Anda di halaman 1dari 17

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
Ditetapkan,
STANDAR TANGGAL KARUMKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
OPERASIONAL TERBIT
PROSEDUR
(SOP)
dr . SRI HANDAYANI, MMRS
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 67100385
1. Pneumonia nosokomial (HAP) adalah pneumonia yang terjadi
setelah pasien 48 jam dirawat di rumah sakit dan disingkirkan
PENGERTIAN semua infeksi yang terjadi sebelum masuk rumah sakit.
2. Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah pneumonia
yang terjadi lebih dari 48 jam setelah pemasangan intubasi
endotrakeal.

Mengurangi resiko terjadinya infeksi pnemonia yang lebih banyak


TUJUAN
1. Pasien yang terdiagnosa infeksi pnemonia dapat di tangani
sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan
2. Pasien dengan pemasangan ventilator, ETT, alat bantu nafas
llainnya harus dilakukan dengan prosedur sesuai SOP dan
KEBIJAKAN
pasien dengan koma harus dilakukan perawatan jalan nafas
dengan baik
3. Apabila telah di temukan kasus dengan infeksi pneumonia
harus segera dilaporkan dan dilakukan tindakan lebih lanjut
Pemasangan ETT
Peralatan :
PROSEDUR
1. Endotrakeal (ET) tube dalam berbagai ukuran.
2. Stylet (sejenis kawat yangdimasukkan kedalam kateter
atau kanula dan menjaga kanula tersebut agar tetap
kaku/tegak

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA


NO. NO. REVISI HALAMAN
DOKUMEN 1/

RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
3. Laringoskop, bengkok dan berujung lurus.
4. Forsep macgill ( hanya untuk intubasi nasotrakeal )
5. Jelli busa 4x4
6. Spuit 10 cc
7. Jalan napas orofaringeal
8. Resusitasi bag dengan adafter dan masker yang
dihubungkan dengan tabung oksigen dan flowmeter.
9. Peralatan penghisap lendir
10. Kanul penghisap dengan sarung tangan.
11. Ujung penghisap tonsil Yankauer.
12. Plester 1 cm.
13. Ventilator atau set oksigen.
14. Restrain.
15. Mesin monitor jantung/ EKG.
16. Peralatan henti jantung.

