Anda di halaman 1dari 4

SOP ( STANDART OPERATING PROSEDUR )

SISTEM KEWASPADAAN DINI PENANGGULANGAN KLB


No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
56/M/P2P/2013 .. 1-2
Tanggal ditetapkan : Disusun oleh : Ditetapkan

18 Februari 2013

Pengertian Kegiatan yang dilaksanakan untuk menangani penderita / korban, penanggulangan KLB, mencegah perluasan k
penderita baru / kematian baru pada suatu KLB yang sedang terjadi.
Tujuan 1. Sebagai pedoman petugas dalam pelaksanaan penanganan / penanggulangan KLB
2. Agar KLB tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat
3. Menurunkan jumlah kasus pada setiap KLB
4. Menurunkan jumlah kematian pada setiap KLB
5. Memendekkan periode KLB
6. Mencegah penyebarluasan wilayah KLB
Kebijakan Sebagai acuan melaksanakan kegiatan penanganan / penanggulangan Kejadian Luar Biasa sehingga tidak menj
masyarakat oleh petugas / Tim yang berkompeten.
Standart Tenaga Tim yang terdiri dari petugas surveilans,paramedik/medis, analis laboratorium, Promkes dll
Standart Sarana dan 1. Pra Pelaksanaan
prasarana a. Hasil Penyelidikan epidemiologi
b. Rencana Tindak lanjut PE
2. Pada saat pelaksanaan
a. Alat Pelindung Diri ( Masker, sarung tangan, jas laboratorium )
b. KLB Kit sesuai dengan KLB yang sedang terjadi
Kit pengambilan specimen
Kit pengiriman specimen
c. Profilaksis / Obat obatan dan vitamin
d. Media Penyuluhan / leaflet dll
Prosedur Tetap 1. Penanganan penderita / korban
2. Pencarian kasus baru / lain
3. Pengendalian dan Pengurangan sumber infeksi
4. Pengurangan kerentanan penjamu
5. Penyuluhan / Sosialisasi
Cara Melaksanakan tiap 1. Penanganan Penderita :
Kegiatan b. Berikan pengobatan / perawatan penderita sesuai dengan gejala / penyakit yang diderita
c. Ambil spesimen darah / urine / swap tenggorok / hidung pada wabah penyakit dan sampel makanan, minuman
pada KLB keracunan makanan minuman
2. Cari kasus baru / kasus lain dengan mendata kontak erat penderita yang mempunyai gejala klinis sama dengan pe

3. Pengendalian dan Pengurangan sumber infeksi seperti :


a.Larvasidasi
b.Pengasapan / Fogging
c. Chlorinasi
4. Pengurangan kerentanan penjamu
a. Vaksinasi;
b. Pengobatan / profilaksis
c. Isolasi orang-orang atau komunitas tak terpapar
d. Penjagaan jarak sosial (meliburkan sekolah, membatasi kumpulan massa).
5. Penyuluhan / Sosialisasi
a. Melaksanakan penyuluhan kelompok atau pada masyarakat luas
b. Sosialisasi / pelatihan terkait program tertentu pada tenaga tenaga kesehatan dijajaran Puskesmas, misal Sosila
Catatan 1. Dalam pelaksanaan penanggulangan KLB / wabah dilakukan dengan cara yang aman dan tepat sehingga tidak m
kerusakan lingkungan hidup.
2. Dalampelaksanaanya selalu berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sector.
Referensi Buku Petunjuk Teknis Surveilans epidemiologi Penyakit Penyakit Menular, Keracunan Makanan, Bencana
Kejadian Luar Biasa Tahun 2002
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Mar
15

SOP penanggulangan DBD


PROGRAM PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH

No. Dokumen No. Revisi Halama

Tanggal Terbit Disusun, Ditetapk


Kasi P2 Dinkes Kampar Kepala Dinkes

PROSEDUR TETAP
SASMINEDI, SKM, M.Si HERLYN RAHMOLA, SKM, M.Si

NIP,197311161993031003 NIP,1957010519
Pengertian Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aed
albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus Dengeu dari penderita DBD lainnya terut
anak, ditandai dengan panas tinggi, perdarahan dan dapat menimbulkan kematian. Penyakit in
penyakit yang dapat menimbulkan wabah.

Tujuan 1. Menurunkan angka insidens kasus DBD sebesar 1/100.000 penduduk di daerah endemis.
2. Tercapainya angka bebas jentik ( ABJ ) > 95 %.
3. Tercapai nya angka kematian DBD / CFR < 1 %.
4. Daerah KLB DBD < 5 %.
1. Meningkatkan prilaku hidup bersih sehat dan kemandirian terhadap P2DBD.
Kebijakan 2. Meningkatkan perlindungan Kesehatan masyarakat terhadap penyakit DBD.
3. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi program DBD.
4. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.

Prosedur 1. Penemuan suspek penderita DBD baik aktif dan pasive di unit pelayanan kesehatan dengan g
kedaruratan dilakukan uji Tourniquet dan dilakukan pemeriksaan laboratorium atau RDT.
2. Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit 100.000/l, penderita di rujuk ke Rumah Sakit.
3. Selanjutnya dilakukan Penyelidikan Epidemiologi di wilayah penderita dan apabila memenuhi
dilakukan pengasapan dengan 2 siklus dengan interval 1 minggu.
4. Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit > 100.000/l,penderita tidak perlu di rujuk cukup dilak
dilakukan Penyelidikan Epidemiologi di wilayah penderita apabila memenuhi kriteria fogging maka
dengan 2 siklus dengan interval 1 minggu.
1. Dan jika hasil negatif maka akan diberikan pengobatan sesuai simptomatis.
2. Jika ditemukan penderita dengan tanda kedaruratan atau penderita dari Rumah Sakit, PE dila
laporan dari RS ( S0 dan hasil laboratorium )
3. Apabila memenuhi kriteria fogging maka dilakukan pengasapan dengan 2 siklus dengan interval 1

Unit terkait 1. Dinas Kesehatan.


2. Rumah Sakit
3. UPTD Kesehatan/Puskesmas.
4. Pustu.
5. Poskesdes/Polindes.
Diposting 15th March 2

Anda mungkin juga menyukai