Anda di halaman 1dari 34

Buat Makalah/Paper dengan memilih salah satu tema dibawah ini

1. Implementasi Pancasila sebagai Idiologi Terbuka di Indonesia

2.Kajian Pancasila sebagai sebuah sistem Filsafat di Indonesia

Sistematika berisi, latar belakang masalah, rumusan, pembahasan/analisis, kesimpulan, daftar


pustaka/sumber
Tugas bersifat Individu sehingga TIDAK diperkenankan copy paste maupun plagiat dari
mahasiswa yang lain maupun sumber yang lain tanpa keterangan pengutipan
Tugas di submit di account Klassiber masing-masing mahasiswa maksimal tanggal 7 Juni 2016
Tidak ada batasan jumlah halaman.

BAB I
PENDAHULUAN
Suatu ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta karakteristik masing
masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri . Namun demikian dapat juga terjadi
bahwa ideologi pada suatu bangsa datang dari luar dan dipaksakan keberlakuannya pada bangsa
tersebut sehingga tidak mencerminkan kepribadian dan karakteristik bangsa tersebut.
Ideologi pancasila sebagai idielogi bangsa dan negara indonesia berkembang melalui
suatu proses yang cukup panjang. pada awalnya secara kausalitas bersumber dari nilai nilai
yang dimilki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat istiadat , serta dalam agama agama
bangsa indonesia sebagai pandangan hidup bangsa . oleh karena itu , nilai nilai pancasila
berasal dari nilai nilai pandangan hidup bangsa telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat
oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat negara dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan
negara. Oleh karena itu , ideologi pancasila ada pada kehidupan bangsa dalam rangka
bermasyarakat , berbangsa dan bernegara.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa setiap bangsa pasti memiliki ideologi yang
menjadi ciri khas dari bangsa itu. Dalam praktiknya, ideologi itu ada yang bersifat terbuka , dan
ada pula yang bersifat tertutup. Dalam hal ini , Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.

Sebagai ideologi terbuka , pancasila mudah disusupi oleh ideologi yang lain yang boleh
jadi bertentangan dengan nilai dan jatidiri bangsa Indonesia. Segenap komponen bangsa
Indonesia pun didorong untuk terus mengembangkan secara kreatif dan dinamis untuk
menjawab kebutuhan dan tantangan zaman. Karena itu , segenap komponen bangsa harus
mempertajam kesadaran tentang nilai dasar pancasila itu dan nilai nilai dasar pancasila itu
bersifat abadi , dan universal.
A. ARTI DAN PENGERTIAN IDEOLOGI TERBUKA
Istilah Ideologi berasal dari kata "idea" yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-
cita. Dan "logos" yang berarti ilmu. Dalam arti luas, Ideologi dipergunakan untuk segala
kelompok cita-cita, nila-nilai dasar, dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai
pedoman normatif. Dalam arti sempit Ideologi adalah gagasan-gagasan atau teori yang
menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak
bagaimana manusia harus hidup dengan bertindak. Atau, Ideologi adalah cara hidup atau tingkah
laku atau hasil pemikiran yang menunjukkan sifat-sifat tertentu pada seorang individu atau suatu
kelas atau pola pemikiran mengenai pengembangan pergerakan atau kebudayaan.
Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ciri-cirinya: bahwa nilai-nilai
dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral,
budaya masyarakat itu sendiri; dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang,
melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut; nilai-nilai itu sifatnya dasar,
secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan
adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat
dalam Penjelasan Umum UUD 1945, yang menyatakan, ... terutama bagi negara baru dan
negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok,
sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-
undang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Ideologi macam ini memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
a. Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat (falsafah). Jadi, bukan keyakinan
ideologis sekelompok orang melainkan kesepakatan masyarakat.
b. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri, ia adalah milik
seluruh rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka.
c. Isinya tidak langsung operasional. Sehingga, setiap generasi baru dapat dan perlu menggali
kembali falsafah tersebut dan kembali mencari implikasinya dalam situasi kekinian mereka.
d. Tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan menginspirasi
masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan falsafah itu.
e. Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai
latar belakang budaya dan agama.

Bertolak dari ciri-ciri diatas, bisa dikatakan bahwa Pancasila memenuhi semua
persyaratan sebagai ideologi terbuka. Hal ini dijelaskan, pertama, Pancasila adalah pandangan
hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia. Kedua, Isi Pancasila tidak langsung
operasional artinya kelima nilai dasar Pancasila itu berfungsi sebagai acuan dan dapat ditafsirkan
untuk mencari implikasinya dalam kehidupan nyata. Ketiga, Pancasila bukan ideologi yang
memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat. Keempat, Pancasila juga bukan
ideologi totaliter dan kelima, Pancasila menghargai pluralitas.
Meskipun Pacasila memiliki watak sebagai ideologi terbuka, harus diakui bahwa Pancasila
pernah dijadikan sebagai ideologi tertutup. Pada masa orde baru Pancasila digunakan penguasa
sebagai cara untuk melakukan tipu daya guna menyembunyikan, kepentingan, mendapatkan serta
mempertahankan kekuasaan. Pengalaman itu memberikan pelajaran berharga bagi bangsa
Indonesia: ketika dijadikan sebagai ideologi tertutup, Pancasila cenderung kehilangan daya tarik
dan relevansinya.

Kenapa Pancasila tidak bisa dinyatakan sebagai Idiologi yang tertutup??

