Anda di halaman 1dari 10

ANAMNESIS & PEMERIKSAAN ANAK

Riwayat Penyakit

Keluhan utama yiatu : Keluhan yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Keluhan utama ini tidak harus sejalan dengan
diagnosa utama. Misal : Seseorang yang tidak bisa berjalan, ternyata dalam pemeriksaan selanjutnya menderita tumor ginjal

Riwayat Perjalanan Penyakit

Harus disusun secara kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai
dibawa berobat

Bila sudah berobat sebelumnya, ditanyakan kapan, dengan siapa, serta obat apa yang telah diberikan

Perkembangan penyakit kemungkinan terjadinya komplikasi, gejala sisa

Pada penyakit menular dikatakan apakah disekitar tempat tinggal anak ada yang menderita penyakit yang sama

Pada penyakit keturunsn perlu ditanyakan apakah saudara sedarah ada yang mempunyai penyakit alergi

Ditanyakan keadaan atau penyakit yang mungkin berkaitan dengan penyakit sekarang. Misal : Penyakit kulit yang
mendahului penyakit ginjal atau infeksi tenggorokan yang mendahului penyakit jantung

Keluhan dan gejala tambahan ditanyakan secara teliti

Perlu diketahui mengenai keluhan / gejala sbb :

Lamanya keluhan berlangsung

Bagaimana sifat-sifat terjadinya gejala, apakah mendadak, perlahan-lahan, atau terus menerus

Untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasi dan sifatnya. Menetap, menjalar, menyebar

Berat ringannya keluhan. Apakah menetap, bertambah berat atau berkurang

Apakah keluhan tersebut baru pertama kali / sudah pernah sebelumnya

Apakah terdapat saudara sedarah yang menderita keluhan yang sama

1. B. Pemeriksaan Fisik

1. a. Keadaan Umum

Pemeriksaan fisik harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum yang mencakup :
1. Kesan keadaan sakit, termasuk fasies & posisi pasien

2. Kesadaran

3. Kesan status gizi

Dengan penilaian keadaan umum ini dapat diperoleh kesan : Apakah pasien perlu tindakan cepat atau tindakan dilakukan setelah
pemeriksaan fisik yang lengkap

1. 1. Kesan Keadaan Sakit

Dinilai apakah sakit ringan, sedang atau berat

1. 2. Kesadaran

a. Komposmentis

Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan

b. Apatik

Pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya. Ia akan memberikan respon yang adekuat bila
diberikan stimulus

c. Somnolen

Yakni takut kesadaran dimana pasien tampak mengantuk. Selalu ingin tidur, ia tidak respon terhadap stimulus ringan, tetapi
memberikan respon terhadap stimulus yang agak keras, kemudian tertidur lagi

d. Sopor

Pasien tidak memberikan respon ringan ataupun sedang. Tetapi masih memberi sedikit respon terhadap stimulus yang kuat.
Reflek pupil terhadap cahaya masih (+)

e. Koma

Pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, refleks pupil terhadap cahaya (-). Ini adalah takut kesadaran yang paling
rendah

f. Delirium

Keadaan kesadaran yang menurun serta kacau, biasanya disertai disorientasi. Iritatif & halusinasi

1. 3. Status Gizi

Penilaian satatus gizi dengan cara :


1. Secara klinis : Dengan inspeksi dan palpasi, inspeksi lihat proporsi tubhnya kurus/gemuk. Palpasi dengan cara cubit
tebal jaringan lemak subcutan

b. Dengan pemeriksaan fisik & antropometris ( BB, TB, Lingkaran lengan atas, tebal lipatan kulit, lingkar kepala, dada & perut )

1. b. Tanda-tanda Vital

Tdd : 1. Nadi

1. Tekanan darah

2. Pernapasan

3. Suhu

4. 1. Nadi, yang dinilai adalah ;

