Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN GANGGUAN NUTRISI


Posted by Ngurah Jaya Antara on 0

A.PENGERTIAN
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang dapat menghasilkan energi dan
tenaga. Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan penting dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisanya.

B.STRUKTUR DAN FUNGSI NUTRISI

Nutrient atau kandungan zat yang terdapat dalam makanan yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh terdiri dari 6 kategori, yaitu : karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi utama dan merupakan bahan bakar
untuk otak,otot rangka selama latihan,eritrosit dan leukosit,dan medula renal.
Sumber karbohidrat : beras, tepung-tepungan, gula, buah dan lain-lain.
Protein
berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel tubuh, juga bisa menghasilkan
kalori, sintesa hormon, katalisator enzim (dari proses absorpsi, metabolisme dan katabolisme)
dan anti bodi.
Sumber protein : daging sapi, ayam, ikan, telur, susu, tahu, tempe dan kacang-kacangan.
Lemak
Fungsi lemak adalah untuk menyediakan kebutuhan kalori, menjaga temperatur tubuh dan organ
tubuh dengan lapisan lemak dan juga menjaga fungsi normal dari kulit.
Sumber lemak : mentega, margarin, minyak kelapa, cream, lemak hewan dan kacang-kacangan.
Vitamin
Vitamin A
Penting untuk pertumbuhan tulang, rambut, dan kulit serta kesehatan mata. Vitamin A juga
berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber vitamin A : hati,
daging, mentega, keju, susu, kuning telur, buah dan sayuran berwarna.
Vitamin D
Membantu tubuh untuk menyerap kalsium dan fosfor, membentuk dan menjaga kesehatan tulang
dan gigi. Sumber Vitamin D : susu dan hasilnya, kuning telur, hati ikan tuna, salem
Vitamin E
Penting untuk proses metabolisme, menjaga kesehatan kulit dan otot. Sebagai antioksidan dalam
menjaga sel dan jaringan tubuh dari kerusakan. Sumber Vitamin E : kuning telur, kacang kedelai,
sayuran hijau, margarin, roti, kentang dan gandum.
Vitamin K
Penting untuk penggumpalan darah. Sumber vitamin K : sayuran hijau.
Vitamin C
- Penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi, gusi, kulit, otot dan tulang
- Mempercepat penyembuhan luka
- Meningkatkan daya tahan tubuh dari infeksi
- Membantu penyerapan zat besi
Sumber Vitamin C : sayuran segar dan buah-buahan segar
Vitamin B Compleks
- Mengambil peranan penting pada metabolisme karbohidrat
- Meningkakan selera makan
- Menjaga fungsi normal dari pencernaan, jantung dan sistem saraf
- Sumber Vitamin B Compleks : beras, daging, susu, kacang-kacangan, telur dan kedelai.

C.NUTRISI ESENSIAL
Nutrisi dikatakan esensial bagi tubuh jika tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri
sehingga harus dipenuhi dari sumber makanan seperti karbohidrat, protein, lemak dan berbagai
vitamin dan mineral. Jadi, nutrisi esensial penting agar tubuh dapat memproduksi nutrisi
nonesensial.

1. Karbohidrat tersusun atas unsur C, H, O.


Karbohidrat adalah kelompok nutrien yang penting dalam susunan makanan. Fungsinya
adalah sebagai sumber energi bagi tubuh. Senyawa ini mengandung unsur karbon, hidrogen dan
oksigen yang dihasilkan oleh tanaman melalui proses fotosintesis. Ada beberapa jenis
karbohidrat, tetapi secara umum kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga berdasarkan
ukuran molekulnya, yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida. Ukuran molekul
monosakarida lebih kecil daripada disakarida, sedangkan disakarida lebih kecil daripada
polisakarida. Dalam hal ini ukuran molekul polisakarida adalah yang paling besar dan termasuk
ke dalam golongan senyawa nongula. Sedangkan monosakarida dan disakarida termasuk ke
dalam golongan senyawa gula.

