Anda di halaman 1dari 23

Sejarah GSM

Pada tahun 1979 WARC (World Administrative Radio Conference) menyatakan


bahwa frekuensi 860 Mhz - 960 Mhz dialokasikan untuk komunikasi seluler di masa yang
akan datang. Pada saat itu teknologi yang digunakan masih menggunakan sistem analog.
Yang pertama muncul adalah mobile phone dengan layanan dari Nordic Mobile Telephone
(NMT). Kemudian disusul oleh layanan dari Advanced Mobile Phone Service (AMPS).
Kemudian tahun 1982 perancis dan jerman mempelopori munculnya GSM yang ditetapkan
oleh CEPT (Conference Europeance d'Administration de Post et Telecommunication) sebagai
standart digital selular untuk eropa. Tahun 1985 jerman, itali, perancis, ingris mulai
mengembangkan gsm. Tahun 1986 diadakan pengujian terhadap sistem GSM dan mulai
dikembangkan. pada tahun 1987 ditandatangai pemahaman memorandum pemakaian GSM
oleh 14 negara di eropa. Tahun 1991 dimulai pengoperasian jaringan GSM yang dimulai dari
setiap kota-kota besar yang dirancang pada tahun 1993 dan tahun 1995 telah mencapai semua
jalan raya antar kota. GSM mulai dioperasikan secara komersil sekitar tahun 1992.
Dengan ini dapat diputuskan bahwa pembuatan GSM membutuhkan waktu yang lama
dan sangat kompleks sehingga pada tahun 1992 baru diputuskan type approval untuk
handphone karena harus melewati banyak pengujian. Karena mengantisipasi penggunaan
yang sangat besar pada daerah yang padat dari GSM maka dikembangkan teknologi baru
yaitu DSC 1800 yaitu digital celular system yang memiliki alokasi frekuensi 1800 Mhz.
Dengan frekuensi yang besar maka pencapaian kapasitas pelanggan yang sangat besar per
setiap wilayah.
Global system for mobile atau disingkat GSM merupakan standart sistem seluler yang
telah berkembang di negara eropa sejak tahun 1991. Gsm merupakan sistem standar global
yang menjadi dasar standar telepon di eropa pada tahun tersebut. Sebelumnya setiap negara
tidak memiliki standart sistem selular yang tetap sehingga setiap sistem hanya dapat
digunakan pada negara masing-masing. Hal ini sangat tidak mendukung kegiatan masyarakat
yang sering berada di negara lain karena memiliki perbedaan pada sistem telekomunikasi.
setiap vendor hanya dapat mengembangkan sarana telekomunikasi secara nasional saja
karena untuk mengembangkan di negara lain membutuhkan biaya yang sangat besar. Atas
alasan tersebut perancis dan jerman mempelopori tumbuhnya teknologi digital selular yang
akhirnya dikenal sebagai GSM. GSM yang terbentuk menghasilkan standart telepon sistem
selular radio yang bekerja pada frekuensi 900 Mhz. Penggunaan alokasi ini diambil
berdasarkan dari rekomendasi GSM comitte. Kemudian waktu berjalan dan kembali
dikembangkan sebuah terobosan baru atau ditemukan standart baru yang mirip yaitu DCS
1800 yang mendukung personal Communication Service pada frekuensi 1,8 Ghz sampai 2
Ghz.

GSM Komunikasi

Dalam teknik telekomunikasi, agar sinyal informasi (suara) dapat dikirim ke tempat
lain, sinyal informasi ini harus ditumpangkan pada sinyal lain. Sinyal informasi yang
menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal radio yang
disebut sinyal pembawa (carrier). Gelombang/sinyal carrier adalah gelombang radio yang
mempunyai frekuensi jauh lebih tinggi dari frekuensi sinyal informasi. Berbeda dengan sinyal
suara yang mempunyai frekuensi beragam dengan range 20 Hz hingga 20 kHz, sinyal carrier
ditentukan pada satu frekuensi saja. Selanjutnya, agar dapat dikirim ke tempat lain, Sinyal
informasi diubah menjadi sinyal digital, Sinyal tersebut dimodulasikan dan dibawa ke tempat
tujuan dan didemodulasi sehingga sinyal informasi tersebut dapat diterima.
Proses pembangunan hubungan dalam sistem telekomunikasi bergerak secara umum
dapat diuraikan sebagai berikut. Mobile Station (MS) melakukan inisialisasi call melalui BTS
yang melayaninya, BTS meneruskan ke BSC dan ke MSC. MSC akan memeriksa nomor
tujuan yang dimaksud. Apabila nomor tujuan yang dimaksud adalah nomor CDMA dalam
jaringan yang sama maka MSC akan menanyakan lokasi MS tujuan tersebut pada HLR. HLR
akan merespons dengan memberi informasi lokasi BTS dimana MS tersebut berada ke MSC.
Selanjutnya MSC akan mengirimkan paging melalui ke BTS melalui BSC. Apabila nomor
tujuan ternyata nomor milik jaringan kota lain atau operator lain maka MSC akan
meneruskan panggilan ke arah jaringan lawan tersebut. Selanjutnya proses pencarian akan
dilakukan oleh jaringan lawan dengan mekanisme yang lebih kurang sama.
Arsitektur GSM

Gambar 1. Model sistem GSM ericsson


Arsitektur jaringan GSM terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :
1. Switching Subsystem (SSS) = Network switching System (NSS)
SWITCHING SYSTEM
MOBILE SERVICES SWITCHING CENTER
MSC dalam sistem GSM menggunakan teknologi AXE, termasuk di dalamnya
modularitas sistem. MSC mengontrol panggilan dari dan menuju sistem telepon maupun
data yang lain. MSC juga menjalankan fungsi lainnya seperti : fungsi gerbang toll,
interface jaringan, common channel signaling, dll.
MSC merupakan network elemen central dalam jaringan GSM. Semua yang berhubungan
dengan voice call atau transfer data yang dilakukan oleh MS menggunakan MSC sebagai
pembangun hubungan.

MSC dibagi menjadi MSC monolitik dan MSC In Pool.


MSC Monolitik, yaitu terdiri atas MSC dan MGW. MSC berfungsi sebagai pengaturan
signaling dan control. MGW berfungsi sebagai pengatur voice.
