Riwayat Penyakit
Keluhan utama yiatu : Keluhan yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Keluhan utama ini tidak harus sejalan dengan
diagnosa utama. Misal : Seseorang yang tidak bisa berjalan, ternyata dalam pemeriksaan selanjutnya menderita tumor ginjal
Harus disusun secara kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai
dibawa berobat
Bila sudah berobat sebelumnya, ditanyakan kapan, dengan siapa, serta obat apa yang telah diberikan
Pada penyakit menular dikatakan apakah disekitar tempat tinggal anak ada yang menderita penyakit yang sama
Pada penyakit keturunsn perlu ditanyakan apakah saudara sedarah ada yang mempunyai penyakit alergi
Ditanyakan keadaan atau penyakit yang mungkin berkaitan dengan penyakit sekarang. Misal : Penyakit kulit yang
mendahului penyakit ginjal atau infeksi tenggorokan yang mendahului penyakit jantung
Bagaimana sifat-sifat terjadinya gejala, apakah mendadak, perlahan-lahan, atau terus menerus
Untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasi dan sifatnya. Menetap, menjalar, menyebar
1. B. Pemeriksaan Fisik
1. a. Keadaan Umum
Pemeriksaan fisik harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum yang mencakup :
1. Kesan keadaan sakit, termasuk fasies & posisi pasien
2. Kesadaran
Dengan penilaian keadaan umum ini dapat diperoleh kesan : Apakah pasien perlu tindakan cepat atau tindakan dilakukan setelah
pemeriksaan fisik yang lengkap
1. 2. Kesadaran
a. Komposmentis
Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan
b. Apatik
Pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya. Ia akan memberikan respon yang adekuat bila
diberikan stimulus
c. Somnolen
Yakni takut kesadaran dimana pasien tampak mengantuk. Selalu ingin tidur, ia tidak respon terhadap stimulus ringan, tetapi
memberikan respon terhadap stimulus yang agak keras, kemudian tertidur lagi
d. Sopor
Pasien tidak memberikan respon ringan ataupun sedang. Tetapi masih memberi sedikit respon terhadap stimulus yang kuat.
Reflek pupil terhadap cahaya masih (+)
e. Koma
Pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, refleks pupil terhadap cahaya (-). Ini adalah takut kesadaran yang paling
rendah
f. Delirium
Keadaan kesadaran yang menurun serta kacau, biasanya disertai disorientasi. Iritatif & halusinasi
1. 3. Status Gizi
b. Dengan pemeriksaan fisik & antropometris ( BB, TB, Lingkaran lengan atas, tebal lipatan kulit, lingkar kepala, dada & perut )
1. b. Tanda-tanda Vital
Tdd : 1. Nadi
1. Tekanan darah
2. Pernapasan
3. Suhu
Frekuensi nadi
Irama
Kualitas nadi
Ekualitas nadi (pada keadaan normal nadi ke-4 extremitas sama, tapi koartasi aorta atas lebih kuat dari bawah )
2. Tekanan darah
Frekuensi pernapasan
Irama / keteraturan
Kedalaman
1. 4. Suhu tubuh
1. c. Status Generalis
Ekzema
Kepala
Muka
Simetris
Mongoloid
Paralisis
Mata
Palpebrae ( edema )
Konjunctiva ( anemis )
Sclera ( ikterus )
Cornea
Telinga
Bentuk
Mastoid
Mulut
Leher
Bentuk
Bendungan vena
Tortikolis
Kelenjar gondok
KGB
Kaku kuduk
Thorax
Inspeksi
Bentuk : Normal, simetris, barrel chest ( cembung ), pigeon chest / dada burung )
1. Normal
2. Cheyne Stokes
Cepat dan dalam, diikuti oleh periode pernafasan yang lambat dan dangkal. Diakhiri apnoe beberapa saat. Normal terdapat bayi
premature
1. Biot :
Sama sekali tidak teratur ( kadang lambat, kadang cepat, dalam, dangkal, kadang apnoe ). Pada penyakit SSP ( encephalitis )
Paru paru
Palpasi
Telapak tangan diletakkan datar pada dada & meraba dengan telapak tangan dan ujung jari. Dinilai : fremitus suara ( waktu
anak menangis / disuruh mengatakan tujuh-tujuh
Normal akan teraba gerakan yang sama pada kedua telapak tangan
Berkurang bila ada obstruksi jalan napas ( atelektasis, pleuritis, tumor, efusi pleura )
Perkusi
Normal : Sonor
Redup : Tidak ada udara misal pada tunor yang luas pada paru
Hypersonor : Udara lebih banyak dapat padat misal pada emfisema, pnemothorax
Auskultasi
Pada paru paru didengarkan suara : napas dasar dan napas tambahan
Suara nafas vesikuler : Adalah suara nafas normal, dimana suara inspirasi lebih keras dan panjang dari ekspirasi
Suara nafas bronkhial : Inspirasi keras yang disusul oleh ekspirasi yang lenih keras. Hanya ada didaerah parasternal atas
dada sepad dan interscapular belakang
Ronki Basah
Suara nafas tambahan berupa vibrasi terputus-putus akibat getaran yang terjadi karena cairan dalam jalan nafas dilalui oleh udara.
