Anda di halaman 1dari 23

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

LAPORAN

KULIAH LAPANGAN GEOFISIKA

OLEH :

KELOMPOK V

DARWIS M (F1H1 14 043)


HENDIK JAL PATRA (F1H1 14 047)
ERWIN CHAERUL ACHMAD (F1H1 14 045)
FARIANA (F1H1 14 046)
NANANG SUTRIATNA (F1H1 13 024)
NURLELI KURNIA (F1H1 13 012)
HENGKY PRATAMA (F1H1 14 048)
SAKINA (F1H1 14 077)
HESTI ARISKA (F1H1 14 049)
SITTI RAHAMAWATI (F1H1 13 079)
MUH ERDIYANTO (F1H1 14 064)
ROSHANAYA (F1H1 14 076)
LD MUNAWIR (F1H1 13 058)

KENDARI

2016
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batuan yang merupakan material pembentuk kerak bumi memiliki sifat- sifat yang
dapat diperikan dan digunakan untuk membedakan antara satu dengan yang lainnya.Salah
satu sifat batuan yang biasanya diperikan adalah sifat kemagnetan batuan.Sifat magnet pada
batuan dipengaruhi oleh kandungan mineral pada batuan tersebut.Sifat magnetik pada
mineral ini dikaji secara mendalam dalam bidang paleomagnetisme atau kemagnetan purba.
Stabil tidaknya magnetisasi pada suatu batuan sangat tergantung pada jenis mineral dan
ukurannya. Sifat magnetik pada batuan ini juga berperan dalam metode geomagnetik untuk
eksplorasi.
Metoda SP ini merupakan metoda geofisika yang sangat sederhana dan murah,
walaupun fenomena dari Self Potential ini lebih cenderung dimanfaatkan dalam usaha
pengeboran dibandingkan dengan penelitian diatas permukaan. Umumnya metode ini hanya
baik untuk eksplorasi dangkal, sekitar 100m. Jika kedalaman lapisan lebih dari harga tersebut
informasi yang di peroleh kurang akurat. Metode Self Potential ini lebih banyak di gunakan
dalam bidang Engineering Geology (seperti penentuan kedalaman batuan dasar), pencarian
reservoir air, metode pendukung dalam pencarian ladang geothermal dan seterusnya.

Metoda Self Potential atau Potensial Diri diprakarsai oleh Robert Fox pada tahun
1830. Dia menggunakan eloktroda yang terbuat dari lempengan tembaga yang dihubungkan
ke galvanometer untuk mendeteksi adanya kandungan sulfida tembaga di Cornwall, Inggris.
Metoda ini telah digunakan sejak tahun 1920 sebagai metoda pendukung dalam eksplorasi
logam. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir metoda SP juga digunakan untuk penelitian
aliran air bawah tanah dan penyelidikan geothermal, juga merupakan metoda yang lebih
praktis dalam pengambilan data.

Suseptibilitas magnetik merupakan salah satu parameter geofisika yang digunakan


untuk mengetahui nilai suseptibilitas magnetik dengan memanfaatkan tanah yang terdapat di
daerah penambangan sebagai sampel pengukuran. Pengukuran suseptibilitas magnetik
menggunakan alat Bartington Magnetic Susceptibility model MS2 yang dihubungkan dengan
sensor MS2B dan MS2K.

Geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk menginterpretasi
bawah permukaan tanah dengan menggunakan konsep fisika dan tanpa merusak material-
material tersebut. Prinsip kerja geolistrik adalah mengukur tahanan jenis dengan mengalirkan
arus listrik ke dalam batuan atau tanah melalui elektroda arus. Kemudian arus diterima oleh
elektroda potensial dengan menganggap bumi sebagai resistor. Penggunaan geolistrik
pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun 1912. Metode geolistrik
tahanan jenis konfigurasi Wenner merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui
perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan
arus listrik DC (Direct Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi
arus listrik ini menggunakan 2 buah elektroda Arus A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah
dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus
listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.
B. Rumusan Masalah