MSC In Pool yaitu MSCS blade cluster Atau msc yang terdiri dari multi MSC.
MSC-S memberikan kontrol yang efisien dan terpusat untuk didistribusikan ke switching
yang disediakan oleh Mobile media gateway (M-MGw), untuk memeastikan fleksibel, desain
jaringan biaya yang effektif, dan evolusi halus ke jaringan inti all-IP.
Selain itu MSC juga berfungsi untuk mengontrol :
Switching dan call routing
MSC mengendalikan call set-up, supervisi dan berhubungan dengan perangkatperangkat
lain, termasuk routing panggilan dari MS ke jaringan lain seperti PSTN.
Comunication
MSC menyelenggarakan komunikasi HLR, VLR, BSC, atau juga dengan MSC lainnya.
Charging
Sebuah MSC terdiri atas fungsi untuk charging pembicaraan bergerak selama pembicaraan
maka informasi charging disimpan di pusat billing

GATEWAY MSC
Gateway adalah titik pertemuan yang menghubungkan dua jaringan (networks). Gateway
sering diletakkan bersama dalam MSC. Tipe yang diset-up ini selanjutnya disebut
Gateway-MSC (GMSC). Semua MSC dalam jaringan dapat berfungsi sebagai gerbang.
HOME LOCATION REGISTER (HLR)
HLR adalah database yang digunakan untuk menyimpan dan mengatur data-data
pelanggan. HLR dianggap sebagai database yang paling penting sejak HLR dapat
menyediakan data-data pelanggan tetap, termasuk status layanan pelanggan, informasi
lokasi pelanggan berada, dan status aktivasi pelanggan. Ketika pelanggan membeli nomor
dari sebuah operator seluler, mereka akan teregistrasi dalam HLR milik operator tersebut.
HLR dapat disatukan dengan MSC/VLR atau sebagai HLR yang berdiri sendiri.
VISITOR LOCATION REGISTER (VLR)
VLR merupakan database yang memiliki informasi pelanggan sementara yang diperlukan
oleh MSC untuk melayani pelanggan yang berkunjung dari area lain. VLR selalu
berintegrasi dengan MSC. Ketika sebuah MS berkunjung ke sebuah MSC area yang baru,
VLR akan terkoneksi ke MSC dan MSC akan meminta data tentang MS tersebut dari
HLR tempat MS teregistrasi. Selanjutnya, jika MS membangun hubungan, VLR akan
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk call set-up tanpa harus berkoordinasi
dengan HLR setiap waktu.
AUTHENTICATION CENTER (AUC)
Unit yang disebut AUC menyediakan parameter-parameter autentikasi dan encryption
yang memeriksa identitas pemakai dan memastikan kemantapan dari setiap call. AUC
melindungi operator network dari berbagai tipe penipuan yang ada dalam dunia seluler
saat ini. AUC dapat diimplementasikan dalam HLR untuk tipe GSM R6.1/R3.
EQUIPMENT IDENTITY REGISTER (EIR)

EIR merupakan database yang mengandung informasi tentang identitas peralatan mobile
yang mencegah calls dari pencurian, ketidakamanan, atau ketidak berfungsian MS. AUC
dan EIR diimplementasikan sebagai bagian yang berdiri sendiri atau kombinasi bagian
AUC/EIR.
DATA TRANSMISSION INTERWORKING UNIT (DTI)
DTI terdiri dari hardware dan software yang menyediakan interface ke jaringan-jaringan
yang bervariasi untuk komunikasi data. Melalui DTI, pelanggan dapat menggunakan
alternatif antara jalur bicara maupun data dalam satu call yang sama. Fungsi penting DTI
antara lain : sebagai modem dan penyesuaian fax dan kemampuan untuk melakukan
penyesuaian kecepatan. Sebelum ada DTI, fungsi ini dijalankan oleh GSM Interworking
Unit(GIWU).
INTERWORKING LOCATION REGISTER (ILR)
ILR adalah sebuah produk yang hanya digunakan pada jaringan GSM 1900. ILR
membuat roaming antar sistem dapat terjadi, ini berarti kita dapat menjelajah dalam
jaringan AMPS maupun jaringan GSM 1900. ILR terdiri dari AMPS HLR dan 1900
VLR.
ADDITIONAL (SS) FUNCTIONAL ELEMENTS
Ada beberapa perangkat pilihan tambahan yang dapat dikonfigurasikan kedalam
Switching System. Perangkat tersebut adalah Message Center ( MXE ), Mobile
Intelligance Node ( MIN ), Billing GateWay ( BGW ), dan Service Order GateWay
(SOG).

Radio Subsystem (RSS) = Base Station Subsystem (BSS) & Mobile Station (MS)
BASE STATION SYSTEM (BSS)
Semua fungsi hubungan radio dijalankan oleh BSS. BSS terdiri dari Transcoder
Controller ( TRC ), Base Station Controller ( BSC ), dan Radio Base Station ( RBS ).
TRANSCODER CONTROLLER ( TRC )
TRC menghubungkan BSS dengan kemampuan adaptasi kecepatan. Perangkat yang
menjalankan adaptasi kecepatan disebut transcoder. Kecepatan bit per chanel dikurangi
dari 64 Kbps menjadi 16 Kbps. Ini mengamankan jalur transmisi antara MSC ke BSC.
BASE STATION CONTROLLER ( BSC )
BSC mengatur semua fungsi hubungan radio dari jaringan GSM. BSC adalah switch
berkapasitas besar yang menyediakan fungsi seperti handover HP, penyediaan chanel
radio, dan kumpulan dari konfigurasi data beberapa cell. Beberapa BSC dapat dikontrol
oleh setiap MSC.
RADIO BASE STATION ( RBS )
RBS mengendalikan hubungan radio ke handphone. Satu RBS dapat melayani 1, 2, atau 3
cell. Beberapa RBS dikontrol oleh satu BSC. Ericsson mempunyai 2 jenis base station,
yaitu RBS 200 dan RBS 2000.
Operation & Maintenance System (OMS)
OPERATION AND SUPPORT SYSTEM (OSS)
OSS adalah gabungan dari OMC. OSS menghubungkan jalur dari pendukung operasi
pusat, regional, dan lokal serta aktifitas yang diinginkan oleh jaringan selular. OSS
merupakan satu-kesatuan fungsi dari jaringan monitor operator dan mengontrol sistem.
