BAB 1
PENJELASAN UMUM
1.1 Umum
Sistem jembatan gelagar baja PT Bukaka Teknik Utama terdiri dari komponen-
komponen baja standar yang dirakit dengan baut. Manual pemasangan jembatan ini
adalah untuk jembatan gelagar baja kelas C dengan bentang 20 m. Jembatan
memiliki lebar lantai kendaraan 4.5 m dengan trotoar selebar 0.5 m di kiri dan kanan.
Jembatan ini direncanakan dengan sistem komposit dimana lantai beton bekerja
bersama-sama dengan gelagar baja dalam memikul beban mati maupun beban
hidup. Digunakan shear connector yang dilaskan pada gelagar baja yang berfungsi
sebagai alat penyambung geser antara beton dengan baja sehingga menimbulkan
efek komposit.
1. Berat jembatan relatif ringan serta menggunakan mutu baja SM 490 YB untuk
semua gelagar utama dan SM 400 YB untuk semua diafragma (bracing).
Kepala jembatan dan pilar direncanakan untuk dapat menahan gaya-gaya yang
timbul dari bentang jembatan dan pengaruh lainnya, seperti ruang bebas, beban
gempa dan penahan gaya melintang.
BAB 2
KOMPONEN-KOMPONEN JEMBATAN
2.1 Umum
Dalam gambar Perakitan akan disajikan rangkaian jembatan secara utuh dengan
penomoran komponen-komponen sebagai panduan pemasangan jembatan di
lapangan. Gambar tersebut menjelaskan jenis dan pengaturan komponen untuk
setiap bentang, dilengkapi prosedur perakitan dan pemasangannya yang terdapat
pada lampiran B buku panduan ini.
Semua sambungan menggunakan baut mutu tinggi sesuai JIS B 1180 grade 8.8
dengan diameter 16 mm, 20 mm dan 24 mm yang dilengkapi dengan mur dan ring.
Seluruh komponen baja yang dipasok telah digalvanisasi.
BAB 3
PENGADAAN DAN PENANGANAN KOMPONEN BAJA
3.1 Umum
Yang dimaksud dengan komponen baja adalah semua gelagar baja, diafragma,
baut, sandaran dan bagian lain yang terbuat dari material baja. Komponen ini
dibutuhkan untuk menyelesaikan bentang jembatan secara utuh. Untuk itu kontraktor
pelaksana harus sanggup menangani komponen ini secara baik. Pekerjaan ini
meliputi pengadaan, penanganan, pengamanan, dan perawatan komponen selama
dan menjelang pelaksanaan perakitan.
Baut-baut, tumpuan, dan bagian lainnya yang sejenis disimpan pada tempat yang
terlindung dan diletakkan pada suatu tempat yang aman dan bebas dari kotoran.
Setiap kerusakan atau kehilangan yang terjadi setelah penerimaan komponen baja
oleh kontraktor pelaksana harus diperbaiki sesuai dengan spesifikasi atau diganti
atas biaya kontraktor. Shear Connector yang bengkok akibat pengangkutan harus
dibiarkan tetap bengkok.
Baut yang akan digunakan lagi harus dibuka dengan hati-hati sewaktu
pembongkaran, diminyaki, dan disimpan kembali dalam peti. Setiap baut yang
kelihatan rusak harus dibuang. Kontraktor harus mengganti setiap kehilangan alat,
komponen yang hilang, dan rusak pada waktu pemasangan.
BAB 4
BANGUNAN BAWAH
4.1 Umum
Tumpuan pada kepala jembatan dan pilar harus direncanakan mampu menahan
beban dan gaya yang diakibatkan oleh beban mati dan beban hidup yang bekerja
pada bentang jembatan. Selain gaya-gaya tercantum dalam gambar, harus pula
diperhitungkan semua gaya-gaya atau pengaruh lain seperti timbunan tanah,
hanyutan sungai, dan gaya-gaya selama pelaksanaan.
