Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MATA KULIAH

DIAGNOSIS, REMEDIASI, DAN PENGAYAAN DALAM


PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Studi Kasus Dua Siswa SMA/di kota Yogyakarta/Daerah Sleman,


Kecamatan Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta

Disusun dalam rangka pelaksanaan tugas mata kuliah


Diagnosis, Remediasi, dan Pengayaan dalam
Pembelajaran Matematika

Disusun Oleh :
Vivin Herni Vera 141414005
Magdalena Irawati 141414006

Program Studi Pendidikan Matematika,


Jurusan Pendidikan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Mei, 2017

Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat meny elesaikan laporan untuk tugas mata kuliah Diagnosis,
Remediasi, dan Pengayaan dalam Pembelajaran Matematika. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi yaitu Ave dan Rina selaku subjek pada tugas kami dan Pak
Suwarsono yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca khususnya calon guru dan guru mengenai
langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Abstrak
Tujuan dari kegiatan yang kami laksanakan pada tugas ini yaitu untuk
mengetahui kesulitan siswa dalam belajar matematika dan mengatasi kesulitan
belajar siswa tersebut.
Langkah-langkah yang kami lakukan yaitu mencari dua siswa yang
memiliki kesulitan belajar sebagai subjek penelitian, kemudian memberikan
diagnosis dan remediasi kepada siswa tersebut berdasarkan langkah-langkah atau
tahap-tahap diagnosis dan remediasi.
Hasil dari kegiatan ini yaitu siswa mampu menyelesaikan kesulitan belajar
mereka, terlihat dari hasil postest yang nilainya jauh lebih baik dari pretest.

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................2
Abstrak ...............................................................................................................2
BAB I Pendahuluan ............................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................4
C. Tujuan Kegiatan .........................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................5
A. Langkah-langah Diagnosis dan Remediasi..................................................5
B. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar .......................................................5
C. Prosedur Remediasi Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar...........................9
D. Analisis Kesalahan Dalam Pembelajaran Matematika.............................11
E. Materi yang digunakan.............................................................................12
F. Kerangka berpikir.....................................................................................12
BAB III KEGIATAN YANG AKAN DILAKUKAN DALAM PROSES
DIAGNOSISDAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM
MATEMATIKA, UNTUK SISWA YANG MENJADI SUBYEK DALAM
LAPORAN INI..................................................................................................13
1.Melaksanakan Diagnosis..............................................................................13
2.Melaksanakan Remediasi..............................................................................14
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN, SERTA
PEMBAHASAN................................................................................................15
A.Latar Belakang Subyek.............................................................................15
B.Pelaksanaan Kegiatan...............................................................................15
C.Hasil Kegiatan...........................................................................................17
D.Pembahasan .............................................................................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN UNTUK TINDAK LANJUT.............23
A.Kesimpulan ..............................................................................................23
B.Saran dan Tindak Lanjut ..........................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................25
LAMPIRAN......................................................................................................26

BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai calon guru atau sebagai guru tentunya kita menginginkan untuk
setiap siswa dapat mencapai tujuan dalam pendidikannya. Namun dalam
mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri peran guru sangatlah
dibutuhkan. Selain dituntun untuk bisa mengajar guru juga harus bisa
mengatasi berbagai macam kesulitan yang dialami siswa. Kesulitan siswa
tidak hanya pada ranah kognitifnya tetapi juga pada ranah afektif dan
psikomotoriknya. Penanganan kesulitan-kesulitan belajar siswa tersebut
merupakan salah satu tugas guru yang dianggap sulit untuk dilakukan.
Penanganan kesulitan belajar siswa tersebut dapat dilakukan dengan
diagnosa dan remediasi. Pada laporan ini kami akan memaparkan langkah
yang kami lakukan dalam menangani kesulitan belajar siswa dalam belajar
matematika terutama pada materi vektor dan identitas trigonometri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar matematika ?
2. Apa sebab dari kesulitan belajar siswa dalam belajar matematika ?
3. Bagaimana pemecahan atau penanganan sebab kesulitan belajar siswa
dalam mempelajari matematika ?
4. Apa langkah-langkah yang dapat dilakukan apabila sebab kesulitan
belajar siswa tidak dapat disembuhkan ?

C. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan yang kami lakukan yaitu :
1. Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam belajar matematika
2. Untuk mengetahui sebab dari kesulitan yang dialami siswa dalam
belajar matematika
3. Untuk mengetahui penanganan yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan sebab dari kesulitan belajar siswa
4. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat ditempuh apabila
sebab dari kesulitan belajar siswa tidak dapat disembuhkan

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Langkah-langkah (tahap-tahap) dalam proses diagnosis dan remediasi
kesulitan belajar