Prosedur :
1. Ingatkan ahli terapi pernapasan, dan siapkan alat
ventilator atau set oksigen seperti yang dianjurkan oleh
dokter.
2. Jelaskan prosedur pada pasien, jika mungkin. Pasang
restrain jika diperlukan.
3. Yakinkan bahwa pasien mendapat terapi intravena yang
stabil.
4. Cuci tangan sesuai SOP
5. Tempatkan peralatan henti jantung disi tempat
tidur.tempatnya, laringoskop dengan mata pisau terpasang,
jalan napas orofaringeal ke arah dokter.
PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA
NO. NO. REVISI HALAMAN
DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
6. Observasi dan berikandukungan pada pasien.
Pertahankan terapi intravena dan awasi adanya disritmia.
7. Berikan tekanan pada krikoid selama intubasi endotrakeal
untuk melindungi regurgitasi isilambung. Temukan kartilago
krikoid dengan menekan raba tepat dibawah kartilago tiroid
(adam apple). Bagian inferior yang menonjol ke arah
kartilago adalah krikoid kartilago. Berikan tekanan pada
bagian anterolateral dari kartilago tepat sebelah lateral dari
garis tengah, gunakan ibu jari dan jari telunjuk.
Pertahankan tekanan sampai manset endotrakeal
dikembangkan.
8. Setelah ET tube pada tempatnya, kembangkan manset
dengan isi yang minimal sebagai berikut : Selama inspirasi
(bag resusitasi manual / ventilator), masukan dengan
perlahan udara ke garis manset. Tahan manset yang sudah
dikembangkan selama siklus ekspirasi --> Ulangi dengan
perlahan pengembangan manset selama siklus inspirasi
tambahan --> Akhiri mengembangkan manset bila
kebocoran sudah terhenti.
9. Lakukan penghisapan dan ventilasi.
10. Untuk memeriksa posisi ET tube, ventilasi dengan bag
dan lakukan auskultasi bunyi napas. Observasi
penyimpangan bilateral dada
11. Fiksasi ETT pada tempatnya dengan langkah sebagai
berikut: Bagi pasien dengan intubasi oral yang bergigi
12. lengmanset, ( jika jalan napas oral-faringeal yang
digunakan, ini harus dipendekkan sehinggga tidak masuk
kedalam faring posterior) --> Bagi dua lembar plester
PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA
NO. NO. REVISI HALAMAN
DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
sebuah dengan panjang hampir 20-24 cm dan yang lain
sekitar 14-16 cm (cukup untuk mengelilingi kepala pasien
dan melingkari sekitar ETT beberapa waktu) --> Letakkkan
plester dengan panjang 20-24 cm pada daerah yang rata,
tegakkan sisinya keatas, dan balikkan kearah plester dengan
panjang 14-16 cm --> Oleskan kapur harus pada daerah
sekitar mulut --> Tempatkan plester disamping leher pasien
-- > Letakkan satu ujung plester menyilang diatas bibir,
kemudian ujungnya mengitari ETT pada titik kearah mulut
--> Letakkan ujung yang lain dibawah bibir bawah menyilang
dagu, kemudian ujungnya mengitari ETT pada titik masuk ke
mulut --> Lakukan auskultasi dada bilateral.
13. Lepaskan handscoon dan cuci tangan sesuai dengan SOP
Tindak lanjut
1. Pastikan bahwa ETT telah terfiksasi dengan baik dan
pasien mendapatkan ventilasi yang adekuat.
2. Kaji sumber oksigen atau ventilator
3. Instruksikan untuk melakukan rontgen dada portable untuk
memeriksa letak ETT
4. Yakinkan dan beri srasa nyaman pasien.
Prosedur Perawatan Trakeostomi
Peralatan
1. Kateter penghisap
2. Sarung tangan steril

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
3. Kassa steril
PROSEDUR 4. Swab
5. Hidrogen Peroksida
6. Normal salin
7. Kanul trakea
8. Sikat
9. Mangkuk Steril
10. Mantel pelindung
11. Bib trakeostomi
12. Pelindung mata
13. Gunting
14. Perlak dan handuk
Prosedur Perawatan Pasca Trakeostomi
Menurut Ilham (2010), segera setelah trakeostomi dilakukan:
1. Rontgen dada untuk menilai posisi tube dan melihat timbul
atau tidaknya komplikasi
2. Antibiotik untuk menurunkan risiko timbulnya infeksi
3. Mengajari pihak keluarga dan penderita sendiri cara merawat
pipa trakeostomi
Menurut Roni7iftitah (2010), langkah-langkah tindakan perawatan
trakeostomi adalah :
1. Kaji pernapasan klien, termasuk kebutuhan klien akan
pengisapan dan pembersihan trakeostomi
2. Cuci tangan
3. Letakkan alat-alat di atas meja
4. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian yang nyaman untuk
Bantu klien untuk mengambil posisi semi fowler atau
terlentang, Letakkan handuk melintang di dada klien
PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


RS BHAYANGKARA
DOKUMEN 0
LUMAJANG

PROSEDUR

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
5. Jika diperlukan, hubungkan selang pengisap ke aparatus
penghisap. Letakkan ujung selang di tempat yang mudah
di jangkau dan hidupkan penghisap
6. Buka set atau peralatan penghisap. Buka juga bungkus
alat-alat yang diperlukan untuk pembersihan trakheostomi

1) Letakkan perlak paling bawah dan atur peralatan


penghisap
2) Atur mangkuk steril kedua dekat. Jangan sentuh bagian
dala mangkuk
3) Tuangkan 50 ml hidrogen peroksida ke mangkuk kedua.
Jangan sampai menetes ke perlak.
4) Buka sikat steril dan letakkan di sebelah mangkuk yang
berisi hidrogen peroksida
5) Buka ketiga bungkus kasa 10 x 10 cm. pertahankan
sterilitas kasa. Tuangkan hidrogen peroksida di atas
kasa pertama dan normal salin di kasa kedua. Biarkan
kasa ketiga tetap kering.
6) Buka swab berujung kapas. Tuangkan hidrogen
peroksida pada satu paket swab dan normal salin pada
paket swab lainnya.
7) Jika menggunakan kanul dalam sekali pakai, buka
bungkusnya sehingga kanul dapat dengan mudah
diambil. Pertahankan sterilsasi kanula dalam.

