122.328842620 Sop Pnemonia
122.328842620 Sop Pnemonia
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
3. Laringoskop, bengkok dan berujung lurus.
4. Forsep macgill ( hanya untuk intubasi nasotrakeal )
5. Jelli busa 4x4
6. Spuit 10 cc
7. Jalan napas orofaringeal
8. Resusitasi bag dengan adafter dan masker yang
dihubungkan dengan tabung oksigen dan flowmeter.
9. Peralatan penghisap lendir
10. Kanul penghisap dengan sarung tangan.
11. Ujung penghisap tonsil Yankauer.
12. Plester 1 cm.
13. Ventilator atau set oksigen.
14. Restrain.
15. Mesin monitor jantung/ EKG.
16. Peralatan henti jantung.
Prosedur :
1. Ingatkan ahli terapi pernapasan, dan siapkan alat
ventilator atau set oksigen seperti yang dianjurkan oleh
dokter.
2. Jelaskan prosedur pada pasien, jika mungkin. Pasang
restrain jika diperlukan.
3. Yakinkan bahwa pasien mendapat terapi intravena yang
stabil.
4. Cuci tangan sesuai SOP
5. Tempatkan peralatan henti jantung disi tempat
tidur.tempatnya, laringoskop dengan mata pisau terpasang,
jalan napas orofaringeal ke arah dokter.
PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA
NO. NO. REVISI HALAMAN
DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
6. Observasi dan berikandukungan pada pasien.
Pertahankan terapi intravena dan awasi adanya disritmia.
7. Berikan tekanan pada krikoid selama intubasi endotrakeal
untuk melindungi regurgitasi isilambung. Temukan kartilago
krikoid dengan menekan raba tepat dibawah kartilago tiroid
(adam apple). Bagian inferior yang menonjol ke arah
kartilago adalah krikoid kartilago. Berikan tekanan pada
bagian anterolateral dari kartilago tepat sebelah lateral dari
garis tengah, gunakan ibu jari dan jari telunjuk.
Pertahankan tekanan sampai manset endotrakeal
dikembangkan.
8. Setelah ET tube pada tempatnya, kembangkan manset
dengan isi yang minimal sebagai berikut : Selama inspirasi
(bag resusitasi manual / ventilator), masukan dengan
perlahan udara ke garis manset. Tahan manset yang sudah
dikembangkan selama siklus ekspirasi --> Ulangi dengan
perlahan pengembangan manset selama siklus inspirasi
tambahan --> Akhiri mengembangkan manset bila
kebocoran sudah terhenti.
9. Lakukan penghisapan dan ventilasi.
10. Untuk memeriksa posisi ET tube, ventilasi dengan bag
dan lakukan auskultasi bunyi napas. Observasi
penyimpangan bilateral dada
11. Fiksasi ETT pada tempatnya dengan langkah sebagai
berikut: Bagi pasien dengan intubasi oral yang bergigi
12. lengmanset, ( jika jalan napas oral-faringeal yang
digunakan, ini harus dipendekkan sehinggga tidak masuk
kedalam faring posterior) --> Bagi dua lembar plester
PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA
NO. NO. REVISI HALAMAN
DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
sebuah dengan panjang hampir 20-24 cm dan yang lain
sekitar 14-16 cm (cukup untuk mengelilingi kepala pasien
dan melingkari sekitar ETT beberapa waktu) --> Letakkkan
plester dengan panjang 20-24 cm pada daerah yang rata,
tegakkan sisinya keatas, dan balikkan kearah plester dengan
panjang 14-16 cm --> Oleskan kapur harus pada daerah
sekitar mulut --> Tempatkan plester disamping leher pasien
-- > Letakkan satu ujung plester menyilang diatas bibir,
kemudian ujungnya mengitari ETT pada titik kearah mulut
--> Letakkan ujung yang lain dibawah bibir bawah menyilang
dagu, kemudian ujungnya mengitari ETT pada titik masuk ke
mulut --> Lakukan auskultasi dada bilateral.
13. Lepaskan handscoon dan cuci tangan sesuai dengan SOP
Tindak lanjut
1. Pastikan bahwa ETT telah terfiksasi dengan baik dan
pasien mendapatkan ventilasi yang adekuat.
2. Kaji sumber oksigen atau ventilator
3. Instruksikan untuk melakukan rontgen dada portable untuk
memeriksa letak ETT
4. Yakinkan dan beri srasa nyaman pasien.
Prosedur Perawatan Trakeostomi
Peralatan
1. Kateter penghisap
2. Sarung tangan steril
PROSEDUR
Pemasangan Ventilator
Persiapan Alat :
1. Main unit ventilator
2. Set tubing ventilator
3. Humidifier
4. Test lung
5. Aquadest steril
6. Ambu bag
7. Emergency Trolley
Pemasangan
1. Pasang set tubing ventilator, humidifier, test lung.
13. O2 alarm
1) Set tombol parameter pada O2 CONC. %
Perawatan :
1. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada pasien dan
atau pada keluarganya bagi pasien yang tidak sadar.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan, jangan lupa pakai handscoon saat tindakan
untuk mencegah infeksi.
3. Breathing circuit sebaiknya tidak lebih tinggi dari ETT,
agar pengembunan air yang terjadi tidak masuk ke paru
pasien.