OSS dapat dimonitor melalui 2 level fungsi pengaturan. Pusat kontrol jaringan melalui
instalasi dari Network Management Center ( NMC ), dengan subordinat Operation and
Maintenance Center ( OMC )sangat menguntungkan. Staf NMC dapat berkonsentrasi
dalam system-wideissues; dimana perngkat lokal dalam setiap OMC dapat berkonsentrasi
dalam jangka pendek ( short term ), regional issues. OMC dan NMC secara fungsional
dapat dikombinasikan dalam instalasi pisik yang sama atau diimplementasikan pada
lokasi yang berbeda.
OSS didesain untuk menghubungkan sistem pengaturan yang koheren yang mendukung
beberapa elemen jaringan. Contoh dari elemen-elemen jaringan, yaitu :
Mobile Switching Center ( MSC )
Base Station Controller ( BSC )
Radio Base Station ( RBS )
Visitor Location Register ( VLR )
Home Location Register ( HLR )
Equipment Identity Register ( EIR )
AUthentication Center ( AUC )
Mobile Intelligent Network nodes ( MIN )
Fungsi subsystem gsm
OSS (Operation Subsystem) : - administrasi pelanggan
- keamanan
- Operasi Pemeliharaan
OSS digunakan untuk melakukan remote monitoring dan manajemen jaringan. Pada OSS
terdapat Operation and Monitoring Center (OMC) yang berfungsi melakukan monitoring
unjuk kerja jaringan dan melakukan konfigurasi remote dan pengaturan aktivitas kesalahan
seperti alarm dan monitoring. Adapun OMC dibagi menjadi dua yaitu OMC-R yang
merupakan OMC bagi BSS dan OMC-S yang merupakan OMC bagi NSS.
NSS (Network Switching Subsystem) : - Mobilitas Pelanggan
- Pengaturan Pensinyalan
- Pengaturan Komunikasi Pelanggan
Network Switch Subsystem (NSS) berperan dalam mengkoneksikan antar user dalam sebuah
jaringan atau ke jaringan yang lain. NSS terdiri dari lima komponen jaringan di antaranya :
Mobile Switching Center (MSC).-
MSC merupakan inti dari network subsystem, yang berperan untuk interkoneksi hubungan
antar BSS, antar MSC atau dengan jaringan telepon kabel PSTN, ataupun dengan jaringan
data.
Home Location Register (HLR).-
HLR berfungsi untuk penyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan yang
tersimpan secara permanen, tidak tergantung pada posisi pelanggan. HLR bertindak sebgai
pusat informasi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan oleh VLR untuk merealisasi
terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR selalu berhubungan dengan HLR dan memberikan
informasi posisi pelanggan berada.
Visitor Location Register (VLR).-
VLR berfungsi untuk menyimpan data dan informasi pelanggan. Adanya informasi mengenai
pelanggan dalam VLR memungkinkan MSC untuk melakukan hubungan Incoming
(panggilan masuk) maupun Outgoing (panggilan keluar). VLR bertindak sebagai database
pelanggan yang bersifat dinamis karena selalu berubah setiap waktu, menyesuaikan dengan
pelanggan yang memasuki atau berpindah naungan MSC.
Authentication Center (AuC).-
AuC menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk memeriksa keabsahan pelanggan,
sehingga usaha untuk mencoba mengadakan hubungan pembicaraan bagi pelanggan yang
tidak sah dapat dihindarkan. Di samping itu, AuC berfungsi untuk menghindarkan adanya
pihak ketiga yang secara tidak sah mencoba untuk menyadap pembicaraan.
Rss (Radio System): - BTS : - Kanal Radio
: - Perangkat Transmisi
- BSC : - Mengatur jaringan radio
Base Station Subsystem (BSS), atau yang biasa dikenal sebagai radio subsystem adalah
penyedia dan pengatur transmisi radio dari system selular. Fungsi utama dari BSS adalah
menghubungkan antara MS dengan NSS. Interface antara MS dengan subsistem lain dari
GSM juga diatur melalui BSS. BSS terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
Base Transmission Station (BTS).-
BTS berfungsi untuk mengkoneksikan Mobile Station dengan Base Station Controller (BSC).
Sebuah BTS terdiri dari pemancar dan penerima radio serta antena. Penjelasan mengenai
BTS lebih dalam akan dijelaskan pada subbab tersendiri di bawah.
Base Station Controller (BSC).-
BSC mengatur semua fungsi hubungan radio dari jaringan GSM. BSC adalah switch
berkapasitas besar yang menyediakan fungsi seperti handover HP, penyediaan chanel radio,
dan kumpulan dari konfigurasi data beberapa cell. Beberapa BSC dapat dikontrol oleh setiap
MSC.
Transcoder and Adapter Unit (TRAU).-
Transcoder and Rate Adapter Unti (TRAU) merupakan bagian dari Base Station Subsystem.
TRAU terletak antara BSC dan MSC dimana untuk berkomunikasi menggunakan A interface.
TRAU berfungsi untuk melakukan transcoding (de-/compressing) sinyal suara dan data rate
adaptation (mengadaptasi kecepatan data yang diakses).
BTS
BTS, Base Transceiver System adalah perangkat dalam suatu jaringan telekomunikasi seluler
yang berbentuk sebuah tower dengan ketinggian tertentu lengkap dengan antena pemancar
dan penerima serta perangkat telekomunikasi di dalam suatu shelternya. BTS sangat penting
dalam suatu jaringan telekomunikasi, karena menghubungkan jaringan suatu operator
telekomunikasi seluler dengan pelanggannya. BTS memiliki daerah cakupan yang luasannya
tergantung dari kuat lemahnya pancaran daya dari sinyal yang dikirimkan ke pelanggan.
Selain itu, faktor lingkungan dan interferensi dari BTS operator lain juga cukup berpengaruh
pada kemmapuan BTS dalam mengcover daerah yang luas.
BTS memiliki beberapa tipe antena dengan fungsi yang berberda-beda. Secara umum dibagi
menjadi dua, antena ke arah pelanggan dan antena ke arah BSC atau BTS lain.
