BAB I
PENDAHULUAN
dalam berinteraksi dengan lingkungan. Istilah lain untuk ASDs adalah Pervassive
kali hampir secara bersamaan oleh psikiatri Leo Kanner dan ahli anak Hans
terjadinya gangguan yang sedang diamati adalah hasil dari kelainan yang sudah
Onset autisme terjadi pada usia kurang dari 3 tahun, dan rata-rata umur
saat didiagnosis adalah 3,5 tahun. Dengan pengamatan yang lebih seksama maka
autisme dapat didiagnosis pada usia 18 bulan, bahkan dapat mulai menunjukkan
Pada tahun 2000, the Center for Disease Control and Prevention
adalah 6/1000. Pada tahun 2007, dilaporkan prevalensi anak yang berusia 8 tahun
dengan ASDs berkisar antara 1:303 dan 1:94 pada 14 tempat di Amerika Serikat,
dengan rata-rata 1:150 atau 6,6 setiap 1000 anak berusia 8 tahun. Angka yang
setengah abad yang lalu hanya menghitung jumlah pasien Autistic Disorder saja.
3,3:1000 (Johnson & Myers, 2007). Data yang pasti belum ada di Indonesia,
banyak dianut saat ini adalah bahwa penyebab autisme adalah multifaktorial yaitu
faktor genetik, dan faktor lingkungan yang saling mempengaruhi (Blaxill, 2004).
Penelitian pada anak kembar dan penelitian pada keluarga menghasilkan bukti
adanya peranan genetik dengan lebih dari satu lokus yang terlibat. Penelitian
lingkungan juga sangat penting sebagai etiologi dari ASDs, dan penelitian
prenatal yang berperan sebagai etiologi dari autisme (Croen dkk., 2007).
Penderita ASDs diketahui memiliki kelainan pada otak, namun tidak ada
satupun bentuk neuropatologi yang jelas yang dapat diketahui hingga sekarang
dan tidak ada satupun bentuk patofisiologi yang dapat diterima. Penelitian dalam
saraf, pembentukan sinaps, dan perpindahan saraf pada saat pertumbuhan dan
2002).
klinis, namun juga pada aspek sosial dan ekonomi. Secara klinis autisme
memiliki prognosis yang tidak baik, sementara keluarga dari anak autisme
dan pendidikan autisme sering tidak murah dan harus dijalankan dalam waktu
yang lama sehingga hal ini membawa dampak pada ekonomi keluarga (Bawono,
2008).
Dua per tiga pasien ASDs akan tetap tidak mampu untuk hidup mandiri
dan masih bergantung pada orang lain saat dewasa. Gejala yang tidak mengalami
autisme dengan IQ di atas 70 dan dapat berkomunikasi pada usia 5-7 tahun
memiliki prognosis yang terbaik (Sadock, 2003). Prognosis yang tidak baik pada
Beberapa dekade terakhir rata-rata usia ibu dan usia ayah saat memiliki
keturunan semakin meningkat. Rata-rata usia ibu saat mengandung pertama kali
di Inggris mengalami peningkatan dari 26,4 pada tahun 1974 hingga 29,3 pada
tahun 2002. Rata-rata usia ayah saat memiliki anak pertama kali di Inggris juga
mengalami peningkatan dari 29,2 pada tahun 1980 menjadi 32,1 pada tahun 2002
beberapa penelitian (Croen dkk., 2007 dan Durkin dkk., 2008). Peranan usia ayah
dengan terjadinya ASDs lebih jarang diteliti, walaupun peningkatan usia ayah
Usia ibu telah dihubungkan dengan kelainan tumbuh kembang saraf dan
Sindrom Down dan telah dihubungkan dengan risiko terjadinya kerusakan otak
selama kehamilan, disleksia, dan retardasi mental akibat penyebab yang tidak
jelas. Penelitian tentang hubungan antara peningkatan usia ayah dan usia ibu dan
dkk., 2006).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Croen dkk. tahun 2006, didapatkan
insiden ASDs meningkat hampir dua kali pada ibu yang berusia 40 tahun
dibandingkan yang berusia 40 tahun dan insiden ASD meningkat lebih dari tiga
Pada penelitian yang dilakukan oleh Durkin dkk. tahun 2008, didapatkan
bahwa usia ayah dan usia ibu berpengaruh pada terjadinya ASDs. Pada penelitian
ini didapatkan pada usia ibu >35 tahun terdapat peningkatan risiko terjadinya
autisme pada anak, sedangkan pada usia ayah peningkatan risiko ASDs
Pada penelitian yang dilakukan oleh Bilder dkk. tahun 2009, didapatkan
bahwa usia ibu >34 tahun meningkatkan risiko terjadinya autisme pada anak
dibandingkan dengan ibu yang memiliki keturunan pada usia 20-34 tahun.
dan penelitian mengenai usia ayah dan usia ibu saat mengandung sebagai faktor
risiko ASDs tidak ditemukan. Rata-rata usia ibu dan usia ayah saat memiliki
yang melaporkan hasil yang masih kontroversi antara hubungan usia ayah dan
usia ibu saat mengandung dengan kejadian ASDs, dan lebih mudahnya untuk
mendapatkan informasi mengenai usia ayah dan usia ibu saat mengandung
dibandingkan dengan faktor risiko ASDs lainnya, menyebabkan faktor risiko usia
ayah dan usia ibu saat mengandung dipilih untuk menjadi bahan untuk penelitian
ini.
B. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah terdapat hubungan antara usia ayah saat ibu mengandung dengan
2. Apakah terdapat hubungan antara usia ibu saat mengandung dengan kejadian
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum:
1. Menentukan apakah terdapat hubungan antara usia ayah saat ibu mengandung
Tujuan Khusus:
2. Menentukan apakah usia ibu saat mengandung merupakan faktor risiko ASDs.
E. Manfaat Penelitian
ilmu dan bidang pengabdian masyarakat, dan bagi keluarga dan anak dengan
ASDs, seperti:
Penelitian ini mencari hubungan antara peningkatan usia ayah dan usia
ibu saat mengandung dengan kejadian ASDs pada anak sehingga dapat
7
Dengan mengetahui hubungan antara peningkatan usia ayah dan usia ibu
F. Keaslian Penelitian
hubungan antara peningkatan usia ayah dan usia ibu saat mengandung dengan
Croen dkk. (2007) melakukan penelitian tentang hubungan antara usia ibu
dan usia ayah dengan risiko terjadinya ASDs pada keturunannya. Penelitian ini
melaporkan risiko ASDs meningkat secara nyata setiap 10 tahun kenaikan usia
ibu (RR 1,3 dan IK 95% 1,2 sampai 1,6) dan usia ayah (RR 1,3 dan IK 95% 1,1
sampai 1,5). Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Croen dkk. dengan
penelitian ini adalah pada penelitian yang dilakukan oleh Croen dkk.
menganalisis usia ayah dan usia ibu sebagai variabel kontinyu dan variabel
kategorik, sedangkan pada penelitian ini usia ayah dan usia ibu dianalisis sebagai
8
variabel kategorik. Penelitian Croen dkk. membagi usia ayah dan usia ibu
menjadi 6 kelompok (<20, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, dan 40 tahun) sedangkan
pada penelitian ini membagi usia ayah dan usia ibu menjadi 2 kelompok (ayah
Durkin dkk. (2008) melakukan penelitian tentang hubungan usia ibu dan
usia ayah dengan risiko terjadinya ASDs. Penelitian ini menggunakan metode
and Statistical Manual of Mental Disorders, fourth edition text revision (DSM-IV
TR). Setelah penyesuaian pada usia orangtua yang lain, urutan kelahiran,
pendidikan ibu, dan kovariat yang lainnya maka baik usia ibu dan usia ayah
berhubungan dengan kejadian ASDs (usia ibu 35 tahun RO 1,3; IK 95% 1,1
sampai 1,6 dan usia ayah 40 tahun RO 1,4; IK 95% 1,1 sampai 1,8). Keturunan
pertama dari kedua orangtua yang berusia lebih tua 3 kali lebih besar untuk
3,1; IK 95% 2,0 sampai 4,7). Penelitian yang dilakukan oleh Durkin dkk. ini
menganalisis usia ayah dan usia ibu sebagai variabel kontinyu dan variabel
kategorik dengan membagi baik usia ayah maupun usia ibu menjadi 6 kelompok
sedangkan pada penelitian ini menganalisis usia ayah dan usia ibu sebagai
variabel kategorik (ayah <40 dan 40 tahun sedangkan ibu <35 dan 35 tahun).
berhubungan dengan presentasi bokong pada bayi (RR 1,63; IK 95% 1,18 sampai
2,26), nilai apgar yang rendah pada menit pertama (RR 1,89; IK 95% 1,10 sampai
3,27), usia kehamilan saat melahirkan <35 minggu (RR 2,45; IK 95% 1,55
sampai 3,86), dan riwayat kejiwaan orangtua (RR 3,44; IK 95% 1,48 sampai 7,95
bermakna antara risiko terjadinya autisme dan berat bayi sesuai dengan usia
ASDs. Penelitian ini dilakukan pada anak yang lahir di Israel dalam 10 tahun
ataupun lebih tua memiliki risiko sebesar 5,75 kali untuk menderita ASDs
dibandingkan usia ayah yang kurang dari 30 tahun setelah mengontrol tahun
kelahiran, status sosioekonomi, dan usia ibu (IK95% 2,65 sampai 12,46).
