KERJA PRAKTEK
DISUSUN OLEH :
PINDRI UHING
13 36 50
DOSEN PEMBIMBING
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas rahmat dan
karunia-Nyalah laporan praktek kerja lapangan ini dapat diselesaikan. Tak lupa
pula terima kasih kepada dosen pembimbing praktek kerja lapangan saya yaitu
Tahan Tarip, S.T.,M.T. karena atas bimbingan beliaulah saya sebagai penyusun
bangku kuliah yang tentunya sangat berguna sekali sehingga kami dapat
Ketika kita akan menganalisa dan mengamati suatu pekerjaan akan lebih
bijaksana jika kita mengerti terlebih dahulu apa yang akan kita lakukan dan
masalah - masalah apa saja yang mungkin terjadi serta segala sesuatu yang
2
3. Maretina Eka Sinta,S.T.,M.T. Selaku Ketua Jurusan / Program
masih banyak terdapat kekurangan oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan kerja praktek ini
karena kami menyadari bahwa pengetahuan kami yang masih belum cukup untuk
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua mohon
maaf jika ada kata-kata yang kiranya kuran berkenan bagi pembaca sekalian dan
Penyusun,
PINDRI UHING
NIM 13 36 50
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.1. Penjelasan Umun
5
yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian konstruksi. rencana pelaksanaan
paket pekerjaan pembuatan gse terminal baru adalah 240 hari kalender.
Oleh sebab itu maka pemerintah kota palangka raya bertekad untuk
membangun dan merehabilitasi serta memeihara guna kelancaran dan pencapaian
kesejahteraan masyarakat.
Lokasi Proyek berada di bandar udara tjilik riwut palangka raya dan
proyek sedang berjalan atau mulai pekerjaan.
6
Gambar 1. Peta Lokasi Proyek
Dalam penyusunan laporan ini yang dibahas dan diuraikan adalah apa
yang dilihat/diamati selama masa proyek secara umum penekan pembatasan
masalah pada teknis pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
BAB II
PROSES TENDER
Pelaksanaan proses pelelangan pada satuan kerja non Vertikal tertentu pada
perawatan landasan berpedoman pada peraturan presiden r.i no. 8 tahun 2006
tentang perubahan ke empat atas keputusan presiden no. 80 tahun 2003 tentang
7
pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah , keppres 80 tahun 2003
tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang /jasa pemerintah , keputusan
menteri pekerjaan umum no.43/prt/m/2007 tentang standard dan pedoman
pengadaan jasa konstruksi , dokomen lelang dan addendum dokumen lelang.
8
4. Dalam melakukan kemitraan harus memperhatikan kompeensi penyedia
jasa yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
1. Pedoman pelelangan
2. Peraturan dan persyaratan umum
3. Peraturan dan persyaratan teknis
4. Schedule pekerjaan
5. Gambar rencana
6. Risalah rapat penjelesan lelang
9
c. Pengambilan dokomen pelelangan dalam hal ini pelelangan dengan cara
kualifikasi sebelum pengambilan dokomen lelang calon peserta lelang
wajib mendaftar dan menandatangani fakta integeritas.
d. Rapat penjelasan pekerjaan adalah untuk menjelaskan apa yang ada di
dalam dokomen pelelangan.
e. Kunjungan dilapangan dilaksanakan bilamana dipandang perlu panitia
pengadaan memberikan penjelasan lanjutan dengan melakukan peninjauan
lapangan.
f. Pengajuan klrifikasi dokomen lelang adalah klarifikasi atas isi dokomen
lelang dan dapat mengajukan pertanyaan kepada panitia pengadaan secara
tertulis dan diterima oleh panitia pengadaan secara tertulis dan diterima
oleh panitia pengadaan sebelum pemasukan penawaran atau sebelum ada
peserta yang memasukan dokomen penawaran.
g. Penerbitan addenda adalah perubahan dokumen lelang yang telah
diterbitkan setelah batas aktu penyampaian dokomen penawaran.
h. Penerbitan addenda ditunjukan kepada rekanan yang akan ikut menawar
didalam pelelangan pekerjaan tersebut.