Minilink akan memancarkan daya ke arah BSC, BTS lain atau perangkat BTS milik operator
lainnya, terantung posisi dan peran yang dijalankannya dalam suatu jaringan telekomunikasi
seluler (GSM dan 3G). Ukuran dari Minilink dan Pasolink ini akan tergantung dari kapasitas
dan kemampuan dari perangkat itu. Semakin besar kapasitas bandwidth suatu
Minilink/Pasolink maka ukurannya akan menjadi semakin besar juga.
Struktur jaringan GSM secara umum bisa digambarkan sebagai berikut:
BTS
BSC
MSC
Suatu BTS mampu menampung permintaan panggilan beberapa user tergantung
dari settingan awal dan kepadatan populasi coverage areanya. Biasanya di daerah
perkotaan yang padat trafiknya akan digunakan DCS dengan frekuensi 1800 MHz

Handover
Pendahuluan
Komunikasi bergerak (mobile communication) merupakan salah satu produk
inovasi teknik telekomunikasi (telecommunication engineering) yang menjadi solusi bagi
pengguna (user) yang memiliki intensitas kegiatan tinggi dan tersebar dii beberapa
tempat. Dengan komunikasi jenis ini, para pengguna dapat berhubungan dengan
mitranya sambil melakukan perjalanan lintas lokasi dan wilayah. Oleh sebab itu disebut
komunikasi bergerak, karena dapat dilakukan sambil begerak berpindah tempat. Ada
2(dua) istilah lain yang sering digunakan untuk komunikasi jenis ini, yaitu komunikasi
tanpa kabel (wirless communication) dan komunikasi seluler (cellular communication).
Disebut komunikasi tanpa kabel, karena untuk aplikasinya tidak dibutuhkan kabel
penghubung antara pengirim dan penerima. Sinyal komunikasi merambat dari asal
(origin) ke tujuan (destination) melalui udara dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Sedangkan istilah komunikasi seluler terkait dengan pembagian wilayah cakupan
(coverage area) layanan komunikasi yang bentuknya mirip sel yang dikenal dalam
biologi (ilmu hayat).
Ada 3(tiga) bentuk sel dalam komunikasi seluler, yaitu sel real (apa adanya
sesuai dengan kenyataan di lapangan) tidak beraturan, sel ideal (berbentuk lingkaran)
dipakai sebagai acuan konseptual dalam penetapan formula matematis atau
algoritma, dan sel model (berbentuk heksagonal) yang dipakai sebagai acuan
perancangan wilayah cakupan layanan, yang menghindarkan adanya tumpang tindih
(overlap) antar sel (perhatikan gambar 1). Dengan mengacu pada sel ideal, maka titik
pusat lingkaran dinyatakan sebagai pusat kedudukan sel (cell site) yang dijadikan
sebagai tempat pendirian RBS (Radio Base Station) atau BTS (Base Transceiver
Station) perangkat komunikasi seluler yang berfungsi menerima dan mengirim sinyal
komunikasi kepada setiap pengguna yang berada dalam wilayah cakupan atau radius(r)
layanannya. Berkenaan dengan ukuran radiusnya, sel dibedakan atas : macrocell (r
>=5 km), microcell ( 3 km =<r < 5 km) , dan picocell ( r < 3 km).
SEL IDEAL SEL REAL SEL MODEL
Gbr.1. Bentuk Sel
Radius sel juga menunjukkan ukuran jarak terjauh BTS terhadap pengguna
telepon seluler yang masih dapat dijangkau oleh sinyal komunikasi sehingga
berlangsung komunikasi yang stabil antara dua pihak (pengirim dan penerima). Apakah
antara sesama pengguna telepon seluler ataupun antara pengguna telepon seluler
bergerak (mobile phone) dengan pengguna telepon tetap (fixed phone). Bahkan,
sebagai salah satu sifat komunikasi bergerak seluler, setiap pengguna yang berada
dalam sebuah sel digaransi mendapatkan layanan sinyal komunikasi dari BTS sel yang
bersangkutan ; baik ketika pengguna bergerak tersebut melakukan translasi dalam
wilayah cakupan layanan satu sel tertentu maupun ketika melintas dari satu sel ke sel
yang lain. Untuk mempertahankan kestabilan dan kesinambungan komunikasi bergerak
lintas sel itulah maka dibutuhkan mekanisme pengalihan layanan yang disebut dengan
handover atau handoff.
Pengertian Handoff atau Handover (HO)
Handoff (HO) adalah pengalihan panggilan dari satu sel ke sel lain ketika sebuah
telepon seluler bergerak melewati wilayah cakupan layanan lintas sel. Peristiwa ini juga
dikenal dengan istilah Handover(HO). Yang pertama berlaku bagi sel yang
ditinggalkan, karena ia melepaskan ; sedangkan yang terakhir berlaku bagi sel yang
didatangi, karena ia menrima. Dalam prakteknya, pelaksanaan hand-off bukan hanya
antar sel, melainkan juga antar MTSC ataupun antar sector. Selain itu, juga ada handoff
antar operator telekomunikasi seluler bergerak. Secara sederhana, peristiwa handoff
dapat ditunjukkan dalam proses alur lintasan pada gambar 2.
Gbr.2 Kondisi Handover
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pengalihan panggilan pengguna
komunikasi bergerak seluler (mobile user) terjadi ketika perlintasan melalui dua wilayah
sel yang berbeda selama komunikasi berlangsung. Namun tidak berarti bahwa hal itu
merupakan dampak pemilihan wilayah, tata ruang ataupun factor geografis lainnya.
Akan tetapi, sebuah konsekuensi dari rancang bangun system teknologi komunikasi
bergerak seluler dengan dukungan aplikasi perangkat lunak terkait, khusunya
standarisasi pengolahan sinyal layanan komunikasi.
Dalam perancangan wilayah layanan komunikasi, setiap sel yang ditetapkan
diperlengkapi dengan RBS (Radio Base Station) atau BTS (Base Transceiver Station)
yang ditempatkan pada pusat kedudukan sel (Cell Site). Dalam hal ini, radius sel dan
kekuatan sinyal komunikasi untuk melayani setiap pengguna yang berada di dalam
cakupannya sudah ditentukan. Tentu saja, kekuatan sinyal komunikasi yang diterima
oleh pengguna bergerak dari BTS berbanding terbalik dengan jarak antara keduanya.
