Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KECACINGAN

1. DEFINISI

DefinisiinfeksikecacinganmenurutWHO(2011)adalahsebagaiinfestasisatuataulebih
cacingparasitususyangterdiridarigolongannematodausus.Diantaranematodaususada
sejumlahspesiesyangpenularannyamelaluitanahataubiasadisebutdengancacingjenis
STHyaituAscarislumbricoides,Necatoramericanus,TrichuristrichuiradanAncylostoma
duodenale(Margonoetal.,2006).Kecacinganiniumumnyaditemukandidaerahtropisdan
subtropisdanberiklimbasahdimanahygienedansanitasinyaburuk.Penyakitinimerupakan
penyakit infeksi paling umum menyerang kelompok masyarakat ekonomi lemah dan
ditemukanpadaberbagaigolonganusia(WHO,2011).

Nematodaadalahcacingyangtidakbersegmen,bilateralsimetris,mempunyaisalurancerna
yangberfungsipenuh,biasanyaberbentuksilindrissertapanjangnyabervariasidaribeberapa
milimeterhinggalebihdarisatumeter.Nematodaususbiasanyamatangdalamusushalus,
dimana sebagian besar cacing dewasa melekat dengan kait oral atau lempeng pemotong.
Cacinginimenyebabkanpenyakitkarenadapatmenyebabkankehilangandarah,iritasidan
alergi(Margono,2008).

2. EPIDEMIOLOGI

Cacingan yang akan dibahas dalam bab ini adalah infeksi


daric acing yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted
helminthes/STH). soil transmitted helminthes (STH) adalah
cacing yang dalam siklus hidupnya memerluka tanah sesuai
untuk berkembang menjadi bentuk infektif. STH yang banyak
di Indonesia adalah cacing gelang ( Ascaris lumbricoides),
cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan cacing tambang
(Ancylostoma duodenale, Necator americanus).

Kebiasaan yang berkaitan erat dengan tingginya angka infeksi


dan reinfeksi STH terutama balita dan anak sekolah usia dasar
adalah defekasi disekitar rumah, tidak mencuci tangan
sebelum makan, bermain ditanah tanpa menggunakan alas
kaki dan kebiasaan memakan tanah (geophagia).

Telur A. lumbricoides dan T.trichiura memerlukan tanah liat,


lingkungan yang hangat dan lembab untuk dapat berkembang
menjadi bentuk infektif. Telur A. lumbricoides yang telah
dibuahi dan mencemari tanah akan menjadi matang dalam
waktu 3 minggu pada suhu optimum 25 0-300C. Telur matang
kedua spesies itu tidak menetas di tanah dan dapat bertahan
hidup beberapa tahun, khususnya telur A. lumbricoides. Selain
keadaan tanah dan lingkungan yang sesuai, endemisitas juga
dipengaruhi oleh jumlah telur yang dapat hidup sampai
menjadi bentuk infektif dan masuk ke dalam hospes. Semakin
banyak telur ditemukan di sumber kontaminasi ( tanah, debu,
sayuran dan lain-lain), semakin tinggi endemisitas di suatu
daerah.

Cacing tambang sering ditemukan pada penduduk yang di


perkebunan atau pertambangan. Telur cacing tambang
memerlukan tanah berpasir yang gembur, tercampur humus
dan terlindung dari sinar matahari langsung. Telur cacing
tambang menetas menjadi larva rabditiform dalam waktu 24-
36 jam untuk kemudian pada hari ke 5-8 menjadi bentuk
filariform yang infektif. Suhu opyimum bagi N.americanus
adalah 280-320C dan untuk A.duodenale sedikit lebih rendah
yaitu 230-250C sehinggan N.americanus lebih banyak
ditemkan di Indonesia daripada A.duodenale. Larva filariform
dapat bertahan 7-8 minggu di tanah.

