Kelompok 5
Kelompok 5
LAPORAN
OLEH :
KELOMPOK V
KENDARI
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batuan yang merupakan material pembentuk kerak bumi memiliki sifat- sifat yang
dapat diperikan dan digunakan untuk membedakan antara satu dengan yang lainnya.Salah
satu sifat batuan yang biasanya diperikan adalah sifat kemagnetan batuan.Sifat magnet pada
batuan dipengaruhi oleh kandungan mineral pada batuan tersebut.Sifat magnetik pada
mineral ini dikaji secara mendalam dalam bidang paleomagnetisme atau kemagnetan purba.
Stabil tidaknya magnetisasi pada suatu batuan sangat tergantung pada jenis mineral dan
ukurannya. Sifat magnetik pada batuan ini juga berperan dalam metode geomagnetik untuk
eksplorasi.
Metoda SP ini merupakan metoda geofisika yang sangat sederhana dan murah,
walaupun fenomena dari Self Potential ini lebih cenderung dimanfaatkan dalam usaha
pengeboran dibandingkan dengan penelitian diatas permukaan. Umumnya metode ini hanya
baik untuk eksplorasi dangkal, sekitar 100m. Jika kedalaman lapisan lebih dari harga tersebut
informasi yang di peroleh kurang akurat. Metode Self Potential ini lebih banyak di gunakan
dalam bidang Engineering Geology (seperti penentuan kedalaman batuan dasar), pencarian
reservoir air, metode pendukung dalam pencarian ladang geothermal dan seterusnya.
Metoda Self Potential atau Potensial Diri diprakarsai oleh Robert Fox pada tahun
1830. Dia menggunakan eloktroda yang terbuat dari lempengan tembaga yang dihubungkan
ke galvanometer untuk mendeteksi adanya kandungan sulfida tembaga di Cornwall, Inggris.
Metoda ini telah digunakan sejak tahun 1920 sebagai metoda pendukung dalam eksplorasi
logam. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir metoda SP juga digunakan untuk penelitian
aliran air bawah tanah dan penyelidikan geothermal, juga merupakan metoda yang lebih
praktis dalam pengambilan data.
Geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk menginterpretasi
bawah permukaan tanah dengan menggunakan konsep fisika dan tanpa merusak material-
material tersebut. Prinsip kerja geolistrik adalah mengukur tahanan jenis dengan mengalirkan
arus listrik ke dalam batuan atau tanah melalui elektroda arus. Kemudian arus diterima oleh
elektroda potensial dengan menganggap bumi sebagai resistor. Penggunaan geolistrik
pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun 1912. Metode geolistrik
tahanan jenis konfigurasi Wenner merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui
perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan
arus listrik DC (Direct Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi
arus listrik ini menggunakan 2 buah elektroda Arus A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah
dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus
listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.
B. Rumusan Masalah
1. Seberapa jauh tingkat intrusi air laut di Kab. Konawe Utara, Kec Molawe
Desa Awila
2. Bagaimana cara mencari nilai suceptibilitas batuan pada daerah penelitian ?
3. Bagamiana cara mengetahui kondisi bawah permukaan bumi dengan menggunakan
metode suseptibilitas ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan di capai pada praktikum di Desa Awila, Kec Molawe
Kab. Konawe Utara adalah :
1. Mendapatkan nilai suceptibilitas pada batuan yang berada dibawah permukaan !
2. Mengetahui Kondisi bawah permukaan dengan menggunakan metode suseptibilitas !
3. Mengetahui seberapa jauh intrusi air laut
D.Manfaat Penelitian
1. Mahasiswa dapat mengetahui seberapa jauh intrusi air laut.
2. Mahasiswa dapat mengetahui metode suceptibility
3. Mahasiswa dapat mengetahui nilai suceptibility daerah penelitian
BAB 2
LANDASAR TEORI
Berdasarkan peta Geologi, secara umum stratigrafi Kabupaten Konawe Utara dapat
dibagi dalam 8 formasi batuan (Surono,2013) sebagai berikut:
a. Endapan aluvium(Qa)
Endapan aluvium merupakan endapan sekunder hasil rombakan batuan di permukaan
yang telah terbentuk sebelumnya. Endapan terdiri dari material lepas batuan kerikil, kerakal,
pasir dan lempung.
