Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODOLOGI

Evaluasi program dilakukan di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur


pada tanggal 18 sampai 28April 2017. Metode evaluasi yang digunakan dalam laporan
evaluasi program presentasi WUS yang melakukan deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur ini terbagi dalam
beberapa tahap. Berikut adalah uraian dari tahap-tahap dalam evaluasi program
tersebut.

3.1. Penetapan Tolak Ukur dari Keluaran


Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapaian hasil
keluaran (output) atau dampak (impact) adalah dengan menetapkan indikator yang
akan dipakai untuk mengukur keluaran atau dampak sebagai keberhasilan dari suatu
program kesehatan. Setiap indikator memiliki tolak ukur keberhasilan yang telah
ditetapkan oleh dinas kesehatan wilayah setempat ataupun nasional.
Penetapan tolak ukur dalam evaluasi program ini didasarkan pada beberapa
rujukan yaitu:
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan Tahun 2015-2019
2. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Nomor 8416.1 Tahun
2014 Tentang Penetapan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Pontianak
Tahun 2015-2019
3. Standar pelayanan minimal dan indikator kinerja upaya UPTD Puskesmas
Kecamatan Pontianak Timur Tahun 2016.
Adapun indikator dan tolak ukur program persentase WUS yang melakukan
deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara di UPTD Puskesmas Kecamatan
Pontianak Timur tahun 2016 disajikan dalam tabel berikut.

Tabel. 3.1. Tolak Ukur Program Persentase WUS yang Melakukan Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
No Tolok Ukur Keberhasilan
Indikator
.
Persentase WUS yang melakukan deteksi dini
1. 7.5
kanker leher rahim dan kanker payudara

3.2. Pengumpulan Data


26
27

1. Data primer
Data primer dikumpulkan dengan observasi dan wawancara langsung terhadap
penanggung jawabprogram cakupan kesehatan ibu dan anak, kepala
puskesmas, dokter puskesmas, kader kesehatan dan masyarakat di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur.
2. Data sekunder
Data sekunder dikumpulkan dengan mempelajari dokumentasi Puskesmas,
yaitu Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur periode
tahun 2016 dan laporan bulanan program persentase WUS yang melakukan
deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara tahun 2016

3.3. Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dilakukan dengan membandingkan data indikator program
persentase WUS yang melakukan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara
di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur dengan tolak ukur keberhasilan
unsur-unsur program untuk mencari adanya kesenjangan.

3.4. Menetapkan Prioritas Masalah


Untuk lebih mudah kita menganalisis permasalahan yang menjadi prioritas,
terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan. Diantara alat analisis tersebut
adalah matriks urgency, seriousness, dan growth atau yang sering disingkat Matriks
USG.

Pentingnya suatu masalah dibandingkan masalah lainnya dapat dilihat dari tiga
aspek berikut:
1. Bagaimana gawatnya masalah dilihat dari pengaruhnya sekarang ini terhadap
produktivitas, orang, dan / atau sumber dana dan daya?
2. Bagaimana mendesaknya dilihat dari waktu yang tersedia?
3. Bagaimanakah perkiraan yang terbaik mengenai kemungkinan berkembangnya
masalah?
28

Pada penggunaan Matriks USG, untuk menentukan suatu masalah yang


prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga faktor tersebut
adalah urgency, seriuosness dan growth.
Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan
maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.
Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut terhadap
organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi organisasi seperti
dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia, sumber daya atau
sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap organisasi maka
semakin serius masalah tersebut.
Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang
masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu masalah yang
cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.
Untuk mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan masalah prioritas,
maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-masing unsur USG tersebut. Umumnya
digunakan skor dengan skala tertentu. Misalnya penggunaan skor skala 1-5. Semakin
tinggi tingkat urgensi, serius, atau pertumbuhan masalah tersebut, maka semakin tinggi
skor untuk masing-masing unsur tersebut.

3.5. Pembuatan Kerangka Konsep dari Masalah yang Diprioritaskan


Tujuan pembuatan kerangka konsep adalah menentukan penyebab masalah yang
telah diprioritaskan. Hal ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor penyebab
masalah yang telah diprioritaskan. Faktor-faktor tersebut berupa komponen input
(man, material, money, method dan lingkungan). Kerangka konsep disusun dengan
menggunakan pendekatan fishbone. Kerangka konsep tersebut diharapkan dapat
mengidentifikasi semua faktor penyebab.

3.6. Identifikasi Penyebab Masalah


Kemungkinan-kemungkinan penyebab masalah diidentifikasi dengan
mengelompokkan faktor-faktor dalam unsur input (man, material, money, method),
29

proses (method), dan lingkungan yang diperkirakan berpengaruh terhadap prioritas


masalah. Kemudian indikator faktor tersebut dibandingkan dengan tolak ukurnya.
Suatu faktor ditetapkan menjadi penyebab masalah jika ada kesenjangan antara
pencapaian indikator dan tolak ukurnya. Jumlah penyebab masalah bisa lebih dari satu.

3.7. Perencanaan Penyelesaian Masalah


Perencanaan penyelesaian masalah disusun berupa rancangan program yang
diharapkan dapat menyelesaikan masalah program di masa yang akan datang.
Perencanaan penyelesaian masalah dibuat dengan memperhatikan kemampuan, situasi,
dan kondisi Puskesmas. Perencanaan penyelesaian masalah dibuat secara rinci
meliputi tujuan, sasaran, target, metode, jadwal kegiatan serta rincian dana.

3.8. Penentuan Prioritas Penyelesaian Masalah


Penentuan prioritas penyelesaian masalah dilakukan untuk memilih alternatif
penyelesaian masalah yang paling menjanjikan. Sebelum melakukan pemilihan
sebaiknya dicoba memadukan berbagai alternatif penyelesaian masalah terlebih
dahulu. Bila tidak dapat dilaksanakan barulah dilakukan pemilihan. Cara pemilihan
dapat dilakukan dengan metode CARL. Metode ini baik digunakan bila pengelola
program memiliki hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan masalah. Metode ini
didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi nilai 0-5.Kriteria yang
dimaksud adalah:

C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)


A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau
tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara /
teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
30

Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau prioritas


adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.

Anda mungkin juga menyukai