Karena ,pengertian dari Idiologi Tertutup adalah idiologi yang bersifat mutlak dimana nilai-
nilainya ditentukan oleh negara atau kelompok masyarakat, dan nilai-nilai yang terkandung di
didalamnya bersifat instan.
Ciri-cirinya :
a. Cita-cita sebuah kelompok bukan cita cita yang hidup di masyarakat.
b. Dipaksakan kepada masyarakat.
c. Bersifat totaliter menguasai semua bidang kehidupan masyarakat.
d. Tidak ada keanekaragaman baik pandangan maupaun budaya, dll
e. Rakyat dituntut memiliki kesetiaan total pada idiologi tersebut.
f. Isi idiologi mutlak, kongkrit, nyata, keras dan total.
Perbedaan ideologi terbuka dan ideologi tertutup dapat dipaparkan sebagai berikut :

No Ideologi terbuka Ideologi tertutup


1 Sistem pemikiran yang terbuka Sistem pemikiran yang tertutup
2 Nilai-nilai dan cita-citanya tidak Cenderung memaksakan mengambil
dipaksakan dari luar, melainkan nilai-nilai ideologi dari luar
digali dan diambil dari kekayaan masyarakatnya yang tidak sesuai dengan
rohani,moral dan budaya masyarakat keyakinan dan pemikiran
itu sendiri masyarakatnya
3 Dasar pembentukan ideologi bukan Dasar pembentukannya adalah cita-cita
keyakinan ideologis sekelompok atau keyakinan ideologis perorangan
orang, melainkan hasil musyawarah atau satu kelompok orang
dan kesepakatan dari masyarakat
sendiri
4 Tidak diciptakan oleh negara, Pada dasarnya ideologi tersebut
melainkan oleh masyarakat itu diciptakan oleh negara, dalam hal ini
sendiri sehingga ideologi tersebut penguasa negara yang mutlak harus
adalah milik seluruh rakyat atau diikuti oleh seluruh warga masyarakat
anggota masyarakat
5 Tidak hanya dibenarkan, melainkan Pada hakikatnya ideologi tersebut hanya
dibutuhkan oleh seluruh warga dibutuhkan oleh penguasa negara untuk
masyarakat melanggengkan kekuasaannya dan
cenderung memiliki nilai kebenaran
hanya dari sudut pandang penguasa saja
6 Isinya tidak bersifat operasional. Ia Isinya terdiri dari tuntutan-tuintutan
baru bersifat operasional apabila kongkrit dan operasional yang bersifat
sudah dijabarkan ke dalam keras yang wajib ditaati oleh seluruh
perangkat yang berupa konstitusi warga masyarakat
atau peraturan perundangan lainnya

B. FUNGSI IDEOLOGI TERBUKA


Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti (1999) ada dua, yaitu:
sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat, dan
sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi
dalam masyarakat.

Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar pada pandangan hidup
bangsa dan falsafat bangsa. Dengan demikian memenuhi syarat sebagai suatu ideologi terbuka.

Sumber semangat yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah terdapat
dalam penjelasan UUD 1945: terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum
dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang
menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah
caranya membuat, mengubah dan mencabutnya.

C. DEFINISI/ PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA


Pancasila sebagai ideologi mencerminkan seperangkat nilai terpadu dalam kehidupan
politiknya bangsa Indonesia, yaitu sebagai tata nilai yang dipergunakan sebagai acuan di dalam
kehidupan berrnasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Semua gagasan-gagasan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
ini di tata secara sistematis menjadi satu kesatuan yang utuh,
Sebagai ideologi, Pancasila berlaku sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan aktivitas di
segala bidang, dan karena itu sifatnya harus terbuka, luwes dan fleksibel, dan tidak bersifat
tertutup maupun kaku, yang akan menyebabkan ketinggalan zaman.
Pancasila telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka, hal ini dibuktikan dan adanya sifat-
sifat yang melekat pada Pancasila sendiri maupun kekuatan yang terkandung di dalamnya, yaitu
memenuhi persyaratan kualitas 3 (tiga) dimensi di atas.
Mengenai pengertian Pancasila sebagai ideologi terbuka, bukanlah berarti bahwa nilai dasarnya
dapat diubah atau diganti dengan nilai dasar yang lain, karena bila dipahamkan secara demikian
(sebagai pemahaman yang keliru), hal itu sama artinya dengan meniadakan Pancasila atau
meniadakan identitas/ jati diri bangsa Indonesia. Hal mana berlawanan dengan nalar dan tidak
masuk akal.
Maka di dalam pengertian Pancasila sebagai ideologi terbuka itu mengandung makna
bahwa nilai-nilai dasar daripada Pancasila itu dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika
kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman.
Pengembangan atas nilai-nilai dasar Pancasila dilaksanakan secara kreatif dan dinamis dengan
memperhatikan tingkat kebutuhan serta penkembangan masyanakat Indonesia sendiri.
Dengan demikian nilai-nilai dasan Pancasila perlu dioperasionalkan, yaitu dijalankan dalam
kehidupan sehani-hani. Nilai-nilai dasar Pancasila seperti tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 dijabarkan menjadi nilai instrumental, dan penjabaran atas nilai instrumental ini tetap
mengacu pada nilai dasarnya, dan nilai instrumental menjadi nilai praksis.
Adapun dokumen konstitusional yang disediakan untuk menjabarkan secara kreatif atas nilai-
nilai dasar tersebut antara lain dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang menjadi
wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan berupa peraturan perundang-undangan,
serta kebijakan-kebijakan Pemerintah lainnya.
Budaya asing yang bernilai negatif, misalnya tentang samen leven yang tidak dilarang di
dalam kehidupan budaya Barat, akan ditolak oleh bangsa Indonesia yang mendasarkan diri pada
sikap budaya dan pandangan moral religius, demikian pula dengan pandangan keagamaan yang
dikenal dengan sebutan Children of God, ditolak karena tidak sesuai dengan pandangan
keagamaan yang telah dihayati oleh bangsa Indonesia sejak lama.
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah Pancasila merupakan ideologi yang mampu
menyesuaikan diri dengan perkembagan jaman tanpa pengubahan nilai dasarnya. Gagasan
mengenai pancasila sebagai ideologi terbuka mulai berkembang sejak tahun 1985. T Selain itu,
Pancasila memang memiliki syarat sebagai ideologi terbuka,sebab:

1. Memiliki nilai dasar yang bersumber pada masyarakat atau realita bangsa
Indonesia seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan. Atau nilai-nilainya tidak dipaksakan dari luar atau bukan pembe-
berian negara.
2. Memiliki nilai instrumental untuk melaksanakan nilai dasar, seperti UUD 45,
UU, Peraturan-peraturan, Ketetapan MPR, DPR, dll
3. Memiliki nilai praksis yang merupakan penjabaran nilai instrumental. Nilai
Praksis terkandung dalam kenyataan sehari-hari yaitu bagaimana cara kita
melaksanakan nilai Pancasila dalam hidup sehari-hari, seperti toleransi,
gotong-royong, musyawarah, dll.