Peningkatan usia ibu tidak memiliki hubungan dengan ASDs setelah disesuaikan
dengan usia ayah. Penelitian yang dilakukan oleh Reichenberg dkk. ini
menganalisis usia ayah sebagai variabel kategorik yang membagi usia ayah
penelitian ini membagi usia ayah menjadi 2 kelompok (<40 dan 40 tahun). Usia
10
ibu dibagi menjadi 3 kelompok (15-29, 30-39, dan 40 tahun) pada penelitian yang
dilakukan oleh Reichenberg dkk. sedangkan pada penelitian ini dibagi menjadi 2
peningkatan usia ayah dengan terjadinya ASDs. Delapan puluh empat pasien
dengan ASDs tapi tanpa kelainan intelektual dan 208 kontrol sehat dimasukkan
dalam penelitian ini. Setelah penyesuaian usia, jenis kelamin, jumlah anak, dan
usia ibu, dilaporkan peningkatan risiko yang meningkat sebesar 2,5 kali untuk
setiap peningkatan 10 tahun usia ayah. Pada analisis usia sebagai variabel
ASDs pada anak (RO 3,1; IK 95% 1,2 sampai 8,2). Usia ibu dikatakan tidak
dkk. ini mengeksklusi anak-anak dengan ASD yang memiliki IQ <70 sedangkan
pada penelitian ini tidak menggunakan kriteria IQ untuk kriteria inklusi maupun
eksklusi kasus. Penelitian yang dilakukan oleh Tsuchiya dkk. ini menganalisis
usia ayah dan usia ibu sebagai variabel kategorik dan variabel kontinyu
sedangkan pada penelitian ini menganalisis usia ayah dan usia ibu sebagai
variabel kategorik.
11
Tabel 1. Penelitian yang meneliti hubungan antara peningkatan usia ayah dan usia ibu dan risiko autisme pada anak
No Peneliti Desain Jumlah subyek Penelitian Hasil
Penelitian
1 Croen Kohort 132844 anak di Kaiser Permanente, risiko ASDs meningkat secara nyata setiap 10 tahun kenaikan
dkk., Prospektif California Utara sejak 1 Januari 1995 31 usia ibu (RR 1,3 dan IK 95% 1,2 sampai 1,6) dan usia ayah
2007 Desember 1999. 593 anak dengan ASD dan (RR 1,3 dan IK 95% 1,1 sampai 1,5)
132251 anak lainnya sebagai kontrol.
2 Durkin Kasus- 253347 anak di Amerika sejak tahun 1994 - Baik usia ibu maupun usia ayah berhubungan dengan kejadian
dkk., kontrol 2002. Kasus terdiri atas 1251 anak berusia 8 ASDs (RO usia ibu 35 th 1,3; IK 95%: 1,1 sampai 1,6; RO
2008 tahun yang didiagnosis sebagai ASD. usia ayah 40 th 1,4; IK 95%: 1,1 sampai 1,8)
3 Larsson Kohort Penelitian dilakukan di Denmark, dengan Setelah dilakukan penyesuaian menunjukkan bahwa terjadinya
dkk., total kasus 698 anak dengan diagnosis autisme berhubungan dengan presentasi bokong pada bayi (RR
2004 ASDs dengan melakukan matching di 1,63; IK 95% 1,18 sampai 2,26), nilai apgar yang rendah pada
kelompok kontrol, pada jenis kelamin, menit pertama (RR 1,89; IK 95% 1,10 sampai 3,27), usia
tahun kelahiran dan usia. kehamilan saat melahirkan <35 minggu (RR 2,45; IK 95% 1,55
sampai 3,86), dan riwayat kejiwaan orangtua (RR 3,44; IK 95%
1,48 sampai 7,95 untuk schizophrenia-like psychosis).
4 Reichenb Kasus- Penelitian ini dilakukan pada pasien Yahudi Keturunan dari ayah berusia 40 tahun memiliki risiko sebesar
erg dkk., Kontrol yang lahir di Israel selama 6 tahun. 5,75 kali untuk menderita ASDs dibandingkan usia ayah <30
2006 Didapatkan total 378891 sampel pada tahun setelah mengontrol tahun kelahiran, status sosioekonomi,
penelitian ini. dan usia ibu (IK95% 2,65 sampai 12,46). Peningkatan usia ibu
tidak memiliki hubungan dengan ASDs setelah disesuaikan
dengan usia ayah.
5 Tsuchiya Kasus- Penelitian dilakukan di Jepang, dengan Setelah penyesuaian dilaporkan peningkatan risiko sebesar 2,5
dkk., kontrol partisipan terdiri dari individu dengan IQ kali untuk setiap 10 tahun usia ayah. Pada analisis usia sebagai
2008 70, dan didiagnosis dengan DSM-IV variabel kategorik dilaporkan usia ayah di atas 33 tahun
sesuai dengan gengguan autistik. Kontrol berhubungan dengan kejadian ASDs pada anak (RO 3,1; IK
didapatkan dari sukarelawan yang sehat dan 95% 1,2 sampai 8,2). Usia ibu dikatakan tidak memiliki
tidak berhubungan dengan kasus. hubungan yang bermakna.