4.5 Tumpuan
Tumpuan karet harus dipasang di atas dasar adukan pada posisi dan ketinggian
sesuai detail gambar perakitan.
BAB 5
DAERAH PERAKITAN DAN PERSIAPAN
PEMASANGAN DENGAN METODE KANTILEVER
5.1 Umum
Jembatan ini dirancang untuk dipasang dengan menggunakan metode peracah dan
bisa menggunakan metode Kantilever. Untuk metode perancah, yang dibutuhkan
adalah bentang jembatan yang akan dipasang, alat-alat, dan perancah. Kemudian
untuk metode kantilever, yang dibutuhkan adalah bentang jembatan yang akan
dipasang, bentang jembatan pemberat, dan alat-alat.
Kayu yang digunakan harus dari jenis kayu keras dan cukup mampu menahan
beban-beban tersebut. Kekuatan tumpu dari kayu minimal 100 kg/cm yang digergaji
rata dan persegi dengan dimensi 10x12 cm. Balok krib kayu paling bawah disusun
rapat, diratakan, dan terletak di atas lantai kerja. Lapisan berikutnya ditempatkan
melintang terhadap lapisan sebelumnya dan seterusnya. Masing-masing lapisan rata
dan tegak lurus. Seluruh tumpuan jembatan didukung di atas krib pada seluruh
luasannya.
BAB 6
SAMBUNGAN BAUT
6.1 Umum
Penyambungan bagian-bagian baja dilakukan dengan menggunakan baut mutu
tinggi sesuai standar JIS B 1180 grade 8.8 dengan variasi diameter 16 mm, 20 mm
dan 24 mm. Penggantian baut dan mur serta ring harus menggunakan mutu yang
sama. Baut direncanakan berdasarkan perhitungan dengan kekuatan sambungan
kuat gesek (friction).
Baut dipasok lengkap dengan mur dengan dua buah ring yang dikemas dalam
peti atau kotak. Jumlah baut yang terdapat di dalam kotak tercantum di label kotak.
Setiap baut yang tersisa pada perakitan jembatan harus dibersihkan dan menjadi
tanggung jawab kontraktor pelaksana untuk kemudian dikembalikan kepada
pengawas.
6.5 Perakitan
Lubang-lubang pada pelat sambung harus diatur posisinya sebelum baut
dipasangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan drip atau kunci pas pendek, dengan
pukulan ringan kalau perlu, asalkan ujung lubang dan ulir tidak rusak. Bila ternyata
diperlukan tenaga lebih besar berarti arah lubang-lubang belum pas dan baut harus
dilepaskan terlebih dahulu baru diperiksa dan diluruskan arah lubang-lubangnya.
Sebelum dikencangkan perlu diyakinkan bahwa arah baut tegak lurus terhadap
bidang sambungan.
b. Baut yang kotor harus dibersihkan sebelum digunakan. Mur harus diberi pelumas
lagi, jika dibersihkan atau jika kurang pelumasannya.
d. Perakitan hanya diijinkan sesuai dengan gambar pelaksanaan yang ada. Tidak
dibenarkan menggunakan komponen yang lain.
NAMA
D L S
KOMPONEN
M24x70 24 70 54
M24x65 24 65 54
M20x65 20 65 46
M16x70 16 70 38
CATATAN :
1. BAUT TEGANGAN TINGGI SESUAI DENGAN JIS B 1180 GRADE 8.8.
2. SETIAP BAUT DILENGKAPI DENGAN SATU MUR DAN DUA RING PELAT.
3. SEMUA BAUT, MUR DAN RING DIGALVANISASI.
4. SEMUA UKURAN DALAM MILIMETER.
BAB 7
PERAKITAN DAN PEMASANGAN
METODE SEMIKANTILEVER
JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT
7.1 Umum
Jembatan gelagar komposit terdiri dari gelagar baja dan lantai beton yang
dihubungkan dengan shear connector yang dilas pada sayap (flange) atas gelagar
baja. Komponen baja dapat saling dipertukarkan jika memiliki nomor komponen
yang sama. Untuk Jembatan kelas C ini terdapat 4 gelagar baja. Diantara gelagar
baja tersebut dipasang diafrakma (bracing) yang berfungsi sebagai penahan gaya
arah melintang. Struktur tersebut akan ditumpu dengan tumpuan karet.