Tetapi semangatnya sudah tumbuh sejak Pancasila itu sendiri ditetapkan sebagai dasar
Negara. . Indonesia menganut ideologi terbuka karena Indonesia menggunakan sistem
pemerintahan demokrasi yang didalamnya membebaskan setiap masyarakat untuk berpendapat
dan melaksanakan sesuatu sesuai keinginannya masing-masing. Maka dari itu, ideologi Pancasila
sebagai ideologi terbuka adalah yang paling tepat digunakan Indonesia.
Sebuah negara memerlukan ideologi untuk menjalankan setiap pemerintahan yang ada
pada negara tersebut. Dan pancasila merupakan ideologi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri dan tentu saja tidak ada negara lain yang
memiliki ideologi yang sama dengan negara Indonesia. Pancasila dijadikan cita-cita bagi rakyat
dan keseluruhan bangsa Indonesia dan juga menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara
Indonesia.
Yang dimaksud dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah Pancasila merupakan
Ideologi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa pengubahan nilai
dasarnya.Ini bukan berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat diubah dengan nilai dasar yang lain
yang sama artinya dengan meniadakan Pancasila atau meniadakan identitas / jati diri bangsa
Indonesia ( AL Marsudi, 2000:62 ). Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna
bahwa nilai nilai dasar Pancasila itu dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan
bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman secara kreatif dengan memperhatikan
singkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.Pancasila menjadi sebuah
ideologi yang tidak bersifat kaku dan tertutup,namun bersifat reformatif,dinamis,dan terbuka.Hal
ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila bersifat actual,dinamis,antisipatif dan senantiasa
mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman,ilmu pengetahuan dan teknologi serta
dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
Ideologi dapat ditentukan oleh setiap masing-masing negara. Dan Indonesia sendiri
memilih Pancasila sebagai ideologi bangsa karena kelima sila dalam Pancasila dipandang baik
dan cocok dengan bangsa Indonesia. Setiap sila menggambarkan bangsa Indonesia yang
memiliki keanekaragaman agama dan suku. Dan negara Indonesia juga merupakan sebuah
negara yang terbuka dan demokratis. Pada suatu negara demokratis setiap masyarakatnya dapat
mengutarakan aspirasinya untuk merubah sesuai dengan keinginan mereka atau memberikan
suara mereka. Hal ini dapat dilihat dalam keseharian atau kebiasaan hidup bangsa Indonesia.
Untuk mewujudkan hal-hal yang menjadi isi dari pada Pancasila tersebut kita diharapkan untuk
bisa mempertahankan dan mengamalkan dalam berbagai bidang meliputi pemerintahan,
kehidupan masyarakat dan dalam bidang pendidikan.

D. FAKTOR PENDORONG KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA


Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila adalah
sebagai berikut :
a. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang
secara cepat.
b. Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku dikarenakan
cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
c. Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau.
d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan
hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola
pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern. Kita mengenal ada tiga tingkat nilai,
yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar
yang dapat berubah sesuai keadaan dan nilai praktis berupa pelaksanaan secara nyata yang
sesungguhnya. Nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam norma - norma dasar Pancasila yang
terkandung dan tercermin dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai atau norma dasar yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 ini tidak boleh berubah atau diubah. Karena itu adalah
pilihan dan hasil konsensus bangsa yang disebut kaidah pokok dasar negara yang fundamental
(Staatsfundamentealnorm). Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai
praktis harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya.
Keeterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai nilai dasar yang terkandung di
dalamnya,namun mengembangkan wawasannya secara secara lebih konkrit,sehingga memiliki
kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah masalah actual yang selalu
berkembang.Dalam lima sila Pancasila itu mengandung ciri universal sehingga mungkin saja ia
ditemukan dalam gagasan berbagai masyarakat dan bangsa lain di dunia.
Sedangkan, menurut Moerdiono menyebutkan beberapa faktor yang mendorong pemikiran
Pancasila sebagai ideologi terbuka, yaitu :

Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat kita berkembang amat
cepat. Dengan demikian tidak semua persoalan kehidupan dapat ditemukan jawabannya secara
ideologis dalam pemikiran ideologi-ideologi sebelumnya.
Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti marxismeleninisme/komunisme. Dewasa ini
kubu komunisme dihadapkan pada pilihan yang amat berat, menjadi suatu ideologi terbuka atau
tetap mempertahankan ideologi lainnya.
Pengalaman sejarah politik kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat penting. Karena
pengaruh ideologi komunisme yang pada dasarnya bersifat tertutup, Pancasila pernah merosot
menjadi semacam dogma yang kaku. Pancasila tidak lagi tampil sebagai acuan bersama, tetapi
sebagai senjata konseptual untuk menyerang lawan-lawan politik. Kebijaksanaan pemerintah di
saat itu menjadi absolute. Konsekuensinya, perbedaan-perbedaan menjadi alasan untuk secara
langsung dicap sebagai anti pancasila.
Tekad kita untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai catatan, istilah Pancasila sebagai satu-satunya
asas telah dicabut berdasarkan ketetapan MPR tahun 1999, namun pencabutan ini kita artikan
sebagai pengembalian fungsi utama Pancasila sebagai dasar Negara. Dalam kedudukannya
sebagai dasar Negara, Pancasila harus dijadikan jiwa (volkgeits) bangsa Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam pengembangan Pancasila sebagai Ideologi
terbuka. Di samping itu, ada faktor lain, yaitu adanya tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan
Pancasila sebagai alternative ideologi dunia.
Prinsip hakikat Pancasila sebagai Ideologi terbuka yaitu keterbukaan ideologi
Pancasila berarti untuk memperkaya wawasan dan oreintasi dalam hidup bermasyarakat,
berabangsa, dan bernegara. Keterbukaan ideology Pancasila maksudnya adalah warga negara
sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk social. Keterbukaan menjadikan pancasila
mempunyai nilai-nilai dasar pancasila dapat menyaring unsur-unsur baru yang dapat
memperkaya perkembangan dan pelaksanaan ideology pancasila ke arah kemajuan kehidupan
bangsa dan negara. Keterbukaan mendorong pancasila menjadi dinamis, untuk mengubah nilai
dasar pancasila menjadi operasional kedalam sistem kehidupan secara nasional.

