Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN

KERJA PRAKTEK

PEMBANGUNAN REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN


PRASARANA BANDAR UDARA TJILIK RIWUT
PEMBUATAN GSE GEDUNG TERMINAL BARU
PALANGKA RAYA

DISUSUN OLEH :

PINDRI UHING
13 36 50

DOSEN PEMBIMBING

TAHAN TARIP, S.T.M.T.


NIDN. 00 170268 01

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN PALANGKA RAYA

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas rahmat dan

karunia-Nyalah laporan praktek kerja lapangan ini dapat diselesaikan. Tak lupa

pula terima kasih kepada dosen pembimbing praktek kerja lapangan saya yaitu

Tahan Tarip, S.T.,M.T. karena atas bimbingan beliaulah saya sebagai penyusun

mendapat bimbingan untuk menyelesaikan laporan kerja praktek lapangan ini

Dalam pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan selama 2 (dua) bulan

kami banyak mendapat pengetahuan tambahan pekerjaan di bidang teknik sipil

yang berupa pengetahuan praktis yang belum kamim peroleh sepenuhnya di

bangku kuliah yang tentunya sangat berguna sekali sehingga kami dapat

memahami membandingka dan menerapkan semua ilmu yang kami dapatkan

demi kesempurnaan dan keseimbangan antara teori dan kenyataan yang

sebenarnya terjadi dilapangan.

Ketika kita akan menganalisa dan mengamati suatu pekerjaan akan lebih

bijaksana jika kita mengerti terlebih dahulu apa yang akan kita lakukan dan

masalah - masalah apa saja yang mungkin terjadi serta segala sesuatu yang

berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Pada kesempatan ini juga kami

menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Baryen, S.T.,M.eng Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Kristen Palangka Raya.


2. Miming Virganinda,S.T.,M.T. Selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik

Universitas Kristen Palangka Raya.

2
3. Maretina Eka Sinta,S.T.,M.T. Selaku Ketua Jurusan / Program

Studi Fakultas Teknik Universitas Kristen Palangka Raya


4. PT.AZRA PUTRA, Konsultan Pengawas CV . Rancang Megah

Consultant, Palangka Raya.


5. Semua Pihak yang secara langsung maupun tidak langsung

membantu dalam penyelesaian laporan kerja praktek ini.

Penyusun menyadari seoenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini

masih banyak terdapat kekurangan oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan kerja praktek ini

karena kami menyadari bahwa pengetahuan kami yang masih belum cukup untuk

menuangkan hasil yang sempurna dalam penyusunan laporan kami ini.

Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua mohon

maaf jika ada kata-kata yang kiranya kuran berkenan bagi pembaca sekalian dan

juga kekeliruan dalam penulisan nama atau gelar saudara.

Palangka Raya, Januari 2017

Penyusun,

PINDRI UHING
NIM 13 36 50

3
BAB I

PENDAHULUAN

4
1.1. Penjelasan Umun

Sesuai dengan persyaratan perkuliahan dan kurikulum jurusan teknik sipil


fakultas teknik universitas kristen palangka raya, sekaligus sebagai penunjung ke
arah bidang profesi, maka peranan kerja praktek dapat dirasakan manfaatnya bagi
setiap mahasiswa yang akan menyelesaikan kuliahnya dengan baik. dimana ini
merupakan langkah awal sebelum terjun ke tengah-tengah masyarakat sebagai
profesi sionalisme dalam bidang ketekniksipilan.

Melihat laju perkembangan pembangunan di indonesia khususnya di


kalimantan tengah yang terus meningkat dengan sendirinya membutuhkan
tenaga-tenaga ahli khususnya dalam bidang teknik sipil. menyadari teori-teori
yang di dapat di bangku kuliah tanpa ditunjang kerja praktek di lapangan akan
kurang optimal. selain itu,kerja praktek merupakan persyaratan dalam rangka
penyelesain studi pada jurusan teknik sipil universitas kristen palangkaraya
sekaligus sebagai wadah untuk menganalisa dan membandingkan teori-teori yang
telah diperoleh dalam perkuliahan. sehubungan dengan hal tersebut diatas maka
penulis melaksanakan kerja praktek pada proyek pembangunan dan pemeliharaan
prasarana bandar udara tjilik riwut pembuatan GSE terminal baru palangka raya
setelah dapat persetujuan dari ketua program studi teknik sipil fakultas teknik
universitas kristen palangkaraya.

.2. Latar Belakang

Provinsi kalimantan tengah khususnya pemerintah kota palangka raya saat


ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala bidang. Seiring dengan
itu diperlukan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah pembuatan
GSE terminal baru di bandar udara tjilik riwut.

Pekerjaan pembuatan GSE terminal baru bandara tjilik riwut provinsi


kalimantan tengah adalah kegiatan pengembangan bandara dari kementrian
perhubungan yang dibiayai dari sumber dana anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN) tahun anggaran 2016, dimana lokasi pekerjaan diterminal baru

5
yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian konstruksi. rencana pelaksanaan
paket pekerjaan pembuatan gse terminal baru adalah 240 hari kalender.

Oleh sebab itu maka pemerintah kota palangka raya bertekad untuk
membangun dan merehabilitasi serta memeihara guna kelancaran dan pencapaian
kesejahteraan masyarakat.

.3. Data Teknis Proyek

Kegiatan pembangunan rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana bandar


udara pembangunan GSE gedung terminal baru 1 paket berfungsi untuk
meningkatkan pelayanan pada masyarakat antara provinsi kota palangka raya dan
provinsi lainnya. Ada pun data - data proyek sebagai berikut.

.3.1. Data Umum

Kegiatan : Pembuatan GSE Gedung Terminal Paket Baru 1


Nama Paket : Pembangunan,Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Prasarana Bandar Udara
Lokasi : Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya
No. Kontrak : KU.003/035/2187/TJR.PLK.16
Tanggal Kontrak : 09 Mei 2016
Nilai Kontrak : 10.440.000.000,00
Sumber Dana : APBN
Masa Kontrak : 237 Hari
Waktu Pelaksanaan : 237 ( Dua Ratus Tiga Puluh Tujuh) Hari Kalender
Mulai : 9 Mei 2016
Selesai : 31 Desember 2016
Waktu Pemeliharaan : 6 (enam bulan)
Nama Kontraktor : PT. AZRA PUTRA, Palangka Raya

.3.2. Pemilik Proyek

Pemilik proyek adalah kementrian perhubungan direktorat jendral


perhubungan bandar udara tjilik riwut palangka raya, kalimantan tengah sebagai
pemimpin satuan.

.3.3. Lokasi Proyek

Lokasi Proyek berada di bandar udara tjilik riwut palangka raya dan
proyek sedang berjalan atau mulai pekerjaan.

6
Gambar 1. Peta Lokasi Proyek

.3.4. Nilai Proyek

Nilai Kontrak : Rp. 10.440.000.000,00,- (Sepuluh Milyar Empat Ratus


Empat Puluh Rupiah).

Sumber dana : APBN

.4. Batasan Masalah

Dalam penyusunan laporan ini yang dibahas dan diuraikan adalah apa
yang dilihat/diamati selama masa proyek secara umum penekan pembatasan
masalah pada teknis pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

BAB II

PROSES TENDER

.1. Proses Tender

Pelaksanaan proses pelelangan pada satuan kerja non Vertikal tertentu pada
perawatan landasan berpedoman pada peraturan presiden r.i no. 8 tahun 2006
tentang perubahan ke empat atas keputusan presiden no. 80 tahun 2003 tentang

7
pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah , keppres 80 tahun 2003
tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang /jasa pemerintah , keputusan
menteri pekerjaan umum no.43/prt/m/2007 tentang standard dan pedoman
pengadaan jasa konstruksi , dokomen lelang dan addendum dokumen lelang.