7.3 Perakitan
Penting untuk diperhatikan bahwa seluruh baut harus dikencangkan dengan
kekuatan penuh apabila bentang utama telah didudukan pada tumpuan sementara
(tumpuan krib kayu).
Untuk perakitan dengan menggunakan barge crane, maka sebaiknya satu girder
bentang 20 meter diassembly terlebih dahulu baru diangkat dan diereksi di atas
abutment/pilar. Setelah assembly girder yang kedua segera pasang diafragma untuk
menjaga stabilitas lateral jembatan.
7.5 Penyelesaian
Penahan melintang (lateral stop) dipasang dengan memasang karet yang dibautkan
sesuai dengan gambar detail serta dipasang pada posisi yang telah ditentukan .
BAB 8
PERAKITAN DAN PEMASANGAN
METODE KANTILEVER ATAU METODE PELUNCUR
JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT
8.1 Umum
Tahap 1
Setelah daerah perakitan dipersiapkan dan pondasi kepala jembatan di buat,
pasang pada kedua sisi kepala jembatan balok kayu peluncur yang tingginya
dinyatakan dengan tinggi krib kayu. Kemudian pasang rel peluncur di sisi
perakitan pada salah satu sisi sungai, seperti gambar 8.2.
Tahap 2
Rakit komponen-komponen gelagar secara berpasangan. Kayu-kayu untuk
mempermudah terbentuknya camber dipasang sesuai dengan ketinggian
yang telah ditetapkan. Kemudian pasang diafragma (bracing) yang
menghubungkan setiap pasang gelagar. Semua komponen diletakkan di atas
rel peluncur yagn talah dipasang sebelumnya, yang tampak pada gambar 3.
Tahap 3
Setelah pasangan gelagar selesai dirakit, pasang kabel penarik pada ujung
muka gelagar dan roda peluncur pada bagian bawah sayap gelagar guna
mempermudah proses peluncuran, yang terlihat pada gambar 8.4.
Tahap 4
Pasangan gelagar tersebut ditarik dengan kabel penarik ke sisi kepala
jembatan diseberangnya sehingga kira-kira mencapai sepertiga bentang,
tampak pada gambar 8.5.
Tahap 5
Rakit bentang pemberat di belakang bentang utama. Antara bentang
pemberat dan bentang utama dihubungakan dengan pelat penyambung.
Tambahkan pemberat pada bentang pemberat sebagai penyeimbang pada
bagian belakang bentang pemberat, seperti pada gambar 6.
Tahap 6
Secara bertahap kelompok gelagar tersebut di atas ditarik hingga mencapai
sisi kepala jembatan di seberang. Kemudian kelompok gelagar ini didudukan
pada tumpuan sementara berupa krib kayu, pada gambar 7.
Tahap 7
Setelah kelompok gelagar tersebut terpasang dan didudukan pada posisi
yang diharapkan, bentang pemberat dibongkar untuk segera dilanjutkan
dengan perakitan kelompok gelagar yang lain dengan mengulangi tahap 1
sampai 7. Begitu seterusnya hingga terpasang seluruh bentang gelagar
utama, seperti terlihat pada gambar 8.
8.9 Penyelesaian
Penahan melintang (lateral stop) dipasang dengan memasang karet yang dibautkan
sesuai dengan gambar detail serta dipasang pada posisi yang telah ditentukan .
BAB 9
PENYELESAIAN
JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT
9.1 Umum
Penyelesaian akhir jembatan gelagar komposit adalah penurunan jembatan
sekaligus pemasangan tumpuan karet. Untuk pemasangan metode Kantilever,
sebelum Jembatan terpasang diturunkan, jembatan gelagar komposit tersebut
dipisahkan dari bentang pemberat dengan melepaskan pelat penyambungnya
kemudian pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan lantai kendaraan.