4
Tahap 1 : Penelaahan Status (Status Assesment)
Tahap penalaahan status adalah tahap dimana status seseorang siswa
dalam hal kesulitan belajar ditentukan, artinya dalam tahap ini ditentukan
apakah anak tersebut mengalami kesulitan belajar atau tidak. Status ini
ditentukan dengan memberikan suatu tes atau cara pengukuran lain. Dari
tes ini akan terlihat apakah seorang siswa mengalami kesulitan belajar
atau tidak berdasarkan gejala-gejala yang terlihat pada hasil tes tersebut.
Tahap 2 : Perkiraan Sebab (Cause Estimation)
Pada tahap ini letak kesulitan belajar sesungguhnya yang dialami oleh
siswa diselidiki (diperkirakan dan ditentukan), sekaligus penyebab yang
sesungguhnya dari gejala yang diamati pada tahap 1.
Tahap 3 : Pemecahan Kesulitan dan Penilaiannyaikan
Tahap ini merupakan tahap untuk berusaha menghilangkan sebab dari
kesulitan yang dihadapi siswa. Atau apabila sebab itu tidak dapat
disembuhkan, hal ini dapat menjadi tahap untuk memberikan bantuan
kepada siswa tersebut dalam belajar sesuai dengan sebabnya yang sudah
ditentukan pada tahap 2.

B. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar


Dibawah ini merupakan langkah-langkah pokok prosedur dan tekhnik
diagnosis kesulitan belajar :
1. Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifkasi
kesulitan belajar :
a. Menandai siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam
belajar baik yang sifatnya umum maupun yang sifatnya lebih
khusus. Caranya dapat dibandingkan dengan kriteria tingkat
ketuntasan penguasan yang telah ditetapkan sebelumnya (Penilaian
Acuan Patokan (PAP))
b. Tehnik yang dapat ditempuh bermacam-macam antara lain :
Meneliti nilai ujian yang tercantum dalam catatan akademik
kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas (PAN)
atauu dengan kriteria tingkat penguasaan minimal
kompetensi yang dituntut (PAP).
Menganalisa hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang
dibuat
5
Observasi pada saat proses pembelajaran
Memeriksa buku catatan pribadi yang ada pada petugas
bimbingan
Melaksanakan sosiometris untuk melihat hubungan sosial
psikologis yang terdapat pada para siswa.
2. Melokalisasikan Letaknya Kesulitan (Permasalah)
Setelah menemukan kelas atau individu siswa yang diduga mengalami
kesulitan belajar, maka selanjutnya yang perlu ditelaah ialah (1) dalam
mata pelajaran manakah kesulitan itu terjadi, (2) pada tujuan belajar
(aspek prilaku) manakah kesulitan itu terjadi, (3) pada bagian manakah
kesulitan itu terjadi, (4) dalam segi proses pembelajaran manakah
kesulitan itu terjadi .
a. Mendekati kesulitan belajar pada bidan studi tertentu
Dengan jalan membandingkan nilai prestasi individu yang
bersangkutan dari semua pelajaran yang diikutinya, dengan mudah
akan ditemukan pada pelajaran apa siswa mengalami kesulitan
belajar.
b. Menitik pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup
bahan pelajaran manakah kesulitan terjadi
Seperti yang dikatakan oleh Burton, bahwa pendekatan yang tepat
menggunakan test diagnostik. Telah dijelaskan bahwa test
diagnostik ini pada hakekatnya adalah test prestasi belajar ( TPB
atau THB). Namun jika belum tersedia test diagnostik yang khusus
dipersiapkan untuk mengetahui kesulitan siswa, maka analisa
masih tetap dapat dilakukan dengan menggunakan hasil jawaban
ujian tengah semester atau akhir semester.
c. Analisis Terhadap Catatan Mengenai Proses Belajar
Hasil analisis dapat dilakukan dengan hasil analisa empiris
terhadap catatan keterlambatan penyelesaian tugas/soal, ketidak
hadiran (absensi), kurang aktif dan partisipasi, kurang penyesuaian
sosial (sosiometris). Tinjauan lebih lanjut dapat dilakukan dalam
analisa tentang latar belakang atau sebab-sebabnya.

6
3. Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mengalami
berbagai kesulitan
Secara garis besar sebab kesulitan belajar dapat timbul dari dua hal
yaitu :
a. Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri
siswa itu sendiri. Hal ini antara lain disebabkan oleh :
Kelemahan mental, faktor kecerdasan, intelegensi, atau
kecakapan/bakat khusus tertentu yang dapat diketahui melalu
tes.
Kelemahan fisik, pencaindra, syaraf, kecacatan karena sakit
dan sebagainya, gangguan yang bersifat emosional.
Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan ajar
Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang
dibutuhkan untuk memahami bahan ajar.
b. Faktor ekternal, yaitu faktor yang datang dari luar yang
menyebabkan timbulnya hambatan atau kesulitan. Faktor ekternal
antara lain meliputi :
Situsi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang
siswa untuk aktif
Sifat kurikulum yang kurang fleksibel
Ketidakseragaman pola dan standar administrasi
Beban studi yang terlalu berat
Metode mengajar yang kurang memadai
Sering pindah sekolah
Kurangnya alat dan sumber untuk proses pembelajaran
Kondisi rumah yang kurang mendorong melakukan aktivitas
belajar
c. Untuk mengenal berbagai faktor dapat dipergunakan berbagai alat,
baik yang dibuat oleh guru maupun yang telah dibuat oleh orang
lain.
Cara dan alat tersebut antara lain :
Test kecerdasan