Berdasarkan ketentuan umum maka pelelangan pemborongan atau pembeli


untuk paket ini dilakukan melalui pelelangan umum, yaitu pelelangan yang
dilakukan secara terbuka dengan pengumuman resmi khalayak luas dunia media
masa ataupun papan pengumuman resmi khalayak luas dunia usaha yang berminat
untuk mengikutinya.

.2. Panitia Lelang

Untuk melakukan proses ini dibentuk susunan panitia lelang yang


personilnya dari unsur-unsur pada dinas perhubungan.

Berdasarkan surat keputusan kepala dinas perhubungan pemerintah kota


palangka raya maka susunan panitia lelang tersebu adalah sebagai berikut

1. Ketua : Endang Setiawan, S.T.


2. Anggota : Supri,S.T.
3. Anggota : Friss,S.T.
4. Anggota : Erik,S.T.
5. Anggota : Guswindo, S.T.
.3. Persyaratan Pelelangan

Adapun peserta pelelangan yang berhak mengikuti pelelangan ini adalah


sebagai berikut :

a. Persyaratan peserta lelang sesuai dalam data lelang.


1. Penyedia jasa yang ditujukan oleh penjabat pembuat komitmen untuk
melaksanakan layanan jasa konsultansi dalam perencanaan atau yang akan
mengawasi pelaksnaan pekerjaan yng dilelangkan tidak diperkenakan
menjadi peserta lelang.
2. Penyedia jasa yang memiliki oleh satu atau kelompok orang yang sama
atau berada pada kepengurusan yang sama tidak boleh mengikuti
pelelangan untuk satu pekerjaan konstrksi secara bersamaan .
3. Persyaratan kualifikasi sesuai dalam dokomen kualifikasi

8
4. Dalam melakukan kemitraan harus memperhatikan kompeensi penyedia
jasa yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Adapun syarat - syarat lain untuk mengikuti pelelangan tersebut antara


lain :

1. Memiliki SBU ( Surat Badan Usaha ).


2. Memiliki Akta Notaris Perusahaan.
3. Memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi ( SIUJK ).
4. Memiliki Nomor Wajib Pajak ( NPWP ).
5. Memiliki Surat Izin Usaha ( SIUP ).
6. Mempunyai Rekening Bank dengan surat referensi Bank.
7. Mempunyai modal usaha.
8. Berada dalam keadaan mampu dan tidak dinytakan pailit.
9. Pemimpin perusahaan tidak berstatus pegawai negeri

.4. Pemasukan Penawaran

Pemasukan penawaran dilaksanakan di kantor kementrian direktorat


jenderal perhubungan kalimantan tengah sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan di dalam pelelangan. Adapun dokomen pelelangan yang disediakan
antara lain :

1. Pedoman pelelangan
2. Peraturan dan persyaratan umum
3. Peraturan dan persyaratan teknis
4. Schedule pekerjaan
5. Gambar rencana
6. Risalah rapat penjelesan lelang

2.5. Urutan Proses Pelelangan

a. Pengumuman pelelangan ditujukan kepasa penyedia jasa yang ingin


mengikuti pelelangan.
b. Pendaftaran pelelangan ditujukan kepada rekanan yang telah memiliki
persyaratan sesuai dengan ketentuan yang telah di syaratkan.

9
c. Pengambilan dokomen pelelangan dalam hal ini pelelangan dengan cara
kualifikasi sebelum pengambilan dokomen lelang calon peserta lelang
wajib mendaftar dan menandatangani fakta integeritas.
d. Rapat penjelasan pekerjaan adalah untuk menjelaskan apa yang ada di
dalam dokomen pelelangan.
e. Kunjungan dilapangan dilaksanakan bilamana dipandang perlu panitia
pengadaan memberikan penjelasan lanjutan dengan melakukan peninjauan
lapangan.
f. Pengajuan klrifikasi dokomen lelang adalah klarifikasi atas isi dokomen
lelang dan dapat mengajukan pertanyaan kepada panitia pengadaan secara
tertulis dan diterima oleh panitia pengadaan secara tertulis dan diterima
oleh panitia pengadaan sebelum pemasukan penawaran atau sebelum ada
peserta yang memasukan dokomen penawaran.
g. Penerbitan addenda adalah perubahan dokumen lelang yang telah
diterbitkan setelah batas aktu penyampaian dokomen penawaran.
h. Penerbitan addenda ditunjukan kepada rekanan yang akan ikut menawar
didalam pelelangan pekerjaan tersebut.
i. Pemasukan dokomen penawaran sesuai dengan yang telah ditentukan
didalam dokomen pelelangan diupload oleh peserta lelang secara
elektronik.
j. Pembukaan penawaran dilaksanakan sesuai dengan hari,tanggal dan jam
yang telah ditentukan oleh panitia lelang.
k. Evaluasi penawaran dan kualifikasi dilakukan oleh panitia pelelangan
sesuai dengn jadwal yang telah terjadwal didalam dokomen lelang untuk
mengevaluasi dokumen penawaran dan dkumen pasca kualifikasi.
l. Laporan evaluasi penawaran dan usulan pemenang diusulkan oleh panitia
lelang kepada kepala dinas perhubungan kota palangka raya
m. Penetapan pemenang pelelangan ditetapkan oleh kepala dinas
perhubungan kota palangka raya .
n. Pengumuman pemenang pelelangan dilakukan setelah penetapan
pemenang pelelangan.
o. Sanggahan pemenang bisa dilakukan oleh rekanan yang lain (bila ada)
atas telah ditetapkkannya pemenang pada pelelangan tersebut.
p. Jawaban sanggahan dilakukan oleh panitia pelelangan pada rekanan yang
menyanggah.

10
q. Surat penunjukan pemenang ditanda tangani oleh kepala dinas
perhubungan pemerintah kota palangka raya melalui kepala bidang selaku
pengguna anggaran sesuai dengan pemenang yang telah ditetapkan.
r. Tanda tangan kontrak adalah suatu ikatan pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut sesuai dengan hal-hal yang telah di syaratkan di dalam
isi kontrak tersebut.

.6. Pemenang Lelang

Sebelumnya panitia pelelangan melakukan evaluasi dan kualifikasi


terhadap dokomen penawaran maupun dokomen pasca kualifikasi. Dari hasil
evaluasi di dapat sesuatu kesimpulan bahwa usualan pemenang pelelangan adalah
sebagai berikut .

Pemenang

Nama perusahaan : PT. AZRA PUTRA , Palangka Raya


Alamat : 02.292.812.711.000
NPWP : Jl. Mujair. No. 58 Palangka Raya
Harga penawaran : Rp. 10. 440.000.000,00

11
BAB III

MANAJEMEN PROYEK

.1. Organisasi Proyek

Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan banyaknya


jenis pekerjaan biasanya terdapat suatu organisasi yang bertujuan untuk
mempermudah pengawasan dan pelaksanaan pada suatu pekerjaan.

Organisasi tersebut biasanya terdiri dari beberapa unsur dimana setiap


unsur memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya demikian juga pada
pelaksanaan pekerjaan perawatan landasan bandar udara tjilik riwut palangka
raya. Unsur - unsur organisasi suatu pekerjaan terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu .

Sehubungan dengan ketiga unsur di atas dapat dijelaskan pengertian


masing - masing unsur juga telah diatur dalam peraturan pemerintah dengan
pengertian sebagai berikut.

.1.1. Tugas dan Tanggung Jawab Pemberi Pekerjaan (Bouwheer)

Pemberi pekerjaan adalah suatu badan baik pemerintah maupun swasta


yang memberikan pekerjaan dan akan membayar semua pekerjaan yang telah
dilaksanakan.

12
.1.2. Konsultan Pengawas

Konsultan adalah sebagai unsur pengawasan pada pelaksanaan pekerjaan


dan dalam hal ini sebagai wakil direksi teknik di lapangan diberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis dan adminitrasi di lapangan dengan
tujuan utamanya memberi jasa konsultan agar hasil pekerjaan sesuai dengan
rencana maupun kualitas dan kuantitas pekerjaan dapat dijaga serta terlaksana
sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.

.1.3. Kontraktor ( Pemborong )

Kontraktor ( Pemborong ) adalah yang melaksanakan suatu pekerjaan


tersebut dan yang telah ditunjuk sebagai pemenang pelelangan serta telah
menandatangani kontrak kerja berdasarkan syarat - syarat yang telah ditetapkan
dan telah dipahami dalam hal ini PT. AZRA PUTRA sebagai Pelaksana fisik yaitu
pekerjaan rekonstruksi dan perluasan.

Kontraktor adalah suatu badan usaha baik swasta atau instansi pemerintah
yang dinyatakan menang dalam pelelangan yang telah menandatangani kontrak
kerja untuk melaksanakan suatu kegiatan pekerjaan. Adapun tugas dan tanggung
jawab kontraktor adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar rencana maupun


perhitungan dan peraturan yang telah di syaratkan.
b. Mengkosultasikan mengenai gambar kerja atau hal-hal yang kurang jelas.
c. Memberikan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada PPTK.
d. Menjaga keselamatan pekerjaan dan tenaga kerja
e. Bertanggung jawab atas bahan baku material yang digunakan dalam
pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
f. Bertanggung jawab atas penenpatan personil dengan keahlian yang ada di
struktur organisasi kontraktor.
g. Membuat time schudlle pelaksanaan.
h. Menyusun strategi untuk pekerjaan agar sesuai dengan kontrak kerja dan
mutu yang diharapkan sesuai dengan spesifikasi teknis.
i. Membuat laporan harian,laporan mingguan,laporan bulanan.
j. Membuat sertifikat bulanan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan .

13
k. Membuat back up data quality maupun back up quality atas pelaksanaan
pekerjaan.
l. Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan tersebut telah selesai dan
telah memenuhi syarat.
m. Selama masa pemeliharaan kontraktor wajib memelihara pekerjaan yang
telah dilaksanakan.

STRUKUTUR ORGANISASI KONTRAKTOR

PT. AZRA PUTRA

DIREKTUR UTAMA

GENERAL

SUPERINTENDENT

SITE MANAGER ADM PROYEK

LABOTARIUM SURVEYOR PELAKSANA LOGISTIK PERALATAN


LAPANGAN
MEKANIK

.2. Pemilik Pekerjaan

Pada pelaksanaan pemerintah melimpahkan kegiatan pekerjaan rekontruksi


dan perluasan dan pemindahan.

Tugas dan kewajiban Owner

a. Menyediakan biaya perencanaan,pengawasan dan pelaksanaan


b. Memimpin dan menyelengarakan kegiatan pekerjaan untuk mencapai
suatu sasaran yang telah ditetapkan dalam DIPA.
c. Bertanggung jawab dari segi fisik dan keuangan proyek.
d. Memberikan peringatan yang sewajarnya terhaddap konsultan, kontraktor
dalam pelaksanaan pekerjaan bila menyalahi aturan kontrak .

14
e. Menerima hasil pekerjaan dari pelaksana apabila sudah memenuhi rencana
dan persyaratan yang sudah ditentukan.
f. Membentuk tim direksi untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan
tesebut.

.3. Pejabat Pelaksna Teknis Kegiatan

Pejabat pelaksana teknis kegiatan bertugas untuk memimpin dan


melaksanakan kegiatan sesuai dengan sasaran yang yang telah ditetapkan di dalam
DPA serta bertanggung jawab baik dalam segi keuangan maupun fisik. Tugas dan
tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Memimpin dan mengatur seluruh kegiatan sehingga semua tugas dan


dapat dilaksnakan dengan baik sesuai dengan sasaran yang ditetapkan
daftar pengguna anggaran (DPA).
b. Mengusahakan terlaksanannya koordinasi yang sebaik-baiknya dengan
semua instansi yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
c. Bertanggung jawab dalam segi keuangan fisik proyek sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Mengawasi pelaksanaan kegiatan pekerjaan sehingga dapat terselesaikan
tepat waktu dengan mutu yang baik.
e. Memberikan bimbingan dan pedoman-pedoman kepada unsur pembantu
dan unsur pelaksana dalam melaksana tugasnya.

.3.1.Koordinator Lapangan

Koordinator lapangan adalah personil yang ditujuk dalam mengawasi


pelaksnaan operasional pekerjaan . Adapun tugas dari koordinator lapangan
adalah .

a. Membuat catatan segala kegiatan atau rencana kerja yang telah dan akan
dilakukan oleh kontraktor
b. Mengatasi segala permasalahan dan kendala yang terdapat di dalam
pelaksanaan pekerjaan

15
c. Melaporkan kepada kepala SNVT preservasi apabila terjadi kesalah atau
kekeliruan pekerjaan yang mengakibatkan terjadi pengurangan atau
kelebihan target volome pekerjaan .
d. Melakukan pengarahan baik fisik maupun administrasi teknis selain itu
apabila dirasakn perlu koordinator lapangan dapat menyampaikan memo
lapangan yang berisikan teguran bagi kontraktor apabila pelaksanaan
pekerjaan tidak sesuai dengan hal - hal yang termuat dalam dokomen
kontrak.

.3.2. Pengawas Lapangan

Pengawas lapangan adalah orang yang melakukan pengawasan terhadap


pelaksanaan pekerjaan apakah sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati agar
dapat memberikan laporan kepada Pimpinan Proyek mengenai kualitas material
dan peralatan yang digunakan sesuai dengan rencana atau belum Tugas dan
tanggung jawab pengawas lapangan yaitu :

a. Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, sehingga tetap


terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana kerja.
b. Menampung segala persoalan di lapangan dan menyampaikannya kepada
pemimpin proyek.
c. Membantu survey dan mengumpulkan data di lapangan.
d. Menjaga hubungan baik dengan instasi serta masyarakat setempat yang
berhubungan dengan pekerjaan.
e. Meneliti laporan bulanan yang diserahkan oleh kontaktor.

