Anda di halaman 1dari 33

PT.

Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

BAB 1
PENJELASAN UMUM

1.1 Umum
Sistem jembatan gelagar baja PT Bukaka Teknik Utama terdiri dari komponen-
komponen baja standar yang dirakit dengan baut. Manual pemasangan jembatan ini
adalah untuk jembatan gelagar baja kelas C dengan bentang 20 m. Jembatan
memiliki lebar lantai kendaraan 4.5 m dengan trotoar selebar 0.5 m di kiri dan kanan.

Jembatan ini direncanakan dengan sistem komposit dimana lantai beton bekerja
bersama-sama dengan gelagar baja dalam memikul beban mati maupun beban
hidup. Digunakan shear connector yang dilaskan pada gelagar baja yang berfungsi
sebagai alat penyambung geser antara beton dengan baja sehingga menimbulkan
efek komposit.

Jembatan tersebut dipasok lengkap termasuk tumpuan karet, penahan melintang,


sandaran. Komponen-komponen dapat dirakit dengan urutan yang ditunjukkan
dalam gambar perakitan. Komponen-komponen dengan nomor komponen yang
sama dapat saling dipertukarkan.

Jembatan yang direncanakan oleh PT Bukaka Teknik Utama memiliki sifat


pemeliharaan yang ringan. Semua komponen baja dan baut digalvanisasi.

1.2 Dasar Perencanaan


Dasar perencanaan jembatan gelagar baja PT Bukaka Teknik Utama adalah
memenuhi beberapa aspek yaitu teknis, estetika, ekonomis, kemudahan
pelaksanaan dan pemeliharaan yang ringan. Secara umum dasar perencanaan
meliputi tinjauan sebagai berikut :

Jembatan Girder Komposit C-20 1


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

1. Berat jembatan relatif ringan serta menggunakan mutu baja SM 490 YB untuk
semua gelagar utama dan SM 400 YB untuk semua diafragma (bracing).

2. Menggunakan sedikit mungkin nomor komponen. Komponen-komponen yang


secara teknis tidak terlalu berbeda disamakan sehingga banyak komponen
mempunyai nomor yang sama dan dapat dipertukarkan antara jembatan yang satu
dengan yang lainnya.

1.3 Kriteria Perencanaan


Kriteria perencanaan didasarkan pada peraturan yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum yaitu Peraturan Perencanaan
Jembatan dan Penjelasannya, SK.SNI.T-02-2005 tentang Pembebanan dan
SK.SNI.T-03-2005 tentang struktur jembatan baja. Selain itu digunakan beberapa
peraturan lain yang dipandang perlu untuk dijadikan acuan perencanaan antara lain
AASHTO, AISC, dan lain lain.

Pembebanan jembatan baik kelas C adalah pembebanan dua lajur dengan


intensitas beban 70% (BM70) untuk beban Jalur (D) dan beban Truk (T)
berdasarkan spek yang diberikan oleh customer.

Kepala jembatan dan pilar direncanakan untuk dapat menahan gaya-gaya yang
timbul dari bentang jembatan dan pengaruh lainnya, seperti ruang bebas, beban
gempa dan penahan gaya melintang.

Jembatan Girder Komposit C-20 2


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

GAMBAR 1.1 PANDANGAN UMUM JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT

GAMBAR 1.2 PENAMPANG MELINTANG JEMBATAN


GELAGAR KOMPOSIT KELAS C

Jembatan Girder Komposit C-20 3


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

BAB 2
KOMPONEN-KOMPONEN JEMBATAN

2.1 Umum
Dalam gambar Perakitan akan disajikan rangkaian jembatan secara utuh dengan
penomoran komponen-komponen sebagai panduan pemasangan jembatan di
lapangan. Gambar tersebut menjelaskan jenis dan pengaturan komponen untuk
setiap bentang, dilengkapi prosedur perakitan dan pemasangannya yang terdapat
pada lampiran B buku panduan ini.

2.2 Komponen Baja


Komponen baja struktural jembatan ini menggunakan standar JIS G 3106 SM 490
YB dan SM 400 YB untuk non struktural. Sandaran menggunakan material standar
JIS 3452.

Semua sambungan menggunakan baut mutu tinggi sesuai JIS B 1180 grade 8.8
dengan diameter 16 mm, 20 mm dan 24 mm yang dilengkapi dengan mur dan ring.
Seluruh komponen baja yang dipasok telah digalvanisasi.

2.3 Daftar Komponen


Seluruh komponen yang membentuk satu kesatuan bentangan jembatan beserta
bagian lainnya, tercantum dalam daftar yang terdapat dalam lampiran A pada buku
panduan ini.

Jembatan Girder Komposit C-20 4


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

GAMBAR 2.1 SUSUNAN TUMPUAN-UJUNG

Jembatan Girder Komposit C-20 5


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

GAMBAR 2.2 SAMBUNGAN ANTAR GELAGAR MEMANJANG

Jembatan Girder Komposit C-20 6


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

GAMBAR 2.3 HUBUNGAN DIAFRAKMA DAN


PENAHAN MELINTANG

Jembatan Girder Komposit C-20 7


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

BAB 3
PENGADAAN DAN PENANGANAN KOMPONEN BAJA

3.1 Umum
Yang dimaksud dengan komponen baja adalah semua gelagar baja, diafragma,
baut, sandaran dan bagian lain yang terbuat dari material baja. Komponen ini
dibutuhkan untuk menyelesaikan bentang jembatan secara utuh. Untuk itu kontraktor
pelaksana harus sanggup menangani komponen ini secara baik. Pekerjaan ini
meliputi pengadaan, penanganan, pengamanan, dan perawatan komponen selama
dan menjelang pelaksanaan perakitan.