E. BATAS-BATAS KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA


Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh
dilanggar, yaitu sebagai berikut :
a. Nilai Dasar. Nilai dasar Pancasila ( yang berjumlah lima nilai ) terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945. Kelima nilai dasar tersebut harus tetap permanen, lestari, dan tidak boleh ada
pengubahan. Hal itu karena, kelima nilai dasar tersebut mengandung cita-cita nasional, dasar
negara, dan sumber kedaulatan negara.
b. Stabilitas nasional yang dinamis. Pada dasarnya, semua gagasan untuk menjabarkan nilai
dasar bisa dilakukan. Namun, sejak awal sudah bisa diperkirakan bahwa gagasan tersebut akan
menimbulkan dan membahayakan stabilitas dan integritas nasional. Oleh sebab itu, layak
dicarikan momen, bentuk, serta metode yang tepat guna menyampaikan gagasan tersebut.
c. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme dan komunisme. Secara faktual, proses
rontoknya ideologi komunis-marxisme terjadi dimana-mana. Namun setiap warga negara tidak
boleh begitu saja mengabaikan bahaya komunis-marxisme. Sebab, komunisme bisa berubah
dalam bentuk dan wujud yang lain.
d. Mencegah berkembangnya paham liberal.
e. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang mengelisahkan kehidupan masyarakat.
f. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.

Konsekuensi terhadap bangsa Indonesia yang menganut dan mengakui Pancasila sebagai
ideologi terbuka mengandung tiga nilai fleksibilitas berikut

a. Nilai dasar, yaitu nilai dasar yang relatif tetap ( tidak berubah ) yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945.

b. Nilai instrumen, yaitu nilai-nilai dari nilai dasar yang dijabarkan lebih kreatif dan dinamis
dalam bentuk UUD 1945, ketetapan MPR, dan peraturan perundang-undangan lainnya. Yang
bisadiubahhanyalahnilaiInstrumental.DidalamPancasila,nilaiInstrumentaladalahnilainilai
lebihlanjutdarinilainilaidasaratauintrinsikyangdijabarkanlebihdinamisdalambentukUUD
1945,Tap.MPR,sertaperaturanperundangundanganlain.Agarnilainilaitersebutmudah
direalisasikanolehmasyarakat,makanilainilaiinstrumentalitudituangkandalambentuknilai
praksis.

c. Nilai praktis, yaitu nilai-nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-
hari, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai praktis bersikap
abstrak, misalnya menghormati, kerjasama, dan kerukunan. Hal ini dapat dioperasionalkan dalam
bentuk sikap, perbuatan, dan tingkah laku sehari-hari.

F. KELEBIHAN DIJADIKANNYA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA


Pancasila mengakui dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak masyarakat baik di
bidang ekonomi maupun politik.
Pancasila mengakui hak hak milik pribadi dan hak hak umum tapi komunis menyerahkan
semua yang dimiliki individu pada negara.
Pancasila bukan hanya mengembangkan demokrasi politik semata seperti dalam ideologi
liberal-kapitalis,tetap juga demokrasi ekonomi dengan asas kekeluargaan.
Pancasila memberikan kebebasan individu dalam kerangka kepentingan social.
Pancasila dilandasi nilai ketuhanan tetapi komunisme mengagung-agungkan material dan
kurang menghiraukan aspek immaterial religi.
Pancasila mengakui secara selaras baik kolektivisme maupun individualism,sedangkan
kapitalisme mengakui individualism dan komunisme hanya mengakui kolektivisme.
Memiliki sikap-sikap posotif yang dimiliki ideologi-ideologi lain yang ada di dunia.
Membela rakyat.
Peran serta negara tidak membuat rakyat menderita (seharusnya)
Seluruh komponen masyarakat saling memiliki keterikatan.
Bersifat terbuka, dll.

G. PERMASALAHAN/ KELEMAHAN YANG MUNGKIN TIMBUL AKIBAT


DIJADIKANNYA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

a. Pancasila akan berkembang kalau segenap komponen masyarakat proaktif, terus menerus
mengadakan penbafsiran terhadap Pancasila sesuai keadaan, bila masyarakat pasif maka
Pancasila akan menjadi idiologi tertutup, relevansinya akan hilang.

b. Karena terbuka untuk ditafsirkan oleh setiap orang maka tidak menutup kemungkinan
Pancasila akan ditafsirkan menurut keinginan atau kepentingan.
C. Terlalu ditinggi-tinggikan (berlebihan)

Kelemahan Pancasila dibandingkan ideologi-ideologi lain sangatlah sulit untuk dicari. Karena
Pancasila sendiri mengambil segala hal-hal positif yang ada dalam setiap ideologi yang ada.
Untuk bangsa Indonesia Pancasila memang sudah tepat apabila dijadikan sebagai ideologi
bangsa, hanya saja cara pengamalan bangsa kita saat ini terhadap Pancasila sudah salah kaprah.
Segala sesuatu yang menjadi makna atau nilai Pancasila tersebut seakan-akan sudah tidak ada
lagi. Dan pratek untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila lama-kelamaan mulai memudar.

H. SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Seluruh komponen bangsa harus berusaha bersikap dan berperilaku positif yang sesuai
dengan nilai nilai Pancasila. Walaupun dengan segala problem yang sedang dihadapi bangsa
Indonesia saat ini, seluruh warga negara wajib melestarikan Pancasila. Terutama kemurnian nilai
dasar Pancasila.

Di jaman globalisasi ini, bersikap cerdas terhadap gempuran budaya asing adalah salah satu
usaha untuk melestarikan Pancasila. Jika warga negara kurang bijak dalam menghadapi
globalisasi, maka bisa saja akan mengotori kemurnian Pancasila.

Untuk skala dan usaha lebih besar, warga negara wajib mengawal pemerintahan yang sedang
berjalan. Jangan biarkan para elite politik dan aparatur negara menyelewengkan serta
menyalahgunakan keterbukaan ideologi Pancasila.
Melestarikan Pancasila bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan cakupan aspek kehidupan
masyarakat yang semakin kompleks, permasalahan dalam masyarakat pun akan semakin
kompleks pula. Kegelisahan masyarakat yang ditimbulkan dari permasalahan tersebut akan
berdampak pada kondisi stabilitas negara. Ancaman kekerasan, pemaksaan kehendak,
antidemokrasi dan teror tentunya akan selalu membayangi untuk menggulingkan Pancasila

BAB III
KESIMPULAN

Bangsa Indonesia yang besar ini tidaklah akan ada jika tidak memiliki sebuah landasan
ideologi. Tentunya, sebuah ideologi yang kuat dan mengakar di masyarakatlah yang akan bisa
menopang sebuah bangsa yang besar seperti Indonesia ini. Ideologi yang kuat tersebut adalah
ideologi Pancasila.

Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka.
Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan
senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Keterbukaan ideologi Pancasila
bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar pancasila namun mengeksplisitkan wawasannya secara
lebih konkrit, sehingga memiliki kemampuan yang lebih tajam untuk memecahkan masalah-
masalah baru dan aktual.

Keterbukaan ideologi Pancasila juga menyangkut keterbukaan dalam menerima budaya


asing. Oleh karena itu sebagai makhluk sosial senantiasa hidup bersama sehingga terjadilah
akulturasi budaya. Oleh karena itu Pancasila sebagai ideologi terbuka terhadap pengaruh budaya
asing, namun nilai-nilai esensial Pancasila bersifat tetap. Dengan perkataan lain Pancasila
menerima pengaruh budaya asing dengan ketentuan hakikat atau substansi Pancasila yaitu:
ketuhahan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan bersifat tetap. Secara strategi
keterbukaan Pancasila dalam menerima budaya asing dengan jalan menolak nilai-nilai yang
tertentangan dengan ketuhahan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan serta
menerima nilai-nilai budaya yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar pancasila tersebut.

Sumber semangat yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah terdapat dalam
penjelasan UUD 1945: terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar
yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang
menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah
caranya membuat, mengubah dan mencabutnya .
Meskipun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh
dilanggar. Sehingga ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka sebenarnya sangat relevan
dengan suasana pemikiran di alam reformasi ini yang menuntut transparansi di segala bidang
namun masih tetap menjunjung kaidah nilai dan norma kita sebagai bangsa timur yang beradab.
Dengan demikian maka bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya tidak menutup diri
dalam pergaulan budaya antar bangsa di dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Subandi, AL Marsudi, 2001. Pancasila dan UUD 45 Dalam Paradigma Reformasi. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.

Sutrisno, Slamet. 1986. Pancasila Sebagai Metode. Liberty. Yogyakarta.

http://kuliahsemester1.wordpress.com/pendidikan-pancasila/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/

M, Hasim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan . Jakarta: Quadra.

ParadigmaBaruPendidikanKewarganegaraan;DwiWinarno,S.Pd.,M.SI,2006\

PedomanPelaksanaanPendidikanPancasila;Prof.Drs.H.A.WWidjaja,2002

PancasilaDalamTinjauanHistoris,YuridisdanFilosofis;B.Sukarno,2005

PendidikanKewarganegaraan;DadangSundawa,DjaenudinHarun,A.T.SugengPriyanto,
Cholisin,MuchsonA.R,2008

BeberapaHalMengenaiFalsafahPancasila;Dr.SoerjonoSoekantoSH.,MA,1982

http://www.scribd.com/doc/24154562/PengertianPancasilaSecaraEtimologisHistorisDan
TerminologisMinggu,8April2012pukul11:38

Source: http://arikathemousleemah.blogspot.co.id
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA BANGSA INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA BANGSA INDONESIA


Ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka.
Ciri-ciri ideologi terbuka adalah:
Ideologi Terbuka:
1. Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
2.Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
3.Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat.
4.Bersifat dinamis dan reformis.
Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai
berikut:
1.Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila Pancasila.
2. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran sertalembaga
pelaksanaanya.
3. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi
pengamalan yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Pancasila memiliki 2 hal yang harus dimiliki oleh ideologi yang terbuka yaitu cita-cita
yang (nilainya) bersumber dari kehidupan budaya masyarakat itu sendiri. Pancasila berasal dari
bangsa Indonesia sendiri bukan bangsa lain. Pancasila merupakan wadah/saranayang dapat
mempersatukan bangsa itu sendiri karena memiliki falsafah dan kepribadian yangmengandung
nilai-nilai luhur dan hukum.
Pancasila juga memiliki cita-cita moral & merupakan pandangan hidup bangsaIndonesia.
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila juga memiliki fleksibel & kelenturankepekaan kepada
perkembangan zaman. Sehingga nilai-nilai Pancasila tidak akan berubahdari zaman ke
zaman.Dan Pancasila harus memiliki kesinambungan atau saling interaksi denganmasyarakatnya.
Maka, apa yang menjadi tujuan negara dapat tercapai tanpa adanya pertentangan. Semua orang
tanpa terkecuali harus mengerti dan paham betul tentang tujuanyang ada dalam Pancasila
tersebut. Dengan demikian secara ideal konseptual, Pancasilaadalah ideologi, kuat, tangguh,
bermutu tinggi dan tentunya menjadi acuan untuk semangat bangsa Indonesia.
Bukti bahwa Pancasila adalah ideologi terbuka adalah:
Pancasila memiliki pandangan hidup dan tujuan serta cita-cita masyarakat Indonesia
Tekad untuk mengembangkan kekreatifitasan dan dinamis untuk mencapai tujuannasional
Pengalaman sejarah bangsa Indonesia
Terjadi atas dasar keinginan bangsa (masyarakat) Indonesia sendiri tanpa campur tangan atau
paksaan dari sekelompok orang
Isinya tidak operasional
Menginspirasikan kepada masyarakat agar bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima oleh semua masyarakat yang memilikilatar
belakang dan budaya yang berbeda.