.3.3. Konsultan Pengawas

Dalam melaksanakan pekerjaan suatu proyek perlu adanya pengawasan


sehingga proyek tersebut dapat terlaksana sesuai dengan rencana berdasarkan
syarat - syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan .aadpun tugas pengawasan ini
dilakukan oleh konsultan yang mempunyai keahlian dala bidang masing masing,
antara lain :

1. Site Engineer
Site engineer harus seorang sarjana teknik atau sarjana muda teknik
dengan pengalama minimal 3 (tiga) tahun. Tugas dan tanggung jawabnya adalah
a. Mengikuti petunjuk persyaratan yang telah ditentukan

16
b. Membuat pernytaan menerima atau menolak atas material dan produk
pekerjaan.
c. Melakukan pemantauan yang ketat atas prestasi kerja kontraktor dan
melaporkan kepada PPTK apabila tidak ada kemajuan pekerjaan tersebut
ternyata mengalami keterlambatan lebih dari 10% dari rencana dan
membuat saran-saran penanggulangan perbaikan.
d. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan dan
ikut dalam pengukuran tersebut.
e. Mengecek dan menandatangani dokomen pembayaran (mothly certifikat).
f. Bertanggung jawab atas tugas-tugas konsuktasi superivisi.

2. Quality/quantity Engineer

Bertanggung jawab kepada site engineer dan berkedudukan dilokasi


kontraktor bekerja,terutama atas pengendalian mutu bahan dan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor . Tugas Quantity Engineer yaitu :

a. Bertanggung jawab kepada Site Engineer.


b. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai
dengan kuantitas yang telah ditentukan.
c. Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan
ketentuan.
d. Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan atas hal-hal yang
menyangkut masalah pengendalian kuantitas.

3. Inspector

Berkedudukan dilapangan terutama dalam pengendalian kegiatan yang


berhubungan dengan aspek design,pengukuran volome bahan dan pekerjaan
sebagai dasar pembayaran prestasi pekerjaan. Tugas Inspector yaitu :

a. Mengikuti petunjuk chief inspector dalam melaksanakan tugasnya.


b. Mengirim laporan kepada site engineer atau chief Inspector.
c. Mengadakan pengawasan yang terus menerus di lokasi pekerjaan yang
sedang dikerjakan dan memberi laporan kapada chief inspector atas
pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak. Semua hasil
pengamatan harus dilaporkan secara tertulis.
d. Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja dan bahan yang
digunakan oleh kontaktor untuk menyelesaikan pekerjaan harian.

17
4. Material technical

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

1. Merencanakan pekerjaan baik dalam penggambaran (Bestek) dan


pengujian mutu bahan di lapangan maupun di labotarium.
2. Bertanggung jawab atas penataan,penyiapan berkas pengujian mutu bahan.
3. Melakukan survey lapangan dan kegiatan pengukuran.

.4. Menganalisa Harga


.4.1. Uraian Umum

Dalam pelaksanaan pekerjaan biasanya biaya suatu kegiatan


diperhitungkan dengan efisien dan secermat mungkin agar tidak timbul
kesimpangsiuran dalam pengaturan dan jenis kegiatan yang berhubungan dengan
pekerjaan secara keseluruhan.

Untuk mengetahui besarnya dana yang dikeluarkan untuk suatu pekerjaan


maka disusunlah Rencanan Anggaran Biaya (RAB) yang berguna untuk
mengetahui besarnya dana yang dikeluarkan pada setiap kegiatan sehingga dapat
disusun suatu harga penawaran sebuah proyek/pekerjaan.
Faktor standar dalam perencanaan perhitungan yang dapat mempengaruhi
dalam pembuatan RAB.
a. Harga material yang dipergunakan.
b. Harga upah kerja
c. Jarak tempuh
d. Peralatan yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
e. BBM
f. Jarak tempuh pengangkutan material ke lokasi pekerjaan
g. Medan pada lokasi pekerjaan.

.4.2. Cara menganalisa harga

Sebelum membuat rencana anggaran biaya terlebih dahulu harus


mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keperluan analisa sesuai kegiatan
pekerjaan antara lain :

a. Satuan material (M3,M2,M)


b. Harga pekerjaan material (Rp)
c. Upah pekerjaan dan mandor ( Rp)
d. Harga satuan peralatan (Jam)

18
Secara garis besar tahapan perencanaan biaya rehabilitasi bandar udara
sebagai berikut :

1. Perhitungan volome gambar rencana dan target penanganan


2. Pedoman harga satuan upah dan untuk daerah pekerjaan
3. Perhitungan harga satuan
4. Perhitungan RAB diluar PPN
5. Perhitungan RAB pekerjaan sebenarnya.

.5. Dokomentasi Pelaksanaan Pekerjaan

Dokomentasi pada pelaksanaan pekerjaan ini sangat penting


keberadaannya untuk kelengkapan data ( foto 0% , 50% , 100%). Keberadaan foto
visual ini sebagai bukti dari pelaksanaan pekerjaan sampai pada akhir pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilaksanakan.

BAB IV

METODE PELAKSANAAN

. Pekerjaan Persiapan dan Pelaksanaan

Pekerjaan pembuatan GSE terminal baru bandara tjilik riwut provinsi


kalimantan tengah adalah kegiatan pengembangan bandara dari kementrian
perhubungan yang dibiayai dari sumber dana anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN) tahun anggaran 2016, dimana lokasi pekerjaan di terminal baru
yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian konstruksi. Rencana pelaksanaan
paket pekerjaan pembuatan GSE terminal baru adalah 240 hari kalender.
Metode pelaksanaan berikut dibuat adalah untuk :
1. Meminimalisir jangka waktu pelaksanaan

2. Pelaksanaan Pekerjaan Simultan

3. Kegiatan Konstruksi lebih efektif,tepat waktu dan akurat

19
4. Mempermudah Pengawasan

5. Mempermudah Pelaporan

.1. Pekerjaan Persiapan


.1.1. Papan Nama Kegiatan Proyek

Setiap kegiatan pekerjaan papan nama kegiatan di sediakan/dipasang


kontraktor pelaksana, karena didalamnya terdapat informasi dan data proyek dari
kegiatan pekerjaan pembuatan GSE dan identitas pekerjaan itu sendiri misalnya
informasi mengenai pemilik pekerjaan, perencana pekerjaan, paket pekerjaan,
nilai pekerjaan, transparansi anggaran, awal dimulainya pekerjaan, akhir
selesainya pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan, pelaksana pekerjaan dan
pengawas pekerjaan. Papan nama Kegiatan ditempatkan dilokasi
kegiatan,ditempat yang terbuka agar bisa dibaca oleh semua lapisan masyarakat.

Dipasang pada awal pelaksanaan pekerjaan setelah penandatangan kontrak


dan surat perintah kerja diterbitkan. Papan nama kegiatan merupakan amanat
kontrak kerja pelaksaan yang sudah disetujui sehingga anggaran pembuatanya
dibuat dalam item tersendiri. Langkah kerja pembuatan papan nama kegiatan :
1. Standart dan ukuran papan nama melaksanakan petunjuk dan apa yang
disarankan pengawas lapangan.
2. Rangka papan nama dibuat dari kayu dengan dua tiang dan dua penyanga,
dibuat dengan kuat, bersih, dan rapi.
3. Papan nama dibuat dan dicetak dengan Digital Printing.
4. Bahan yang dipakai balok kayu kelas III
5. Pemasangan papan nama kegiatan terlihat dengan jelas dan
didokumentasikan.