Dapat berupa :
Ronki basah halus : Dari duktus alveolus, bronkiolus dan bronchus halus
Ronki Kering
Suara kontinu yang terjadi oleh karena udara melalui jalan nafas yang menyempit baik akibat faktor intraluminar ( Spasme
bronchus, edema, lendir, benda asing ) maupun extraluminar ( desakan olleh tumor ) lebih jelas pada fase ekspirasi
Wheezing ( Mengi )
Jenis ronki kering yang terdengar lebih sonor. Wheezing pada fase inspirasi : Obstruksi saluran nafas bagian atas : Edema
laryng atau benda asing. Wheezing pada fase ekspirasi : Obstruksi saluran nafas bagian bawah : asma bronkhiolitis
Krepitasi
Sukusio Hippocrates
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Iktus cordis dapat diraba dengan palpasi, kuat angkat, luas serta frekuensi dan kualitas
Perkusi
Normal :
Auskultasi
1. Lokasi
1. Iktus cordis : pada sela iga V garis midclavicula kiri ( katup mitral )
e. M : Dari apeks
2. BJ III dan BJ IV
Bila ada : Akan terdengar derap kuda ( Gaike Rytoe ) yang menunjukkan adanya kegagalan jantung
Abdomen
Inspeksi
Simetris
Umbilikus ( hernia )
Gambaran vena
Palpasi
Lokasi nyeri tidak selalu berhubungan dengan kelainan organ di daerah tersebut
Ketegangan otot perut ( Defence muskular ) terjadi pada peradangan alat dalam abdomen
Hati
1. Garis yang menghubungkan pusar dengan titik potong garis mid calvicula kanan dengan arcus aorta
Pembesaran hati diproyeksikan pada kedua garis ini dinyatakan dengan beberapa bagian dari kedua garis tersebut. ( 1/3 ).
Harus pula dicatat : Konsistensi, tepi, permukaan dan terdapatnya nyeri tekan
Limpa
Mempunyai insura lienalis, serta dapat didorong kearah medial, lateral dan atas. Besarnya limpa diukur menurut
SCHUFFNER, yaitu :
Jarak maximal dari pusar ke garis singgung pada arcus costae kiri dibagi 4 bagian yang sama. Garis ini diteruskan kebawah
sehingga memotong lipat paha. Garis dari pusat kelipat paha pun dibagi 4 bagian yang sama
Limpa yang membesar samapai pusar dinyatakan sebagai S.IV sampai lipat paha S.VIII
Ginjal
Dalam keadaan normal ginjal tidak teraba, kecuali pasien neonatus. Dapat diraba dengan cara Ballotement. Yaitu dengan cara
meletakkan tangan kiri pemeriksa dibagian posterior tubuh pasien sedemikian rupa, sehingga jari telunjuk berada di angulus
costovertebralis. Kemudian jari telunjuk ini menekanorgan keatas. Sementara itu tangan kanan melakukan palpasi secara dalam
dari anterior dan akan merasakan organ tersebut menyentuh
Genitalia Externa
Pada Pria
Pada Wanita :
Anus
Ekstremitas
Simetris
Kelainan kongenital
Edema