7
Test bakat khusus
Skala sikap baik yang sudah standar maupun yang secara
sederhana bisa dibuat oleh guru
Inventory
Wawancara dengan murid yang bersangkutan
Mengadakan observasi yang intensif didalam maupun diluar
kelas
Wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua
atau teman-temanya yang dipandang perlu
4. Perkiraan kemungkinan bantuan
Jika ditelaah tentang letak kesulitan yang dialami siswa, jenis dan sifat
kesulitan dengan latar belakangnya, faktor-faktor yang
menyebabkannya, maka akan diperkirakan :
a. Apakah siswa masih mungkin ditolong untuk mengatasi
kesulitannya atau tidak
b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan
yang dialami siswa
c. Kapan dan dimana pertolongan itu diberikan
d. Siapa yang dapat memberikan pertolongan
e. Bagaimana cara menolong siswa agar dapat dilaksanakan secara
efektif
f. Siapa sajakah yang harus ikut serta dalam menolong siswa tersebut
5. Penetapan kemungkinan cara mengatasinya
Langkah ini adalah langkah menyusun satu rencana atau beberapa
alternatif rencana yang dapat dilakuakn untuk membantu mengatasi
kesulitan yang dialami siswa, rencana ini berisi :
a. Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan
yang dialami mahasiswa tersebut
b. Menjaga agar kesulitan yang seripa jangan terulang
6. Tindak Lanjut ( Pelaksanaan kegiatan pemberian bantuan )
Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan melakukan pengajaran remidial
yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Kegiatan tindak lanjut ini dapat berupa :
8
a. Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pengajaran remidial
untuk mata pelajaran tertentu
b. Membagi tugas dan peranan orang-orang tertentu dalam
memberikan bantuan kepada siswa dan kepada penyuluh atau guru
yang sedang melaksanakan kegiatan remidial
c. Senantiasa mencek dan recek kemajuan siswa atas bantuan yang
diberikan
Mentransfer siswa yang menurut perkiraan kita tidak mungkin ditolong
karena diluar kemampuan dan wewenang penyuluh.

C. Prosedur Remediasi Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar


Pengajaran remedial merupakan langkah lanjutan dari kegiatan diagnosis
kesulitan belajar dan kegiatan ini harus dilandasi kegiatan diagnosis.
Dalam melakukan kegiatan pengajaran remidial, seorang guru dituntut
untuk :
1. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan
Kegiatan ini dimaksudkan agar memperoleh gambaran yang lebih
definitif tentang seorang siswa dengan masalah yang dihadapinya,
kelemahan yang dialaminya, dan letak kelemahan, faktor utama
penyebab kelemahan apakah masih dapat ditolong guru atau
memerlukan bantuan orang lain, berapa lama bantuan harus diberikan,
kapan, oleh siapa dan sebagainya.
2. Alternatif tindakan
Jika sudah mendapatkan gambaran yang lengkap tentang siswa yang
memerlukan bantuan, barulah direncanakan alternatif tindakan sesuai
dengan karakteristik kesulitan yang dihadapinya. Alternatif tindakan
berupa :
a. Mengulangi bahan yang telah diberikan dengan memberikan
petunjuk antara lain :
Tentang berbagai istilah yang harus dipahami yang terdapat
dalam bahan bacaan
Menandai dan menunjukan bagian-bagian yang dianggap
pentik dan merupakan kelemahan bagi siswa

9
Membuat pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa
memperlajari bahan tersebut
Memberi dorongan dan semangat belajar
Menyediakan bahan bacaan lain
Menyediakan waktu diskusi dan menjawab pertanyaan siswa
b. Mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan
pembelajaran yang sudah ditempuh dan mempunyai tujuan yang
bersifat instruksional maupun efek pengiring, misalnya diberikan
arahan tentang
Kegiatan apa yang harus dikerjakan siswa
Bagian mana yang harus mendapat penekanan khusus
Dan lain sebagainya
c. Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan semata-mata
kesulitan dalam belajar akan tetapi disebabkan karena hal lain
seperti kesulitan belajar karena latar belakang sikap negatif
terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar, kebiaan belajar yang
salah atau masalah lain dalam hubungan orang tua, teman dan
sebagainya maka :
Siswa tersebut harus terlebih dahulu diberikan layanan
bimbingan dan penyluhan yang bersofat psikoterapi. Layanan
bimbingan ini bisa dibentuk layanan individual maupun
layanan kelompok.
Jika masalah ini sudah dapat diatasi barulah dilaksanakan
pengajaran remidial seperti butir a dan b
3. Evaluasi Pengajaran Remedial
Pada akhir kegiatan pengajaran remedial dilakukan evaluasi kembali
sampai sejauh mana pengajaran remedial tersebut dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Tujuan utama adalah terpenuhi kriteria
keberhasilan minimal yang diharapkan misalnya 75% taraf penguasan.
Bila ternyata masih belum berhasil makan dilakukan kembali
diagnosis, prognosis dan pengajaran remidial berikutnya, dan demikian
siklus ini beruang terus.