20
Gambar 1.1. Papan Nama Proyek

.1.2. Pekerjaan Pengukuran Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan


Pengukuran Awal dilaksanakan sebelum pelaksanaan konstruksi pekerjaan,
pengukuran menggunakan alat Thedolite (TO), output dari pengukuran awal
adalah gambar untuk mendapatkan Mutual Chek 0 % (MC.0%), foto dokumentasi
kondisi 0 %, site plant, station, beda tinggi dan posisi GSE Road yang selanjutnya
hasil dari pengukuran dengan alat theodolite akan dituangkan kedalam gambar
Shoftbuilt Drawing Dilakukan pengukuran situasi GSE Road dari As Bangunan
Terminal Baru. Ukuran GSE adalah panjang 238 m, lebar sisi kiri 35 m dan lebar
sisi kanan 46 m.

Ketepatan Survey tergantung dari ketelitian membuat garis bidik


horisontal, kemampuan pemegang rambu ukur dalam memegang rambu ukur
secara vertikal, posisi rambu ukur yang dibaca, akurasi alat ukur Theodolite yang
telah dikalibrasi, memperhatikan penyetelan tabung nivo gelembung gas presisi
dan sejajar dengan garis bidik.
Pengukuran setelah pelaksanaan outputnya adalah kuantity pekerjaan,
volume yang terlaksana sesuai dengan kontrak dan spesifikasi teknis. Hasil dari
pengukuran sesudah pelaksanaan dituangkan dalam gambar Asbuilt Drawing.
Dalam melaksanakan pengukuran jarak yang jauh mengharuskan adanya alat
komunikasi berupa pesawat panggil jarak jauh HT dan sejenisnya. Alat, bahan dan
tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan pengukuran adalah sebagai berikut :
1. Theodolite 5. Kayu untuk patok referensi
2. Watterpas 6. Cat

21
3. Gambar rencana 7. Peralatan tukang
4. Surveyor 8. Meteran

Gambar 1.2. Pengukuran

Langkah Kerja Pengukuran :


1. Persiapan awal pengukuran, cek kelengkapan alat ukur dan perlengkapan
pengukuran lainnya.
2. Alat dipasang pada letak yang datar, teropong diarahkan sedemikian rupa
sehingga benang vertikal berimpit dengan salah satu sisi rambu ukur dan
dikunci.
3. Lensa obyektif difokuskan, gelembung nivo disetel untuk diposisikan
ditengah
4. Pembacaan rambu ukur dan recording hasil pembacaan, ukur jarak
rambuman dengan meteran.
5. Seting dan ukur panjang, lebar GSE road, ukuran disimpan dipatok yang
sudah diwarnai.
6. Ukur ploting posisi GSE road presisi dengan bangunan gedung terminal
baru.
7. As GSE road sama dengan As bangunan gedung terminal baru.
8. Ukur elevasi dan beda tinggi jalan existing ( Jl. Adonis Samad ), terhadap
bangunan gedung terminal baru.

22
.1.3. Pekerjaan Pembuatan Kantor Sementara
Kantor direksi dibuat dengan ukuran 36 m2, untuk memudahkan
koordinasi pengawas lapangan, konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana.
Kantor direksi disediakan adalah untuk sebagai berikut :
1. Mengadakan rapat teknis dan non teknis yang berkaitan dengan kwalitas,
kuantita dan administrasi, yang berkaitan dengan pelaksanakan konstruksi
GSE.
2. Evaluasi prestasi pekerjaan dan rencana progres pekerjaan.
3. Instruksi secara lisan dan tertulis dari Pemilik Kegiatan dan Konsultan
Supervisi.
4. Tempat membahas permasalahan, dan membahas cara penyelesainya.

.1.4. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi


Pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan GSE Road Terminal Baru, pada saat
pekerjaan konstruksi kontraktor memobilisasi SDM (sumber daya manusia) alat
berat dan material.
. Mobilisasi SDM (sumber daya manusia)
1. Site manager
2. Pelaksana lapangan
3. Operator
4. Pekerja harian
5. Mandor pekerjaan beton
. Mobilisasi alat berat
a. Di quary dan sumber galian
1. Excavator (Stock Pile Base Course, Sirtu dan Tanah Timbunan)
2. Wheel Loader (Loading Material)
b. Dilokasi GSE Road (Untuk Galian, Timbunan Sub Grade, Sub Base Sirtu
dan Pekerjaan Berbutir Base Course).
1. Excavator
2. Motor Grader
3. Vibrator Roller
4. Dump Truck
c. Dilokasi GSE Road (Pekerjaan Perkerasan Hot Mix AC)
1. Compressor
2. Aspal Sprayer
3. Aspal Finisher
4. Tandem Roller
5. Pneumatic Tire Roller

23
6. Dump Truck

. Mobilisasi Material

1. Tanah Timbunan 6. Semen


2. Sirtu 7. Pasir Beton
3. Base Course 8. Batu Pecah 20-30 mm
4. Hot Mix AC 9. Besi Beton
5. Prime Coat 10. Bahan Begisting

.1.5. Design Mix Formula


Penyedia jasa pada awal kerja Pekerjaan Persiapan mengirimkan contoh
material Tanah timbunan, Sirtu, Batu pecah 20-30 untuk base course, Batu singgle
size untuk hotmix AC, aspal ke laboratorium untuk diuji yang kemudian di
buatkan design mix formula (DMF) sesuai dengan yang disyaratkan/ sesuai
dengan spesifikasi teknis. DMF diajukan diawal dan bersamaan dengan kegiatan
Pekerjaan Persiapan karena mempertimbangkan proses waktu uji material,
sehingga nantinya yang diharapkan penyedia jasa pada saat memulai pekerjaan
timbunan DMF selesai dan diterbitkan. DMF bisa dipergunakan sebagai pedoman/
refrensi untuk melaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan Spesifikasi Teknis.

Gambar 1. 3. Mobilisasi Alat Berat

24
.2. Pekerjaan Konstruksi
.2.1. Pekerjaan Galian Biasa

Pekerjaan Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak


Diklasifikasikan sebagai galian batu, galian structur, galian sumber bahan (borrow
excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian
perkerasan beton.

Pelaksanaan galian biasa ini prosedurnya sebagai berikut :

1. Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan kedalaman


galian. Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur theodolit
dengan mempedomani hasil rekayasa yang telah ditentukan oleh konsultan
dan pihak proyek. Pemasangan bowplank dilakukan setelah hasil dari
pengukuran disetujui oleh pihak Konsultan dan direksi Pekerjaan.
2. Penggalian secara manual pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah
pemasangan bowplank dalam hal ini penentuan kedalaman galian. Tanah
yang digali secara manual dikumpulkan ke tepi galian dan selanjutnya
dimuat ke dump truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
3. Penggalian dengan menggunakan alat Berat Pekerjaan penggalian
dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini penentuan
kedalaman galian.Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke
dump truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
4. Dasar untuk perhitungan analisa dari pekerjaan ini
Asumsi :
a. Menggunakan tenaga manusia
b. Kapasitas kerja berkelompok
c. Kedalaman sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan

Urutan kerja/Metode kerja :

a. Tanah yang digali dikumpulkan umumnya berada disisi jalan (kiri/Kanan


jalan)
b. Penggalian menggunakan tenaga manusia
c. Selanjutnya material hasil galian di masukkan kedalam dump truck

25
d. Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan sejauh 1,1
(satu koma satu) Km.
Asumsi :
a. menggunakan alat berat(cara mekanik)
b. Lokasi pekerjaan Sepanjang jalan

Urutan kerja/Metode Kerja :

a. Tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan (kiri/kanan jalan)


b. Penggalian menggunakan alat berat( Excavator)
c. Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump
Truck
d. Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi proyek.