1. Seberapa jauh tingkat intrusi air laut di Kab. Konawe Utara, Kec Molawe
Desa Awila
2. Bagaimana cara mencari nilai suceptibilitas batuan pada daerah penelitian ?
3. Bagamiana cara mengetahui kondisi bawah permukaan bumi dengan menggunakan
metode suseptibilitas ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan di capai pada praktikum di Desa Awila, Kec Molawe
Kab. Konawe Utara adalah :
1. Mendapatkan nilai suceptibilitas pada batuan yang berada dibawah permukaan !
2. Mengetahui Kondisi bawah permukaan dengan menggunakan metode suseptibilitas !
3. Mengetahui seberapa jauh intrusi air laut

D.Manfaat Penelitian
1. Mahasiswa dapat mengetahui seberapa jauh intrusi air laut.
2. Mahasiswa dapat mengetahui metode suceptibility
3. Mahasiswa dapat mengetahui nilai suceptibility daerah penelitian
BAB 2
LANDASAR TEORI

A.Geologi Regional Daerah Penelitian

Gambar Peta geologi kabupaten Konawe Utara (Dinas ESDM, 2015)

Berdasarkan peta Geologi, secara umum stratigrafi Kabupaten Konawe Utara dapat
dibagi dalam 8 formasi batuan (Surono,2013) sebagai berikut:

a. Endapan aluvium(Qa)
Endapan aluvium merupakan endapan sekunder hasil rombakan batuan di permukaan
yang telah terbentuk sebelumnya. Endapan terdiri dari material lepas batuan kerikil, kerakal,
pasir dan lempung.
b. Formasi pandua(Tmpp)
Formasi alangga tersusun oleh jenis batupasir, batulempung dan konglomerat.
c. Formasi matano(Km)
Tersusun oleh jenis batuserpih dan rijang.
d. Formasi tokala(TRJt)
Tersusun oleh jenis batugamping, serpih, kalsilutit, napal, batusabak dan batupasir.
e. Formasi meluhu(TRJm)
Jenis batuan penyusun formasi Meluhu adalah terdiri dari batupasir, kuarsit, serpih
hitam, serpih merah, filit, batusabak, batugamping, dan lanau.
f. Pualam paleozoikum(Pzmm)
Pualam paleozoikum tersusun oleh jenis batugamping danpualam.
g. Batuan malihan paleozoikum(Pzm)
Tersusun oleh jenis batuan sekis, gneis, felit, kuarsit, batusabak, dan sedikit pualam.
h. Batuan ofiolit(Ku)
Batuan afiolit merupakan batuan beku yang tersusun oleh jenis batuan peridotit,
harzburgit, dunit, gabro, dan serpentinit. Geologi daerah penelitian didominasi oleh Satuan
Batuan Ofiolit/Ultramafik (Ku) berumur Kapur yang terdiri dariperidotit dan hazburgit.
Struktur geologi yang berkembang berupa sesar mendatar mengiri berarah barat laut-tenggara
(Sesar Lasolo).Sesar mendatar menganan Anggowala berarah barat laut-tenggara dan Sesar
naik Wawo mengakibatkan beranjaknya batuan ultramafik. Lipatan ditemukan berupa lipatan
tertutup, lipatan rebah, lipatan pisau dan lipatan terbalik pada batuan Tersier (Rusmana, 1993
dalam Iwan, 2013).
BAB. III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi

Lokasi penelitian berada di desa Awila, Kec Molawe Kab. Konawe Utara. Penelitian
ini di lakukan pada tanggal 10 - 12 Desember 2016.