2. Lemak tersusun atas unsur C, H, O.

Lemak adalah suatu senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen dan oksigen.
Lemak sendiri adalah ester dari gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah alkohol trihidrat yang
mempunyai tiga gugus hidroksil-OH. Sedangkan asam lemak adalah molekul yang memiliki
rumus umum R.COOH, dengan R menunjukkan rantai hidrokarbon. Setiap gugus OH gliserol
beraksi dengan -COOH asam lemak membentuk. Berdasarkan strukturnya, lemak yang tersusun
atas satu molekul gliserol dan mengandung tiga atau lebih molekul asam lemak disebut dengan
trigliserida. Trigliserida ini mengandung dua atau tiga asam lemak yang berbada, yang dikenal
sebagai trigliserida majemuk. Lemak alami adalah campuran dari beberapa trigliserida majemuk.
Dengan demikian, lemak alami juga mengandung sejumlah asam lemak yang berbeda. Fungsi
dari lemak adalah penyedia energi terbanyak dibandingkan karbohidrat dan protein, 1 gram
lemak bernilai 9,3 kalori, sebagai pelarut vitamin (A, D, E dan K), sebagai insulator sehingga
tubuh dapat mempertahankan suhu normal, serta sebagai pelindung organ-organ tubuh vital
seperti bola mata dan ginjal.

3. Protein tersusun atas C, H, O, S dan P.

Protein merupakan kelompok nutrien yang sangat penting bagi makhluk hidup. Senyawa
ini dijumpai dalam sitoplasma semua sel hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Protein adalah
substansi organik dengan kandungan unsur karbon, hidrogen dan oksigen yang mirip dengan
karbohidrat dan lemak. Di samping itu, protein juga mengandung nitrogen dan beberapa
diantaranya mengandung belerang dan fosfor. Tumbuhan dapat menyintesis protein dari bahan-
bahan anorganik yang terdapat di alam. Kandungan karbon dioksida di udara dan air tanah
menyediakan suplai karbon, hidrogen dan oksigen yang penting untuk sintesis protein.
Sedangkan suplai nitrogen diperoleh dari tanah dalam bentuk senyawa anorganik, umumnya
berupa nitrat dan nitrit. Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan (protein penting
untuk pembentukan enzim, antibodi dan beberapa hormon), dan sebagai sumber energi
(kelebihan protein dapat digunakan sebagai sumber energi, setiap 1 gram protein menyediakan
17 kj (4 kkal).

4. Vitamin

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah kecil agar tetap sehat. Vitamin pertama kali diperkenalkan pada tahun 1912 oleh
Hopkins. Secara umum, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yakni vitamin larut-lemak
(vitamin A, D, E dan K) dan vitamin larut-air (vitamin C dan kelompok vitamin B).

5. Mineral

Unsur mineral adalah unsur kimia selain karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen yang
dibutuhkan oleh tubuh. Dalam makanan, unsur-unsur tersebut kebanyakan terdapat dalam bentuk
garam-garam organik, seperti natrium klorida. Namun, beberapa mineral juga terdapat dalam
bentuk senyawa organik, seperti sulfur dan fosfor. Sekitar 4% berat tubuh manusia tersusun atas
unsur mineral, seperti kalsium dan fosfor, terdapat dalam jumlah yang relatif besar di dalam sel
tubuh. Mineral lain yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dikenal dengan istilah unsur
kelumit (trace element). Unsur mineral mempunyai beberapa fungsi di dalam tubuh. Sebagai
contoh kalsium, fosfor dan magnesium penting untuk penyusunan tulang dan gigi. Dari segi
nutrisi, kalsium dan zat besi adalah unsur mineral yang paling penting karena terdapat dalam
jumlah yang sedikit di susunan makanan. Sedangkan unsur kelumit yang terpenting bagi tubuh
adalah iodin, sebab unsur ini dibutuhkan oleh kelenjar tiroid untuk pembentukan tiroksin, yakni
hormon yang berperan dalam pengaturan kecepatan oksidasi nutrien dalam sel tubuh.

