Hasriana, Muhammad Nur, Sri Angraini. 2013. Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi Terhadap Kemampuan Bersosialisasi Pada Klien
Isolasi Sosial Menarik Diri Di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan. Stikes Nani Hasanuddin Makassar. 2(6): 74-79
Keliat, B.A., Panjaitan, R.U., Helena, N.2010. Proses keperawatan kesehatan
jiwa. Ed.2. EGC: Jakarta
Townsend, M.C. 2005. Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing. Davis
Company. Philadelpia

Anda mungkin juga menyukai