8) Tetapkan panjang tali pengikat trakheostomi yang


diperlukan dengan menggandakan lingkar leher dan
menambah 5 cm dan gunting tali pada panjang
tersebut.

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
7. Lakukan prosedur pengisapan. Pastikan bahwa anda
telah menggunakan mantel pelindung dan sarung tangan
steril
8. Lepaskan bib trakheostomi dari keliling pipa trakheostomi
dan buang bib tersebut
9. Lepaskan sarung tangan yang sudah basah dan kenakan
sarung tangan steril yang baru. Tangan dominan anda
harus tetap steril sepanjang prosedur dilakukan.
Bersihkan kanul dalam.
10. Mangganti kanul dalam sekali pakai (dispossible
inner-canula).

1) Buka dan dengan hati-hati lepaskan kanul dengan


menggunakan tangan tak dominan anda.
2) Lakukan pengiapan dengan teknik steril, jika
diperlukan.
3) Keluarkan kanul dalam baru steril dalam bungkusnya
dan siramkan sejumlah normal salin steril pada kanul
baru tersebut. Biarkan normal salin menetes dari kanul
dalam.
4) Bantalan kasa pertama di gunakan untuk
membersihkan kulit di sektar trakheostomi. Kasa
kedua digunakan untuk mengangkat debris yang
dilunakkan oleh hidrogen peroksida, dan kasa ketiga
digunakan untuk mengeringkan kulit.
5) Swab digunakan untuk membersihkan sekitar
trakheostomi.

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
6) Kanul dalam steril harus sudah siap dipasang setelah
anda membersihkan kulit.
7) Tali menahan trakheostomi di tempatnya tanpa
menghambat sirkulasi.

11.Membersihkan jalan udara sehingga pembersihan


trakheostomi menjadi lebih efisien. Pengisapan
merupakan prosedur steril. Mantel pelindung mencegah
kontak dengan cairan tubuh klien.
12. Kulit harus dibersihkan untuk mencegah kerusakan
kulit.
13. Menurunkan penyebaran mikroorganisme.

1) Kanul dalam harus dilepaskan dan diganti untuk


mengurangi penyebaran mikroorganisme dan untuk
meningkatkan pernapasan.
2) Melepaskan kanul dalam dapat menstimulasi batuk
dan klien mungkin membutuhkan pengisapan.
3) Normal salin yang menetes ke dalam trakheostomi
dapat menyebabkan klien batuk.
4) Dengan hati-hati dan cermat pasang kanul dalam ke
dalam bagian luar kanul dan kunci kembali agar tetap
berada di tempatnya.

14. Hubungkan kembali klien dengan sumber


oksigen.Membersihkan kanul dalam tak disposable

1) Lepaskan kanul dalam menggunakan tangan tak


dominan dan letakkan kanul tersebut dalam mangkuk
yang berisi hidrogen peroksida.