D.ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN NUTRISI

A. Pengkajian

1. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi dapat dikaji :
a. Pengukuran antropometik (antropometik measuremant)
b. Data biomedis (biomedical data)
c. Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign)
d. Diet (dietary)

Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :

Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh terhadap status


kesehatan.

Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan keperawatan


terkait nutrisi.

Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan kemungkinan untuk


memodifikasi asuhan tersebut (Potter & Perry, 1992).

Mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang berisiko menyebabkan obesitas,


diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi.

Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Barkauskas, 1994).

# Pengukuran antropometik
a. Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan dalam posisi
berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring.

b. Berat badan
Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.
Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang.
Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.

c. Tebal lipatan kulit


Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran.
Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak dominan.
Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon.
Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
Alat yang digunakan adalah kaliper

d. Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala,
dada dan otot bagian tengah lengan atas.

# Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yang
berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari
kepala sampai ke kaki.

# Pemeriksaan biokimia
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar total limfosit, albumin
serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan
tes antigen kulit (Barkaukas, 1995).
Tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi

Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan kekurangan


Tanda umum Penurunan berat badan, lemah, lesu -Kalori
Rasa haus adanya dehidrasi -Cairan
Pertumbuhan terhambat -Vitamin A
Rambut Kusut, kakuningan, kekurangan pigmen Protein
Kulit Adanya radang pada kulit atau -Niasin, riboflavin dan
dermatitis biotinemak
Sedangkan pada bayi terjadi dermatosis -Asam asetat
adanya petechial hemorhagik
Eksema
-Pirodoksin
Mata Fotofebia atau penglihatan ganda -Roboflavin
Rabun senja -Vitamin A
Mulut Stomatis -Riboflavin
Glositis -Niasin, asam volat,
sianokobalamin (vit B12) dan zat
besi
Gigi Karies gigi Fluorida
Sistem Kejang -Vitamin D
neuramuskular Lemah otot -Kalium
Tulang Riketsia Vitamin D
Sistem Anoreksia atau nafsu makan menurun -Tiamin
gastrointestinal Mual dan muntah -Garam dapur
Sistem Gondok Iodium
endrokin
Sistem Adanya pendarahan -Vitamin K
kardiovaskular Penyakit jantung -Tiamin
Anemia -Piridoksin dan zat besi
Sistem saraf Kelainan mental -Sianokobalamin
Kelainan saraf perifer
Riwayat Diet
Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan gangguan nutrisi
1. Riwayat diet
o Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
o Asupan makanan tidak adekuat
o Diet yang salah atau ketat
o Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau lebih
o Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau lebih
o Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
o Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
o Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan
o Ketidakmampuan fisik
o Lansia yang tinggal dan makan sendiri

2. Riwayat penyakit
o Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang
o Penurunan berat badan dan tinggi badan
o Mengalami penyakit tertentu
o Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal
o Anoreksia
o Mual dan muntah
o Diare
o Alkoholisme
o Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)
o Disabilitas mental
o Kehamilan remaja
o Terapi radiasi
3. Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik, antasida, anti-depresan, agens anti-
hipersentivitas, agens anti-imflamasi, agens anti-neoplastik, digitalis, laksatif, diuretik, natrium
klorida dan vitamin atau preparat nutrien lain.

B. Penetapan Diagnosis

Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi tiga (Kozier,
2004) :
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh.

C. Perencanaan dan Implementasi

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.


Yang berhubungan dengan :
Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan pada mulut, mual, muntah.
Penurunan absorpsi nutrisi
Muntah, anoreksia, gangguan digesti
Depresi, stres, isolasi sosial

Kriteria hasil
Klien akan mengonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan
metabolik.