FAKTOR PENDORONG KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA


Faktor pendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila, sebagai berikut:
1.Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakatyang berkembang
secara cepat.
2.Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan bekudikarenakan
cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
3.Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau.
4.Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan
hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangkamencapai tujuan nasional.
Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk
pola pikir yang dinamis & konseptual dalam dunia modern. Kita mengenal ada 3 tingkat nilai,
yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai instrumental sebagai saranamewujudkan nilai dasar
yang dapat berubah sesuai keadaan dan nilai praktis berupa pelaksanaan secara nyata yang
sesungguhnya.
Nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam norma-norma dasar Pancasila yang terkandung
dan tercermin dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai atau norma dasar yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 ini tidak boleh berubah atau diubah. Karena itu adalah pilihan & hasil
konsensus bangsa yang disebut kaidah pokok dasar negara yang fundamental. Perwujudan atau
pelaksanaan nilai-nilai instrumentaldan nilai-nilai praktis harus tetap mengandung jiwa dan
semangat yang sama dengan nilaidasarnya.
Kebenaran pola pikir seperti yang terurai di atas adalah sesuai dengan ideologi
yangmemiliki tiga dimensi penting yaitu, Dimensi Realitas, Dimensi Idealisme dan Dimensi
Fleksibilitas.
PANCASILA KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA
Sebelum pembahasan lebih lanjut tentang Pancasila sebagai idelogi terbuka,
terlebihdahulu yang harus kita pahami adalah bahwa Pancasila telah menjadi kesepakatan
bangsaIndonesia sejak berdirinya Negara (Proklamasi) Kesatuan Republik Indonesia tahun
1945.Dengan demikian, siapapun yang menjadi warga negara Indonesia hendaknya
menghargaidan menghormati kesepakatan yang telah dibangun oleh para pendiri negara
( founding fathers) tersebut dengan berupaya terus untuk menggali, menghayati &
mengamalkannyadalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Pancasila yang sila-silanya diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945, telah
menjadikesepakatan nasional sejak ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945, dan akan terus
berlanjutsepanjang sejarah Negara Republik Indonesia. Kesepakatan tersebut merupakan
perjanjianluhur atau kontrak sosial bangsa yang mengikat warga negaranya untuk dipatuhi
dandilaksanakan dengan semestinya.

Source: http://danangnurcahyadi.blogspot.co.id

Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara adalah nilai-nilai yang


terkandung di dalam pancasila menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan
negara. Secara luas Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah
visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai
kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung tinggi
nilai keadilan.
Ketetapan bangsa Indonesia mengenai pancasila sebagai ideologi negara
tercantum dalam ketetapan MPR No. 18 Tahun 1998 tentang pencabutan dari
ketetapan MPR No. 2 tahun 1978 mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada
pasal 1 ketetapan MPR tersebut menyatakan bahwa pancasila sebagaimana
dimaksud dalam Pembukaan UUD 45 ialah dasar negara dari negara NKRI yang
harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dari ketetapan
MPR tersebut dapat kita ketahui bahwa di Indonesia kedudukan pancasila sebagai
ideologi nasional, selain kedudukannya sebagai dasar negara.

Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan
sarana yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret dan
operasional aplikatif, sehingga tidak hanya dijadikan slogan belaka. Dalam
ketetapan MPR No.18 dinyatakan bahwa pancasila perlu diamalkan dalam bentuk
pelaksanaan yang konsistem dalam kehidupan bernegara.

| Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Negara |

Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah sebagai sarana


pemersatu masyarakat, sehingga dapat dijadikan prosedur penyelesaian konflik,
dapat kita telusuri dari gagasan para pendiri negara Indonesia tentang pentingnya
mencari nilai-nilai bersama yang dapat mempersatukan berbagai golongan
masyarakat di Indonesia.

Pada awal mulanya, konsep pancasila dapat dipahami sebagai common platform
atau platform bersama bagi berbagai ideologi politik yang berkembang saat itu di
Indonesia. Pancasila merupakan tawaran yang dapat menjembatani perbedaan
ideologis di kalangan anggota BPUPKI. Pancasila dimaksudkan oleh Ir. Soekarno
pada waktu itu yaitu sebagai asas bersama agar dengan asas itu seluruh kelompok
yang terdapat di negara Indonesia dapat bersatu dan menerima asas tersebut.

Menurut Adnan Buyung Nasution, telah terjadi perubahan fungsi pancasila


sebagai ideologi negara. Pancasila yang sebenarnya dimaksudkan sebagai platform
demokratis bagi semua golongan Indonesia. Perkembangan doktrinal pancasila
telah mengubahnya dari fungsi awal pancasila sebagai platform bersama bagi
ideologi politik dan aliran pemikiran sesuai dengan rumusan pertama yang
disampaikan oleh Soekarno menjadi ideologi yang komprehensif integral. Ideologi
Pancasila menjadi ideologi yang khas, berbeda dengan ideologi lain.