b. Formasi pandua(Tmpp)
Formasi alangga tersusun oleh jenis batupasir, batulempung dan konglomerat.
c. Formasi matano(Km)
Tersusun oleh jenis batuserpih dan rijang.
d. Formasi tokala(TRJt)
Tersusun oleh jenis batugamping, serpih, kalsilutit, napal, batusabak dan batupasir.
e. Formasi meluhu(TRJm)
Jenis batuan penyusun formasi Meluhu adalah terdiri dari batupasir, kuarsit, serpih
hitam, serpih merah, filit, batusabak, batugamping, dan lanau.
f. Pualam paleozoikum(Pzmm)
Pualam paleozoikum tersusun oleh jenis batugamping danpualam.
g. Batuan malihan paleozoikum(Pzm)
Tersusun oleh jenis batuan sekis, gneis, felit, kuarsit, batusabak, dan sedikit pualam.
h. Batuan ofiolit(Ku)
Batuan afiolit merupakan batuan beku yang tersusun oleh jenis batuan peridotit,
harzburgit, dunit, gabro, dan serpentinit. Geologi daerah penelitian didominasi oleh Satuan
Batuan Ofiolit/Ultramafik (Ku) berumur Kapur yang terdiri dariperidotit dan hazburgit.
Struktur geologi yang berkembang berupa sesar mendatar mengiri berarah barat laut-tenggara
(Sesar Lasolo).Sesar mendatar menganan Anggowala berarah barat laut-tenggara dan Sesar
naik Wawo mengakibatkan beranjaknya batuan ultramafik. Lipatan ditemukan berupa lipatan
tertutup, lipatan rebah, lipatan pisau dan lipatan terbalik pada batuan Tersier (Rusmana, 1993
dalam Iwan, 2013).
BAB. III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi
Lokasi penelitian berada di desa Awila, Kec Molawe Kab. Konawe Utara. Penelitian
ini di lakukan pada tanggal 10 - 12 Desember 2016.
4. 3 Akuisisi Data
a. Metode sp
Menyiapkan alat ukur potensial Multieter, elektroda porous pot 4 buah, larutan
CuSo4, roll meter , roll kabel dan tabel pencatat data, serta alat komunikasi
Merancang luasan yang akan disurvei dari overlay peta topografi dan peta geologi
daerah survei
Mengkalibrasi terlebih dahulu masing-masing pasang elektroda porous pot
1. Menancapkan satu pasang elektroda porous pot kedalam medium dengan jarak
yang dekat (sekitar 3 m)
3. Penunjukan pada Multimeter harus lebih kecil atau sama dengan 2 millivolt
4. bila penunjukan ternyata lebih besar dan 2 millivolt, maka kedua elektroda porous
pot tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu
5. isi kembali dengan larutan Copper Sulphate yang mempunyai konsentrasi yang
sama
b. metode magnetik
Data Base
Keterangan
Skala
No Waktu Prob dV(mV)
Bacaan
T.Awal e
1 8:05 7 25 120 3,0545455
2 8:10 4 25 120 1,7454545