3.2 Pengamanan Komponen Baja


Komponen/batang baja harus diatur dan disimpan agar tidak terjadi kerusakan,
tegangan berlebih akibat benturan, dan kerusakan pada lapis permukaan.
Komponen baja harus disusun di lapangan di atas balok kayu yang diletakan pada
tempat yang rata dan bersih diatas permukaan tanah. Batang profil I disusun
dengan posisi tegak (GAMBAR 3.1).

Baut-baut, tumpuan, dan bagian lainnya yang sejenis disimpan pada tempat yang
terlindung dan diletakkan pada suatu tempat yang aman dan bebas dari kotoran.
Setiap kerusakan atau kehilangan yang terjadi setelah penerimaan komponen baja
oleh kontraktor pelaksana harus diperbaiki sesuai dengan spesifikasi atau diganti
atas biaya kontraktor. Shear Connector yang bengkok akibat pengangkutan harus
dibiarkan tetap bengkok.

Tidak diperlukan suatu perlindungan permukaan tambahan, karena semua


komponen baja telah digalvanis. Apabila terjadi goresan halus pada permukaan
yang cukup luas maka perlu dibersihkan dengan gerinda dan kemudian dilapisi cat
yang mengandung bahan zinc organik.

Jembatan Girder Komposit C-20 8


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

3.3 Penanganan Batang Baja


Berat masing-masing komponen baja dapat dilihat pada tabel berat. Semua batang
dapat diangkat dengan tali baja tunggal. Akan tetapi batang yang panjang harus
diangkat dengan dua tali agar mudah pengangkatannya. Batang profil I dapat
disusun dengan badan profil vertikal pada waktu pengangkutan.

3.4 Alat Kerja dan Bagian-Bagian Perakitan


Alat-alat kerja ini harus diperlakukan dengan hati-hati, disimpan pada tempat yang
aman dalam peti yang telah disediakan dalam kondisi yang baik apabila sedang
tidak dipakai oleh kontraktor. Alat-alat tersebut harus diperiksa secara berkala dan
teratur oleh kontraktor pelaksana dan digunakan sesuai dengan instruksi yang
diberikan untuk masing-masing alat. Alat-alat tersebut hanya boleh digunakan untuk
tujuan pemasangan jembatan dan sesuai dengan fungsinya.

Baut yang akan digunakan lagi harus dibuka dengan hati-hati sewaktu
pembongkaran, diminyaki, dan disimpan kembali dalam peti. Setiap baut yang
kelihatan rusak harus dibuang. Kontraktor harus mengganti setiap kehilangan alat,
komponen yang hilang, dan rusak pada waktu pemasangan.

Jembatan Girder Komposit C-20 9


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

PENUMPUKAN KOMPONEN GELAGAR

PENUMPUKAN KOMPONEN DIAFRAKMA

PENUMPUKAN KOMPONEN BAJA SIKU

GAMBAR 3.1 CARA PENUMPUKAN KOMPONEN BAJA

Jembatan Girder Komposit C-20 10


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

BAB 4
BANGUNAN BAWAH

4.1 Umum
Tumpuan pada kepala jembatan dan pilar harus direncanakan mampu menahan
beban dan gaya yang diakibatkan oleh beban mati dan beban hidup yang bekerja
pada bentang jembatan. Selain gaya-gaya tercantum dalam gambar, harus pula
diperhitungkan semua gaya-gaya atau pengaruh lain seperti timbunan tanah,
hanyutan sungai, dan gaya-gaya selama pelaksanaan.

4.2 Jembatan Bentang 20 M


Untuk jembatan bentang ini, tinggi tumpuan pada pilar harus ditempatkan lebih tinggi
dari pada kepala jembatan untuk memberikan bentuk lawan-lendut (camber) sesuai
rencana.

4.3 Pengukuran Lapangan


Kepala jembatan dan pilar harus direncanakan sesuai dengan gambar yang
dikeluarkan dengan toleransi sebagai berikut :
a. Denah
- Kepala jembatan atau pilar 2.0 cm
- Baut angkur perletakan setelah digrouting 0.5 cm
b. Jarak antar tumpuan pada posisi akhir
- Pada arah memanjang 2.0 cm
- Jarak melintang tumpuan pada satu kepala jembatan atau pilar 0.5 cm
c. Ketinggian puncak permukaan
- Puncak kepala jembatan atau pilar 2.0 cm
- Puncak lantai beton 0.5 cm
d. Penahan melintang dan peredam gempa
- Permukaan tumpuan karet sampai permukaan dinding 0.5 cm
e. Tumpuan
- Elevasi permukaan 0.5 cm
- Posisi 2.0 cm

Jembatan Girder Komposit C-20 11


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

Gambar-gambar yang ada dalam gambar perakitan mencantumkan besarnya jarak


melintang dan memanjang antar as tumpuan serta ketinggian tumpuan dalam
kaitannya dengan ketinggian lantai jembatan. Ukuran yang diberikan di dalam
gambar sudah termasuk aspal-beton setebal 5 cm yang diberikan di atas lantai
beton dan ini harus disesuaikan bila kenyataan lain.