9.5 Sandaran
Sandaran berupa pipa baja yang digalvanisasi dengan diameter 2.0 inchi. Batang-
batang ini diikatkan pada tiang-tiang sandaran dengan menggunakan U-bolt. Tiang
sandaran ditanam dan dan diangkur dengan baut pada dinding trotoar.
BAB 10
PEKERJAAN PELAT LANTAI BETON
10.1 Umum
Lantai jembatan terbuat dari beton yang bekerja bersama gelagar baja dengan
memikul beban mati dan beban hidup. Gelagar baja direncanakan dapat memikul
beban bekisting dan beban beton pada saat pelaksanaan pengecoran. Pekerjaan
lantai kendaraan dilakukan setelah pemasangan gelagar baja selesai dan jembatan
masih bertumpu pada perletakan sementara yang terbuat dari krib kayu.
10.3 Penulangan
Penulangan dengan mutu dan diameter yang telah ditentukan dapat dilihat pada
gambar rencana penulangan pelat lantai. Tulangan dipasang secara merata dengan
jarak-jarak yang telah ditentukan.
10.5 Pembetonan
Pengecoran lantai beton dimulai dari tengah bentang menerus ke bagian tepi
(kearah kepala jembatan/pilar). Muatu beton lantai adalah K-350 dan harus diuji di
laboratorium dengan pengambilan langsung sampel dari lapangan dengan kubus
beton.
Trotoar dicor setelah pengecoran lantai selesai dengan pembesian melanjutkan dari
pembesian yang sudah ada. Pengecoran trotoar dilakukan setelah permukaan lantai
dibersihkan dan dikasarkan. Perawatan terhadap lantai beton setelah pengecoran
harus dilakukan untuk memberikan hasil yang baik.
BAB 11
PEMELIHARAAN
11.1 Umum
Dalam bab ini hanya dibahas mengenai pemeliharaan dari komponen baja, tumpuan
serta sistem pengecatan, sedangkan pekerjaan yang sifatnya inspeksi rutin seperti
pemeliharaan terhadap jalan pendekat, tebing atau bantaran sungai, bangunan
bawah, dan lantai beton berada di luar lingkup buku panduan ini.
Komponen baja harus diperiksa secara teratur dari kemungkinan penurunan mutu
atau kerusakan. Dalam melakukan pemeriksaan dibutuhkan beberapa peralatan
inspeksi seperti :
a. Tangga untuk inspeksi di bawah jembatan
b. Teropong
c. Pengukur ketebalan cat
d. Pisau, pahat, palu dan penggaruk untuk memeriksa ketebalan cat
e. Kunci pas atau kunci momen untuk memeriksa kekencangan baut
11.2 Inspeksi
Komponen baja harus diperiksa terhadap kemungkinan kerusakan yang diakibatkan
kendaraan seperti ditabrak, karatan atau terlepasnya lapisan galvanis, dan
penurunan atau bengkok.
Periksalah apakah ada baut yang hilang atau longgar dengan mengetuk perlahan-
lahan dengan palu.
Permukaan besi harus kering dan bersih. Sebaiknya cat dilaburkan dengan
disemprotkan atau dengan kuas dalam satu lapis dengan ketebalan yang sama dan
harus dicegah pengecatan yang bergelombang atau yang menggelembung.
11.5 Perletakan
Perletakan dan penahan melintang ini harus diperiksa secara berkala terhadap
tanda-tanda kerusakan seperti sobek, gembung atau pergeseran yang berlebihan.
Batas perpindahan geser adalah 40% dari tinggi atau tebal perletakan. Perletakan-
perletakan yang memperlihatkan pergerakan yang berlebihan harus dikembalikan
pada posisi semula. Perletakan yang rusak harus dibongkar dan diganti.