3 8:25 -1 25 12 -0,0436364
4 8:30 -1 25 30 -0,1090909
5 8:35 1 25 120 0,4363636
`6 8:40 1 25 120 0,4363636
7 8:45 4 25 120 1,7454545
8 8:50 4 25 120 1,7454545
9 8:55 3 0 120 1,2
10 9:00 3 0 120 1,2
11 9:05 3 25 120 1,3090909
12 9:10 3 25 120 1,3090909
13 9:15 2 0 120 0,8
14 9:20 2 0 120 0,8
15 9:25 4 0 120 1,6
16 9:30 1 0 120 0,4
17 9:35 1 0 120 0,4
18 9:40 1 0 120 0,4
19 9:45 1 0 120 0,4
20 9:50 3 0 120 1,2
21 9:55 3 0 120 1,2
22 10:00 1 0 120 0,4
23 10:05 4 0 120 1,6
24 10:10 -1 0 120 -0,4
25 10:15 1 0 120 0,4
26 10:20 1 25 120 0,4363636
27 10:25 1 25 120 0,4363636
28 10:30 2 25 120 0,8727273
29 10:35 -1 25 120 -0,4363636
30 10:40 -1 25 120 -0,4363636
31 10:45 1 0 120 0,4
32 10:50 -1 0 120 -0,4
33 10:55 -1 0 120 -0,4
34 11:00 1 0 120 0,4
35 11:05 -1 25 30 -0,1090909
36 11:10 -1 25 30 -0,1090909
37 11:15 -1 0 120 -0,4
38 11:20 -1 0 120 -0,4
39 11:25 1 0 120 0,4
40 11:30 1 0 120 0,4
41 11:35 2 0 120 0,8
42 11:45 1 0 120 0,4
43 11:50 -1 0 120 -0,4
44 11:55 1 0 120 0,4
45 12:00 1 0 120 0,4
46 12:05 -1 0 120 -0,4
47 12:10 1 0 120 0,4
48 12:15 1 0 120 0,4
49 12:30 -5 0 0,3 -0,005
50 12:40 1 0 30 0,1
51 12:45 1 0 30 0,1
52 12:50 -1 0 3 -0,01
53 12:55 1 0 12 0,04
54 13:00 -1 0 3 -0,01
55 13:05 -1 0 3 -0,01
56 13:10 -1 0 3 -0,01
57 13:15 -1 0 3 -0,01
58 13:20 -1 0 3 -0,01
59 13:25 -2 0 -2 0,0133333
60 13:30 -2 0 -2 0,0133333
61 13:35 -2 0 -2 0,0133333
62 13:40 -2 0 -2 0,0133333
63 13:45 -2 0 -2 0,0133333
64 13:50 -2 0 -2 0,0133333
65 13:55 -1 0 -2 0,0066667
Data River
A. Line 1
B. Line 2
C. Line 3
b. Metode magnetik
c. Metode geolistrik
Line 1
Log
N AB/ MN/ App
O 2 2 V1 V2 I R K SHIFTING
60. 770. 154.0 3.0647
1 1 0.2 8 831 2 5 4 7.536 1160.8 7
24. 629. 157.4 11.30 1780. 3.2504
2 1.5 0.3 1 654 9 4 8 4 1 4
19. 302. 94.33 20.46 1930. 3.2856
3 2 0.3 1 1 283 3 3 2 3 2
17. 26.56 46.62 1238. 3.0929
4 3 0.3 6 97.3 79.7 3 7 9 8 9
18. 10.93 83.26 910.3
5 4 0.3 4 51.2 32.8 3 3 2 3 2.9592
18. 130.3 492.1 2.6920
6 5 0.3 9 34 15.1 4 3.775 6 2 7
17. 255.9 204.7 2.3112 0.1286
7 7 0.3 6 20.8 3.2 4 0.8 6 7 7 1
27. 62.22 275.3 2.4398 2.3112
8 7 1.2 6 45.3 17.7 4 4.425 4 4 7 7
16. 81.84 171.8 2.2352
9 8 1.2 9 25.3 8.4 4 2.1 9 8 3 -0.076
10. 128.9 149.5 2.1748 2.2509
10 10 1.2 9 16.7 5.8 5 1.16 5 8 8 1
186.5 135.2 2.1310
11 12 1.2 9 11.9 2.9 4 0.725 2 2 5 -0.1199
292.4 263.2 2.4203 2.5402
12 15 1.2 6.6 10.2 3.6 4 0.9 9 4 6 1
521.4 782.1 0.3530
13 20 1.2 5.7 10.2 4.5 3 1.5 5 7 2.8933 9
1175. 2351.