4.4 Baut Pada Tumpuan


Baut angkur perletakan (Holding Down Bolt) dengan diameter 24 mm disediakan
oleh pemasok dan dipasang dalam beton sesuai dengan gambar detail perakitan.
Disarankan untuk membuat angkur blok (lubang angkur perletakan) pada beton
yang kemudian digrouting setelah pekerjaan baja selesai. Grouting dilakukan setelah
baut selesai dipasang dalam lubang dan diikat pada posisi dan level yang sama.
Campuran grouting adalah 1:3 (semen : pasir) dicampur dengan air sampai didapat
kondisi plastis dan perlu diberi bahan tambahan anti susut yang cocok.
Campuran dimasukan di sekitar angkur dengan menggunakan sebuah tongkat besi
untuk pemadatan. Baut angkur tersebut harus diikat pada posisinya sampai proses
grouting selesai dengan batas toleransi seperti yang disebut di depan. Ulir angkur
harus diberi gemuk dan dilindungi terus.

4.5 Tumpuan
Tumpuan karet harus dipasang di atas dasar adukan pada posisi dan ketinggian
sesuai detail gambar perakitan.

4.6 Tahap Pengerjaan Bangunan Bawah


Pondasi kepala jembatan dan bagian atas pilar dibuat sebelum gelagar baja
dipasang. Puncak dinding kepala jembatan (Back Wall) tidak boleh dibentuk atau
dicor sampai jembatan tersebut didudukan serta lantai kendaraan dicor di atas
tumpuan yang permanen. Tulangan dinding kepala jembatan boleh dibengkokan
untuk mempermudah pekerjaan baja tetapi jangan sampai merusaknya. Puncak
dinding kepala jembatan diselesaikan sama tinggi dengan elevasi lantai jembatan.

Jembatan Girder Komposit C-20 12


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

BAB 5
DAERAH PERAKITAN DAN PERSIAPAN
PEMASANGAN DENGAN METODE KANTILEVER

5.1 Umum
Jembatan ini dirancang untuk dipasang dengan menggunakan metode peracah dan
bisa menggunakan metode Kantilever. Untuk metode perancah, yang dibutuhkan
adalah bentang jembatan yang akan dipasang, alat-alat, dan perancah. Kemudian
untuk metode kantilever, yang dibutuhkan adalah bentang jembatan yang akan
dipasang, bentang jembatan pemberat, dan alat-alat.

5.2 Pekerjaan Krib Kayu


Untuk metode kantilever pekerjaan krib kayu diberikan untuk menahan bentangan
jembatan selama pendongkrakan turun dan untuk memudahkan pembentukan
lawan-lendut (camber) pada bentangan utama dan bentangan pemberat selama
tahapan-tahapan perakitan. Krib kayu direncanakan untuk mendukung beban-beban
vertikal yang terjadi.

Kayu yang digunakan harus dari jenis kayu keras dan cukup mampu menahan
beban-beban tersebut. Kekuatan tumpu dari kayu minimal 100 kg/cm yang digergaji
rata dan persegi dengan dimensi 10x12 cm. Balok krib kayu paling bawah disusun
rapat, diratakan, dan terletak di atas lantai kerja. Lapisan berikutnya ditempatkan
melintang terhadap lapisan sebelumnya dan seterusnya. Masing-masing lapisan rata
dan tegak lurus. Seluruh tumpuan jembatan didukung di atas krib pada seluruh
luasannya.

Sesudah pemasangan komponen-komponen baja selesai dan jembatan telah


berada pasa posisinya, pekerjaan dilanjutkan dengan pengecoran lantai kendaraan.
Selama pengecoran seluruh tumpuan masih didukung oleh krib kayu. Krib-krib kayu
ini baru dipindahkan dengan menggunakan dongkrak dan diganti dengan tumpuan
karet setelah pekerjaan lantai kendaraan selesai.

Jembatan Girder Komposit C-20 13


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

5.3 Beton untuk Pekerjaan Sementara


Lantai kerja pada kaki pondasi yang dibuat untuk perakitan gelagar baja harus
mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas beton untuk kepala jembatan,
minimal mutu beton tidak kurang dari 200 kg/cm .

5.4 Pendukung/Tumpuan untuk Gelagar Memanjang


Selama perakitan bentang permanen dan bentang pemberat, gelagar memanjang
harus ditopang dengan dukungan kirb kayu untuk mempermudah pembentukan
lawan-lendut. Tiap dukungan harus mampu menahan beban vertikal yang terjadi dan
harus stabil terhadap gaya lateral yang mungkin terjadi selama masa perakitan.
Dukungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengaturan tinggi
yang diharapkan. Untuk mempermudah pengaturan ketinggian sebaiknya disediakan
baji-baji kayu pada setiap dukungan. Ketinggian masing-masing pendukung diatur
sesuai kelengkungan lawan-lendut yang diberikan pada gambar perakitan dengan
toleransi 0.5 cm.