3.SoilTransmittedHelminths(STH)
SoilTransmittedHelminthsadalahsekelompokcacingparasite
(kelas Nematoda) yang dapat menyebabkan infeksi pada
manusiamelaluikontakdengantelurataupunlarvaparasititu
sendiriyangberkembangditanahyanglembabyangterdapatdi
negarayangberiklimtropismaupunsubtropis(Bethonyetal.,
2006).
Faktorfaktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
kontaminasitanaholehSTHantaralainadalah:
1.Tanah
Sifattanahmempunyaipengaruhbesarterhadapperkembangan
telurdandayatahanhidupdarilarvacacing.Tanahliatyang
lembab dan teduh merupakan tanah yang sesuai untuk
pertumbuhantelurAscarislumbricoidesdanTrichuristrichiura.
Tanah berpasir yang gembur dan bercampur humus sangat
sesuai untuk pertumbuhan larva cacing tambang disamping
teduh(Margono,2008).
2.Iklim/Suhu
Iklim tropis merupakan keadaan yang sangat sesuai untuk
perkembangantelurdanlarvaSTHmenjadibentukinfektifbagi
manusia. Suhu optimum untuk pertumbuhan telur Ascaris
lumbricoidesberkisar25C,sedangkantelurTrichuristrichiura
suhuoptimumuntuktumbuhadalah30C.LarvaAncylostoma
duodenaleakantumbuhoptimumpadasuhuberkisar2325C,
sedangkanuntukNecatoramericanusberkisarantara2832C
(Margono,2008).
3.Kelembaban
Kelembaban yang tinggi akan menunjang pertumbuhan telur
danlarvadariSTH.Padakeadaankekeringanakansangattidak
menguntungkan bagi pertumbuhan STH. Kelembaban 80%
sangat baik untuk perkembangan telur Ascaris lumbricoides
sedangtelurTrichuristrichiuramenjadistadiumlarvamaupun
bentukinfektifpadakelembaban87%(Margono,2008).
4.Angin
Angin dapat mempercepat pengeringan sehingga dapat
mematikan telur dan larva. Selain itu angin juga dapat
menyebarkan telur STH dalam debu sehingga mempermudah
penularaninfeksiSTH.(Margono,2008).
BerikutinispesiesspesiesSoilTransmittedHelminths(STH)
yangpalingseeringmenyebabkaninfeksikecacinganadalah:
Taksonomi
SubKingdomPhylumKelasSubKelasOrdo
SuperFamiliFamili
GenusSpesies
1. Ascarislumbricoides

2. Trichuristrichiura

3. Necatoramericanus
4. Ancylostomaduodenale

a. CacingGelang(Ascarislumbricoides)

Morfologi
Ascaris lumbricoides merupakan cacing terbesar diantara
Nematoda lainnya. Cacing betina memiliki ukuran besar dan
panjang. Manusia merupakan satusatunya hospes cacing ini.
Cacingjantanberukuran1030cm,sedangkancacingbetina22
35cm,kadangkadangsampai39cmdengandiameter36mm.
Padastadiumdewasahidupdironggausushalus,cacingbetina
dapatbertelursampai100.000200.000butirsehari,terdiridari
telur yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi. Dalam
lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi tumbuh menjadi
bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Ascaris
lumbricoides memiliki 4 macam telur yang dapat dijumpai
dalamfesesyaitutelurfertil(teluryangdibuahi),infertil(telur
yang tidak dibuahi), decorticated (telur yang sudah dibuahi
tetapikehilanganlapisanalbuminnya)dantelurinfektif(telur
yangmegandunglarva)(Priantoetal.,2006).

Keterangan:

Cacing dewasa hidup di saluran usus halus,


seekor cacing betina mampu menghasilkan
telur sampai 240.000 perhari yang akan keluar
bersama feses.
Telur yang sudah dibuahi mengandung embrio
dan menjadi infective setelah18 hari sampai
beberpa minggu di tanah.
Tergantung pada kondisi lingkungan (kondisi
optimum, lembab, hangat, tempat teduh).
Telur infektif tertelan.
Masuk ke usus halus dan menetas
mengeluarkan larva yang kemudian
menembus mucosa usus, masuk kelemjar
getah bening dan aliran darah dan terbawa
sampai ke paru-paru.
Larva mengalami pendewasaan di dalam paru-
paru (10-14), menembus dinding alveoli, naik
ke saluran pernafasan dan akhirnya terlelan
kembali. Ketika mencapai usus halus, larva
tumbuh menjadi cacing dewasa. Waktu yang
diperlukan mulai tertelan telur infeksi sampai
menjadi cacing dewasa sekitar 2-3 bulan.
Cacing dewasa dapat hidup 1 sampai 2 tahun
dalam tubuh (Olorcain, 2006).

Patogenesis
Patogenesis berkaitan dengan jumlah organisme yang
menginvasi,sensitifitasindividu,bentukperkembangancacing,
migrasi larva dan status nutrisi individu. Migrasi larva dapat
menyebabkan eosinophilia dan kadangkadang reaksi alergi.
Bentuk dewasa dapat menyebabkan kerusakan pada organ
akibat invasinya dan mengakibatkan patogenesis yang lebih
berat(Soedarmo,2010).

ManifestasiKlinik
Gejala klinik yang dapat muncul akibat infeksi dari cacing
Ascaris lumbricoides antara lain rasa tidak enak pada perut,
diare, nausea,vomiting, berat badan menurun danmalnutrisi.
Bolusyangdihasilkanolehcacingdapatmenyebabkanobstruksi
intestinal, sedangkan larva yang migrasi dapat menyebabkan
pneumoniadaneosinophilia(Soedarmo,2010).