3.2 Alat Dan Bahan

No Alat Dan Bahan Kegunaan


1 Porous pot Wadah untuk menimpan larutan Cu2so4
2 Multimeter Menghitung nilai beda potensial
3 Cu2So4 Menghantarkan arus listrik
4 Kabel penghubung Menghubungkan Multimeter dengan kawat tembaga
5 Cangkul Membuat Lubang untuk Porous pot
6 Meteran Mengukur Lintasan
7 Log sheat Untuk Mencatat Nilai Pada multimeter
8 Suseptibilitymeter Bartington Untuk membaca nilai suseptibitas pada batuan
9 sensor MS2K dan MS2D alat untuk mengukur nilai seseptubilitas pada batuan
10. Kabel penghubung Untuk mengubungkan sensor dengan
suseptibilitymeter barington
11 GPS Untuk menentukan titik koordinat
12 Kompas Untuk mengetahui arah
13 Palu Untuk menancapkan meteran ke patok pada
singkapan
14 Parang Untuk membuat patok
15 Patok Untuk megaitkan ujung meteran pada singkapan
16 Naniura untuk membaca nilai arus dan potensial yang terukur
17 Elektroda Untuk injeksi arus dan potensial
18 Kabel arus Untuk menghubungkan elektroda arus naniura
19 Kabel potensial Untuk menghubungkan elektrodapotensial dengan
naniura
20 Aki Sebagaisumber arus listrik

4. 3 Akuisisi Data
a. Metode sp

Menyiapkan alat ukur potensial Multieter, elektroda porous pot 4 buah, larutan
CuSo4, roll meter , roll kabel dan tabel pencatat data, serta alat komunikasi

Merancang luasan yang akan disurvei dari overlay peta topografi dan peta geologi
daerah survei
Mengkalibrasi terlebih dahulu masing-masing pasang elektroda porous pot

Cara mengkalibrasi Elektroda Porous Pot

1. Menancapkan satu pasang elektroda porous pot kedalam medium dengan jarak
yang dekat (sekitar 3 m)

2. ukur potensial dengan Multimeter

3. Penunjukan pada Multimeter harus lebih kecil atau sama dengan 2 millivolt

4. bila penunjukan ternyata lebih besar dan 2 millivolt, maka kedua elektroda porous
pot tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu

5. isi kembali dengan larutan Copper Sulphate yang mempunyai konsentrasi yang
sama

Menghubungkan dua buah elektroda dengan voltmeter melalui kabel penghubung,


kemudian elektroda-elektroda tersebut di tanam di permukaan tanah sebagai base
(elektroda tetap)
Menghubungkan dua buah elektroda lainnya dengan voltmeter yang berfungsi sebagai
rover (elektroda bergerak).
Mengukur potensial pada elektroda base dan rover secara bersamaan
Mencatat nilai Potensial pada Muntimeter

b. metode magnetik

Akuisisi data lapangan untuk MS2K dan MS2D yaitu:

1. Membuat lintasan pengukuran dengan membentang meteran pada singkapan


2. Memplot titik koordinat pengukuran dengan menggunakan GPS
3. Merangkai alat ukur magnetik yaitu dengan menghubungkan sensor MS2K dengan
suseptibilitymeter bartington MS2
4. Setelah di rangkai,kita mengkalibrasi sensor MS2K dengan sampel kalibrasi
5. Setelah di kalibrasi kita memulai pengukuran pada singkapan dengan spasi jarak
pengukuran 10 cm,ini dilakukan untuk semua lintasan pengkuran.
6. Setelah itu kita mencatat nilai suseptibitas yang terbaca pada suseptibitymeter
7. Sedangkan pada sensor MS2D kita melakukan hal yang sama tetapi cara
pengkurannya,kita lakukan pada bidang yang horizontal.
8. Kami mengukur sebanyak 4 lintasan
9. Panjang lintasan pada pengukuran dengan menggunakan sensor MS2D sangat
panjang dengan spasi jarak pengukuran 1 meter.
D. Metode geolistrik
Terlebih dahulu yang harus dilakukan yaitu mempersiapkan alat-alat yang
akan digunakan dalam percobaan ini. Kemudian pasang meteran pada daerah yang
akan digunakan untuk pengukuran sejauh 100 meter t, kemudian patok pada setiap
ujungnya. Setelah itu, pasang elektroda arus (AB) dan elektroda potensial (MN)
diawali dengan jarak terdekat yang telah disiapkan pada tabel pengukuran. Setelah itu,
aki 12 volt dihubungkan pada rangkaian. Kemudian setelah semua tersambung
selanjutnya mengambil data yaitu catat arus (I) dan beda potensial (V). Kemudian
untuk pengukuran yang kedua dan seterusnya memindahkan elektroda arus dan
elektroda potensial yang dilakukan secara bersama-sama dengan jarak yang sama
pada setiap elektroda.