Akibatnya, bagi pengguna bergerak yang sedang melintasi dua wilayah sel yang
berbeda akan menerima sinyal komunikasi yang makin lemah dari sel asal, tetapi akan
menerima sinyal komunikasi yang makin kuat dari BTS sel tujuan ( manakala orientasi
pergerakannya menuju ke pusat sel).
Di sekitar perbatasan antara dua sel, pengguna bergerak akan menerima sinyal
komunikasi yang sangat lemah relatif jika dibandingkan dengan kondisi sinyal
komunikasi pada bagian lain dalam masing masing sel yang bersangkutan. Dalam
kondisi yang demikian, pengalihan (pelepasan dan penerimaan) panggilan - hand-off /
hand over merupakan solusi bagi pengguna bergerak seluler.
Ketika kekuatan sinyal komunikasi pengguna bergerak melemah hingga lebih
rendah dari kekuatan sinyal yang sudah ditentukan untuk komunikasi, maka sel
melalu BTS menyampaikan peringatan kepada MTSO (Mobile Telephone Switch
Operator). Setelah itu, MTSO mengirimkan informasi sinyal deteksi (alert) ke seluruh sel
yang berbatasan dengan sel pertama (yang sedang melayani pengguna bergerak).
Lalu, semua sel tetangga tersebut mengukur kekuatan sinyal yang dikirim oleh
pengguna bergerak dan kemudian melaporkannya ke MTSO yang kemudian memilih
sel yang menerima sinyal paling kuat. Setelah itu, segera MTSO menghubungkan sel
yang lemah (yang melayani pengguna bergerak) ke sel yang paling kuat tanpa
memutuskan panggilan / komunikasi. Seluruh proses ini berlangsung dalam waktu yang
angat singkat, tidak sampai satu detik, sehingga biasanya tidak disadari oleh pengguna
komunikasi bergerak tadi. Peristiwa hand-off bisa terjadi beberapa kali selama
berlangsungnya suatu percakapan yang dilakukan oleh pengguna bergerak yang
sedang melintasi perbatasan sel.
Jenis Handover
Lee (1995), secara umum mengelompokkan jenis handover ke dalam 2(dua)
kategori, yakni berdasarkan kekuatan sinyal (signal strength) dan berdasarkan
perbandingan sinyal pembawa dengan interferensi (carrier-to-interference ratio,C/I).
Dalam kategori pertama, handover terjadi pada level ambang kekuatan sinyal (signalstrength
threshold level) 100 dBm untuk noise-limited systems dan 95 dBm untuk
interference-limited systems. Dalam kategori kedua, handover terjadi pada perbatasan
sel dengan nilai C/I sebesar 18 dB.
Dalam implementasi teknisnya, pengelompokan handover mengacu pada dua
pertimbangan; yang pertama berdasarkan pengguna atau sel yang mengalaminya,
sedangkan yang kedua berdasarkan pelaku kontrol atau yang mengkoordinir
pelaksanaannya. Dalam pendekatan pertama dikenal 3 (tiga) jenis handover, yaitu
hard handover, soft handover dan softer handover. Pada pendekatan yang kedua,
dikenal 4(empat) jenis handover, yaitu :intrasel handover, intra BSC (Base Service
Center) handover, Intra MTSO handover dan Inter MTSO handover.
Yang pertama dari pendekatan pertama adalah Hard handover; yaitu pengalihan
panggilan yang dilakukan atas pengguna bergerak dengan pemutusan hubungan
komunikasi terhadap sel asal sebelum komunikasi ke sel tujuan (baru) tersambung.
Makanya itu,jenis ini sering disebut break-before-make. Hal ini bisa terjadi kalau ada
perubahan frekuensi komunikasi, sehingga untuk menggunakan kanal frekuensi baru,
kanal frekuensi lama harus diputuskan terlebih dahulu (inter-frequency hard
handover)..Proses pengalihan panggilan dalam kasus ini disertai dengan jedah
komunikasi, karena pengguna bergerak mengalami pemutusan hubungan. Misalnya,
dalam sistem FDMA (Frequency Division Multiple Access), atau dari CDMA (Code
Division Multiple Access) ke sistem lainnya.
Kedua, soft handover, yakni pengalihan panggilan dilakukan tanpa adanya
pemutusan komunikasi. Hal ini dapat dilakukan karena operator yang mengelola
layanan komunikasi menggunakan sistem CDMA dengan karakter UMTS (Universal
Mobile Telephone System), sehingga pergerakan pengguna bergerak selalu
mendapatkan layanan dengan kanal frekuensi yang sama, sekalipun melintasi sel yang
berbeda (intra-frequency soft handover). Faktor uatamanya semata mata adalah
melemahnya sinyal komunikasi karena berada pada posisi yang makin jauh dari BTS
yang melayaninya. Jadi, pergerakan pengguna bergerak hingga mencapai posisi
perbatasan sel pun tetap mendapatkan layanan komunikasi, yang segera disusul
dengan pelayanan oleh BTS pada sel yang baru. Dengan demikian, selama beberapa
saat, pengguna bergerak mendapatkan layanan paralel yang diterima secara serentak
dari dua BTS atau sel yang berdekatan. Gambaran awal tentang handover dalam
komunikasi bergerak seluler, sebenarnya mengacu pada realitas seperti ini.
Ketiga, softer handover, yakni pengalihan panggilan bagi pengguna bergerak
yang selain memanfaatkan frekuensi yang sama juga berada dalam sel atau BTS yang
sama. Yang berbeda adalah sektor (bagian sel yang telah dipecah karena kepadatan
lalulintas komunikasi dalam sel tersebut), di mana pengguna bergerak berpindah dari
satu sektor ke sektor yang lain dalam sel yang sama. Dalam hal ini pengguna bergerak
akan mendapatkan layanan sinyal komunikasi yang lebih kuat karena memanfaatkan
perangkat sektor sesuai posisi di mana pengguna bergerak tersebut berada. Fitur
laynan komunikasi seperti ini terdapat dalam CDMA 2000.