Diagnosis
Diagonosis dapat ditegakkan dengan mengidentifikasi adanya
telur pada feses dan kadang dapat dijumpai cacing dewasa
keluar bersama feses, muntahan ataupun melalui pemeriksaan
radiologidengankontrasbarium(Soedarmo,2010).

Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan memperbaiki cara dan sarana
pembuangan feses, mencegah kontaminasi tangan dan juga
makanan dengan tanah yaitu dengan cara cuci bersih tangan
sebelummakandansesudahmakan,mencucisayursayurandan
buahbuahanyangingindimakan,menghindaripemakaianfeses
sebagaipupukdanmengobatipenderita(Soedarmo,2010).

b. Trichuristrichiura(CacingCambuk)

Morfologi
ManusiaadalahhospesutamacacingTrichuristrichiura.Cacing
dewasa berbentuk cambuk dengan 2/5 bagian posterior
tubuhnyatebaldan3/5bagiananteriorlebihkecil.Cacingjantan
memilikiukuranlebihpendek(34cm)daripadabetinadengan
ujung posterior yang melengkung ke ventral. Cacing betina
memilikiukuran45cmdenganujungposterioryangmembulat.
Memiliki bentuk oesophagus yang khas (Schistosoma
oesophagus). Telur berukuran 3054 x 23 mikron dengan
bentukanyangkhaslonjongsepertitong(barrelshape)dengan
duamucoidplugpadakeduaujungyangberwarnatransparan
(Priantoetal.,2006).
Carainfeksiadalahteluryangberisiembriotertelanmanusia,
larvaaktifakankeluardiusushalusmasukkeususbesardan
menjadidewasadanmenetap.Teluryanginfektifakanmenjadi
larva di usus halus pada manusia. Larva menembus dinding
usuu halus menuju pembuluh darah atau saluran limpa
kemudianterbawaolehdarahsampaikejantungmenujuparu
paru (Onggowaluyo, 2002). Siklus hidup cacing Trichuris
trichiura,yaitu:

ManifestasiKlinik
Kelainan patologis yang disebabkan oleh cacing dewasa
terutama terjadi karena kerusakan mekanik di bagian mukosa
ususdanresponsalergi.Keadaaninierathubungannyadengan
jumlahcacing,lamainfeksi,umurdanstatuskesehatanumum
dari hospes (penderita). Gejala yang ditimbulkan oleh cacing
cambukbiasanyatanpagejalapadainfeksiringan.Padainfeksi
menahundapatmenimbulkananemia,diare,sakitperut,mual
danberatbadanturun(Onggowaluyo,2002).

Epidemiologi
Penyebaran geografis T. trichuira sama A. lumbricoides
sehinggaseringkalikeduacacinginiditemukanbersamasama
dalamsatuhospes.FrekuensinyadiIndonesiatinggi,terutamadi
daerahpedesaan,frekuensinyaantara30%90%.Angkainfeksi
tertinggi ditemukan pada anakanak. Faktor terpenting dalam
penyebaran trikuriasis adalah kontaminasi tanah dengan tinja
yangmengandungtelur.Telurberkembangbaikpadatanahliat,
lembabdanteduh(Onggowaluyo,2002).

Patogenesis
Cacingdewasalebihbanyakditemukandicaecumtetapidapat
juga berkoloni di dalam usus besar. Cacing ini dapat
menyebabkan inflamasi, infiltrasi dan kehilangan darah
(anemia). Pada infeksi yang parah dapat menyebabkan rectal
prolapsedandefisiensinutrisi(Soedarmo,2010).

Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan memperbaiki cara dan sarana
pembuangan feses, mencegah kontaminasi tangan dan juga
makanan dengan tanah yaitu dengan cara cuci bersih tangan
sebelummakandansesudahmakan,mencucisayursayurandan
buahbuahanyangingindimakan,menghindaripemakaianfeses
sebagaipupukdanmengobatipenderita(Soedarmo,2010).
c. AncylostomaDuodenaledanNecatorAmericanus(Cacing
Tambang)