10
D. Analisis Kesalahan Dalam Pembelajaran Matematika
Analisis kesalahan merupakan analisis yang dilakukan oleh seseorang
(misalnya guru atau peneliti) terhadap pekerjaan siswa atau uraian siswa
ketika menyelesaikan sesuatu soal dalam matematika, untuk mendeteksi
kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh siswa.
Berdasarkan hasil analisis oleh Movshovitz-Hadar, Zazlavsky, dan Inbar
(1987), kesalahan siswa dalam matematika dapat diklasifikasikan atas
berbagai jenis, sebagai berikut :
1. Kesalahan Interpretasi Bahasa (misinterpreted language) : misalnya
kesalahan dalam menerjemahkan kalimat sehari-hari dalam soal ke
dalam kalimat matematika , kesalahan dalam menafsirkan sesuatu
lambang matematika yang digunakan, atau kesalahan dalam
menafsirkan sesuatu ungkapan tertentu yang diberikan dalam soal.
2. Kesalahan dalam menarik inferensi yang logis (logically invalid
inference) : misalnya menyimpulkan bahwa jika diketahui Jika p
maka q, lalu disimpulkan bahwa Jika q maka p, atau Jika tidak p
maka tidak q.

3. Kesalahan dalam Penggunaan Teorema atau Definisi (Distorted


Theorem or Definition) : misalnya menerapkan Teorema Pythagoras
pada segitiga yang bukan segitiga siku-siku, menggunakan definisi
secara tidak lengkap, atau menerapkan sifat distributif pada operasi
yang sesungguhnya tidak bersifat distributif
4. Kesalahan yang berupa Penyelesaian yang Tidak Diperiksa Kembali
(Unverified Solution) : misalnya diminta mencari nilai x, tetapi hasil
yang ditampilkan masih mengandung x. Perhitungannya tidak salah,
tetapi hasil yang ditampilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan

E. Materi yang digunakan


1. Identitas Trigonometri
2. Vektor

F. Kerangka berpikir

11
Dalam melaksanakan proses diagnosis dan remediasi kerangka berpikirnya
yaitu : mencari subjek, melakukan wawancara untuk mengetahui materi
matematika yang dianggap sulit, melakukan pretest untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam memahami materi tersebut, menganalisis hasil
pretest untuk dapat mengetahui kesalahan atau penyebab kesulitan siswa,
memberikan treatment berdasarkan hasil analisis pretest, memberikan
postest untuk mengetahui apakah kesulitan belajar siswa sudah teratasi
atau belum agar dapat melanjutkan ke langkah yang berikutnya apabila
siswa tidak mencapai standar nilai yang sudah ditentukan.

BAB III
KEGIATAN YANG AKAN DILAKUKAN DALAM PROSES
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA
DALAM MATEMATIKA, UNTUK SISWA YANG MENJADI
SUBYEK DALAM LAPORAN INI

Kegiatan yang akan kami lakukan dalam proses diagnosis dan remediasi yaitu :
12
1. Melaksanakan Diagnosis
a. Wawancara
Kami melakukan wawancara untuk mengetahui materi apa yang
dianggap sulit oleh siswa. Wawancara ini kami laksanakan pada
pertemuan pertama. Dari kegiatan wawancara ini harapan kami yaitu
dapat mengetahui materi matematika apa yang siswa anggap sulit, dan
menurut siswa mengapa materi tersebut dianggap sulit. Informasi-
informasi seperti itu berguna untuk kami agar dapat ke langkah
diagnosis yang selanjutnya.
b. Pretest
Setelah mengetahui materi yang dianggap sulit oleh kedua siswa yang
menjadi subjek, kami memberikan pretest untuk mengetahui sampai
dimana pemahaman siswa mengenai masing-masing materi yang
mereka anggap sulit. Dari hasil pretest kami kemudian menentukan
treatment yang akan diberikan kepada masing-masing subjek.
c. Memberikan treatment
Treatment kami lakukan selama dua kali pertemuan untuk masing-
masing siswa. Treatment ini berisi penjelasan materi dan sedikit
latihan soal.
d. Postest
Postest dilakukan pada pertemuan setelah pemberian treatment, untuk
mengetahui apakah treatment yang diberikan berhasil membantu siswa
dalam mengatasi kesulitan atau tidak.

2. Melaksanakan Remediasi apabila Siswa Mendapatkan Nilai Dibawah


KKM pada saat tes akhir
Apabila siswa yang sudah diberikan treartment tapi kemudian pada saat
postest hasilnya tidak memuaskan atau dibawah KKM yang sudah
ditentukan maka kami akan memberika remediasi yang berupa penjelasan
ulang sedikit materi, latihan soal, dan kemudian test remediasi.