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
2) Bersihkan kanul dalam dengan sikat (tangan
dominan anda memegang sikat dan tangan tak
dominan anda memegang kanul dalam).
3) Pegang kanul di atas mangkuk yang berisi hidrogen
peroksida dan tuangkan normal salin pada kanul
tersebut sampai semua kanul terbilas dengan baik.
Biarkan normal salin memetes dari kanul dalam.
4) Pasang kembali kanul dalam ke dalam kanul luar dan
kunci agar tidak berubah letaknya.
5) Hubungkan kembali ke sumber oksigen.
15. Gunakan kasa dan swab berujung kapas yang dibasahi
dengan hidrogen peroksida untuk membersihkan
permukaan luar dari kanul luar dan area kulit
sekitarnya.bersihkan juga area kulit tepat di bawah
kanul. Lalu bilas menggunakan kasa dan swab yang
dibasahi dengan normal salin. Kemudian keringkan
dengan menggunakan kasa kering.
16. Ganti tali pengikat trakheostomi. Biarkan tali yang lama
tetap di tempatnya sementara anda memasang tali yang
baru. Sisipkan tali yang baru pada salah satu sisi dari
faceplate. Lingkarkan kedua ujung bebasnya
mengelilingi bagian belakang leher lain ke sisi lainnya
dari faceplate. Sisipkan salah satu ujung bebasnya
pada salah satu sisi faceplate dan ikat dengan kuat
tetapi tidak ketat. Gunting tali yang lama.

17. Letakkan bib trakheostomi atau balutan bersih


mengelilingi kanul luar di bawah tali pengikat faceplate.
Periksa untuk memastikan bahwa tali pengikat tidak

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
terlalu ketat tetapi pipa trakheostomi telah dengan aman
tertahan di tempatnya.
18. Mengempiskan dan mengembangkan manset (cuff)
pipa trakheostomi.

1) Pakai sarung tangan steril


2) Lakukan pengisap jalan udara orofaring klien

19. Bilas selang penghisap


20. Cuci tangan
21. Evaluasi dan dokumentasikan

Pemasangan Ventilator

Persiapan Alat :
1. Main unit ventilator
2. Set tubing ventilator
3. Humidifier
4. Test lung
5. Aquadest steril
6. Ambu bag
7. Emergency Trolley

Persiapan Pasien : Pasien sudah terintubasi


Tahap Pelaksanaan
Pre check dan Pre setting
1. Cek apakah ventilator sudah dibersihkan dan sirkuit
sudah disterilkan.

2. Set Mode ventilator

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
3. Yakinkan EXPIRED MINUTE VOLUME dan AIRWAY
PRESSURE meter pada posisi 0

Pemasangan
1. Pasang set tubing ventilator, humidifier, test lung.

2. Sambungkan ventilator ke sumber listrik

3. Set tombol utama di belakang ventilator dengan cara


menarik dulu baru menekan ke atas.

4. Yakinkan indicator lampu hijau menyala.

5. Yakinkan EXPIRED MINUTE VOLUME dan AIRWAY


PRESSURE pada posisi 0

6. Yakinkan GAS SUPPLY ALARM aktif ( lampu merah


menyala )

7. Yakinkan SET. MIN. VOL. ALARM & SET O 2 ALARM


lampu menyala

8. Hubungkan selang O2 ke konektor O2 sentral

9. Hubungkan selang pressure air ke konektor sentral.

1) Set WORKING PRESSURE normal : 60 cm H2O

2) Set PRESET INSP. MIN. VOL. Pada 7,5 L/menit,


constant flow, BREATHS/MIN 10, INSP.TIME 25 %
dan PAUSE TIME 30%.

3) Tutup Y-piece/servo humidifier

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
4) Yakinkan AIR PRESSURE meter menunjukkan nilai
yang sama selama inspirasi dan saat berhenti
dengan WORKING PRESSURE, yaitu 60 cm H2O

10. Cek UPPER PRESS. LIMIT alarm dengan cara :


1) Set mode VOL. CONTROL

2) Tutup Y-piece/servo humidifier

3) Putar tombol UPPER PRESS LIMIT ke 55 cmH2O,


yakinkan inspirasi berhenti dan alarm menyala.

4) Kembalikan lagi tombol ke 80 cmH2O

11. Cek MINUTE VOLUME


1) Set frekuensi nafas ( BREATHS/MIN )pada 20
x/menit

2) Pasang test lung

3) Set tombol parameter pada posisi EXP. MIN. VOL.


L/Min

4) Lihat pada display, EXPIRED MINUTE VOLUME


meter akan terbaca 7,5 0,5 l/menit setelah
beberapa menit.