i. Pemasukan dokomen penawaran sesuai dengan yang telah ditentukan
didalam dokomen pelelangan diupload oleh peserta lelang secara
elektronik.
j. Pembukaan penawaran dilaksanakan sesuai dengan hari,tanggal dan jam
yang telah ditentukan oleh panitia lelang.
k. Evaluasi penawaran dan kualifikasi dilakukan oleh panitia pelelangan
sesuai dengn jadwal yang telah terjadwal didalam dokomen lelang untuk
mengevaluasi dokumen penawaran dan dkumen pasca kualifikasi.
l. Laporan evaluasi penawaran dan usulan pemenang diusulkan oleh panitia
lelang kepada kepala dinas perhubungan kota palangka raya
m. Penetapan pemenang pelelangan ditetapkan oleh kepala dinas
perhubungan kota palangka raya .
n. Pengumuman pemenang pelelangan dilakukan setelah penetapan
pemenang pelelangan.
o. Sanggahan pemenang bisa dilakukan oleh rekanan yang lain (bila ada)
atas telah ditetapkkannya pemenang pada pelelangan tersebut.
p. Jawaban sanggahan dilakukan oleh panitia pelelangan pada rekanan yang
menyanggah.
10
q. Surat penunjukan pemenang ditanda tangani oleh kepala dinas
perhubungan pemerintah kota palangka raya melalui kepala bidang selaku
pengguna anggaran sesuai dengan pemenang yang telah ditetapkan.
r. Tanda tangan kontrak adalah suatu ikatan pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut sesuai dengan hal-hal yang telah di syaratkan di dalam
isi kontrak tersebut.
Pemenang
11
BAB III
MANAJEMEN PROYEK
12
.1.2. Konsultan Pengawas
Kontraktor adalah suatu badan usaha baik swasta atau instansi pemerintah
yang dinyatakan menang dalam pelelangan yang telah menandatangani kontrak
kerja untuk melaksanakan suatu kegiatan pekerjaan. Adapun tugas dan tanggung
jawab kontraktor adalah sebagai berikut :
13
k. Membuat back up data quality maupun back up quality atas pelaksanaan
pekerjaan.
l. Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan tersebut telah selesai dan
telah memenuhi syarat.
m. Selama masa pemeliharaan kontraktor wajib memelihara pekerjaan yang
telah dilaksanakan.
DIREKTUR UTAMA
GENERAL
SUPERINTENDENT
14
e. Menerima hasil pekerjaan dari pelaksana apabila sudah memenuhi rencana
dan persyaratan yang sudah ditentukan.
f. Membentuk tim direksi untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan
tesebut.
.3.1.Koordinator Lapangan
a. Membuat catatan segala kegiatan atau rencana kerja yang telah dan akan
dilakukan oleh kontraktor
b. Mengatasi segala permasalahan dan kendala yang terdapat di dalam
pelaksanaan pekerjaan
15
c. Melaporkan kepada kepala SNVT preservasi apabila terjadi kesalah atau
kekeliruan pekerjaan yang mengakibatkan terjadi pengurangan atau
kelebihan target volome pekerjaan .
d. Melakukan pengarahan baik fisik maupun administrasi teknis selain itu
apabila dirasakn perlu koordinator lapangan dapat menyampaikan memo
lapangan yang berisikan teguran bagi kontraktor apabila pelaksanaan
pekerjaan tidak sesuai dengan hal - hal yang termuat dalam dokomen
kontrak.
1. Site Engineer
Site engineer harus seorang sarjana teknik atau sarjana muda teknik
dengan pengalama minimal 3 (tiga) tahun. Tugas dan tanggung jawabnya adalah
a. Mengikuti petunjuk persyaratan yang telah ditentukan
16
b. Membuat pernytaan menerima atau menolak atas material dan produk
pekerjaan.
c. Melakukan pemantauan yang ketat atas prestasi kerja kontraktor dan
melaporkan kepada PPTK apabila tidak ada kemajuan pekerjaan tersebut
ternyata mengalami keterlambatan lebih dari 10% dari rencana dan
membuat saran-saran penanggulangan perbaikan.
d. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan dan
ikut dalam pengukuran tersebut.
e. Mengecek dan menandatangani dokomen pembayaran (mothly certifikat).
f. Bertanggung jawab atas tugas-tugas konsuktasi superivisi.
2. Quality/quantity Engineer
3. Inspector
17
4. Material technical
18
Secara garis besar tahapan perencanaan biaya rehabilitasi bandar udara
sebagai berikut :
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
19
4. Mempermudah Pengawasan
5. Mempermudah Pelaporan
20
Gambar 1.1. Papan Nama Proyek
21
3. Gambar rencana 7. Peralatan tukang
4. Surveyor 8. Meteran
22
.1.3. Pekerjaan Pembuatan Kantor Sementara
Kantor direksi dibuat dengan ukuran 36 m2, untuk memudahkan
koordinasi pengawas lapangan, konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana.
Kantor direksi disediakan adalah untuk sebagai berikut :
1. Mengadakan rapat teknis dan non teknis yang berkaitan dengan kwalitas,
kuantita dan administrasi, yang berkaitan dengan pelaksanakan konstruksi
GSE.
2. Evaluasi prestasi pekerjaan dan rencana progres pekerjaan.
3. Instruksi secara lisan dan tertulis dari Pemilik Kegiatan dan Konsultan
Supervisi.
4. Tempat membahas permasalahan, dan membahas cara penyelesainya.
23
6. Dump Truck
. Mobilisasi Material
24
.2. Pekerjaan Konstruksi
.2.1. Pekerjaan Galian Biasa
25
d. Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan sejauh 1,1
(satu koma satu) Km.
Asumsi :
a. menggunakan alat berat(cara mekanik)
b. Lokasi pekerjaan Sepanjang jalan
1. Pengangkutan Material
2. Penghampara Material
26
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua
tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan.
3. Pemadatan Material
Asumsi :
27
e. Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan
dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
Sesudah lapisan sub-grade ini betul- betul telah memenuhi syarat- syarat
evalasi dan kepadatan kita akan mulai pekerjaan sub-base course.
28
Terlebih dahulu kita tentukan lagi patok- patoknya. Untuk mencapai ketebalan
yang dikehendaki. Titik yang diperlukan minimum : 5 titik menurut potongan
melintang (X section) dan dengan jarak maksimum 25 meter menurut potongan
memanjang atau profil.
Cara pengamparan :
Cara pemadatan:
29
b. Dipasang patok- patok untuk pedoman ketinggiannya (dalam arah
melintang 5 titik dan arah memanjang dengan jarak maksimal setiap 25 m)
sesuai dengan station X-section.
c. Dengan mengetahui volume dari truck, maka didapatkan setiap jarak
tertentu volumenya yang diperlukan.
d. Toleransi ketinggian diambil 1 cm, dimana menurut pengalaman waktu
pengamparannya dilebihkan dari tinggi yang diperlukan Ump. : tebal 15
cm padat, sebelum dipadatkan kita ampar tebalnya 16.5- 17.50. Ini jangan
lupa bahwa lebih kering akan banyak susut/ turunnya daripada materialnya
basah. Menurut pengalaman dengan cara itu kita telah mendapatkan
ketinggian dalam ketentuan (toleransi) dan mengurangi segregation.
e. Sesudah tersedia dilapangan kerja dengan volume yang diperlukan barulah
kita apreading/ampar dan grading/ratakan, sesudah rata kelihatannya baru
kita padatkan (pertama dengan Mac Adam Roller atau Tandem Roller,
dimana biasanya dapat dilihat mana yang rendah dan tinggi perlu kita
tambah/kurangi. Setelah kira-kira rata lagi baru selanjutnya kita padatkan
pakai Tire Roller sambil disiram.
Sebagai mana disebut diatas, apabila pekerjaan prime coat ini akan
dilaksanakan, base coursenya betul- betul sudah memenuhi syarat yang
dikehendaki, baik ketinggiannya dan kepadatannya.
30
a. Permukaan harus bersih dari kotoran dan debu, serta kering. Alat untuk
membersihkan adalah kompresor, sapu lidi, dan karung goni, power brom,
atau power blower.
b. Pemakaian alat-alat ini melihat pada keadaan dari kotoran/ debu yang
melekat pada permukaan base-course tersebut. Mungkin pada sapu lidi dan
karung goni saja sudah cukup, dan adakalanya harus dipakai kompresor
dahulu baru dengan sapu dan karung goni, prinsip harus bersih dari debu
dan kotoran dan material yang terlepas harus dibuang.
c. Setelah ini selesai baru kita mempersiapkan untuk prime-coating yang
dipersiapkan ialah alat- alatnya (distributor kecil), dan alat penarik (Tire
Roller) atau distributor (besar), juga disebut distributor- car distributor.
Tentu semua alat ini telah diperiksa baik dan berjalan lancar.
d. Untuk memenuhi banyaknya yang dikehendaki tentu sebelumnya melalui
beberapa kali percobaan dengan dasar pedoman dari yang sudah diketahui
sebelumnya. Panas/temperature, kecapatan, menentukan volume yang
keluar, jarak nozel dengan permukaan base-course menentukan ratanya
disamping juga ikut menentukan volume tersebut.
e. Untuk pengontrolan mendapatkan volume yang dikehendaki itu, walaupun
sudah ada patokan/pedoman dasar selalu setiap pelaksanaan tenaga
bahagian laboratorium (Soil Material Engineer) harus hadir untuk
mengecek dilapangan (cara timbangan). Sesudah selesai dengan sempurna,
dengan menunggu kering lebih dahulu baru pekerjaan selanjutnya/ asphalt
concrete dilaksanakan.
f. Umumnya sesudah 48 jam sudah cukup kering, dan asphalt concrete
dilaksanakan cepat dan lambatnya kering itu dipengaruhi oleh cuaca/panas
matahari dan tebalnya lapisan dari prime coat tersebut.
.3. Asphalt Concrete
31
Gunanya adalah mendapatkan bentuk yang dikehendaki yang lebih penting
sewaktu kita memadatkan asphalt concrete tidak lari/bergeser keluar daerah yang
kita perlukan apabila area/daerah yang kita akan laksanakan tersebut sudah
selesai/ memenuhi syarat kita akan beralih pada alat- alatnya tebal asphalt
concrete ini tergantung perencanaan pengamparan tebalnya sebelum dipadatkan
biasanya diampar 25% dari tebal yang diperlukan sebelum memulai
pengamparan, finisher disetel/ diatur sedemikian rupa, supaya dapat asphalt
concrete yang kita perlukan finisher itu dapat diatur untuk tebal dan
kemiringan/slope yang kita perlukan.
Cara pemadatan apabila pertama dari lebar jalan belum ada asphalt concrete
pemadatannya dilakukan secara berturut- turut sebagai berikut :
32
Apabila dibagian lain ( jalan) sudah ada asphalt concretenya pemadatan
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Prime-coat
b. Bituminous R.C-2
c. Grading B
Selagi R.C.-2 ini masih dalam panas, segera diamparkan material batu
pecah (grading B) dengan volume yang diperlukan Ump. 27 kg/m2. Hasil
amparan ini harus marata. Sesudah merata dan cukup padat, lalu kita padatkan
dengan tandem roller. Pemadatan cukup satu kali jalan (mundur dan maju). Harus
diingat bahwa pemadatan itu jangan sampai material hancur.
33
d. Bituminous R.C-2
Selesai grading B dipadatkan dan sudah cukup rata, maka disiramkan lagi
asphalt (R.C-2) dengan volume yang diperlukan Ump. : 1,6 kg/m2.
e. Grading E
Selagi R.C-2 itu panas diampar lagi material batu pecah (grading E) dengan
volume yang diperlukan Ump.:9 kg/m2 dan dipadatkan. Bituminous R.C-2
sesudah grading E dipadatkan dan rata disiram lagi asphalt dengan volume yang
diperlukan. Pasir/abu batu terakhir r.c-2 yang panas dihamparkan pasir dengan
volume yang telah ditetapkan dan dipadatkan, pemadatanya lebih baik pakai tire-
roller.
BAB V
PENGENDALIAN DI LAPANGAN
34
Penyelesaian suatu pekerjaan diharapkan dapat menghasikan produk yang
berkualitas sehingga dapat dipergunakan dengan nyaman dan tahan dalam jangka
waktu yang lebih lama . Demikian pula halnya pada pelaksanaan paket
pembangunan dan rehabilitasi pekerjaan GSE dan Terminal baru bila ditinjau dari
hasil penelitian pengujian bahan dan pengujian dilapangan secara keseluruhan
sudah cukup memenuhi standar kualitas yang ada tetapi walaupun pelaksanaan
secara keseluruhan sudah cukup baik ,masih ada faktor faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas pekerjaan seperti :
35
Hal terpenting dalam efisien pekerjaan adalah bahwa kuantitas pekerjaan
berhubungan dengan besarnya biaya yang dipakai dalam penyelesaian pekerjaan
karena kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan kontrak .
Untuk kepentingan tertentu kontraktor dapat melaksanakan perubahan atau
mengahapus item pekerjaan tertentu atas perintah direksi teknis dengan
menggunakan biaya keseluruhan pekerjaan yang harus dilaksanakan.
a. Peralatan dan tenaga kerja yang digunakan harus sesuai dengan yang
diperlukan dalam pekerjaan tersebut.
b. Dalam pelaksanaan penghamparan agregat pada badan dan bahu jalan
ketebalannya harus diperhatikan sehingga ketebalan setelah dipadatkan
sesuai dengan yang direncanakan.
c. Pencampuran dan pengangkutan agregat harus menggunakan peralatan
mekanis sehingga jumlah material yang akan dicampur dan diangkut
sesuai dengan kapasitas alat yang ada sehingga dicapai efisiensi
d. kerja dari peralatan dan personil yang ada pada proyek.
.3. Pengendalian Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
36
Adapun tujuan utama dalam pembuatan time schedule adalah :
BAB VI
PENUTUP
.1. Kesimpulan
Dalam membuat laporan kerja praktek ini segala usaha telah dilaksanakan
secara maksimal untuk mendapatkan hasil laporan yang sebaik-baiknya. Sesuai
dengan kemampuan yang ada namun saya menyadari bahwa dalam laporan kerja
praktek yang disusun masih banyak kekurangannya disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan serta akuratnya data-data yang diperoleh di lapangan.
1. Kerja sama yang lebih baik antara pihak direksi konsultan maupun pihak
kontraktor pelaksana merupakan perwujudan hubungan kerja sama antara
pihak ketiga yang terlibat proyek.
37
2. Perwujudan hubungan kerja antara tiga pihak tersebut ditunjang oleh
fasilitas peralatan , tenaga keja, fasilitas , laboratorium tersediannya
material/bahan baku dan manjemen proyek yang baik,menghasilkan
produk yang baik juga.
.1.2. Secara Teknis
.2. Saran
38
LAMPIRAN
39
40
Gambar 1.1. Papan Nama Proyek
41
Gambar 1.3. Pengukuran Awal
42
Gambar 1.4. Pembersihan Lahan
43
Gambar 1.5. Penimbunan Granit
44
Gambar 1.6. Pekerjaan Pemasangan Geotexile
45
Gambar 1.7. Pekerjaan Sub Base
46
Gsmbar 1.8. Pekerjaan Meratakan dan Memadatkan Timbunan Sub Grade
47
Gambar 1.9. Pekerjaan Saluran Drainase
48
Gambar 2.0. Pekerjaan Penyiraman
49
Gambar 2.1. Pekerjaan Pengujian CBR dan Sandcone Lapangan
50
Gambar 2.2. Pekerjaan Pengujian CBR Lapangan Tanah Dasar
51
Gambar 2.3. Pengawasan Di Lapangan Pekerjaan Timbunan
52