14 30 1.2 5 9 4 2 2 6 2 3.3713 3.0182 -0.597
92. 109. 2.162 274.7 594.1 2.7738
15 30 5 3 6 17.3 8 5 5 5 9 -0.2443 3.3713
84. 0.766 494.5 379.1 2.5788 2.8231
16 40 5 3 86.6 2.3 3 7 5 6 2 2 -0.792
70. 777.1 1942. 3.2884 0.4653
17 50 5 2 80.2 10 4 2.5 5 9 4 2 4.0809
72. 1122. 280.6 2.4481 1.9828
18 60 5 2 73.2 1 4 0.25 6 4 5 3 -1.633
68. 1.466 1530. 2245. 3.3512 1.3684
19 70 5 6 73 4.4 3 7 8 1 4 1 4.984
66. 1.033 2001. 2068. 3.3156 1.9472
20 80 5 9 70 3.1 3 3 8 5 5 4 -1.668
3132. 7673. 3.8850 1.9377
21 100 5 66 70.9 4.9 2 2.45 2 8 1 7 5.5534
SHIF
MN/ LOG TIN
No AB/2 2 V1 V2 I R K RHO RHO G
214. 1617.4 3.20
1 1 0.2 37.5 896 859 4 6 7.536 1 9
78.5 887.92 2.94
2 1.5 0.3 18 332 314 4 5 11.304 9 8
26.0 20.46 532.70 2.72
3 2 0.3 4.9 161 156 6 3 2 3 6
64. 46.62 2.36
4 3 0.3 40 8 24.8 5 4.96 9 231.28 4
46. 1.31 83.26 109.62
5 4 0.3 39 9 7.9 6 7 2 9 2.04
35. 0.43 130.3 57.033 1.75
6 5 0.3 32.2 7 3.5 8 8 6 5 6
31. 0.18 255.9 47.535 1.67
7 7 0.3 30.6 9 1.3 7 6 6 9 7 -0.3117
132. 0.37 62.22 23.192 1.36
8 7 1.2 5 137 4.1 11 3 4 7 5 1.67702
0.31 81.84 25.577 1.40
9 8 1.2 116.3 119 2.5 8 3 9 9 8 0.25886
128.9 46.421 1.66
10 10 1.2 110.8 113 1.8 5 0.36 5 8 7 1.40787
98. 1.38 186.5 258.45 2.41
11 12 1.2 88.4 1 9.7 7 6 2 8 2 -0.8001
292.4 40.948 1.61
12 15 1.2 86.3 87 0.7 5 0.14 9 7 2 2.41239
84. 0.08 521.4 45.626 1.65
13 20 1.2 84 7 0.7 8 8 5 8 9 0.65178
86. 0.17 204.64
14 30 1.2 81.4 1 4.7 27 4 1175.6 4 2.311 1.65922 -0.6058
0.18 274.7 50.723 1.70 1.6739
15 30 5 120 125 4.8 26 5 5 1 5 1.06819 8
494.5 2.77 0.0832
16 40 5 112.9 115 2.4 2 1.2 5 593.46 3 1.70521 6
97. 0.92 777.1 718.86 2.85
17 50 5 93.8 5 3.7 4 5 5 4 7 -0.2366 -0.3198
87. 0.37 416.94 0.2808
18 60 5 84.5 1 2.6 7 1 1122.6 7 2.62 2.85665 3
80. 1530. 2.90
19 70 5 77.7 3 2.6 5 0.52 8 795.99 1 -0.0727 -0.3535
76. 0.33 2001. 673.31 2.82
20 80 5 72.8 5 3.7 11 6 8 6 8 2.90091 -0.882
69. 0.02 3132. 88.342 1.94
21 100 5 67.1 3 2.2 78 8 2 7 6 -0.5405 0.3415 -1.74
0.03 25.446 1.40
22 100 20 113.6 116 2.6 77 4 753.6 2 6 1.94617 -1.4056 0.341
Line 2
Line 3
LOG
no AB/2 MN/2 V1 V2 V I R K RHO RHO SHIFTING
52. 3.080
1 1 0.2 6 691.7 639.1 4 159.8 7.536 1204.1 6
2 1.5 0.3 0.2 271.1 270.9 4 67.73 11.304 765.56 2.884
3 2 0.3 263 140.2 122.8 6 20.47 20.462 418.8 2.622
2.220
4 3 0.3 7.5 25.3 17.8 5 3.56 46.629 166 1
2.023
5 4 0.3 3.7 11.3 7.6 6 1.267 83.262 105.47 1
1.865
6 5 0.3 3.5 8 4.5 8 0.563 130.36 73.329 3
7 7 0.3 0.9 2.2 1.3 7 0.186 255.96 47.536 1.677 -0.582
8 7 1.2 0 2.2 2.2 11 0.2 62.224 12.445 1.095 1.677
2.022
9 8 1.2 0.9 11.2 10.3 8 1.288 81.849 105.38 8 0.3457