Indikator
Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Mengidentifikasi kekurangan atau defisiensi dalam asupan sehari-hari
Menyebutkan metode-metode untuk meningkatkan nafsu makan
Intervensi umum
Mandiri
Menjelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan cairan yang
adekuat.
Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan
yang sesuai dengan klien.
Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan.
Anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan.
Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.
Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari
mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.
Atur agar posisi makanan tinggi kalori dan tinggi protein disajikan saat klien biasanya paling
lapar.
Lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan
Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan tersebut tersaji apabila memungkinkan.
Hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari area makan.
Kontrol rasa nyeri dan mual sebelum makan.
Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan yang diperbolehkan dari rumah apabila
memungkinkan.
Ciptakan lingkungan yang santai saat makan.
Beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas :
Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.
Pengurangan asupan gula, garam, kolesterol, lemak total dan lemak jenuh.
Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang.
Asupan kalori yang sesuai untuk mempertahankan berat badan ideal.

2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan


Yang berhubungan dengan :
Perubahan pada indera pengecapan dan penciuman.
Medikasi (Kortikosteroid, antihistamin, estrogen).
Risiko peningkatan berat badan sebesar 12,5-15 kg selama kehamilan.
Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolik.

Kriteria hasil
Klien akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan berat badan.

Indikator
Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit pengecapan atau panciuman.
Mendiskusikan kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Mendiskusikan pengaruh olah raga terhadap pengontrolan berat badan.

Intervensi umum
Kaji adanya faktor penyebab peningkatan berat badan, seperti penurunan indera pembau dan
perasa pengaruh medikasi, atau riwayat penambahan berat badan lebih dari 15 kg selama
kehamilan.
Jelaskan pengaruh penurunan indera perasa dan pembau pada persepsi kenyang setelah makan.
Anjurkan klien untuk mengevaluasi asupan berdasarkan penghitungan jumlah kalori, bukan
perasaan kenyang.
Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan obat-obatan tertentu (misalnya,
steroid, androgen).
Diskusikan tentang asupan nutrisi dan peningkatan berat badan selama kehamilan.
Tingkatkan kesadaran klien mengenai berbagai tindakan yang bisa menyebabkan peningkatkan
asupan makanan.
Minta klien menuliskan seluruh makanan yang dikonsumsinya dalam 24 jam terakhir.
Instruksikan klien untuk membuat buku harian diet selama 1 minggu yang menjelaskan hal-hal
berikut : jenis makanan, kapan, dimana, dan mengapa klien makan, serta kehadiran orang lain
saat makan.
Tinjau kembali buku harian diet untuk mengetahui pola makan klien yang mempengaruhi asupan
makannya.
Ajarkan teknik-teknik modifikasi prilaku untuk mengurangi asupan kalori, seperti :
Jangan makan pada saat melakukan kegiatan.
Minum satu gelas air sesaat sebelum makan.
Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis dan alkohol.
Siapkan makanan dalam porsi kecil yang hanya cukup untuk satu kali makan dan buang sisanya.
Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna.
Instrusikan klien untuk memperbanyak aktivitas guna membakar kalori.

3. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan


Pada dasarnya diagnosis keperawatan ini mirip dengan risiko ketidakseimbangan nutrisi :
lebih dari kebutuhan tubuh. Diagnosis ini menggambarkan individu yang memiliki riwayat
obesitas pada keluarga, yang juga memperlihatkan pola berat badan yang lebih tinggi serta
individu yang pernah memiliki riwayat peningkatan berat badan yang berlebihan (misalnya,
kehamilan sebalumnya). Sampai penelitian klinis membedakan diagnosis tersebut
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (aktual atau risiko) atau risiko ketidakseimbangan
nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh untuk memberikan penyuluhan langsung guna mambantu
klien dan keluarga mengidentifikasi pola diet yang tidak sehat.

Evaluasi
Asuhan keperawatan yang kita berikan dikatakan berhasil bila :
1. Klien mampu mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diet.
2. Klien mampu mengontrol pola makannya.
3. Klien merasa nyaman saat makan.

Anda mungkin juga menyukai