TANAMAN
ABSTRACK
PENDAHULUAN
METEDOLOGI
Prosedur kerja
Hasil Percobaan
Pembahasan
Pada percobaan kali ini melakukan pengamatan pada DNA dengan menggunakan beberapa
bahan senyawa kimia dan beberapa perlakuan fisik pada bahan yang diuji. Proses isolasi
DNA menurut Muladno (2002)diawali dengan proses ekstraksi DNA. Dengan perlakuan fisik
yaitu penggerusan dengan mortar dan pistil. Hal ini bertujuan untuk memisahkan DNA
dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini dilakukan dengan hati-hati, sehingga
tidak menyebabkan kerusakan pada dinding sel, membran sel membran plasma dan
membran inti. Sedangkan secara kimiawi dapat dengan pemberian yang dapat merusak
membran sel dan membran inti, salah satunya adalah detergen ini bertujuan untuk
memecahkan dinding sel dan membran sel lapisan pembungkus DNA. Ini disebabkan
karena sifat dari detergen sama dengan sifat dinding sel yang hidrofobik, sehingga terjadi
ikatan diantara keduanya dan menyebabkan dinding sel rusak.
Lalu ditambahkan garam dapur dan diterjen dengan perbandingan : 1, 1 : 1, dan 1 :
kemudian diaduk. Pengisolasian DNA menggunakan garam dapur dengan tujuan untuk
memekatkan DNA. Hal ini dapat terjadi karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu
membentuk ikatan dengan kutub negative pada ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+ garam
berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA akan berkumpul. Sedangkan Penambahan
deterjen (SDS) berfungsi untuk melisiskan barier (penghalang) sel secara kimia sebagai
pengganti senyawa kimia.
Pada tabung reaksi tersebut kemudian dipisahkan bagian bagian yang telah terurai dengan
menggunakan alkohol dingin berkonsentrasi 70%. Alkohol tidak melarutkan DNA dan berat
jenis alkohol yang lebih ringan dari air membuat DNA naik dan melayang-layang di
permukaan. Dan ini dibuktikan dengan adanya serabut halus yang mengambang di dalam
air.
Kemudian pada bahan uji yang telah diberikan perlakuan secara fisik dan kimiawi
menghasilkan serabut serabut yang banyak dan ada juga yang sedikit. Pada bahan uji buah
yang memiliki serabut banyak yaitu pada buah mangga, tomat, pepaya, dan brokoli dan
bahan uji yang memiliki serabut sedikit yaitu, kiwi, bombay, alpukat, dan melon. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh pada kandungan air yang ada pada setiap buah dimana
kandungan air dalam buah mempengaruhi banyak atau tidaknya serabut. MenurutAgus dan
Sjafaraenan (2014) bahwa buah dengan kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang
berbeda jika dibandingkan dengan buah berkadar air rendah. Semakin tinggi kadar air maka
sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang terpresipitasi
juga akan sedikit. Akan tetapi pada alpukat tidak sesuai dengan teori dimana alpukat
memiliki kadar air yang sedikit menghasilkan serabut yang sedikit dibandingkan dengan
yang lainya. Kemungkinan ini terjadi kesalahan atau ketika penggerusan alpukat digerus
sampai halus sehingga ekstraknya semakin sedikit dan DNA yang terpresipitas juga jadi
sedikit.
I. DAFTAR PUSTAKA
Sudjadi, B. 2007.Biologi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 2005. Dasar dasar Biokimia. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Kikuchi, Yo. 2010. Extracelluler nucleid acids. Spinger: Verlag Berlin Heidellberg.
Yuswono, Triwibowo. 2006. Bioteknologi Pertanian. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Adie, Ahmad H. 1999. Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : ECG
Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Pustaka Wirausaha Muda dan
USESE Foundation. Bogor.