12. Cek MINUTE VOLUME alarm


1) Pada Lower alarm limit : Putar tombol LOWER
ALARM LIMIT pada 7,5 l/menit, yakinkan alarm akan
menyala pada kisaran 7,5 0,5 l/menit

2) Pada Upper Alarm Limit : Putar tombol UPPER


ALARM LIMIT pada 7,5 l/menit, yakinkan alarm akan

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
menyala pada kisaran 7,5 0,5 l/menit

13. O2 alarm
1) Set tombol parameter pada O2 CONC. %

2) Set mixer O2 pada 40% sehingga terbaca pada


display

3) Putar tombol LOWER ALARM LIMIT searah jarum


jam , yakinkan alarm menyala pada kisaran 36 44
%, lalu putar kembali ke 18%

4) Putar tombol UPPER ALARM LIMIT berlawanan arah


jarum jam, yakinkan alarm akan menyala pada
kisaran 36-40%, lalu putar kembali ke 100%.

14. APNEU ALARM


1) Set mode CPAP

2) Alarm akan menyala setelah 15 detik setelah


mode diubah

15. Digital Display


1) Set tombol parameter pada BREATHS/MIN

2) Nilai akan terbaca pada display sesuai dengan nilai


yang di set pada tombol BREATHS/MIN

16. Cek PRESSURE LEVEL


1) Set mode pada PRESS. CONTR.

2) Set BREATHS/Min pada nilai paling rendah

3) Set PEEP pada + 10 cmH2O

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
4) Set INSP. PRESS. LEVEL pada + 10 cmH2O

5) Yakinkan nilai yang terbaca pada AIRWAY


PRESSURE meter pada kisaran +20 2 cmH2O.

6) Kembalikan posisi PEEP dan INSP.PRESS. LEVEL


pada 0

7) Kembalikan set mode ke VOL. CONTR,

17. Set mode sesuai kebutuhan dan kondisi pasien ( sesuai


indikasi )
18. Sambungkan ke pasien melalui ETT

PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR


Alat-alat yang disediakan
1. Ventilator
2. Spirometer
3. Air viva (ambu bag)
4. Oksigen sentral
5. Perlengkapan untuk mengisap sekresi
6. Kompresor Air

Perawatan :
1. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada pasien dan
atau pada keluarganya bagi pasien yang tidak sadar.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan, jangan lupa pakai handscoon saat tindakan
untuk mencegah infeksi.
3. Breathing circuit sebaiknya tidak lebih tinggi dari ETT,
agar pengembunan air yang terjadi tidak masuk ke paru
pasien.

PENCEGAHAN INFEKSI PNEMONIA

NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN 1/
RS BHAYANGKARA
LUMAJANG
4. Perhatikan permukaan air di humidifier, jaga jangan
sampai habis, air diganti tiap 24 jam.
5. Fiksasi ETT dengan plester dan harus diganti tiap hari,
perhatikan jangan sampai letak dan panjang tube
berubah.
Tulis ukuran dan panjang tube pada flow sheet
6. Cegah terjadinya kerusakan trachea dengan cara :
Tempatkan tubing yang dihubungkan ke ETT sedemikian
rupa sehingga posisinya berada diatas pasien. Tubing
harus cukup panjang untuk memungkinkan pasien dapat
menggerakkan kepala.
7. Memberikan posisi yang menyenangkan bagi pasien,
dengan merubah posisi tiap 2 jam. Selain itu perubahan
posisi berguna untuk mencegah terjadinya dekubitus.
8. Memberi rasa aman dengan tidak meninggalkan pasien
sendirian.
9. Teknik mengembangkan cuff :
1) kembangkan cuff dengan udara sampai tidak
terdengar suara bocor.
2) cuff dibuka tiap 2 jam selama 15 menit.

1. Instalasi gawat darurat


2. Instalasi rawat inap
UNIT TERKAIT
3. Instalasi kamar operasi
4. Instalasi rawat jalan

Anda mungkin juga menyukai