Yang pertama dari pendekatan kedua adalah Intrasel handover; yaitu pengalihan
informasi yang dikirim dari satu kanal ke kanal yang lain dalam sel yang sama. Jadi
dikendalikan oleh BTS yang sama Intra BSC handover yaitu pengalihan komunikasi
yang dikendalikan oleh BSC. Sejumlah BTS yang berbeda, tapi berada dalam kendali
BSC yang sama, Intra MTSO handover, pengalihan komunikasi antar BTS yang berada
pada BSC yang berbeda, namun dalam wilayah layanan MTSO yang sama. Sedangkan
Inter MTSO handover , pengalihan komunikasi yang dikendalikan dengan komunikasi
antara dua MTSO yang berbeda dengan masing masing BTS yang berada dalam
wilayah cakupan (coverage area) layanannya.
Bahkan, dalam upaya peningkatan kinerja aplikasi ICT (Information and
Communication Technology) secara umum, juga dikenal vertical handover dan
horizontal handover. Yang pertama adalah pemutusan satu di antara dua aplikasi
teknologi secara paralel untuk menguatkan dukungan terhadap sebuah struktur jaringan
yang lebih tinggi (pengalihan dari fungsi ganda ke fungsi tunggal dengan memilih dan
kemudian sekaligus meninggalkan salah satunya). Sedangkan yang kedua adalah
pengalihan dari suatu fungsi lama ke fungsi baru untuk memperluas fungsi jaringan.
Jarak dan kekuatan sinyal komunikasi merupakan dua faktor yang berpengaruh
langsung dan signifikan terhadap kemungkinan dilakukannya handover dalam
komunikasi bergerak seluler. Namun keduanya menjadi bagian yang sangat penting
ditetapkan lebih awal, yakni ketika perancangan infrastruktur pendukung sistem
(communication backbone) dimulai. Oleh karena itu, analisis mengenai peluang
keberhasilan handover biasanya dikaitkan dengan beberapa faktor berikut : interferensi,
pengaturan (setting) parameter, kondisi dan kualitas hardware BTS, kualitas coverage
area dan mekanisme hubungan antar sel yang berdekatan (neighbouring cell relation).
Protokol Handover
Dalam jaringan seluler tanpa kabel (cellular wireless network) pengaturan
handover pengguna bergerak antar sel sangat penting untuk memelihara
kesinambungan dan kualitas layanan komunikasi. Ada empat bentuk dasar protokol
handover, yaitu : Network Controlled Handover (NCHO), Mobile Asssited Handover
(MAHO), Soft Handover (SHO), dan Mobile Controlled Handover (MCHO). Keempat
mekanisme protocol tersebut dapat dijelaskan sebgai berikut.
NCHO adalah protokol handover yang terpusat, di mana jaringan memutuskan
handover berdasarkan pengukuran kualitas sinyal pengguna bergerak (MS Mobile
Station) pada sejumlah BTS. Jika sinyal yg diterima MS sel yang lama lebih lemah,
sementara dari sel lain yang berdekatan ternyata sinyalnya lebih kuat, maka jaringan
akan memutuskan handover dengan menyambungkan BTS dari sel yang lama ke sel
yang baru. Pada umumnya handover ini menggunakan waktu sekitar 100 200
milisecond (ms) dan menyebabkan adanya keterputusan percakapan yang dapat
dirasakan. Bahkan, overall delay handover jenis ini umumnya mencapai 5 10s.
Dengan demikian, handover jenis ini tidak cocok diterapkan dalam lingkungan yang
kecenderungannya berupah engan cepat dan melayani jumlah pengguna yang sangat
padat. NCHO digunkan pada generasi pertama system analog, misalnya AMPS
(American Mobile Phone System).
MAHO mendistribusikan proses penetapan handover. Dalam hal ini, MS
melakukan pengukuran kekuatan atau kualitas sinyal dan MTSO menetap
pemberlakuan handover. Jika dibandingkan dengan NCHO, mekanisme ini
menerapkan kendali yang lebih terdistribusi sehingga dapat memperbaiki kualitas delay
yang diakibatkan oleh handover, yakni sekitar 1detik.
SHO sering digunakan bersama dengan MAHO. Hubungan antara MS dengan
BTS segera dibangun, di mana koneksi antara MS dengan BTS baru dihubungkan
sambil tetap mempertahankan hubungan MS dengan BTS yang lama. Setelah koneksi
yang baru dapat mengirimkan data secara stabil, barulah kemudian koneksi yang lama
dihentikan. Mekanisme ini juga biasa disebut make before break, yang mengamankan
kesinambungkan layanan. Hanya saja, handover jenis ini membutuhkan kapasitas
sumberdaya yg lebih besar karena harus membangun dua koneksi secara serentak.
Bertolak belakang dengan NCHO, untuk yang satu ini MS mengendalikan dan
menetapkan pemberlakuan handover secara total. Ini yang disebut dengan MCHO.
Suatu MS senantiasa mengukur kekuatan sinyal semua BTS yang berada di sekitarnya.
Jika MS menemukan BTS baru yang sinyalnya lebih kuat daripada BTS lama, maka
handover dapat dilakukan dari BTS lama ke BTS baru dengan memastikan bahwa
batas ambang kekuatan sinyal tercapai. Penerapan MCHO memiliki derajat
desentralisasi tertinggi jika dibandingan dengan mekanisme handover lainnya. Jenis ini
juga memiliki kecepatan tertinggi, yakni hanya menggunakan waktu dalam orde
0,1detik.
Urutan keempat jenis handover tersebut juga sekaligus menunjukan tingkat
keterpusatan kendali dari yang tertinggi sampai yang terendah. Kalau pada NCHO
kendalinya sangat terpusat pada jaringan (derajat sentralisasi tertinggi), maka
sebaliknya pada MCHO, kendali sepenuhnya diatur dan ditentukan oleh MS (derajat
desentralisasi tertinggi).. Mekanisme protokol handover yang disebut terakhir paling
luas penggunaannya dalam jaringan komunikasi bergerak seluler tanpa kabel dewasa
ini. Karena, dengan keluwesan (fleksibilitas) yang penuh pada MS, sehingga proses
penerapan sangat cepat.