.2.2. Pekerjaan Timbunan Pilihan dan Pemadatan Tanah

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari


bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan
biasadan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari
maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi
pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan
memiliki CBR paling sedikit 6 % setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan
sampai 100% kepadatan kering maksimum.

Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Pengangkutan Material

Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan


dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader.
Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan
agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material
ditempat lain.

2. Penghampara Material

Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader


dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :

26
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua
tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan.

3. Pemadatan Material

Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari


bagian tepi ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan
untuk mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk
membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan
menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar dan
bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana
memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar
dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

Dasar perhitungan analisis adalah :

Asumsi :

a. Pekerjaan dilakukan secara mekanis


b. lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan

Urutan Kerja/Metode kerja :

a. Material urungan biasanya dimuat ke dump truck dengan menggunakan


whell loader
b. Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump Truck
dari quarry /borrow pit dengan jarak quarry kelapangan pekerjaan 6 km
c. Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan motor grader
d. Hamparan material disisram air dengan water tank truck (sebelum
pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro
Roller.

27
e. Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan
dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

. Penyiapan Badan Jalan

Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan dilakukan setelah seluruh pekerjaan


galian tanah (cutting) untuk lereng-lereng gunung selesai dan telah memenuhi
ketentuan elevasi yang ditentukan dalam perencanaan serta telah disetujui oleh
Direksi Lapangan barulah dilakukan penyiapan badan jalan dengan ukuran sesuai
gambar rencana/bestek.

Prosedur pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan sebagai berikut:

a. Motor grader meratakan permukaan hasil galian.


b. Vibro roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh
motor grader.
c. Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat
bantu.

.2.3. Pemasangan Geotextile Non Woven

Kegiatan ini dilaksanakan stelah pelaksanaan kegiatan pengurugan, hal ini


dilakukan untuk meningkatkan daya dukung dari tanah. Serta memperkecil sudut
geser dari tanah yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian
daya dukung tanah akan meningkat.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan geotextile


di lapangan:
a. Penentuan areal yang dipasang geotextile, Perhitungkan secara
menyeluruh termasuk dengan lipatan-lipatan dan titik-titik pemasangan.
b. Pastikan perhitungan sudah includ dengan lipatan dan sampungan pada
pekerjaan.
c. Lakukan penghamparan titik awal ke titik akhir dan pastikan merata dan
rapat. Jika diperlukan jahitan maka akan dilakukan oleh tenaga ahli dan
tenaga dari mandor dalam pelaksanaan penyambungan.

.2.4. Pekerjaan Sub-Base Course

Sesudah lapisan sub-grade ini betul- betul telah memenuhi syarat- syarat
evalasi dan kepadatan kita akan mulai pekerjaan sub-base course.

28
Terlebih dahulu kita tentukan lagi patok- patoknya. Untuk mencapai ketebalan
yang dikehendaki. Titik yang diperlukan minimum : 5 titik menurut potongan
melintang (X section) dan dengan jarak maksimum 25 meter menurut potongan
memanjang atau profil.

Cara pengamparan :

Setelah selesai pemasangan patok- patok untuk menentukan ketinggian/


ketebalannya maka kita dapat mendatangkan material seb-base ini kelapangan.
Patok- patok itu dipasang harus cukup kuat, dan kita lindungi sekelilingnya
dengan material sub-base tersebut 30 cm.

Cara pemadatan:

Prinsip pemadatan harus dimulai dari pinggir/ dari rendah ke tengah


/tinggi. Setelah kita ratakan permukaan dengan motor grader. Pemadatan pertama
kita laksanakan dengan road roller (MacAdam Roller atau Tandem Roller).
Selanjutnya dengan Tire Roller dimana sambil ikut memadatkan pada waktu/
keadaan memerlukan sambil menyiram.

Untuk menyelesaikan pemadatan kita pakai sebaiknya Mac Adam Roller.


Sudah cukup padat, melihat dengan pandangan mata pertama kali (pengalaman).
Sebelumnya meneruskan pekerjaan selanjutnya mencetak elevasi (oleh surveyor)
dan kepadatan.

Density Test oleh Soil Material Enginer/ Laboratorium. Apabila sudah


memenuhi syarat untuk hal kedua ini (elevasi dan kepadatannya) secara tertulis
baru dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya/ base course.

.2.5. Pekerjaan Base Course

Seperti yang diuraikan pada pekerjaan sub-base course pekerjaan base


course prinsipnya sama saja. Yaitu:

a. Permukaan sub- base course harus sudah rata dan padat.

29
b. Dipasang patok- patok untuk pedoman ketinggiannya (dalam arah
melintang 5 titik dan arah memanjang dengan jarak maksimal setiap 25 m)
sesuai dengan station X-section.
c. Dengan mengetahui volume dari truck, maka didapatkan setiap jarak
tertentu volumenya yang diperlukan.
d. Toleransi ketinggian diambil 1 cm, dimana menurut pengalaman waktu
pengamparannya dilebihkan dari tinggi yang diperlukan Ump. : tebal 15
cm padat, sebelum dipadatkan kita ampar tebalnya 16.5- 17.50. Ini jangan
lupa bahwa lebih kering akan banyak susut/ turunnya daripada materialnya
basah. Menurut pengalaman dengan cara itu kita telah mendapatkan
ketinggian dalam ketentuan (toleransi) dan mengurangi segregation.
e. Sesudah tersedia dilapangan kerja dengan volume yang diperlukan barulah
kita apreading/ampar dan grading/ratakan, sesudah rata kelihatannya baru
kita padatkan (pertama dengan Mac Adam Roller atau Tandem Roller,
dimana biasanya dapat dilihat mana yang rendah dan tinggi perlu kita
tambah/kurangi. Setelah kira-kira rata lagi baru selanjutnya kita padatkan
pakai Tire Roller sambil disiram.

Untuk finishing, lebih baik dipadatkan pakai Mac Adam Roller


lagi.Setelah rata dan padat tentu dengan pengecekan oleh surveyor (Check
level/permukaan) dan kepadatannya oleh Soil Material Enginer (Density test)
dengan data tertulis, baru pekerjaan selanjutnya dilanjutkan ke pekerjaan Prime-
Coat.

.2.6. Prime Coat

Sebagai mana disebut diatas, apabila pekerjaan prime coat ini akan
dilaksanakan, base coursenya betul- betul sudah memenuhi syarat yang
dikehendaki, baik ketinggiannya dan kepadatannya.