Jembatan Girder Komposit C-20 14


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

BAB 6
SAMBUNGAN BAUT

6.1 Umum
Penyambungan bagian-bagian baja dilakukan dengan menggunakan baut mutu
tinggi sesuai standar JIS B 1180 grade 8.8 dengan variasi diameter 16 mm, 20 mm
dan 24 mm. Penggantian baut dan mur serta ring harus menggunakan mutu yang
sama. Baut direncanakan berdasarkan perhitungan dengan kekuatan sambungan
kuat gesek (friction).
Baut dipasok lengkap dengan mur dengan dua buah ring yang dikemas dalam
peti atau kotak. Jumlah baut yang terdapat di dalam kotak tercantum di label kotak.
Setiap baut yang tersisa pada perakitan jembatan harus dibersihkan dan menjadi
tanggung jawab kontraktor pelaksana untuk kemudian dikembalikan kepada
pengawas.

6.2 Perlindungan dan Keamanan


Baut, mur dan ring yang dipasok dan telah dilindungi dengan galvanisasi disimpan
dalam peti. Namun di lapangan perlu disimpan dan diletakkan pada tempat yang
terlindung dan bebas di atas tanah sampai waktunya untuk digunakan. Sebelum
dipakai harus diperiksa kembali dan dibersihkan dari debu atau kotoran yang ada
dan kemungkinan terjadinya perkaratan (pada bagian ulir). Cara membersihkan
dapat dilakukan dengan sikat dan untuk menjamin pengikatan, ulir mur harus dilapisi
dengan gemuk.

6.3 Panjang Baut


Lambang atau simbol yang dipakai untuk baut adalah dengan awalan huruf kapital
M yang berarti baut metrik yang diikuti tanda - kemudian ukuran diameter
dikalikan dengan panjang baut dalam ukuran milimeter. Jadi baut M-20x60
berarti baut dengan diameter 20 mm dan panjang 60 mm. Yang dimaksud panjang
baut adalah total panjang baut tanpa kepala baut. Baut-baut yang dipakai untuk
sambungan yang bersifat struktural menggunakan diameter 20 mm dan 24 mm.
Jenis baut yang dipakai dan lokasinya dapat dilihat pada gambar detail lokasi baut.

Jembatan Girder Komposit C-20 15


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

6.4 Persiapan dan Rencana Sambungan


Sambungan direncanakan dengan metode kuatan gesek (friction mode). Faktor
gesekan yang diharapkan sebesar 0.3. Oleh karena itu sebelum pemasangan
seluruh bidang sentuh permukaan dibersihkan dari kotoran dan kemudian
dikasarkan dengan cara disikat dengan sikat kawat dengan arah penyikatan
melintang panjang batang.

6.5 Perakitan
Lubang-lubang pada pelat sambung harus diatur posisinya sebelum baut
dipasangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan drip atau kunci pas pendek, dengan
pukulan ringan kalau perlu, asalkan ujung lubang dan ulir tidak rusak. Bila ternyata
diperlukan tenaga lebih besar berarti arah lubang-lubang belum pas dan baut harus
dilepaskan terlebih dahulu baru diperiksa dan diluruskan arah lubang-lubangnya.
Sebelum dikencangkan perlu diyakinkan bahwa arah baut tegak lurus terhadap
bidang sambungan.

6.6 Pengencangan Baut


Baut diberi pengencangan permulaan dengan menggunakan kunci pas untuk
masing-masing baut sebesar :
Baut M16 : 18 kgf.m
Baut M20 : 36 kgf.m
Baut M24 : 62 kgf.m

Tidak ada pengencangan akhir sebelum seluruh penyambungan dilakukan dan


menghasilkan lawan-lendut yang diharapkan. Pengencangan harus dilakukan secara
merata dan lengkap pada setiap baut secara melingkar. Pengencangan dimulai dari
bagian tengah kelompok baut dan dilanjutkan ke bagian luar

Jembatan Girder Komposit C-20 16


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

Seluruh baut untuk penyambungan kecuali pada penyambungan sandaran, peredam


gempa, penahan melintang dan pelat baja gelombang harus diberikan
pengencangan akhir sedemikian rupa sehingga baut mengalami torsi sebesar :
a. Semua sambungan jembatan permanen :
Baut M16 : 25 kgf.m
Baut M20 : 51 kgf.m
Baut M24 : 88 kgf.m
b. Untuk pemasangan Metode Kantilever, semua sambungan bentang pemberat :
Diberikan gaya pengencangan sebesar 50% dari gaya pengencangan pada
bentang permanen.

6.7 Prosedur Pemeriksaan Baut


a. Periksa semua komponen baut sebelum digunakan. Kembalikan bagian
komponen tersebut ke gudang apabila dijumpai bagian yang tidak ditandai, rusak
atau galvanisasi yang jelek atau yang tidak ditandai sesuai dengan nomor komponen
yang diberikan.

b. Baut yang kotor harus dibersihkan sebelum digunakan. Mur harus diberi pelumas
lagi, jika dibersihkan atau jika kurang pelumasannya.

c. Apabila pelumasan ulang diperlukan di lapangan maka mur harus dibersihkan


terlebih dahulu, kemudian diolesi gemuk atau lilin secara hemat dan tepat sebelum
dipakai untuk merakit agar memperkecil kemungkinan terkena debu. Setiap minyak,
gemuk atau lilin yang tumpah atau tersebar di atas permukaan baja harus
dibersihkan segera dengan memberikan cairan pelarut (solvent).

d. Perakitan hanya diijinkan sesuai dengan gambar pelaksanaan yang ada. Tidak
dibenarkan menggunakan komponen yang lain.

e. Memutar mur hanya dilakukan selama pengencangan. Kepala baut mungkin


perlu dipegang untuk mencegah berputarnya baut.