Perbandingan Jenis Handover
Kelebihan hard handover, paling cocok dipakai dalam sistem yang menggunakan
hanya satu panggilan per kanal frekuensi. Konsekuensinya, sebagai penyesuaian
terhadap mekanisme handover ini, maka perangkat keras telepon yang dibutuhkan
tidak perlu memiliki kemampuan untuk menerima dua atau lebih sinyal secara paralel,
sehingga disainnya lebih sederhana dan sekaligus lebih murah. Kekurangannya, jika
handover gagal, maka panggilan (komunikasi) akan terputus sementara atau bahkan
berakhir secara tidak normal. Oleh karena itu, teknologi yang memanfaatkan hard
handover biasanya memiliki prosedur yang dapat membangun kembali (re-establish)
koneksi ke sel asal jika koneksi ke sel tujuan tidak berhasil. Sekalipun demikian, upaya
membangun kembali koneksi tidak selalu bisa dilakukan, karena panggilan bisa
berakhir. Bahkan, kalaupun bisa, sangat mungkin mengakibatkan keterputusan
panggilan (komunikasi) sementara.
Kelebihan soft handover adalah bahwa hubungan ke sel asal hanya akan
diputuskan manakala hubungan yang handal ke sel tujuan sudah terbangun. Oleh
karena itu, kemungkinan terjadinya penghentian secara tidak normal atau kegagalan
handover lebih kecil. Namun demikian, kelebihan utama yang sesungguhnya adalah
karena pemeliharaan kualitas dan kestabilan kanal frekuensi yang dipakai pada semua
sel dilakukan serentak, sehingga panggilan (komunikasi) hanya akan gagal apabila
seluruh kanal frekuensi mengalami interferensi atau gangguan (fading) yang serius
pada saat yang sama.
Gb. 3. Perbandingan anatara hard dan soft handover
Selain itu, gangguan dan interferensi dalam kanal yang berbeda tidak terkait satu
dengan yang lain sehingga peluang berpindahnya gangguan dan interferensi yang di
alami oleh kanal tertentu ke kanal yang bebeda sangat kecil. Oleh karena itu,
keandalan hubungan menjadi lebih tinggi kualitasnya apabila sebua panggilan
menggunakan mekanisme soft handover. Dalam jaringan seluler, sebagian besar
handover terjadi pada tempat yang kualitas layanannya buruk (poor coverage) di mana
panggilan seringkali menjadi tidak handal karena kanal frekuensinya mengalami
gangguan dan interferensi. Dalam kondisi yang demikian, soft handover memperbaiki
keandalan panggilan sehingga gangguan dan interferensi pada sebuah kanal tidak
kritis.
Namun, konsekuensi dari kelebihan ini menjadikan komponen perangkat keras
lebih kompleks dalam telepon termasuk harganya pun lebih mahal, karena harus
memiliki kemampuan mengolah beberapa kanal frekuensi secara parallel. Nilai lain
yang harus dibayar untuk soft handover adalah penggunaan beberapa kanal frekuensi
dalam jaringan hanya untuk sebuah panggilan. Hal ini akan mengurangi jumlah kanal
frekuensi bebas yang tersisa dan praktis mengurangi kapasitas jaringan. Dengan
mengatur durasi soft handover dan ukuran wilayah di mana handover itu terjadi,
perancang jaringan dapat menyeimbangkan antara manfaat keandalan panggilan
ekstra dengan nilai pengurangan kapasitas.
Penerapan Handover
Secara teoritis soft handover memungkinkan diterapkan dalam teknologi analog
maupun digital. Hanya saja, pada teknologi analog dibutuhkan biaya yang tinggi,
sehingga tak satupun di antara teknologi analog (AMPS, TACS, NMT, dsb) yang
menerapkannya dengan sukses secara komersial. Dalam bidang teknologi digital yang
berbasis FDMA juga diperhadapkan dengan biaya yang lebih tinggi untuk kelengkapan
perangkat keras pesawat teleponnya ( harus memiliki multiple parallel radio frequency
modules), dan yang berbasis TDMA atau kombinasi keduanya pada prinsipnya -
tidak terlalu mahal. Namun, tidak ada di antara teknologi 2G (GSM, D-AMPS,/IS-136,
dsb) yang memiliki fitur ini.
Lain halnya dengan teknologi berbasis CDMA, baik 2G maupun 3G memiliki fitur
soft handover. Di satu sisi, hal ini memang merupakan fasilitas yang dirancang agar
dengan perangkat keras (hardware)telepon yang tidak terlalu mahal sjaringan CDMA
akan mengalami interferensi yang sangat serius yang biasa disebut dengan efek
near far ( karena menggunakan kanal frekuensi yang sama secara serentak, maka
setiap MS dalam sel tertentu berpotensi mendapatkan interferensi dari sel - sel lain ,
baik yang dekat, maupun yang jauh dari posisi aktualnya).
Pada semua teknologi komersial dewasa ini, baik yang berbasis FDMA maupun
kombinasi TDMA/FDMA (GSM, AMPS, IS-136/DAMPS, dsb), mengubah kanal frekunsi
selama hard handover sama dengan melakukan perubahan frekuensi pemancar dan
penerima.
Untuk realisasi praktis handover dalam jaringan seluler, setiap sel yang
berpotensi menerima pengalihan diatur dalam daftar sel tujuan. Sel sel ini disebut
sebagai sel tetangga (neighbour cell). Daftarnya disebut daftar sel tetangga. Selama
panggilan berlangsung, satu atau lebih parameter sinyal dalam kanal frekuensi sel asal
(sumber) dipantau dan diuji (diukur) untuk dijadikan dasar penetapan ketika handover
harus dilakukan. Semua sinyal yang terkirim ( downlink / forward link dan uplink /
reverse link) harus dipantau. Handover boleh diminta oleh MS atau BTS sel sumber /
asal, dan dalam sejumlah sistem bisa juga oleh BTS sel tetangga. MS dan BTS dari sel
sel yang bertetangga saling memantau sinyal masing masing satu sama lain untuk
mengantisipasi dipilihnya sel tertentu sebagai penerima handover yang sewktu waktu
dibutuhkan. Dalam sejumlah sistem, terutama yang berbasis CDMA, sel yang dipilih
sebagai tujuan penerima handover bisa saja tidak termasuk di antara sel sel tetangga.
Hal yang demikian dilakukan untuk mengurangi peluang interferensi yang dapat
disebabkan oleh efek near far.