Sesudah itu kita harus menjaga hal seperti berikut ini :

30
a. Permukaan harus bersih dari kotoran dan debu, serta kering. Alat untuk
membersihkan adalah kompresor, sapu lidi, dan karung goni, power brom,
atau power blower.
b. Pemakaian alat-alat ini melihat pada keadaan dari kotoran/ debu yang
melekat pada permukaan base-course tersebut. Mungkin pada sapu lidi dan
karung goni saja sudah cukup, dan adakalanya harus dipakai kompresor
dahulu baru dengan sapu dan karung goni, prinsip harus bersih dari debu
dan kotoran dan material yang terlepas harus dibuang.
c. Setelah ini selesai baru kita mempersiapkan untuk prime-coating yang
dipersiapkan ialah alat- alatnya (distributor kecil), dan alat penarik (Tire
Roller) atau distributor (besar), juga disebut distributor- car distributor.
Tentu semua alat ini telah diperiksa baik dan berjalan lancar.
d. Untuk memenuhi banyaknya yang dikehendaki tentu sebelumnya melalui
beberapa kali percobaan dengan dasar pedoman dari yang sudah diketahui
sebelumnya. Panas/temperature, kecapatan, menentukan volume yang
keluar, jarak nozel dengan permukaan base-course menentukan ratanya
disamping juga ikut menentukan volume tersebut.
e. Untuk pengontrolan mendapatkan volume yang dikehendaki itu, walaupun
sudah ada patokan/pedoman dasar selalu setiap pelaksanaan tenaga
bahagian laboratorium (Soil Material Engineer) harus hadir untuk
mengecek dilapangan (cara timbangan). Sesudah selesai dengan sempurna,
dengan menunggu kering lebih dahulu baru pekerjaan selanjutnya/ asphalt
concrete dilaksanakan.
f. Umumnya sesudah 48 jam sudah cukup kering, dan asphalt concrete
dilaksanakan cepat dan lambatnya kering itu dipengaruhi oleh cuaca/panas
matahari dan tebalnya lapisan dari prime coat tersebut.
.3. Asphalt Concrete

Sebagaimana yang telah diuraikan tadi, Asphalt- concrete baru dapat


dilaksanakan apabila prime- coat telah memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Harus sudah kering.


b. Permukaan prime-coat itu bersih dari kotoran/ debu.

Apa yang kita perlukan/perhatikan sesudah kita mengetahui beberapa lebar


jalan yang akan dilaksanakan kita pakai form (bentuk atau mal)

31
Gunanya adalah mendapatkan bentuk yang dikehendaki yang lebih penting
sewaktu kita memadatkan asphalt concrete tidak lari/bergeser keluar daerah yang
kita perlukan apabila area/daerah yang kita akan laksanakan tersebut sudah
selesai/ memenuhi syarat kita akan beralih pada alat- alatnya tebal asphalt
concrete ini tergantung perencanaan pengamparan tebalnya sebelum dipadatkan
biasanya diampar 25% dari tebal yang diperlukan sebelum memulai
pengamparan, finisher disetel/ diatur sedemikian rupa, supaya dapat asphalt
concrete yang kita perlukan finisher itu dapat diatur untuk tebal dan
kemiringan/slope yang kita perlukan.

Asphalt concrete dapat dipakai/diampar setelah sampai dilapangan harus


utuh/ tidak basah (yang mungkin dalam perjalanan ditimpa air hujan) dan
panasnya memenuhi syarat (spesifikasi)ump. , dengan adanya jarak lapangan kerja
a.m.p (produksi asphalt concrete) tentu aka nada penurunan/ perubahan panas.
dalam pengalaman setiap jarak ditempuh 1 jam perjalanan penurunan panas
adalah pemadatan sewaktu penghamparan mungkin saja terjadi pada tempat-
tempat tertentu kurang rata, maka perlu ditambah pengamparan cukup dengan
tenaga manusia.

Memulai pemadatan dilaksanakan telah cukup tersedia areanya dan panas-


panas/ temperature dari asphalt concrete sesudah dihampar sewaktu pemadatan
roda roller harus disiram air secukupnya.

Cara pemadatan apabila pertama dari lebar jalan belum ada asphalt concrete
pemadatannya dilakukan secara berturut- turut sebagai berikut :

a. Pada sambungan melintang/ Transverse joints.


b. Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)
c. Dari bagian terendah kebagian tinggi sewaktu pemadatan pertama.
d. Pemadatan kedua urutannya sama dengan pemadatan pertama.
e. Pemadatan terakhir pun sama dengan pertama dan kedua urutannya.

32
Apabila dibagian lain ( jalan) sudah ada asphalt concretenya pemadatan
dilaksanakan sebagai berikut:

a. Pada sambungan melintang (transverse joints)


b. Pada sambungan memanjang (4 center line)
c. Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)
d. Dari bagian terendah kebahagiaan yang tinggi sewaktu pemadatan
pertama.
e. Pemandangan ke dua sama urutannya dengan pemadatan pertama.
Pemadatan terakhir pun sama dengan pemadatan pertama dan kedua
urutannya.

.4. T.B.S.T (Triple Bitominous Suface Treatment)

Sebagaimana diuraikan diatas, lapisan pengerasannya sama dengan


pekerjaan kalau kita pakai asphalt concrete, hanya lapisan aus (pavement) yang
berlainan untuk pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Prime-coat

Sesudah base-course memenuhi syarat- syarat baik kepadatan dan


kerataannya baru pekerjaan Prime Coat(M.C. -1) dilaksanakan, dengan volume
yang diperlukan, dengan volume yang diperlukan Ump.: 0.6 kg/m2, setelah
kering, yang memerlukan waktu 24 jam, tetapi kalau udara baik/ panas dengan
wakktu 5 jam sudah cukup kering.

b. Bituminous R.C-2

Setelah prime-coat (M.C.-1) kering, lanjutkan dengan penyiraman asphalt


(R.C.-2) lagi dengan volume yang diperlukan Ump.:0,8 kg/m2.

c. Grading B

Selagi R.C.-2 ini masih dalam panas, segera diamparkan material batu
pecah (grading B) dengan volume yang diperlukan Ump. 27 kg/m2. Hasil
amparan ini harus marata. Sesudah merata dan cukup padat, lalu kita padatkan
dengan tandem roller. Pemadatan cukup satu kali jalan (mundur dan maju). Harus
diingat bahwa pemadatan itu jangan sampai material hancur.

33
d. Bituminous R.C-2

Selesai grading B dipadatkan dan sudah cukup rata, maka disiramkan lagi
asphalt (R.C-2) dengan volume yang diperlukan Ump. : 1,6 kg/m2.

e. Grading E

Selagi R.C-2 itu panas diampar lagi material batu pecah (grading E) dengan
volume yang diperlukan Ump.:9 kg/m2 dan dipadatkan. Bituminous R.C-2
sesudah grading E dipadatkan dan rata disiram lagi asphalt dengan volume yang
diperlukan. Pasir/abu batu terakhir r.c-2 yang panas dihamparkan pasir dengan
volume yang telah ditetapkan dan dipadatkan, pemadatanya lebih baik pakai tire-
roller.

BAB V

PENGENDALIAN DI LAPANGAN

. Proses Pengendalian Kualitas dan Kuantitas dan Waktu

Pelaksanaan item item pekerjaan harus dilaksanakan sesuai jadwal yang


sudah ditetapkan,waktu itu perlu adanya kontrol yang berfungsi sebagai
pengawas/pengendalian pelaksanaan agar dapat dicapai sesuai dengan yang
diingankan. Pengendalian ini meliputi pengendalian kualitas, kuantitas dan waktu
pelaksanaan pekerjaan.