Jembatan Girder Komposit C-20 17


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

GAMBAR 6.1 DETAIL BAUT STRUKTURAL

NAMA
D L S
KOMPONEN
M24x70 24 70 54
M24x65 24 65 54
M20x65 20 65 46
M16x70 16 70 38

CATATAN :
1. BAUT TEGANGAN TINGGI SESUAI DENGAN JIS B 1180 GRADE 8.8.
2. SETIAP BAUT DILENGKAPI DENGAN SATU MUR DAN DUA RING PELAT.
3. SEMUA BAUT, MUR DAN RING DIGALVANISASI.
4. SEMUA UKURAN DALAM MILIMETER.

Jembatan Girder Komposit C-20 18


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

BAB 7
PERAKITAN DAN PEMASANGAN
METODE SEMIKANTILEVER
JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT

7.1 Umum

Jembatan gelagar komposit terdiri dari gelagar baja dan lantai beton yang
dihubungkan dengan shear connector yang dilas pada sayap (flange) atas gelagar
baja. Komponen baja dapat saling dipertukarkan jika memiliki nomor komponen
yang sama. Untuk Jembatan kelas C ini terdapat 4 gelagar baja. Diantara gelagar
baja tersebut dipasang diafrakma (bracing) yang berfungsi sebagai penahan gaya
arah melintang. Struktur tersebut akan ditumpu dengan tumpuan karet.

Metode perakitan yang dilakukan adalah metode semikantilever dengan bantuan


perancah dimana bentang utama dirakit terlebih dahulu pada satu sisi dan kemudian
diluncurkan ke sisi seberang dengan bantuan perancah sebagai penumpu
sementara sebelum mencapai posisi di seberang.

GAMBAR 7.1 METODE PERAKITAN SEMI KANTILEVER

7.2 Persiapan Perakitan


Untuk pemasangan Metode Perancah ini perlu dilakukan persiapan sebagai berikut :
a. Survey lapangan untuk mengetahui karakteristik sungai
b. Mengukur tinggi Perancah yang akan dipasang dari abutmen sampai ke
tengah sungai
c. Mempersiapkan alat
d. Area persiapan pemasangan

Jembatan Girder Komposit C-20 19


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

7.3 Perakitan
Penting untuk diperhatikan bahwa seluruh baut harus dikencangkan dengan
kekuatan penuh apabila bentang utama telah didudukan pada tumpuan sementara
(tumpuan krib kayu).

Untuk perakitan dengan menggunakan barge crane, maka sebaiknya satu girder
bentang 20 meter diassembly terlebih dahulu baru diangkat dan diereksi di atas
abutment/pilar. Setelah assembly girder yang kedua segera pasang diafragma untuk
menjaga stabilitas lateral jembatan.

7.4 Perletakan Jembatan Gelagar Komposit


Setiap gelagar utama harus diletakkan terlebih dahulu pada tumpuan sementara
terbuat dari krib kayu. Tumpuan sementara ini harus digunakan kayu dengan
standar mutu. Tumpuan dari kayu ini harus ditempatkan sampai selesainya
pengecoran lantai beton dan setelah itu baru diganti dengan tumpuan karet.

7.5 Penyelesaian
Penahan melintang (lateral stop) dipasang dengan memasang karet yang dibautkan
sesuai dengan gambar detail serta dipasang pada posisi yang telah ditentukan .

Jembatan Girder Komposit C-20 20


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

BAB 8
PERAKITAN DAN PEMASANGAN
METODE KANTILEVER ATAU METODE PELUNCUR
JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT

8.1 Umum

Pada Metode Pemasangan Kantilever ini dibutuhkan Bentang Jembatan


Girder sebagai Pemberat. Jadi jika dilapangan hanya tersedia Jembatan Girder yang
akan dipasang, maka dapat menggunakan Metode Pemasangan Semi Kantilever
dengan bantuan Perancah pada Bab 7.

Metode perakitan kantilever dimana bentang utama dirakit terlebih dahulu


pada satu sisi dan kemudian diluncurkan ke sisi seberangnya dengan tanpa
menggunakan perancah. Metode ini menggunakan bentang pemberat dan beban
Pemberat sebagai angkur pada saat peluncuran yang terlihat pada gambar 8.1.
Metode Perakitan Kantilever.

GAMBAR 8.1 PERAKITAN JEMBATAN METODE KANTILEVER

8.2 Perakitan Metode Kantilever


Perakitan bentang permanen jembatan gelagar komposit dapat mengikuti
tahapan-tahapan, yang terurai sebagai berikut :

Tahap 1
Setelah daerah perakitan dipersiapkan dan pondasi kepala jembatan di buat,
pasang pada kedua sisi kepala jembatan balok kayu peluncur yang tingginya

Jembatan Girder Komposit C-20 21


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

dinyatakan dengan tinggi krib kayu. Kemudian pasang rel peluncur di sisi
perakitan pada salah satu sisi sungai, seperti gambar 8.2.

GAMBAR 8.2 TAHAP 1 PERAKITAN KANTILEVER


JEMBATAN GIRDER KOMPOSIT

Tahap 2
Rakit komponen-komponen gelagar secara berpasangan. Kayu-kayu untuk
mempermudah terbentuknya camber dipasang sesuai dengan ketinggian
yang telah ditetapkan. Kemudian pasang diafragma (bracing) yang
menghubungkan setiap pasang gelagar. Semua komponen diletakkan di atas
rel peluncur yagn talah dipasang sebelumnya, yang tampak pada gambar 3.