Frekuensi nadi

Irama

Kualitas nadi

Ekualitas nadi (pada keadaan normal nadi ke-4 extremitas sama, tapi koartasi aorta atas lebih kuat dari bawah )

2. Tekanan darah

Waktu mengukur hendaknya dicatat apakah waktu duduk, berbaring / tidur

3. Pernapasan, yang dinilai adalah :

Frekuensi pernapasan

Irama / keteraturan

Kedalaman

Type / Pola pernafasan

1. 4. Suhu tubuh

1. c. Status Generalis

Mukosa kulit / subkutis yang menyeluruh


Warna kulit Eritema kulit

Sianosis Kelembapan kulit

Ikterus Turgor kkulit

Kepucatan Perdarahan kulit : petikei, ekimosis

Ekzema

Kepala

Bentuk : Normal, hidrocephalus, mikrosephalus

Rambut ( warna, mudah dicabut / tidak )

UUB ( cekung, menonjol, menutup/belum )

Muka

Simetris

Mongoloid

Paralisis

Mata

Palpebrae ( edema )

Konjunctiva ( anemis )

Sclera ( ikterus )

Pupil : Reflex cahaya ( miosis, midriasis )

Cornea

Telinga

Bentuk

Liang telinga ( Membrane thympani )

Mastoid
Mulut

Bibir : Kering, sianosis, simetris

Gigi : Selaput lendir ( stomatitis )

Lidah : papil atrofi

Faring, tonsil, dan tenggorokan

Leher

Bentuk

Bendungan vena

Trachea ( simetris / tidak )

Tortikolis

Kelenjar gondok

KGB

Kaku kuduk

Thorax

Inspeksi

Dalam keadaan diam ;

Bentuk : Normal, simetris, barrel chest ( cembung ), pigeon chest / dada burung )

Retraksi : Suprasternal, intercostales, substernal

Kulit : Emfisema subcutis

Sela iga melebar / tidak

Dalam keadaan bergerak :

1. Normal

2. Cheyne Stokes
Cepat dan dalam, diikuti oleh periode pernafasan yang lambat dan dangkal. Diakhiri apnoe beberapa saat. Normal terdapat bayi
premature

1. Kussmaul : Cepat & dalam

Pada asidosis metabolic

1. Biot :

Sama sekali tidak teratur ( kadang lambat, kadang cepat, dalam, dangkal, kadang apnoe ). Pada penyakit SSP ( encephalitis )

Paru paru

Palpasi

Telapak tangan diletakkan datar pada dada & meraba dengan telapak tangan dan ujung jari. Dinilai : fremitus suara ( waktu
anak menangis / disuruh mengatakan tujuh-tujuh

Normal akan teraba gerakan yang sama pada kedua telapak tangan

Meninggi bila ada konsolidasi ( pneumonia )

Berkurang bila ada obstruksi jalan napas ( atelektasis, pleuritis, tumor, efusi pleura )

Krepitasi subcutis : Menunjukkan adanya udara dibawah jaringan kulit

Perkusi

Normal : Sonor

Redup : Tidak ada udara misal pada tunor yang luas pada paru

Hypersonor : Udara lebih banyak dapat padat misal pada emfisema, pnemothorax

Thympani : Pada hernia diphragmatika

Dapat Pula Menentukan

Bagian depan : Batas paru jantung

Batas paru dg hati ( setinggi iga VI )

Bagian belakang : Batas diaphragma ( Setinggi iga VII X )

Auskultasi
Pada paru paru didengarkan suara : napas dasar dan napas tambahan

Suara Napas Dasar

Suara nafas vesikuler : Adalah suara nafas normal, dimana suara inspirasi lebih keras dan panjang dari ekspirasi

Suara nafas bronkhial : Inspirasi keras yang disusul oleh ekspirasi yang lenih keras. Hanya ada didaerah parasternal atas
dada sepad dan interscapular belakang

Suara napas tambahan

Ronki Basah

Suara nafas tambahan berupa vibrasi terputus-putus akibat getaran yang terjadi karena cairan dalam jalan nafas dilalui oleh udara.
Dapat berupa :

Ronki basah halus : Dari duktus alveolus, bronkiolus dan bronchus halus

Ronki basah sedang : Dari bronchus kecil dan sedang

Ronki basah kasar : Dari bronchus diluar jaringan paru

Ronki Kering

Suara kontinu yang terjadi oleh karena udara melalui jalan nafas yang menyempit baik akibat faktor intraluminar ( Spasme
bronchus, edema, lendir, benda asing ) maupun extraluminar ( desakan olleh tumor ) lebih jelas pada fase ekspirasi

Wheezing ( Mengi )

Jenis ronki kering yang terdengar lebih sonor. Wheezing pada fase inspirasi : Obstruksi saluran nafas bagian atas : Edema
laryng atau benda asing. Wheezing pada fase ekspirasi : Obstruksi saluran nafas bagian bawah : asma bronkhiolitis

Krepitasi

Suara membukanya alveoli ( pnemonia Lobaris )

Pleural Friction Rub ( bunyi gesekan pleural : Pada pleuritis )

Sukusio Hippocrates

Kalau dada digerak-gerakkan terdengar suara kocokan : Pada seropneumothorax

Jantung
Inspeksi

Pericordial bulging ( ada pembesaran ventrikel kanan )

Iktuscordis ( Sela iga V garis midclavicula kiri )

Palpasi

Iktus cordis dapat diraba dengan palpasi, kuat angkat, luas serta frekuensi dan kualitas

Getaran ( Thrill ) : Terdapat kelainan katup

Perkusi

Menentukan besar dan batas jantung secara kasar

Normal :

Batas atas : Intercostalis II parasternal kiri

Batas Kanan : Intercostalis IV garis parasternal kanan

Batas Kiri : Intercostalis IV garis midclavicula kiri

Auskultasi

1. Lokasi

1. Iktus cordis : pada sela iga V garis midclavicula kiri ( katup mitral )

b. P : Sela iga II kiri sternum

1. A : Sela iga II kanan sternum

d. T : Sela iga IV parasternal kiri bawah

e. M : Dari apeks

1. Menentukan bungi jantung : BJ I. BJ II

BJ I : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup mitral dan trikuspid

BJ II : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup aorta dan pulmonal

1. Intensitas pada kualitas BJ

2. BJ III dan BJ IV

Bila ada : Akan terdengar derap kuda ( Gaike Rytoe ) yang menunjukkan adanya kegagalan jantung

Abdomen
Inspeksi

Datar, cembung, tegang atau cekung

Simetris

Umbilikus ( hernia )

Gambaran vena

Palpasi

Dilakukan dengan seluruh jari tangan

Lokasi nyeri tidak selalu berhubungan dengan kelainan organ di daerah tersebut

Ketegangan otot perut ( Defence muskular ) terjadi pada peradangan alat dalam abdomen

Hati

Digunakan ujung jari

Digunakan patokan 2 garis, yaitu :

1. Garis yang menghubungkan pusar dengan titik potong garis mid calvicula kanan dengan arcus aorta

2. Garis yang menghubungkan pusar dengan processus kifoideus

Pembesaran hati diproyeksikan pada kedua garis ini dinyatakan dengan beberapa bagian dari kedua garis tersebut. ( 1/3 ).
Harus pula dicatat : Konsistensi, tepi, permukaan dan terdapatnya nyeri tekan

Limpa

Pada neonatus : Normal masih teraba sampai 1 2 cm

Dibedakan dengan hati yaitu dengan :

Limpa seperti lidah menggantung ke bawah

Ikut bergeerak pada pernapasan

Mempunyai insura lienalis, serta dapat didorong kearah medial, lateral dan atas. Besarnya limpa diukur menurut
SCHUFFNER, yaitu :