Dalam system analog parameter yang digunakan sebagai criteria untuk meminta
agar dilakukan hard handover adalah daya sinyal yang diterima dan nilai S/N (Signal
to- Noise ratio). Dalam sistem 2G digital non CDMA kriteria untuk meminta
dilakukannya hard handover bisa mengacu pada estimasi daya sinyal yang diterima, Bit
Error Rate (BER) dan Block error / Eraser Rate (BLER), kualitas percakapan yang
diterima (RxQual), jarak antara MS dan BTS ( diestimasi dari delay propagasi sinyal
radio), dll. Dalam system CDMA, 2G dan 3G, kriteria yang paling umum digunakan
untuk meminta handover adalah Ec/Io yang diukur dalam pilot channel (CPICH) dan /
atau RSCP.
Dalam sistem CDMA ketika MS dalam soft atau softer handover dihubungkan
dengan beberapa sel secara serentak, prosesnya diterima dalam sinyal parallel dengan
menggunakan sebuah rake receiver. Setiap sinyal diperoses oleh sebuah modul yang
disebut rake finger. Sebagaimana biasa, rancang bangun rake receiver dalam telepon
berberak memiliki tiga atau lebih rake finger yang akan digunakan dlam keadaan soft
handover untuk memproses sinyal dari sejumlah sel, dan satu finger tambahan yang
akan digunakan untuk mencari dan mendeteksi sinyal yang berasal dari sel sel lain.
Himpunan sel yang sinyalnya digunakan selama penerapan suatu soft handover
dijadikan acuan sebagai active set. Jika finger pencari sinyal tadi menemukan suatu
sinyal yang cukup kuat dari suatu sel baru ( Ec/Io atau RSCP nya tinggi), maka sel ini
ditambahkan dalam active set. Sel sel yang termasuk dalam neighbouring set ( sel
tetangga) dicek lebih sering daripada sel yang istirahat (yang tidak masuk dalam
neighbouring list / set) - karena penerapan handover lebih diutamakan dengan sel sel
tersebut. Sekalipun demikian, penerapan handover dengan sel yang lain di luar
himpunan sel sel tadi bisa saja dilakukan ( kecuali dalam GSM, IS-136 / DAMPS,
AMPS, NMT, dsb)..
Tujuan Handover
Berdasarkan tujuannya, ada tiga jenis handover, yaitu:
1. Rescue handover : dilakukan untuk menyelamatkan kesinambungan komunikasi.
Dasar pertimbangannya adalah kekuatan sinyal transmisi antara MS BTS, level
signal dan delay propagasi.
2. Confinement handover: dilakukan untuk memperkecil peluang terjadinya
interferensi (MS selalu mencari sel dengan sinyal yang terkuat). Acuannya adalah
kualitas transmisi uplink dan downlink antara MS dan BTS.
3. Traffic handover: dilakukan untuk mengamankan beban sel agar tidak bertahan
dalam kondisi kelebihan beban (overload). Dengan handover, bebannya akan
berkurang, karena pada saat layanan komunikasi diambil alih oleh sel lain secara
praktis sel yang pertama mengalami pengurangan beban trafik percakapan,
khususnya panggilan terakhir ( mengalami unload atas sel tersebut). Ini bisa terjadi
pada lokasi tertentu yang dipadati oleh pengguna komunikasi bergerak seluler.
Acuannya adalah kemampuan MTSO dan BSC untuk mengetahui beban trafik BTS.
MTSO kemudian menetapkan sejumlah MS untuk segera melakukan handover agar
tidak terjadi pembebanan trafik yang berlebih (overload traffic).
Secara umum, untuk pelaksanaan handover perlu dipertimbangkan aspek berikut:
a. Sedapat mungkin MS (Mobile Station pengguna bergerak) tidak merasakan
terjadinya handover, dengan memperpendek waktu dan menggunakan interpolasi
suara.
b. Berusaha memperkecil error pada saat melakukan estimasi kebutuhan handover
c. Diusahakan melakukan sharing dengan menggunakan kanal kanal frekuensi yang
sama pada sel yang berbeda yang ditopang oleh adanya koordinasi antara sel yang
dituju dengan sel yang ditinggalkan.
Parameter Handover
Ada beberapa parameter yang dapat menimbulkan handover, yaitu sebagai berikut:
1. Parameter Radio (Radio parameters)
a. Kualitas sinyal yang diterima (RX QUAL) terlalu rendah atau BER terlalu tinggi.
b. Level sinyal yang diterima (RX LEV- pada uplink dan downlink) terlalu rendah
c. Handover jarak MS-BTS (Timing Advance)
d. Power Budget handover ( handover dilakukan kepada sel yang mempunyai level
sinyal lebih baik dibandingkan dengan yang diterima)
2. Parameter Jaringan (network parameters)
a. Serving cell congestion ( benturan layanan sel)
b. Jarak MS-BTS yang sangat jauh karena pengembangan / perluasan sel
Sedangkan parameter yang dipertimbangkan dalam proses penetapan handover
adalah sebagai berikut :
1. Static Data (Data Statis)
a. Maximum transmit power dari MS
b. Maximum transit power dari BTS yg melayani
c. Maximum transit power BTS tetangga
2. Pengukuran yang dibuat oleh MS
a. Downlink transmission quality (BER)
b. Downlink reception level pada sel pelayan
c. Downlink reception level sel tetangga
3. Pengukuran yang dibuat oleh BTS
a. Uplink transmission quality
b. Uplink reception level on current channel (knal frekuensi yang sedang
digunakan)
c. Tming Advance
4. Pertimbangan Trafik (Traffic Consideration)
Kapasitas dan beban trafik sel pelayan maupun sel tetangga.
Secara luas, kategori handover dikaitkan dengan empat faktor :
1. RXLEV : Received Signal level
2. RXQUAL ; Received Signal Quality
3. DISTANCE
4. PGBT (Power Budget)
Selain itu, adapula yang disebut Handover Margin, yakni parameter yang digunakan
untuk mencegah terjadinya handover yang berulang ulang di antara sel sel yang
berdekatan. Ini juga bisa digunakan sebagai batas ambang (threshold) dalam
penetapan handover.

Anda mungkin juga menyukai