3.4 Prosesing Data


a. Metode sp

Data Base

Nama Titik : Base SP Tanggal : 10 Desember 2016


Lokasi Desa : Desa Awila Kecamatan : Molawe
Kabupaten : Konawe Utara Operator : kelompok 5

Keterangan
Skala
No Waktu Prob dV(mV)
Bacaan
T.Awal e
1 8:05 7 25 120 3,0545455
2 8:10 4 25 120 1,7454545
3 8:25 -1 25 12 -0,0436364
4 8:30 -1 25 30 -0,1090909
5 8:35 1 25 120 0,4363636
`6 8:40 1 25 120 0,4363636
7 8:45 4 25 120 1,7454545
8 8:50 4 25 120 1,7454545
9 8:55 3 0 120 1,2
10 9:00 3 0 120 1,2
11 9:05 3 25 120 1,3090909
12 9:10 3 25 120 1,3090909
13 9:15 2 0 120 0,8
14 9:20 2 0 120 0,8
15 9:25 4 0 120 1,6
16 9:30 1 0 120 0,4
17 9:35 1 0 120 0,4
18 9:40 1 0 120 0,4
19 9:45 1 0 120 0,4
20 9:50 3 0 120 1,2
21 9:55 3 0 120 1,2
22 10:00 1 0 120 0,4
23 10:05 4 0 120 1,6
24 10:10 -1 0 120 -0,4
25 10:15 1 0 120 0,4
26 10:20 1 25 120 0,4363636
27 10:25 1 25 120 0,4363636
28 10:30 2 25 120 0,8727273
29 10:35 -1 25 120 -0,4363636
30 10:40 -1 25 120 -0,4363636
31 10:45 1 0 120 0,4
32 10:50 -1 0 120 -0,4
33 10:55 -1 0 120 -0,4
34 11:00 1 0 120 0,4
35 11:05 -1 25 30 -0,1090909
36 11:10 -1 25 30 -0,1090909
37 11:15 -1 0 120 -0,4
38 11:20 -1 0 120 -0,4
39 11:25 1 0 120 0,4
40 11:30 1 0 120 0,4
41 11:35 2 0 120 0,8
42 11:45 1 0 120 0,4
43 11:50 -1 0 120 -0,4
44 11:55 1 0 120 0,4
45 12:00 1 0 120 0,4
46 12:05 -1 0 120 -0,4
47 12:10 1 0 120 0,4
48 12:15 1 0 120 0,4
49 12:30 -5 0 0,3 -0,005
50 12:40 1 0 30 0,1
51 12:45 1 0 30 0,1
52 12:50 -1 0 3 -0,01
53 12:55 1 0 12 0,04
54 13:00 -1 0 3 -0,01
55 13:05 -1 0 3 -0,01
56 13:10 -1 0 3 -0,01
57 13:15 -1 0 3 -0,01
58 13:20 -1 0 3 -0,01
59 13:25 -2 0 -2 0,0133333
60 13:30 -2 0 -2 0,0133333
61 13:35 -2 0 -2 0,0133333
62 13:40 -2 0 -2 0,0133333
63 13:45 -2 0 -2 0,0133333
64 13:50 -2 0 -2 0,0133333
65 13:55 -1 0 -2 0,0066667