.1. Pengendalian Kualitas Pekerjaan

34
Penyelesaian suatu pekerjaan diharapkan dapat menghasikan produk yang
berkualitas sehingga dapat dipergunakan dengan nyaman dan tahan dalam jangka
waktu yang lebih lama . Demikian pula halnya pada pelaksanaan paket
pembangunan dan rehabilitasi pekerjaan GSE dan Terminal baru bila ditinjau dari
hasil penelitian pengujian bahan dan pengujian dilapangan secara keseluruhan
sudah cukup memenuhi standar kualitas yang ada tetapi walaupun pelaksanaan
secara keseluruhan sudah cukup baik ,masih ada faktor faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas pekerjaan seperti :

a. Sering terjadi perubahan cuaca yang kurang menentu sehingga


menyebabkan kualitas pemadatan kurang memuaskan dan diperkirakan
kekuatan konstruksi jalan tidak mencapai umur rencana sesuai dengan apa
yang direncanakan.
b. Kurang terjamiinnya kualitas bahan perkerasan dari pengaruh luar seperti
kadar air yang berlebihan dan kebersihan material yang mengakibatkan
mutu pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Kerugian akibat pengaruh tersebut di atas dapat dikurangi dengan


melaksanakan langkah-langkah sebagi berikut :

a. Pengawasan di lokasi pencampuran dan penyimpanan material yang


meliputi kaulitas bahan,keadaan peralatan dan komposisi campuran
diletakan secara terpisah agar satu sama lain tidak campur aduk.
b. Pengawasan dan pelaksanaan di lokasi penghamparan dan pemadatan.
c. Pemeriksaan kerataan, kemiringan dan ketebalan hamparan yang akan
dipadatkan.
d. Penghamparan dan pemadatan harus selalu menggunakan peralatan
mekanis dan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan bidangnya.
e. Penutup hamparan yang terlanjur dihamparkan dengan menggunakan
terpal bila terjadi hujan sebelum hamparan dipadatkan.
.2. Pengendalian Kuantitas Pekerjaan

35
Hal terpenting dalam efisien pekerjaan adalah bahwa kuantitas pekerjaan
berhubungan dengan besarnya biaya yang dipakai dalam penyelesaian pekerjaan
karena kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan kontrak .
Untuk kepentingan tertentu kontraktor dapat melaksanakan perubahan atau
mengahapus item pekerjaan tertentu atas perintah direksi teknis dengan
menggunakan biaya keseluruhan pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pengendalian kuantitas


pekerjaan adalah :

a. Peralatan dan tenaga kerja yang digunakan harus sesuai dengan yang
diperlukan dalam pekerjaan tersebut.
b. Dalam pelaksanaan penghamparan agregat pada badan dan bahu jalan
ketebalannya harus diperhatikan sehingga ketebalan setelah dipadatkan
sesuai dengan yang direncanakan.
c. Pencampuran dan pengangkutan agregat harus menggunakan peralatan
mekanis sehingga jumlah material yang akan dicampur dan diangkut
sesuai dengan kapasitas alat yang ada sehingga dicapai efisiensi
d. kerja dari peralatan dan personil yang ada pada proyek.
.3. Pengendalian Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Kemudahan pelaksanaan dan pengawasan di lapangan diperlukan


sistematik pengaturan waktu yang lebih efisien sehinnga sasaran pekerjaan dapat
diperoleh lebih baik.

Pada pelaksanaan kegiatan pembangunan dan rehabilitasi pekerjaan GSE


ini pengaturan waktu pelaksanaannya telah disusun dalam bentuk time schedule
yang disusun berdasarkan urutan pekerjaan yang dilegkapi curva S sehingga
dengan mudah mengetahui sejauh mana pelaksanaan pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Hal ini dikarekananadanya koordinasi dari semua pihak yang terkait
sehingga semua kendala yang dapat diselesaikan atau minimalisasi.

.4. Time Schedule dan Pelaksanaan

Kegiatan pembangunan dan rehabilitasi pekerjaan GSE pelaksanaan


pekerjaan ini disusun dalam suatu rencana kerja yang termuat dalam time
schedule.

36
Adapun tujuan utama dalam pembuatan time schedule adalah :

a. Pelaksanaan pekerjaan dapat diurutkan dengan tingkat urutannya (sesuai


dengan stepnnya).
b. Sasaran pekerjaan akan lebih efektif .
c. Penggunaan sumber daya lebih efesien.

Berdasarkan time schedule ini diharapkan pekerjaan akan dapat


diselesaikan tepat pada waktunya (150 hari kalender) terhiting seja keluarnya
surat perintah kerja. Time schedule in disusun berdasarkan urutan pekerjaan yang
harus disahkan oleh pengawas lapangan, konsultan pengawas dan Pimpinan
Kegiatan. Penyusunan time schedule dipengaruhi oleh faktor penentu antara lain :

1. Jenis atau macam pekerjaan yang terdapat dalam proyek.


2. Besarnya biaya proyek
3. Jangka waktu pelaksanaan.
4. Keadaan atau kondisi medan yang terdapat pada lokasi proyek tersebut.

BAB VI

PENUTUP

.1. Kesimpulan

Dalam membuat laporan kerja praktek ini segala usaha telah dilaksanakan
secara maksimal untuk mendapatkan hasil laporan yang sebaik-baiknya. Sesuai
dengan kemampuan yang ada namun saya menyadari bahwa dalam laporan kerja
praktek yang disusun masih banyak kekurangannya disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan serta akuratnya data-data yang diperoleh di lapangan.

Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

.1.1. Secara Umum

1. Kerja sama yang lebih baik antara pihak direksi konsultan maupun pihak
kontraktor pelaksana merupakan perwujudan hubungan kerja sama antara
pihak ketiga yang terlibat proyek.

37
2. Perwujudan hubungan kerja antara tiga pihak tersebut ditunjang oleh
fasilitas peralatan , tenaga keja, fasilitas , laboratorium tersediannya
material/bahan baku dan manjemen proyek yang baik,menghasilkan
produk yang baik juga.
.1.2. Secara Teknis

1. Sebelum diadakan perhitungan presentase kemajuan pekerjaan terlebih


dahulu diadakan berapa tes antara lain : Sand cone dan Test pit
2. Pelaksanaan pekerjaan selalu mempahtikan spesifikasi secara continue
baik dari pihak direksi, konsultan, dan kontraktor sehingga secara teknis
hasil pekerjaan dapat dipertanggung jawabkan.

.1.3. Secara Administrasi

1. Penyampaian laporan harian , laporan mingguan, laporan bulanan


disampaikan tepat waktu dan continue.
2. Time schedule selalu menjadi pedoman untuk memonitor percepatan
pekerjaan .

.2. Saran

Kepada semua pihak yang terlibat baik direksi,konsultan maupun


kontraktor pelaksanaan dalam proyek pekerjaan GSE di bandara tjilik riwut kota
palangka raya provinsi kalimantan tengah supaya tetap memperhatikan dan
meningkatkan hasil kerja yang sudah dicapai. Agar kemudian hari dapat
mengerjakan pekerjaan proyek yang lebih baik lagi sesuai dengan yang
diharapkan dan sangat perlu diutamakan sebuah kerjasama antar pihak yang
terlibat dalam mengerjakan proyek tersebut.

38
LAMPIRAN

39
40
Gambar 1.1. Papan Nama Proyek

Gambar 1.2. Kantor Direksi Keet

41
Gambar 1.3. Pengukuran Awal

42
Gambar 1.4. Pembersihan Lahan

43
Gambar 1.5. Penimbunan Granit

44
Gambar 1.6. Pekerjaan Pemasangan Geotexile

45
Gambar 1.7. Pekerjaan Sub Base

46
Gsmbar 1.8. Pekerjaan Meratakan dan Memadatkan Timbunan Sub Grade

47
Gambar 1.9. Pekerjaan Saluran Drainase

48
Gambar 2.0. Pekerjaan Penyiraman

49
Gambar 2.1. Pekerjaan Pengujian CBR dan Sandcone Lapangan

50
Gambar 2.2. Pekerjaan Pengujian CBR Lapangan Tanah Dasar

51
Gambar 2.3. Pengawasan Di Lapangan Pekerjaan Timbunan

52

Anda mungkin juga menyukai