Pernyataan Soekarno ini menjadi jauh berkembang dan berbeda dengan


pernyataan yang disampaikan oleh Prof. Notonagoro. Beliau melalui interprestasi
filosofis memberi status ilmiah dan resmi tentang ideologi bagi masyarakat
Indonesia. Yang pada mulanya pancasila sebagai ideologi terbuka sebuah konsensus
politik, pancasila menjadi ideologi yang benar-benar komprehensif. Interprestasi ini
berkembang luas, masif bahkan monolitik pada masa pemerintahan orde baru.

Pancasila dilihat dari sudut politik merupakan sebuah konsensus politik, yaitu
suatu persetujuan politik yang disepakati bersama oleh berbagai golongan
masyarakat di negara Indonesia. Dengan diterimanya pancasila oleh berbagai
golongan dan aliran pemikiran bersedia bersatu dalam negara kebangsaan
Indonesia. Dalam istilah politiknya, Pancasila merupakan common platform, atau
common denominator masyarakat Indonesia yang plural. Sudut pandang politik ini
teramat penting untuk bangsa Indonesia sekarang ini. Jadi, sebenarnya
perkembangan Pancasila sebagai doktrin dan pandangan dunia yang khas tidak
menguntungkan kalau dinilai dari tujuan mempersatukan bangsa.

Banyak para pihak sepakat bahwa pancasila sebagai ideologi negara atau bangsa
merupakan kesepakatan bersama, common platform dan nilai integratif bagi
bangsa Indonesia. Kesepakatan bersama bahwa pancasila sebagai ideologi negara
inilah yang harus kita pertahankan dan tumbuh kembangkan dalam kehidupan
bangsa yang plural ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka makna pancasila sebagai ideologi negara Indonesia
sebagai berikut :

(1) Nilai-nilai dalam pancasila dijadikan sebagai cita-cita normatif dari


penyelenggaraan bernegara di Indonesia.

(2) Nilai-nilai dalam pancasila merupakan nilai yang telah disepakati bersama dan
oleh karenanya menjadi salah satu sarana untuk menyatukan masyarakat
Indonesia.

Implementasi pancasila sebagai ideologi negara atau nasional, sebagai


berikut :
1. Perwujudan Pancasila Sebagai Cita-cita Bernegara

Perwujudan pancasila sebagai ideologi negara yang berarti menjadi cita-cita


penyelenggaraan bernegara terwujud melalui ketetapan MPR No.7 tahun 2001
mengenai Visi Indonesia Masa Depan. Dalam ketetapan tersebut menyatakan
bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri atas 3 visi, yaitu :

Visi ideal ialah cita-cita luhur bangsa Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam
UUD 45 yaitu pada alinea kedua dan keempat.

Visi antara, yaitu visi bangsa Indonesia pada tahun 2020 yang berlaku samapai
dengan tahun 2020.

Visi lima tahunan, yaitu sebagaimana dimaksudkan dalam GBHN (Garis-Garis


Besar Haluan Negara).

Menurut Hamdan Mansoer, mewujudkan bangsa yang religius, manusiawi,


demokratis, bersatu, adil dan sejahtera pada dasarnya merupakan upaya
menjadikan nilai-nilai pancasila sebagai cita-cita bersama. Bangsa yang demikian
merupakan ciri dari masyarakat madani Indonesia. Sebagai suatu cita-cita, nilai-nilai
pancasila diambil dimensi idealismenya. Sebagai nilai-nilai ideal, penyelenggaraan
negara hendaknya berupaya bagaimana menjadikan kehodupan bernegara
Indonesia ini semakin dekat dengan nilai-nilai ideal tersebut.

2. Perwujudan Pancasila Sebagai Kesepakatan atau Nilai Integratif Bangsa

Nilai Integratif Perwujudan pancasila sebagai ideologi negara yang berarti bahwa
pancasila sebagai sarana pemersatu dan prosedur penyelesaian konflik perlu pula
dijabarkan dalam praktik kehidupan bernegara. Nilai integratif pancasila
mengandung makna bahwa pancasila dijadikan sebagai sarana pemersatu dalam
masyarakat dan prosedur penyelesaian konflik. Masyarakat Indonesia telah
menerima pancasila sebagai sarana pemersatu, yang artinya sebagai suatu
kesepakatan bersama bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya disetujui
sebagai milik bersama. Pancasila dijadikan semacam social ethics dalam
masyarakat yang heterogen.

Pancasila sebagai kesepakatan diartikan sebagai konsensus bahwa dalam hal


konflik maka lembaga politik yang diwujudkan bersama akan memainkan peran
sebagai penengah.

Apakah pancasila dapat digunakan secara langsung mempersatukan


masyarakat dan mencegah konflik ?. Jawabannya tidak, tetapi prosedur
penyelesaian konflik yang dibuat bersama, baik yang meliputi lembaga maupun
aturan itulah yang diharapkan mampu menyelesaikan konflik yang terjadi di
masyarakat. Fungsi pancasila sebagai ideologi negara dalam hal ini yaitu sebagai
pembuatan prosedur penyelesaian konflik, nilai-nilai pancasila menjadi landasan
normatif bersama.

Nilai-nilai pancasila hendaknya mewarnai setiap prosedur penyelesaian konflik


yang ada di dalam masyarakat. Secara normatif dapat dinyatakan bahwa
penyelesaian suatu konflik hendaknya dilandasi oleh nilai-nilai religius, nilai
kemanusiaan, mengedepankan persatuan, menjunjung tinggi prosedur demokratis
dan berujung pada terciptanya keadilan.

Sekian pembahasan pengertian pancasila sebagai ideologi negara dan fungsi


pancasila sebagai ideologi negara, semoga tulisan saya mengenai pengertian
pancasila sebagai ideologi negara dan fungsi pancasila sebagai ideologi negara
dapat bermanfaat.

Sumber : Buku dalam Penulisan Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi


Negara dan Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara :
Winarno, 2011. Judul Buku : Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Edisi
Kedua. Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta.