Data River

A. Line 1

B. Line 2
C. Line 3
b. Metode magnetik
c. Metode geolistrik
Line 1
Log
N AB/ MN/ App
O 2 2 V1 V2 I R K SHIFTING
60. 770. 154.0 3.0647
1 1 0.2 8 831 2 5 4 7.536 1160.8 7
24. 629. 157.4 11.30 1780. 3.2504
2 1.5 0.3 1 654 9 4 8 4 1 4
19. 302. 94.33 20.46 1930. 3.2856
3 2 0.3 1 1 283 3 3 2 3 2
17. 26.56 46.62 1238. 3.0929
4 3 0.3 6 97.3 79.7 3 7 9 8 9
18. 10.93 83.26 910.3
5 4 0.3 4 51.2 32.8 3 3 2 3 2.9592
18. 130.3 492.1 2.6920
6 5 0.3 9 34 15.1 4 3.775 6 2 7
17. 255.9 204.7 2.3112 0.1286
7 7 0.3 6 20.8 3.2 4 0.8 6 7 7 1
27. 62.22 275.3 2.4398 2.3112
8 7 1.2 6 45.3 17.7 4 4.425 4 4 7 7
16. 81.84 171.8 2.2352
9 8 1.2 9 25.3 8.4 4 2.1 9 8 3 -0.076
10. 128.9 149.5 2.1748 2.2509
10 10 1.2 9 16.7 5.8 5 1.16 5 8 8 1
186.5 135.2 2.1310
11 12 1.2 9 11.9 2.9 4 0.725 2 2 5 -0.1199
292.4 263.2 2.4203 2.5402
12 15 1.2 6.6 10.2 3.6 4 0.9 9 4 6 1
521.4 782.1 0.3530
13 20 1.2 5.7 10.2 4.5 3 1.5 5 7 2.8933 9
1175. 2351.
14 30 1.2 5 9 4 2 2 6 2 3.3713 3.0182 -0.597
92. 109. 2.162 274.7 594.1 2.7738
15 30 5 3 6 17.3 8 5 5 5 9 -0.2443 3.3713
84. 0.766 494.5 379.1 2.5788 2.8231
16 40 5 3 86.6 2.3 3 7 5 6 2 2 -0.792
70. 777.1 1942. 3.2884 0.4653
17 50 5 2 80.2 10 4 2.5 5 9 4 2 4.0809
72. 1122. 280.6 2.4481 1.9828
18 60 5 2 73.2 1 4 0.25 6 4 5 3 -1.633
68. 1.466 1530. 2245. 3.3512 1.3684
19 70 5 6 73 4.4 3 7 8 1 4 1 4.984
66. 1.033 2001. 2068. 3.3156 1.9472
20 80 5 9 70 3.1 3 3 8 5 5 4 -1.668
3132. 7673. 3.8850 1.9377
21 100 5 66 70.9 4.9 2 2.45 2 8 1 7 5.5534

SHIF
MN/ LOG TIN
No AB/2 2 V1 V2 I R K RHO RHO G
214. 1617.4 3.20
1 1 0.2 37.5 896 859 4 6 7.536 1 9
78.5 887.92 2.94
2 1.5 0.3 18 332 314 4 5 11.304 9 8
26.0 20.46 532.70 2.72
3 2 0.3 4.9 161 156 6 3 2 3 6
64. 46.62 2.36
4 3 0.3 40 8 24.8 5 4.96 9 231.28 4
46. 1.31 83.26 109.62
5 4 0.3 39 9 7.9 6 7 2 9 2.04
35. 0.43 130.3 57.033 1.75
6 5 0.3 32.2 7 3.5 8 8 6 5 6
31. 0.18 255.9 47.535 1.67
7 7 0.3 30.6 9 1.3 7 6 6 9 7 -0.3117
132. 0.37 62.22 23.192 1.36
8 7 1.2 5 137 4.1 11 3 4 7 5 1.67702
0.31 81.84 25.577 1.40
9 8 1.2 116.3 119 2.5 8 3 9 9 8 0.25886
128.9 46.421 1.66
10 10 1.2 110.8 113 1.8 5 0.36 5 8 7 1.40787
98. 1.38 186.5 258.45 2.41
11 12 1.2 88.4 1 9.7 7 6 2 8 2 -0.8001
292.4 40.948 1.61
12 15 1.2 86.3 87 0.7 5 0.14 9 7 2 2.41239
84. 0.08 521.4 45.626 1.65
13 20 1.2 84 7 0.7 8 8 5 8 9 0.65178
86. 0.17 204.64
14 30 1.2 81.4 1 4.7 27 4 1175.6 4 2.311 1.65922 -0.6058
0.18 274.7 50.723 1.70 1.6739
15 30 5 120 125 4.8 26 5 5 1 5 1.06819 8
494.5 2.77 0.0832
16 40 5 112.9 115 2.4 2 1.2 5 593.46 3 1.70521 6
97. 0.92 777.1 718.86 2.85
17 50 5 93.8 5 3.7 4 5 5 4 7 -0.2366 -0.3198
87. 0.37 416.94 0.2808
18 60 5 84.5 1 2.6 7 1 1122.6 7 2.62 2.85665 3
80. 1530. 2.90
19 70 5 77.7 3 2.6 5 0.52 8 795.99 1 -0.0727 -0.3535
76. 0.33 2001. 673.31 2.82
20 80 5 72.8 5 3.7 11 6 8 6 8 2.90091 -0.882
69. 0.02 3132. 88.342 1.94
21 100 5 67.1 3 2.2 78 8 2 7 6 -0.5405 0.3415 -1.74
0.03 25.446 1.40
22 100 20 113.6 116 2.6 77 4 753.6 2 6 1.94617 -1.4056 0.341