Morfologi
Cacing dewasa hidup di dalam usus halus manusia, cacing
melekat pada mukosa usus dengan bagian mulutnya yang
berkembang dengan baik. Cacing ini berbentuk silindris dan
berwarna putih keabuan. Cacing dewasa jantan berukuran 8
sampai11mmsedangkanbetinaberukuran10sampai13mm.
Cacing N.americanus betina dapat bertelur 9000 butir/hari
sedangkan cacing A.duodenale betina dapat bertelur 10.000
butir/hari. Bentuk badan N.americanus biasanya menyerupai
hurufSsedangkanA.duodenalemenyerupaihurufC.Rongga
mulutkeduajeniscacinginibesar.N.americanusmempunyai
bendakitin,sedangkanpadaA.duodenaleterdapatduapasang
gigi(Safar,2010).
Telur cacing tambang sulit dibedakan, karena itu apabila
ditemukan dalam tinja disebut sebagai telur hookworm atau
telurcacingtambang.Telurcacingtambangbesarnya60x40
mikron,berbentukoval,dindingtipisdanrata,warnaputih.Di
dalam telur terdapat 48 sel. Dalam waktu 11,5 hari setelah
dikeluarkan melalui tinja maka keluarlah larva rhabditiform.
Larva pada stadium rhabditiform dari cacing tambang sulit
dibedakan. Panjangnya 250 mikron, ekor runcing dan mulut
terbuka. Larva pada stadium filariform (Infective larvae)
panjangnya 600700mikron,mulut tertutup ekorruncing dan
panjangoesophagus1/3daripanjangbadan(Margono,2008).
Infeksipadamanusiadapatterjadimelaluipenetrasikulitoleh
larvafilariormyangadaditanah.Cacingbetinamenghasilkan
9.00010.000 butir telur sehari. Cacing betina mempunyai
panjang sekitar 1 cm, cacing jantan kirakira 0,8 cm, cacing
dewasaberbentuksepertihurupSatauCdandidalammulutnya
ada sepasang gigi. Daur hidup cacing tambang dimulai dari
keluarnyatelurcacingbersamafeses,setelah11,5haridalam
tanah,telurtersebutmenetasmenjadilarvarhabditiform.Dalam
waktusekitar3harilarvatumbuhmenjadilarvafilariformyang
dapatmenembuskulitdandapatbertahanhidup78minggudi
tanah(Safar,2010).
Setelahmenembuskulit,larvaikutalirandarahkejantungterus
keparuparu.Diparuparumenembuspembuluhdarahmasuk
kebronchuslaluketracheadanlarynk.Darilarynk,larvaikut
tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing
dewasa.Infeksiterjadibilalarvafilariformmenembuskulitatau
ikut tertelan bersama makanan (Margono et al., 2006).
Gambaranumumsiklushidupcacing
AncylostomaduodenaledanNecatoramericanusdapatdilihat
padagambarberikutini:

gambar

Keterangan:
Larvacacingtambangpadasuhuhangatdanlembabmengalami
pertumbuhan dalam 3 tahap. Pada tahap ahir, larvalarva ini
akan naik ke permukaan tanah. Dengan bentuk tubuh yang
runcingdibagianatas,larvainiakanmasukmenembuskulit
danikutkedalamalirandarahsampaikeorganhati.Melalui
pembuluh darah larva ini akan terbawa ke paruparu. Larva
cacingtambangkemudianbermigrasikebagiankerongkongan
dankemudiantertelan.Larvakemudianmenujuusushalusdan
menjadi dewasa dengan menghisap darah penderita. Cacing
tambang bertelur di usus halus yang kemudian dikeluarkan
bersama dengan feses ke alam dan akan menyebar kemana
mana(Gracia,2006).

ManifestasiKlinis
Gambarankliniswalaupuntidakkhas,tidakcukupmendukung
untuk memastikan untuk dapat membedakan dengan anemia
karenadefisiensimakananataukarenainfeksicacinglainnya.
SecarapraktistelurcacingAncylostomaduodenaletidakdapat
dibedakan dengan telur Necator americanus. Untuk
membedakan kedua spesies ini biasanya dilakukan tekhnik
pembiakanlarva(Onggowaluyo,2002).Larvacacingtambang
kemudian bermigrasi ke bagian kerongkongan dan kemudian
tertelan. Larva kemudian menuju usus halus dan menjadi
dewasa dengan menghisap darah penderita. Cacing tambang
bertelur di usus halus yang kemudian dikeluarkan bersama
dengan feses ke alam dan akan menyebar kemana mana
(Gracia,2006).

Patogenesis
Larvacacingmenembuskulitakanmenyebabkanreaksi
erythematous. Larva di paruparu akan menyebabkan
perdarahan, eosinophilia, dan pneumonia. Kehilangan banyak
darahdapatmenyebabkananemia(Soedarmo,2010).

Epidemiologi
Hookwormmenyebabkaninfeksipadalebihdari900jutaorang
danmengakibatkanhilangnyadarahsebanyak7Liter.Cacing
ini ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Kondisi yang
optimal untuk daya tahan larva adalah kelembaban sedang
dengan suhu berkisar 2333C. Kejadian infeksi cacing ini
terjadipadaanakanak(Soedarmo,2010).

Pencegahan
Pencegahandapatdilakukandenganmemutusrantailingkaran
hidup cacing sehingga dapat mencegah perkembangannya
menjadilarvainfektif,mengobatipenderita,memperbaikicara
dan sarana pembuangan feses dan memakai alas kaki
(Soedarmo,2010).

Anda mungkin juga menyukai