13
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN, SERTA
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Subyek
Subjek Pertama
Nama Lengkap : Yesberina Amiani Saragih
Nama Panggil : Rina
Tanggal Lahir : 11 Agustus 2001
Sekolah : SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
Alamat Sekolah : Jl. Wardani No. 2 Yogyakarta
14
Subjek Kedua
Nama Lengkap : Brigita Leonra Avelyana Purnama
Nama Panggilan : Ave
Tempat, tanggal, lahir : Sleman, 23 juli 2001
Sekolah : SMA Stella Duce 2
Alamat : Jl. Ring Road Utara No. 264
Kesulitan belajar Matematika : Benci sama pelajaran apalagi materinya
sulit
B. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan kami melakukan lima kali pertemuan
dengan subjek, hal pertama yang kami lakukan adalah mencari subjek untuk
dianalisis kesulitan belajarnya, kami mengunakan subjek dua orang yaitu
siswa SMA kelas X. Subjek pertama adalah siswa les teman sekelas kami,
kami memilih subjek ini karena menurut teman sekelas kami siswa ini sulit
untuk memahami materi ajar. Subjek kedua kami peroleh dari teman sekelas
kami juga, subjek kedua ini adalah siswa yang mengikuti ekstra basket
disekolahnya. Kedua subjek yang kami analisi ini mengunakan kurikulum
yang berbeda, subjek pertama menggunakan kurikulum 2013 sedangkan
subjek kedua menggunakan KTSP untuk proses analisis kesulitan belajar dari
kedua subjek ini kami melihat dari materi apa yang dianggap kedua subjek
ini sulit. Setelah mendapatkan subjek kami bertemu dengan kedua subjek.
Kami melakukan wawancara untuk mengetahui materi apa yang dianggap
sulit oleh subjek. Wawancara ini kami laksanakan pada pertemuan pertama.
Dari kegiatan wawancara ini subjek mengatakan sebenarnya materi
matematika tidak terlalu sulit jika dipelajari pelan-pelan, namun yang
menjadi kendala bagi subjek adalah cara guru mengajar yang sulit dipahami,
guru hanya memberi materi ajar saja tanpa mengetahui apakah siswa
memahami dengan baik materi yang diajarkan. Subjek juga mengatakan jika
sudah tidak memahami materi siswa merasa malas untuk belajar dikelas dan
bertanya kepada guru, sehingga subjek tetap saja terus menerus merasa
kesulitan pada materi yang tidak dipahaminya. Dari wawancara ini juga kami
dapat mengetahui materi apa yang subjek anggap sulit, setelah itu pada
pertemuan kedua kami melakukan pretest apakah subjek benar-benar tidak
15
memahami materi tersebut . Ternyata dari hasil pretest yang kami lakukan
subjek mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pretest tersebut karena
hasil pretes tidak terlalu baik.
Langkah yang kami lakukan untuk membantu kedua subjek ini adalah
dengan memberikan bimbingan belajar terkait materi yang subjek anggap
sulit. Kami memberikan bimbingan belajar dengan beberapa dua kali
pertemuan, disetiap pertemuan bimbingan belajar kami melihat perkembang
subjek apakah subjek sudah mulai ada perubahan memahami materi tersebut.
Setelah melakukan bimbingan belajar dengan dua kali pertemuan dan dirasa
subjek sudah memahami materi dengan baik, kami memberikan subjek
posttest untuk mengukur kemampuan dan melihat perkembangannya apakah
subjek mengalami perubahan dan memahami materi yang diberikan. Dari
hasil posttest ternyata untuk subjek pertama masih perlu melakukan proses
pembelajaran remediasi karena masih terjadi kesalaha-kesalahan dalam
pengerjaan soal, maka dari itu proses pembelajaran remediasi ini dilakukan
agar kesalahan-kesalahan pada posttest subjek pertama tidak terulang
kembali. Untuk subjek kedua tidak mengalami kendala apapun maka dari itu
kami tidak melakukan proses remediasi pada subjek kedua karena subjek
kedua dapat menyelesaikan persoalan dengan baik.