Line 2

Line 3
LOG
no AB/2 MN/2 V1 V2 V I R K RHO RHO SHIFTING
52. 3.080
1 1 0.2 6 691.7 639.1 4 159.8 7.536 1204.1 6
2 1.5 0.3 0.2 271.1 270.9 4 67.73 11.304 765.56 2.884
3 2 0.3 263 140.2 122.8 6 20.47 20.462 418.8 2.622
2.220
4 3 0.3 7.5 25.3 17.8 5 3.56 46.629 166 1
2.023
5 4 0.3 3.7 11.3 7.6 6 1.267 83.262 105.47 1
1.865
6 5 0.3 3.5 8 4.5 8 0.563 130.36 73.329 3
7 7 0.3 0.9 2.2 1.3 7 0.186 255.96 47.536 1.677 -0.582
8 7 1.2 0 2.2 2.2 11 0.2 62.224 12.445 1.095 1.677
2.022
9 8 1.2 0.9 11.2 10.3 8 1.288 81.849 105.38 8 0.3457
0.712
10 10 1.2 1.7 1.9 0.2 5 0.04 128.95 5.158 5 0.3667
0.902
11 12 1.2 0.3 0.6 0.3 7 0.043 186.52 7.9935 7 0.536
0.767
12 15 1.2 0.5 0.6 0.1 5 0.02 292.49 5.8498 1 0.2311
13 20 1.2 0.7 1.3 0.6 8 0.075 521.45 39.109 1.592 1.3611
3
2
14 30 1.2 0.1 1.6 1.5 7 0.056 1175.6 65.312 1.815 0.4539 -1.189
43. 2
15 30 5 1 42.7 0.4 6 0.015 274.75 4.2269 0.626 0.1722 0.1722
24. 2.937
16 40 5 3 27.8 3.5 2 1.75 494.55 865.46 2 2.7651 2.7651
43. 3.593
17 50 5 9 23.7 20.2 4 5.05 777.15 3924.6 8 0.8287 0.8287
21. 2.050
18 60 5 4 22.1 0.7 7 0.1 1122.6 112.26 2 1.2215 1.2215
19. 2.440
19 70 5 8 20.7 0.9 5 0.18 1530.8 275.54 2 1.2187 1.2187
3.324
20 80 5 8.8 20.4 11.6 11 1.055 2001.8 2110.9 5
2.1058 2.1058
17. 7 1.779
21 100 5 6 19.1 1.5 8 0.019 3132.2 60.234 8
-0.326 -0.326 3.363
7
22 100 20 70 17.4 52.6 7 0.683 753.6 514.8 2.7116 3.0376 3.0376 -0.32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Metode SP (Self Potensial)
Hasil pada penelitian metode SP tidak dapat menampilkan kurva. karena adanya
kesalahan dari alat yg di pakai berupa GPS untuk memplot koordinat daerah penelitian.
Metode magnetik

Hasil Data MS2K


Data Line 1
line 1
700

600

500

400

300

200

100

0
-500 0 500 1000 1500 2000

Data Line 2

line 2
800

600

400

200

0
-300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 600 700

Data Line 3

line 3
500
400
300
200
100
0
-500 0 500 1000 1500 2000 2500

Data Line 4
line 4
700
600
500
400
300
200
100
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