GAMBAR 8.3 TAHAP 2 PERAKITAN KANTILEVER


JEMBATAN GIRDER KOMPOSIT

Jembatan Girder Komposit C-20 22


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

Tahap 3
Setelah pasangan gelagar selesai dirakit, pasang kabel penarik pada ujung
muka gelagar dan roda peluncur pada bagian bawah sayap gelagar guna
mempermudah proses peluncuran, yang terlihat pada gambar 8.4.

GAMBAR 8.4 TAHAP 3 PERAKITAN KANTILEVER


JEMBATAN GIRDER KOMPOSIT

Tahap 4
Pasangan gelagar tersebut ditarik dengan kabel penarik ke sisi kepala
jembatan diseberangnya sehingga kira-kira mencapai sepertiga bentang,
tampak pada gambar 8.5.

GAMBAR 8.5 TAHAP 4 PERAKITAN KANTILEVER


JEMBATAN GIRDER KOMPOSIT

Jembatan Girder Komposit C-20 23


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

Tahap 5
Rakit bentang pemberat di belakang bentang utama. Antara bentang
pemberat dan bentang utama dihubungakan dengan pelat penyambung.
Tambahkan pemberat pada bentang pemberat sebagai penyeimbang pada
bagian belakang bentang pemberat, seperti pada gambar 6.

GAMBAR 8.6 TAHAP 5 PERAKITAN KANTILEVER


JEMBATAN GIRDER KOMPOSIT

Tahap 6
Secara bertahap kelompok gelagar tersebut di atas ditarik hingga mencapai
sisi kepala jembatan di seberang. Kemudian kelompok gelagar ini didudukan
pada tumpuan sementara berupa krib kayu, pada gambar 7.

GAMBAR 8.7 TAHAP 6 PERAKITAN KANTILEVER


JEMBATAN GIRDER KOMPOSIT

Jembatan Girder Komposit C-20 24


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

Tahap 7
Setelah kelompok gelagar tersebut terpasang dan didudukan pada posisi
yang diharapkan, bentang pemberat dibongkar untuk segera dilanjutkan
dengan perakitan kelompok gelagar yang lain dengan mengulangi tahap 1
sampai 7. Begitu seterusnya hingga terpasang seluruh bentang gelagar
utama, seperti terlihat pada gambar 8.

GAMBAR 8.8 TAHAP 7 PERAKITAN KANTILEVER


JEMBATAN GIRDER KOMPOSIT

8.9 Penyelesaian
Penahan melintang (lateral stop) dipasang dengan memasang karet yang dibautkan
sesuai dengan gambar detail serta dipasang pada posisi yang telah ditentukan .

Jembatan Girder Komposit C-20 25


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

BAB 9
PENYELESAIAN
JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT

9.1 Umum
Penyelesaian akhir jembatan gelagar komposit adalah penurunan jembatan
sekaligus pemasangan tumpuan karet. Untuk pemasangan metode Kantilever,
sebelum Jembatan terpasang diturunkan, jembatan gelagar komposit tersebut
dipisahkan dari bentang pemberat dengan melepaskan pelat penyambungnya
kemudian pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan lantai kendaraan.

9.2 Tumpuan untuk Jembatan


Tumpuan karet jembatan gelagar komposit dipasang setelah lantai beton selesai
dicor. Apabila lantai beton telah selesai dicor atau dirawat atau minimum telah
berusia 14 hari, maka pada ujung jembatan di dongkrak pada lokasi yang
ditunjukkan pada Gambar 9.1 untuk dilakukan pemasangan tumpuan karet.
Dua buah dongkrak dibutuhkan pada setiap ujung bentang jembatan. Dongkrak
tersebut harus bekerja bersama-sama pada saat yang bersamaan sehingga
perbedaan tinggi antara balok terluar pada ujung jembatan yang sedang didongrak
tidak lebih dari 0.3 cm.

Langkah-langkah pemasangan tumpuan adalah sebagai berikut :


a) Angkat jembatan dengan dongkrak pada posisi yang ditunjukkan oleh gambar
9.1 untuk memasukkan tumpuan.
b) Bersihkan daerah permukaan tumpuan dengan sikat atau menyemprotkan air.
c) Tumpuan karet dapat diletakkan pada posisinya.
d) Jembatan diturunkan pada posisi yang tepat di atas tumpuan karet pada
ketinggian yang diharapkan dengan toleransi 0.5 cm.

Jembatan Girder Komposit C-20 26


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

Tumpuan karet akan mengalami perpindahan/perubahan bentuk arah melintang atau


memanjang akibat beban-beban mati yang terjadi. Hal ini menyebabkan tumpuan
karet harus dikembalikan pada posisi garis sumbunya sebelum jembatan tersebut
digunakan untuk memikul beban hidup (beban lalu lintas). Perbaikan posisi karet
dilakukan dengan mendongkrak kedua ujung jembatan dan dilakukan sama dengan
prosedur pemasangan tumpuan seperti yang telah dijelaskan di atas.

Tumpuan karet harus terpasanag dengan toleransi sebagai berikut :


- Posisi keseluruhan 0.3 cm
- Jarak antar karet 0.2 cm
- Kesikuan 1 : 100
- Kemiringan 1 : 300
- Elevasi permukaan karet 0.3 cm
- Perbedaan antar karet yang berdekatan 0.2 cm

9.3 Baut Angkur


Setelah jembatan berada pada posisi yang benar, baut angkur pada tumpuan
dipasang dan diikat pada posisi dan level yang diharapkan. Baut ini berfungsi untuk
mencegah terlepasnya tumpuan karet dan gaya ke atas yang mungkin terjadi. Baut
angkur ditanam di dalam lubang angkur di dalam beton dimana lubang tersebut akan
digrouting setelah posisi tumpuan benar .

9.4 Penahan Melintang


Untuk meredam gaya arah melintang diberikan penahan melintang (lateral stop)
yang dipasang pada bagian bawah diafragma (lateral bracing) diantara dua buah
gelagar memanjang seperti yang dapat dilihat pada gambar detail perakitan.
Penahan melintang ini dipasang dan di atur sehingga mempunyai jarak tertentu
terhadap bidang sentuh beton sesuai gambar detail perakitan .

Jembatan Girder Komposit C-20 27


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

9.5 Sandaran
Sandaran berupa pipa baja yang digalvanisasi dengan diameter 2.0 inchi. Batang-
batang ini diikatkan pada tiang-tiang sandaran dengan menggunakan U-bolt. Tiang
sandaran ditanam dan dan diangkur dengan baut pada dinding trotoar.

GAMBAR 9.1 POSISI PENDONGKRAKAN PADA GELAGAR UTAMA

Jembatan Girder Komposit C-20 28


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

BAB 10
PEKERJAAN PELAT LANTAI BETON

10.1 Umum
Lantai jembatan terbuat dari beton yang bekerja bersama gelagar baja dengan
memikul beban mati dan beban hidup. Gelagar baja direncanakan dapat memikul
beban bekisting dan beban beton pada saat pelaksanaan pengecoran. Pekerjaan
lantai kendaraan dilakukan setelah pemasangan gelagar baja selesai dan jembatan
masih bertumpu pada perletakan sementara yang terbuat dari krib kayu.

10.2 Bekisting untuk Jembatan Gelagar Komposit


Untuk pengecoran lantai jembatan diperlukan adanya bekisting atau cetakan
sebagai pembentuk beton. Bekisting untuk lantai jembatan ini dapat digunakan kayu
biasa yang didudukan pada flens bawah dari gelagar baja. Pada bagian atas dapat
digunakan plywood atau papan biasa. Bekisting harus terpasang baik sehingga tidak
menyebabkan terjadinya kebocoran pada saat pengecoran.

10.3 Penulangan
Penulangan dengan mutu dan diameter yang telah ditentukan dapat dilihat pada
gambar rencana penulangan pelat lantai. Tulangan dipasang secara merata dengan
jarak-jarak yang telah ditentukan.

10.4 Pipa-Pipa Drainase


Pipa Drainase dipasang pada sisi jalur jalan pada jarak tertentu sesuai dengan
gambar pelaksanaan. Pipa drainase disediakan oleh pemasok.

10.5 Pembetonan
Pengecoran lantai beton dimulai dari tengah bentang menerus ke bagian tepi
(kearah kepala jembatan/pilar). Muatu beton lantai adalah K-350 dan harus diuji di
laboratorium dengan pengambilan langsung sampel dari lapangan dengan kubus
beton.

Jembatan Girder Komposit C-20 29


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

Trotoar dicor setelah pengecoran lantai selesai dengan pembesian melanjutkan dari
pembesian yang sudah ada. Pengecoran trotoar dilakukan setelah permukaan lantai
dibersihkan dan dikasarkan. Perawatan terhadap lantai beton setelah pengecoran
harus dilakukan untuk memberikan hasil yang baik.

10.6 Baja Siku Pertemuan Jembatan


Pada pertemuan pelat lantai jembatan dengan jalan diberikan pelat siku untuk
melindungi aus dan dipasang pada jarak tertentu sesuai gambar pelaksanaan, untuk
meberikan ruang bebas bagi pemuaian atau pergeseran longitudinal. Baja siku harus
dipasang secara cermat dan mengikuti ketinggian melintang jalan untuk memberikan
kenyamanan pemakai jalan. Baja siku dipasang dan diangkur kedalam pelat lantai.

10.7 Permukaan Aspal


Sebagai lapis penutup beton diberikan satu lapis aus berupa aspal setebal 5 cm dan
dimungkinkan untuk overlay lagi setebal 5 cm.

GAMBAR 10.1 BEKISTING UNTUK PENGECORAN LANTAI

Jembatan Girder Komposit C-20 30


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

BAB 11
PEMELIHARAAN

11.1 Umum
Dalam bab ini hanya dibahas mengenai pemeliharaan dari komponen baja, tumpuan
serta sistem pengecatan, sedangkan pekerjaan yang sifatnya inspeksi rutin seperti
pemeliharaan terhadap jalan pendekat, tebing atau bantaran sungai, bangunan
bawah, dan lantai beton berada di luar lingkup buku panduan ini.

Komponen baja harus diperiksa secara teratur dari kemungkinan penurunan mutu
atau kerusakan. Dalam melakukan pemeriksaan dibutuhkan beberapa peralatan
inspeksi seperti :
a. Tangga untuk inspeksi di bawah jembatan
b. Teropong
c. Pengukur ketebalan cat
d. Pisau, pahat, palu dan penggaruk untuk memeriksa ketebalan cat
e. Kunci pas atau kunci momen untuk memeriksa kekencangan baut

11.2 Inspeksi
Komponen baja harus diperiksa terhadap kemungkinan kerusakan yang diakibatkan
kendaraan seperti ditabrak, karatan atau terlepasnya lapisan galvanis, dan
penurunan atau bengkok.