C. Hasil Kegiatan
Dari kegiatan diagnosis yang sudah dilakukan terhadap dua subjek,
hasil yang didapatkan yaitu dari subjeknya sendiri sudah bisa mengatasi
kesulitan belajar mereka pada materi identitas trigonoetri dan vektor. Hal ini
terlihat dari hasil postest yang mereka dapatkan jauh lebih baik dari hasil
pretest. Kegiatan ini juga dapat membuat siswa lebih kritis dalam
menyelesaikan permasalahan matematika dengan aktif bertanya.
Hasil yang kami dapatkan sebagai calon guru dari kegiatan ini yaitu
kami dapat mengetahui kesulitan belajar siswa, penyebab dari kesulitan
tersebut, dan bagaimana cara mengatasinya. Kegiatan ini melatih kami
sebagai calon guru untuk dapat memberikan tindakan yang tepat kepada
16
siswa yang mengalami kesulitan belajar yaitu melalu diagnosis dan
remediasi.
D. Pembahasan
Dari kegiatan yang sudah dilaksanakan, melalui analisis data maupun
pengamatan terhadap dua subjek yang memiliki latar belakang yang berbeda
maka dapat diketahui kesulitan masing-masing subjek dan penyebab
kesulitan tersebut, dan proses dalam mengatasi kesulitan tersebut melalui
kegiatan diagnosis dan remediasi.
1. Analisis dan Pembahasan terhadap hasil kegiatan diagnosis kesulitan
belajar subjek pertama (Rina)
Berdasarkan kegiatan diagnosis kesulitan belajar siswa yang sudah
kami lakukan terhadap subjek pertama yang bernama Rina, melalui
wawancara kami dengan subjek ia mengungkapkan bahwa ia kesulitan
dalam belajar matematika khususnya pada materi vektor. Untuk
mengetahui lebih jauh kesulitan apa yang dialami subjek dan apa
penyebab dari kesulitan tersebut langkah awal yang kami lakukan
terhadap subjek yaitu kami memberikan pretest dengan soal-soal dasar
dari materi vektor seperti penjumlahan vektor, pengurangan vektor,
perkalian vektor, vektor satuan, dan panjang vektor. Menurut kami materi
pada soal pretest tersebut haruslah sudah dipahami dengan baik oleh
subjek karena materi tersebut adalah materi dasar dalam mempelajari
materi vektor. Namun setelah melihat hasil pretest subjek, terlihat bahwa
subjek memang mengalami kesulitan dalam memahami materi vektor.
Dari lima soal yang kami berikan pada pretest, subjek hanya bisa
mengerjakan dua soal yaitu satu soal penjumlahan dan pengurangan
vector, dan satu soal mencari panjang vector satuan. Kesulitan yang
terlihat dari hasil pretest yaitu subjek kesulitan untuk menuliskan
lambang-lambang yang digunakan pada materi vektor seperti lambang
vektor satuan dan lambang panjang vektor, kesulitan mencari nilai pada
suatu vektor yang belum diketahui menggunakan metode eliminasi dan
subtitusi.
Untuk mengatasi kesulitan subjek tesebut kami memberikan
treatment yang berupa bimbingan belajar. Treatment kami berikan
dipertemuan yang selanjutnya yaitu pertemuan ketiga dan keempat.
17
Kegiatan bimbingan belajar kami berikan berdasarkan penyebabab yang
sudah diketahui melalui hasil pretest. Langkah-langkah kegiatan
bimbingan belajar yang kami laksanakan yaitu:
1) Pemberian materi diawal kegiatan bimbingan dengan tujuan agar subjek
mengingat materi yang sudah ia pelajari di sekolah, materi yang kami
berikan antara lain materi vektor berupa materi operasi hitung pada vektor,
hubungan dua vektor dan materi vektor proyeksi.
2) Memberikan contoh soal yang ada pada buku paket matematika kepada
subjek, beserta menjelaskan langkah penyelesaiannya.
3) Memberikan latihan soal dengan pengerjaan terbimbing.
4) Membahas soal latihan secara bersama-sama. Setelah siswa selesai
mengerjakan soal-soal, kami membahas soal-soal tersebut secara bersama-
sama. Dari latihan soal subjek masih mengalami kesulitan dalam
menyelesaikannya, subjek mengalami kebingungan akan langkah-langkah
penyelesaiannya. Kebingungan yang subjek alami kami berikan penguatan
lagi, dengan mengulang kembali secara ringkas materi yang sudah
dipelajari.
5) Karena kami merasa bahwa materi yang diberikan belum diterima dengan
baik oleh subjek, kami memberikan latihan soal sebagai tugas untuk
pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan keempat sebagai langkah lebih
lanjut agar subjek dapat mengatasi permasalahannya.
6) Pada pertemuan keempat kami membahas latihan soal yang sudah subjek
kerjakan di rumah. Dari hasil latihan soal yang diberikan, subjek sudah
bisa mengerjakan soalnya walaupun masih ada beberapa kesalahan dalam
langkah-langkah pengerjaannya.
7) Pada pertemuan keempat juga kami membahas soal pretest pada
pertemuan sebelumnya. Membahas soal pretest sebagai bagian dari latihan
soal yang kami berikan, dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman
siswa.
Kemudian pada pertemuan kelima kami memberikan posttest
kepada subjek. Kami memberikan lima soal posttest, yang soal-soal
tersebut merupakan soal-soal mengenai materi yang sudah kami bahas,
termasuk didalamnya yaitu materi yang dianggap sulitoleh subjek untuk