4.2 Hasil MS2D

Kurva Nilai Magnetik Susceptsibilitas pada Stasiun 2


1000
800
600
400
Nilai Susceptbilitas (m3/kg)
200
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
-200
-400

panjang lintasan (m)

line 1 line 2
Kurva Nilai Magnetik Susceptsibilitas pada Stasiun 2
3000
2500
2000
1500
1000
nilai susceptbilitas (m3/kg)
500
0
0 10 20 30 40 50 60 70
-500
-1000
-1500

panjang lintasan

line 3 line 4

Metode gaelistrik
Line 1

Line 2

Line 3

B. Pembahasan

Suseptibilitas magnetik merupakan salah satu parameter geofisika yang


digunakan untuk mengetahui nilai suseptibilitas magnetik dengan memanfaatkan
tanah yang terdapat di daerah penambangan sebagai sampel pengukuran. Pengukuran
suseptibilitas magnetik menggunakan alat Bartington Magnetic Susceptibility model
MS2 yang dihubungkan dengan sensor MS2B dan MS2K.
Dari hasil penelitian yang dilakukan kita dapat menganalisa hasil di daerah
atau lokasi penelitian berdasarkan nilai supsebilitas dari bahan atau batuan yang
terkandung didalamnya. Untuk survei dengan alat MS2K line 1 - 4 dengan melihat
kurva hasil dapat disimpulkan bahwa kurva ini menunjukkan bersifat
paramagnetik,karena nilai supsebilitas lebih cenderung memiliki harga kerentanan
magnetik (k) yang memiliki nilai positif dan kecil. Bila di hubungkan dengan peta
geologinya daerah ini terdapat batuan ofiolit.
Survei MS2D dilakukan secara horizontal dengan 4 lintasan, daerah ini
merupakan daerah reklamasi sehingga nilai suseptibilitasnya sangat bervariasi yang
dapat dilihat pada hasil.

Adapun pada metode geolistrik Resistivitas semu (Apparent Resistivity)


dipengaruhi oleh jenis batuan yang berada di bawah permukaan. Apabila batuannya
lebih berongga maka nilai resistivitasnya kecil, sedangkan apabila batuan lebih
kompak maka nilai resistivitasnya akan lebih besar. pengukuran metode resistivitas
dilakukan dengan mengalirkan arus melalui elektrode C1 dan C2 dan pengukuran
beda potensial pada P1 dan P2. Jika diasumsikan bahwa bumi homogen isotropis,
maka tahanan jenis yang diperoleh adalah tahanan jenis yang sebenarnya dan tidak
tergantung pada spasi elektrode.

Berdasarkan hasil pnolahan data pada tiga stasiun yang berbeda di temukan nilai
R , App
, log , V , yang berbeda. Untuk nilai fungsi geometri (K) telah di
lampirkan pada logsheet yang di berikan. Nilai Hambatan R di temukan dengan cara
App
membagi potensial V dengan arus I, resistivitas semu ( di temukan dengan

mengalikan Nilai k dan R (Hambatan). V (potensial listrik ) yang diberikan oleh

V2-V1.
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa MS2K dan MS2D
mengukur nilai suseptibilitas suatu bahan yang memiliki nilai suseptibility bukan medan
magnet bumi sehingga tidak perlu mengukur variasi harian.

DAFTAR PUSTAKA
Dearing, J., 1999,Enviromental Magnetic Susceptibility, Using the Bartington MS2 System,
British Library Cataloguing in Publication Data, 36 - 41.

Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bombana, 2008,Penyelidikan Geologi Terpadu


diKecamatan Rumbia, Kecamatan Rarowatu Utara, dan Kecamatan Poleang
Utara,Dispertamben Bombana.

Hulisalen, 2010, Scanning Electron Microscopy and Magnetic Charetization of Iron Oxides
In Solid Waste Landfil, Journal of Hazardous materials volume 179, Page 701-708.

Istnia, L., 2011,Identifikasi Struktur Geologi menggunakan Metode Magnetik di Prospek


Emas Desa Tutuguan Kabupaten anyumas, Skripsi, Universitas Jendral Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai