Crossbreeding adalah perkawinan ternak-ternak dari bangsa yang berbeda dengan
teknis persilangan pertama pada bred asli, tapi secara umum berlaku juga untuk sistem dari dua jenis atau rotasi persilangan dari tiga atau lebih bibit dan untuk menyilangkan pejantan murni dari satu ras untuk menaikkan tingkatan betina dari ras yang lain. Crossbreeding tidak menghilangkan kebutuhan akan ternak purebred yang telah beredar sejak sistem yang efisien memerlukan karakteristik ternak unggul. Crossbreeding pada sapi potong tidak mendapat persetujuan luas sampai beberapa dekade terakhir. Namun, sebagian besar ternak komersial saat ini disilangkan (Reid, 1980). Crossbreeding adalah salah satu jenis kelas yang lebih besar dari sistem kawin yang disebut perkawinan sedarah. Perkawinan sedarah memiliki efek sebaliknya dari perkawinan sedarah dan didefinisikan sebagai perkawinan individu yang relatif tidak terkait. Bentuk- bentuk perkawinan sedarah lainnya adalah: 1) linecrossing, yang merupakan perkawinan anggota keluarga yang berbeda dalam satu jenis, 2) grading-up, dimana mengkawinkan pejantan dari jenis yang ditentukan dengan betina dari jenis tertentu dan betina dari berbagai generasi turunannya untuk memperbanyak keturunan yang dihasilkan, dan 3) hibridisasi, yaitu perkawinan individu dari spesies yang berbeda (Buchanan, 1984). Crossbreeding menguntungkan untuk dua alasan utama. Pertama, sistem penyeberangan silang yang dirancang dengan baik memungkinkan produsen menggabungkan karakteristik yang diinginkan dari breed yang terlibat di persilangan sambil menutupi sebagian dari kekurangan breed. Hal ini sering disebut sebagai breed complementarity. Manfaat kedua yaitu dari heterosis, yang sering disebut sebagai kekuatan hibrida. Selain manfaat utama ini, crossbreeding juga memungkinkan produsen mengubah kawanan dengan cepat dengan diperkenalkannya jenis baru (Buchanan, 1984). Secara teknis persilangan dilakukan dengan maksud yaitu penggabungan beberapa sifat yang semula terdapat pada dua bangsa yang berbeda ke dalam satu bangsa silangan, pembentukan bangsa baru, grading up dan pemanfaatan heterosis (Hardjosubroto, 1994). Dapus Buchanan, David S. and Sally L. Northcutt. 1984. The Genetic Principles of Crossbreeding: Beef Cattle Handbook. Oklahoma State University. BCH-1400. Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliaan Ternak di Lapangan. Gramedia. Jakarta. Reid, J.T. 1980. Animal Agriculture: Research to Meet Human Needs in the 21st Century. Westview Press: Colorado.