Periksalah kemungkinan adanya tumpukan debu atau kotoran-kotoran terutama


pada bagian sayap bawah gelagar melintang dan daerah disekitar perletakan.
Lubang drainase pada batang-batang datar harus terbuka.

Periksalah apakah ada baut yang hilang atau longgar dengan mengetuk perlahan-
lahan dengan palu.

Jembatan Girder Komposit C-20 31


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

Periksalah sistem perlindungan terhadap karat dan tanda-tanda adanya penurunan


kekuatan serta tentukan apa penyebabnya. Perhatian khusus harus diberikan pada
bagian berikut ini yang mungkin dapat menimbulkan masalah :
- Sudut-sudut yang permukaanya berhubungan langsung dengan beton
- Permukaan horisontal yang mungkin tergenang air
- Las, mur, baut dan ring
Periksalah tumpuan karet dari kemungkinan robek atau karena adanya pergerakan
horisontal yang berlebihan yaitu apabila pergerakan horisontal melebihi 40% dari
tebalnya.

11.3 Perbaikan Komponen Baja


Kerusakan kecil pada komponen baja seperti pelat yang sedikit bengkok dapat
diluruskan dengan menggunakan dongkrak dan penahan dengan bantuan palu.
Sedangkan komponen baja seperti ikatan angin dan pipa sandaran yang rusak
sewaktu diangkut dapat diluruskan kembali dengan dipanaskan. Pemanasan tidak
boleh lebih dari 650O C dimana hal ini dapat dilihat dengan adanya warna merah
keabu-abuan pada baja. Setelah pemanasan dan perbaikan (dengan memukul atau
mendongkrak bagian yang rusak/bengkok), dilakukan pendinginan secara bertahap.
Pemanasan tidak boleh dilakukan pada batang-batang yang sedang dibebani kecuali
diberikan beberapa perkuatan tambahan dibawah pengawasan khusus dari
pengawas. Pipa sandaran dan ikatan angin boleh dilepas untuk diperbaiki dengan
dipanasi.

11.4 Lapisan Galvanis


Dalam keadaan cuaca yang normal lapisan galvanis ini akan memberikan
perlindungan jangka panjang terhadap karat tanpa harus memberikan lapisan
tambahan lainnya. Apabila terjadi kerusakan dengan terkelupasnya lapisan seng
dalam jumlah yang luas, maka harus diperbaiki dengan tahapan sebagai berikut :
a. Bersihkan permukaan besi sampai mengkilap dengan penggaruk
atau mesin gurinda atau peralatan penyemprot pasir
b. Hapus permukaan besi sampai kering dan bersih
c. Laburkan dua lapis Zinc-Rich Paint yang telah setujui dengan menggunakan
kuas atau semprotkan sesuai petunjuk pabrik, ketebalan akhir 100 m.

Jembatan Girder Komposit C-20 32


PT. Bukaka Teknik Utama Jembatan Gelagar Baja

Apabila sesudah beberapa tahun ternyata diperlukan pelapisan tambahan dapat


dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :
a. Bersihkan dari oli atau gemuk atau bintik-bintik karat dengan bahan pelarut
atau bahan pembersih
b. Amplas atau sikat seluruh permukaan untuk menghilangkan kotoran dan
kembang oksidasi dari permukaan, tetapi biarkan lapisan seng tetap tertinggal
c. Perbaiki semua kerusakan atau daerah karat seperti yang telah diterangkan
di atas
d. Akhirnya cuci seluruh permukaan dengan menyemprotkan air bersih yang
bertekanan. Hal ini harus dilakukan sebelum pengecatan, lalu biarkan kering
e. Laburkan cat di atas lapisan seng dengan bahan pelapis metal universal
(universal metal primer) yang cocok digunakan pada permukaan bergalvanis
(atau sesuai dengan spesifikasi pekerjaan rehabilitasi jembatan)
f. Laburkan cat Micaceous Iron Oxide Chlorinated Rubber yang telah disetujui,
aduk dan laburkan sesuai petunjuk pabrik.

Permukaan besi harus kering dan bersih. Sebaiknya cat dilaburkan dengan
disemprotkan atau dengan kuas dalam satu lapis dengan ketebalan yang sama dan
harus dicegah pengecatan yang bergelombang atau yang menggelembung.

11.5 Perletakan
Perletakan dan penahan melintang ini harus diperiksa secara berkala terhadap
tanda-tanda kerusakan seperti sobek, gembung atau pergeseran yang berlebihan.
Batas perpindahan geser adalah 40% dari tinggi atau tebal perletakan. Perletakan-
perletakan yang memperlihatkan pergerakan yang berlebihan harus dikembalikan
pada posisi semula. Perletakan yang rusak harus dibongkar dan diganti.

11. 6 Penggantian Komponen


Penggantian komponen yang hilang pada waktu pengangkutan atau rusak pada saat
pemasangan, harus diganti dengan mutu dan kualitas yang sama. Jika komponen
yang identik tidak ada maka diganti dengan komponen yang lebih berat (kuat)
dengan persetujuan konsultan.

Jembatan Girder Komposit C-20 33

Anda mungkin juga menyukai