18
mengetahui apakah materi yang siswa anggap sulit tersebut sudah bisa
teratasi atau belum.
Setelah memerika dan mengamati hasil posttest, ternyata subjek
masih belum bisa memahami materi yang sudah disampaikan dibeberapa
pertemuan dengan baik. Dari lima soal yang kami berikan siswa sudah
mengerjakan semuanya, namun masih banyak kesalahan-kesalahan dalam
langkah pengerjaannya. Kesalahan yang dialami yaitu tidak teliti dalam
perhitungan dan belum bisa menerjemahkan soal dengan baik, sehingga
subjek menemukan penyelesaian yang kurang tepat. Karena masih ada
kesalahan-kesalahan yang diperlihatkan dalam hasil posttest kami
memerikan pengajaran remedial agar subjek mampu mengatasi
kesalahannya lagi.
Pengajaran remedial yang dilakukan yaitu memberikan bimbingan
belajar lagi. Bimbingan belajar pada pengajaran remedia difokuskan untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan subjek yang ada pada hasil posttest.
Pengeajaran remedial diberikan pada satu kali pertemuan, yang
kegiatannya berupa pembahasan soal posttest dan menunjukkan kesalahan
yang dilakukan subjek serta memperbaikinya dengan mengulang materi
tersebut. Kemudian kami juga memberikan beberapa lataihan soal dan
membahasnya bersama-sama. Dari kegiatan pengajaran remedial yang
diberikan, subjek sedikit demi sedikit dapat mengatasi kesulitannya. Hal
ini terlihat dari latihan soal yang sudah bisa subjek kerjakan dengan baik.
2. Analisis dan Pembahasan terhadap hasil kegiatan diagnosis kesulitan
belajar subjek kedua (Ave)
Berdasarkan kegiatan diagnosis kesulitan belajar siswa yang sudah
kami lakukan terhadap subjek kedua yang bernama Ave, dari hasil
wawancara yang sudah dilakukan subjek mengemukakan bahwa ia
kesulitan dalam memahami materi identitas trigonometri khususnya pada
penyelesaian soal terkait materi tersebut. Untuk mengetahui jenis kesulitan
dan apa penyebab dari kesulitan yang dialami kami melakukan pretest
terhadap subjek pada pertemuan kedua. Mengamati hasil pretest yang ia
kerjakan, terlihat bahwa memang benar subjek mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal terkait materi identitas trigonometri. Dari empat soal
pretest yang kami berikan subjek hanya bisa mengerjakan satu soal benar,
19
satu soal salah, dan kedua soal lainnya tidak dikerjakan. Penyebab dari
kesulitan yang dialami subjek adalah pemahaman subjek masih kurang
terkait identitas trigometri dasar (identitas kebalikan, perbandingan,
phytagoras) yang merupakan dasar yang harus diketahui dan dipahami
untuk membuktikan identitas trigometri yang lain. Kurangnya pemahaman
yang siswa alami ini kemungkin dikarenakan subjek kurang latihan soal,
karena dengan latihan soal siswa akan terbiasa dalam langkah-langkah
penyelesaiannya. Dengan sering latihan soal juga subjek akan mudah
dalam mengingat identitas-identias trigonometri yang ada sehingga siswa
menafsirkan identitas mana yang bias digunakan untuk penyelesai suatu
soal terkait materi identitas trigonometri.
Untuk mengatasi kesulitan subjek tesebut kami memberikan
treatment yang berupa bimbingan belajar. Treatment kami berikan
dipertemuan yang selanjutnya yaitu pertemuan ketiga dan keempat.
Kegiatan bimbingan belajar kami berikan berdasarkan penyebab yang
sudah diketahui melalui hasil pretest. Langkah-langkah kegiatan
bimbingan belajar yang kami laksanakan yaitu:
1) Pemberian materi diawal kegiatan bimbingan dengan tujuan agar subjek
mengingat materi yang sudah ia pelajari di sekolah, materi yang kami
berikan antara lain pembuktian identitas phytagoras yang dibuktikan
menggunakan teorema phytagoras, dan identitas trigonometri lain yang
didapatkan dari materi sebelum materi identitas trigonometri yaitu
perbandingan sudut.
2) Memberikan contoh soal kepada subjek dan membimbing subjek dalam
menyelesaikan soal yang diberikan. Bimbingan yang diberikan yaitu
mengamati langkah-langkah pengerjaannya dan membantu apabila subjek
bertanya apabila subjek mengalami kesulitan.
3) Memberikan dua latihan soal untuk mengetahui apakah materi yang telah
kami sampaikan dapat diterima oleh subjek.
4) Membahas soal latihan secara bersama-sama. Setelah siswa selesai
mengerjakan soal-soal, kami membahas soal-soal tersebut secara bersama-
sama. Dari latihan soal subjek sudah bisa menyelesaikannya dengan baik,
tapi ini tidak berarti bahwa siswa sudah memahami materinya dengan baik
karena proses penyelesaian latihan soal subjek diberikan bantuan.
20
5) Membahas soal pretest pada pertemuan sebelumnya. Membahas soal
pretest sebagai bagian dari latihan soal yang kami berikan, dengan tujuan
untuk melatih subjek dalam mengingat-ingat apa yang sudah dipelajari dan
membiasakan subjek untuk mengerjakan soal.
Melalui kegiatan pemberian materi dan latihan soal yang berlangsung pada
dua pertemuan, kesulitan lain yang kami temukan pada subjek yaitu subjek
kurang mampu mengubah bentuk identitas trigonometri yang sudah ada
kebentuk identitas trigonometri lain yang ekuivalen, contohnya
2 2 2 2
sin +cos =1 1sin =cos .
Melalui penjelasan materi dan latihan soal subjek menjadi lebih
kritis dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan pembuktian
identitas trigonometri, hal ini terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan subjek kepada kami. Pada pertemuan yang selanjutnya, kami
memberikan posttest untuk mengetahui sejauh mana pemahaman subjek
akan apa yang telah kami pelajari bersama. Kami memberikan empat soal
posttest degan tingkatan yang berbeda, dari tigkatan mudah, sedang, dan
sulit, dengan waktu pengerjaan dua jam. Dari hasil posttest yang sudah
dilaksanakan, subjek berhasil mengatasi kesulitannya dalam
menyelesaikan soal terkait materi identitas trigonometri. Subjek berhasil
memperoleh hasil posttest yang lebih baik dari hasil pretest. Sehingga,
karena hasil posttest sumbjek yang meningkat dari hasil pretest kami tidak
memberikan kegiatan remediasi terhadap subjek kedua ini.