0.712
10 10 1.2 1.7 1.9 0.2 5 0.04 128.95 5.158 5 0.3667
0.902
11 12 1.2 0.3 0.6 0.3 7 0.043 186.52 7.9935 7 0.536
0.767
12 15 1.2 0.5 0.6 0.1 5 0.02 292.49 5.8498 1 0.2311
13 20 1.2 0.7 1.3 0.6 8 0.075 521.45 39.109 1.592 1.3611
3
2
14 30 1.2 0.1 1.6 1.5 7 0.056 1175.6 65.312 1.815 0.4539 -1.189
43. 2
15 30 5 1 42.7 0.4 6 0.015 274.75 4.2269 0.626 0.1722 0.1722
24. 2.937
16 40 5 3 27.8 3.5 2 1.75 494.55 865.46 2 2.7651 2.7651
43. 3.593
17 50 5 9 23.7 20.2 4 5.05 777.15 3924.6 8 0.8287 0.8287
21. 2.050
18 60 5 4 22.1 0.7 7 0.1 1122.6 112.26 2 1.2215 1.2215
19. 2.440
19 70 5 8 20.7 0.9 5 0.18 1530.8 275.54 2 1.2187 1.2187
3.324
20 80 5 8.8 20.4 11.6 11 1.055 2001.8 2110.9 5
2.1058 2.1058
17. 7 1.779
21 100 5 6 19.1 1.5 8 0.019 3132.2 60.234 8
-0.326 -0.326 3.363
7
22 100 20 70 17.4 52.6 7 0.683 753.6 514.8 2.7116 3.0376 3.0376 -0.32
BAB IV
A. Hasil
Metode SP (Self Potensial)
Hasil pada penelitian metode SP tidak dapat menampilkan kurva. karena adanya
kesalahan dari alat yg di pakai berupa GPS untuk memplot koordinat daerah penelitian.
Metode magnetik
600
500
400
300
200
100
0
-500 0 500 1000 1500 2000
Data Line 2
line 2
800
600
400
200
0
-300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 600 700
Data Line 3
line 3
500
400
300
200
100
0
-500 0 500 1000 1500 2000 2500
Data Line 4
line 4
700
600
500
400
300
200
100
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
line 1 line 2
Kurva Nilai Magnetik Susceptsibilitas pada Stasiun 2
3000
2500
2000
1500
1000
nilai susceptbilitas (m3/kg)
500
0
0 10 20 30 40 50 60 70
-500
-1000
-1500
panjang lintasan
line 3 line 4
Metode gaelistrik
Line 1
Line 2
Line 3
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pnolahan data pada tiga stasiun yang berbeda di temukan nilai
R , App
, log , V , yang berbeda. Untuk nilai fungsi geometri (K) telah di
lampirkan pada logsheet yang di berikan. Nilai Hambatan R di temukan dengan cara
App
membagi potensial V dengan arus I, resistivitas semu ( di temukan dengan
V2-V1.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa MS2K dan MS2D
mengukur nilai suseptibilitas suatu bahan yang memiliki nilai suseptibility bukan medan
magnet bumi sehingga tidak perlu mengukur variasi harian.
DAFTAR PUSTAKA
Dearing, J., 1999,Enviromental Magnetic Susceptibility, Using the Bartington MS2 System,
British Library Cataloguing in Publication Data, 36 - 41.
Hulisalen, 2010, Scanning Electron Microscopy and Magnetic Charetization of Iron Oxides
In Solid Waste Landfil, Journal of Hazardous materials volume 179, Page 701-708.