Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Kelas : A1
Kelompok :2
Tanggal Praktikum : 3 April 2017
Anggota :
1. Arief Ariyansyah (2014210023)
5. Chyntia (2014210045)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2016
Bahan :
1. Simplisia Curcumae xanthorrhizae Rhizoma (rimpang temulawak)
IV. Teori
a. Teori yang Berkaitan Tentang Percobaan
Definisi
a Kadar abu total adalah abu yang dihasilkan dari sejumlah simplisia yang
dipijarkan dalam tanur.
b Kadar abu yang tidak larut dalam asam adalah sisa abu yang diperoleh dari
penetapan kadar abu total, yang tidak larut dalam asam klorida.
c Kadar sari larut etanol adalah sejumlah substansi simplisia yang dapat larut
dalam etanol, menunjukkan sejumlah senyawa organik yang ada dalam
simplisia.
d Kadar sari larut air adalah sejumlah substansi simplisia yang dapat larut
dalam air, menunjukkan jumlah senyawa anorganik yang terdapat di dalam
simplisia.
e Bahan organik asing adalah :
Identitas simplisia
1. Pemerian :
a. Makroskopik : Berupa keping tipis, bentuk bundar atau jorong, ringan, keras,
rapuh, garis tengah hingga 6 cm, tebal 2-5 mm; permukaan luar berkerut,warna coklat
kekuningan hingga cokelat; bidang irisan berwarna coklat kuning buram, melengkung
tidak beraturan, tidak rata, sering dengan tonjolan melingkar pada batas antara silinder
pusat dengan korteks; korteks sempit, tebal 3-4 mm. Bekas patahan berdebu, warna
kuning jingga hingga cokelat jingga terang. Bau khas, rasa tajam dan agak pahit.
b. Mikroskopik : fragmen pengenal adalah berkas pengangkut, parenkim korteks,
serabut sklerenkim, butir amilum dan jaringan gabus.
c. Senyawa identitas : Xantorizol
d. Struktur kimia :
V. Cara Kerja
a. Penetapan Kadar Sari yang Larut Dalam Etanol
Keringkan serbuk (4/18) di udara, sejumlah 5 gram serbuk yang ditimbang
saksama dimaserasi selama 24 jam dengan 100 ml etanol 95%, menggunakan labu
bersumbat kaca sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan dibiarkan
selama 18 jam. Kemudian disaring cepat untuk menghindari penguapan etanol. Di
pipet sejumlah 20 ml filtrate dan diuapkan hingga kering dalam cawan dangkal
berdasar rata yang telah di tara. Residu dipanaskan pada suhu 1050C hingga bobot
tetap. Kadar sari yang larut dalam etanol dihitung dalam persen terhadap bahan yang
telah dikeringkan di udara.
Perhitungan :
W 1W 0 100
x x 100
Kadar sari yang larut dalam etanol : bobot simplisia 20
W 1W 0 100
x x 100
Kadar sari yang larut dalam air : bobot simplisia 20
Penimbangan Kadar sari larut dalam Kadar sari larut dalam air
ke etanol 96%
Cawan 1 (g) Cawan 2 (g) Cawan 3 (g) Cawan 4 (g)
Sebelum di 25,9789 25,3182 28,4534 27,0466
oven
Sesudah 1 25,9780 25,3170 28,4532 27,0463
jam
Sesudah 2 25,9776 25,3167 28,4531 27,0461
jam
= 6,26%
W 1W 0 100
2. Kadar I.2 = bobot simplisia x 10 x 100%
25,316725,2859 100
= 5,0036 x 10 x 100%
= 6,22%
Kadar I kadar II
% kesalahan =
x 100
Kadar I
6,266,22
=
x 100
6,26
= 0,64%
SD = 0,028
6,26 +6,22
Kadar sari larut etanol rata rata = 2 = 6,24%
Syarat : Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 3,6 %
28,453128,3901 100
= 5,0194 x 10 x 100%
=12,55%
W 1W 0 100
2. Kadar I.4 = bobot simplisia x 10 x 100%
= 12,95%
Kadar I kadar II
% kesalahan =
x 100
Kadar I
12,9512.55
=
x 100
12,95
=3,09%
SD = 0,28
12,55+12,95
Kadar sari larut air rata rata = 2 = 12,75%
Syarat : Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 9,1 %
o Pembahasan
1. Metode penentuan kadar sari digunakan untuk menentukan jumlah senyawa
aktif yang terekstraksi dalam pelarut dari sejumlah simplisia. Penentuan kadar
sari juga dilakukan untuk melihat hasil dari ekstraksi, sehingga dapat terlihat
pelarut yang cocok untuk dapat mengekstraksi senyawa tertentu. Prinsip dari
ekstraksi didasarkan pada distribusi zat terarut dengan perbandingan tertentu
antara dua pelarut yang tidak saling campur.
2. Pada penentuan kadar sari larut air, simplisia terlebih dahulu dimaserasi biasa
selama 1 jam dan maserasi kinetik selama 1 jam dengan air. Sedangkan pada
penentuan kadar sari larut etanol, simplisia terlebih dahulu dimaserasi biasa
selama 1 jam dan dimaserasi secara kinetik selama 1 jam,dengan etanol (95
%). Hal ini bertujuan agar zat aktif yang ada pada simplisia dapat terekstraksi
dan tertarik oleh pelarut tersebut.
3. Ketika penentuan kadar sari larut air, simplisia ditambahkan kloroform
terlebih dahulu, penambahan kloroform tersebut bertujuan sebagai zat
antimikroba atau sebagai pengawet. Karena apabila pada saat masrasi hanya
VII. Kesimpulan
1. Kadar sari yang larut dalam etanol simplisia Curcumae xhantoriza Rhizoma
Memenuhi syarat dengan kadar rata-rata sejumlah 6,24%
2. Kadar sari larut dalam air simplisia Curcumae xhantoriza Rhizoma Memenuhi
syarat dengan kadar rata-rata sejumlah 12,75 %