Jarak maximal dari pusar ke garis singgung pada arcus costae kiri dibagi 4 bagian yang sama. Garis ini diteruskan kebawah
sehingga memotong lipat paha. Garis dari pusat kelipat paha pun dibagi 4 bagian yang sama
Limpa yang membesar samapai pusar dinyatakan sebagai S.IV sampai lipat paha S.VIII

Ginjal

Dalam keadaan normal ginjal tidak teraba, kecuali pasien neonatus. Dapat diraba dengan cara Ballotement. Yaitu dengan cara
meletakkan tangan kiri pemeriksa dibagian posterior tubuh pasien sedemikian rupa, sehingga jari telunjuk berada di angulus
costovertebralis. Kemudian jari telunjuk ini menekanorgan keatas. Sementara itu tangan kanan melakukan palpasi secara dalam
dari anterior dan akan merasakan organ tersebut menyentuh

Genitalia Externa

Pada Pria

Ukuran, bentuk penis dan testis

Apaka ada : Hipospadia, epispodia, pseudohermaphrodit

Pada Wanita :

Bayi kurang bulan labium minora & klitoris lebih menonjol

Anus

Pemeriksan Colok dubur terutama pada bayi baru lahir

Ekstremitas

Simetris

Kelainan kongenital

Edema

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB II Icha
    BAB II Icha
    Dokumen15 halaman
    BAB II Icha
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen19 halaman
    4
    Laalaa Shalvy Sima
    Belum ada peringkat
  • Halaman Awal
    Halaman Awal
    Dokumen5 halaman
    Halaman Awal
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Referat Undensus Testis
    Referat Undensus Testis
    Dokumen17 halaman
    Referat Undensus Testis
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Follow
    Follow
    Dokumen2 halaman
    Follow
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Insom
    Insom
    Dokumen10 halaman
    Insom
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • 138 252 1 SM
    138 252 1 SM
    Dokumen6 halaman
    138 252 1 SM
    indra_poetoet
    Belum ada peringkat
  • Referat Keloid
    Referat Keloid
    Dokumen17 halaman
    Referat Keloid
    Andriati Nadhila
    100% (1)
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen29 halaman
    Bab I
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • ANTIBIOTIK (Makalah)
    ANTIBIOTIK (Makalah)
    Dokumen5 halaman
    ANTIBIOTIK (Makalah)
    Adeline Clarissa
    Belum ada peringkat
  • ULKUS
    ULKUS
    Dokumen30 halaman
    ULKUS
    jumaymaya
    94% (18)
  • XXXX
    XXXX
    Dokumen57 halaman
    XXXX
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Halaman Awal
    Halaman Awal
    Dokumen5 halaman
    Halaman Awal
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • KEL01D-KEL01D
    KEL01D-KEL01D
    Dokumen7 halaman
    KEL01D-KEL01D
    rizkyadiwardana
    Belum ada peringkat
  • PDF
    PDF
    Dokumen22 halaman
    PDF
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • BAB II Skizofrenia
    BAB II Skizofrenia
    Dokumen13 halaman
    BAB II Skizofrenia
    fennycarla7
    Belum ada peringkat
  • Skizofrenia Slide
    Skizofrenia Slide
    Dokumen27 halaman
    Skizofrenia Slide
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Kesimpulan
    Bab Iii Kesimpulan
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii Kesimpulan
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Stenosis Aort1
    Stenosis Aort1
    Dokumen6 halaman
    Stenosis Aort1
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • BAB II Skizofrenia
    BAB II Skizofrenia
    Dokumen13 halaman
    BAB II Skizofrenia
    fennycarla7
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Feni
    BAB 1 Feni
    Dokumen24 halaman
    BAB 1 Feni
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    nirna maizia
    Belum ada peringkat
  • Anamnesis Pada Anak
    Anamnesis Pada Anak
    Dokumen3 halaman
    Anamnesis Pada Anak
    nirna maizia
    Belum ada peringkat