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN UNTUK TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diagnosis dan remidiasi yang telah dipaparkan di
atas dapat disimpulkan bahwa, dalam proses pembelajaran tugas guru tidak
hanya sekedar menyampaikan materi atau mentransfer ilmu saja kepada
siswa, guru juga dituntut dapat memahami kesulitan belajar yang dialami
siswa, untuk mengetahui kesulitan belajar siswa dapat dilakukan diagnosis
kesulitan belajarnya. Kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang
memiliki masalah sehingga tidak dapat belajar sebagaimana mestinya
sehingga berdampak pada keberhasilan belajar siswa. Salah satu faktor
intelektual yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar khususnya
pada dua subjek pada materi Identitas Trigonometri dan vektor adalah subjek
salah dalam memahami konsep materi pembelajaran, subjek pertama kurang
memahami konsep dasar dari vektor sehingga dalam menyelesaikan persoalan
mengalami kesulitan, subjek kedua kurang mampu mengubah bentuk identitas
trigonometri yang sudah ada kebentuk identitas trigonometri lain yang
ekuivalen kurang dan kurang teliti dalam mengrjakan persoalan materi
identitas trigonometri. Faktor lain yang menyebabkan subjek mengalami
kesulitan belajar adalah subjek malas untuk mencatat materi yang diberikan
oleh guru disekolah sehingga subjek merasa kebinggungan jika diberikan
tugas.
Setelah diberikan treatment untuk membantu subjek mengatasi kesulitan
belajarnya pemahaman konsep vektor untuk subjek pertama lebih baik dari
hasil pretes yang dilakukan dilihat dari hasil posttest yang dilakukan,
kesalahan-kesalahan yang dilakukan subjek pertama sedikit berkurang, namun
subjek pertama masih harus melakukan proses pembelajaran remediasi,
beberapa kesalahan yang masih dilakukan oleh subjek pertama dalam posttest
adalah subjek kurang teliti dalam pengerjaan soal dan subjek kurang mengerti
lagkah-langkah pengerjaan dari soal yang diberikan maka dari itu subjek
pertama diberikan bimbingan belajar lagi agar kesalahan-kesalahan yang
sering dilakukan oleh subjek pertama tidak terulang lagi. Untuk subjek kedua
setelah diberikan treatment pemahaman konsep materi identitas trigonometri
meningkat dan kesalahan dalam mengerjakan soal pun berkurang. Hal ini
22
dapat dilihat dari hasil posttest yang dilakukan ternyata ada perubahan yang
dialami siswa selama proses diagnosis dan remediasi ini dan untuk subjek
kedua tidak perlu melakukan proses pembelajaran remediasi karena dari hasil
posttest yang dilakukan sudah baik dan tidak terjadi kesalahan dalam
pengerjaan soal.
B. Saran untuk Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil diagnosis dan kesimpulan diatas, maka kami ingin
mengajukan beberapa saran dan tindak lanjut dalam permasalah kesulitan
belajar siswa yaitu untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, guru dituntun
dapat mengenal tiap-tiap kesulitan yang dihadapi siswa, agar guru dapat
menentukan cara terbaik mengatasi kesulitan belajar siswa. Guru juga
diharapkan dapat memberikan pembelajaran remedial pada siswa yang
nilainya belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Program
remedial harus disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa
sehingga setiap siswa memperoleh pelayanan yang tepat. Untuk langkah
remedial yang tepat, maka sebaiknya program remedial dilaksanakan setelah
tes diagnosis yang berfungsi sebagai alat identifikasi kesulitan siswa. Selain
itu kami juga menyarankan agar guru melakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa ditinjau dari berbagai
faktor seperti faktor fisiologis, emosional, sosial maupun faktor internal dan
faktor ekternal.

23
DAFTAR PUSTAKA
Entang, M. 1984. DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN
REMEDIAL. Jakarta: Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan.
Miyanto & Ngapiningsih. 2014. Detik-detik UJIAN NASIONAL MATEMATIKA.
Klaten: PT Intan Pariwara
Sukino. 2007. MATEMATIKA JILID 3A untuk kelas XII. Jakarta: Erlangga
Partowisastro, Koestoer & A. Hadisuparto. 1984. DIAGNOSA DAN
PEMECAHAN KESULITAN BELAJAR jilid 1. Jakarta: Erlangga
Wirodikromo, sartono. 2006. MATEMATIKA JILID 1 untuk kelas X. Jakarta:
Erlangga

24
LAMPIRAN
Lampiran Lembar Kerja Subjek Pertama
Soal Pretest

Latihan

25
Posttest

Latihan Remediasi

26
Lampiran Lembar Kerja Subjek Kedua
27
Pretest

Latihan

28
29
Posttest

30
31

Anda mungkin juga menyukai