Source: http://www.pengertianpakar.com
ang ceritaku
miftachulmifta99@gmail.com

About Me

miftachul hidayah

View my complete profile

Powered by Blogger.

9.07.2014
TUGAS PKN : Pancasila sebagai ideologi terbuka

Makna Ideologi Terbuka


Ideologi terbuka adalah ideologi yang mampu mengikuti perkembangan
jaman dan bersifat dinamis atau merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang
merupakan hasil konsensus dari masyarakat itu sendiri, nilai-nilai dari cita-citanya
tidak dipaksakan dari luar melainkan digali dan diambil dari suatu kekayaan, rohani,
moral dan budaya masyarakat itu sendiri.

Makna Pancasila sebagai Ideologi


Terbuka
Sebagai ideologi, Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa
Indonesia dalam menjalankan aktivitas di segala bidang sehingga sifatnya harus
terbuka, luwes dan fleksibel tidak tertutup dan kaku melainkan harus mampu
mengikuti perkembangan jaman tanpa harus mengubah nilai-nilai dasarnya.
Pancasila memberikan orientasi ke depan dan selalu menyadari situasi kehidupan
yang sedang dihadapi dan akan dihadapi di era keterbukaan/globalisasi dalam
segala bidang.

Nilai nilai pancasila sebagai ideologi


terbuka
1. Nilai Dasar

Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan
representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara
Indonesia. Nilai dasar merupakan nilai yang tidak bisa berubah-ubah sepanjang
bangsa Indonesia berpedoman pada nilai tersebut. Contoh nilai dasar adalah sila-
sila Pancasila yang ada dalam alinea IV, UUD 1945.
2. Nilai Instrumental

Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai dasar
(Pancasila). Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan zaman, baik dalam negri
maupun luar negeri. Nilai ini dapat berupa Tap MPR, UU, PP dan peraturan
perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam pelaksanaan ideologi
Pancasila sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai dapat
berubah sesuai perkembangan zaman.
3. Nilai Praktis

Nilai ini adalah nilai yang harus ada dalama praktik penyelenggaraan negara. Sifat
nilai ini adalah abstrak. Artinya berupa semangat para penyelenggara negara dari
pusat hingga ke tingkat yang terbawah dalam struktur sistem pemerintahan negara
Indonesia. Semangat yang dimaksud adalah semangat para penyelenggara negara
untuk membangun sila-sila dalam Pancasila secara konsekuen dan istiqomah.
Contoh, memberi teladan untuk tidak KKN, dan lain-lain.

Moerdiono menyebutkan beberapa fakta yang mendorong pemikiran Pancasila sebagai ideologi
terbuka, yaitu :

Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat kita


berkembang amat cepat. Dengan demikian tidak semua persoalan kehidupan dapat
ditemukan jawabannya secara ideologis dalam pemikiran ideologi-ideologi sebelumnya
Pengalaman sejarah politik kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat penting.
Karena pengaruh ideologi komunisme yang pada dasarnya bersifat tertutup, Pancasila
pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Pancasila tidak lagi tampil
sebagai acuan bersama, tetapi sebagai senjata konseptual untuk menyerang lawan-
lawan politik. Kebijaksanaan pemerintah di saat itu menjadi absolute. Konsekuensinya,
perbedaan-perbedaan menjadi alasan untuk secara langsung dicap sebagai anti
pancasila.

Tekad kita untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai catatan, istilah Pancasila sebagai
satu-satunya asas telah dicabut berdasarkan ketetapan MPR tahun 1999, namun
pencabutan ini kita artikan sebagai pengembalian fungsi utama Pancasila sebagai dasar
Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila harus dijadikan jiwa
(volkgeits) bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama
dalam pengembangan Pancasila sebagai Ideologi terbuka. Di samping itu, ada faktor
lain, yaitu adanya tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai
alternative ideologi dunia.

Source: http://miftachulmifta.blogspot.co.id
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka :

Pancasila jika dilihat dari nilai-nilai dasarnya, dapat dikatakan sebagai ideologi
terbuka. Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang mendasar, bersifat
tetap dan tidak berubah. Pancasila sebagai Ideologi memberi kedudukan yang
seimbang kepada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan ideologi yang
lain. Artinya, ideologi Pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada
negara lain yang memiliki ideologi yang berbeda dengan Pancasila dalam beberapa
aspek kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan karena ideologi Pancasila memiliki
nilai-nilai yang meliputi:
1) Nilai Dasar :
Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan
representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
Nilai dasar merupakan nilai yang tidak bisa berubah-ubah sepanjangbangsa
Indonesia berpedoman pada nilai tersebut. Contoh nilai dasar adalah sila-
sila Pancasila yang ada dalam alinea IV, UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945.
2) Nilai Instrumental :
Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai dasar
(Pancasila). Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan zaman, baik dalam negeri
maupun dari luar negeri. Nilai ini ini dapat berupa TAP MPR, UU, PP dan peraturan
perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam pelaksanaan ideologi Pancasila
sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai dapat berubah
sesuai perkembangan zaman.
3) Nilai Praktis :
Nilai ini adalah nilai yang harus ada dalam bentuk praktik penyelenggaraan negara.
Sifat ini adalah abstrak. Artinya berupa semangat para penyelenggara negara dari
pusat hingga ke tingkat yang terbawah dalam struktur sistem
pemerintahan negara Indonesia. Semangat yang dimaksud adalah semangat para
penyelenggara negara untuk membangun sila-sila dalam Pancasila secara konsekuen
dan istiqomah. Contoh, memberi teladan untuk tidak KKN, dan lain-lain.

Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan
dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh
negara, melainkan ditemukan dalam masyarakatnya sendiri. Oleh sebab itu, ideologi
terbuka adalah milik dari semua rakyat dan masyarakat dapat menemukan dirinya di
dalamnya. Ideologi terbuka bukan hanya dapat dibenarkan melainkan dibutuhkan. Nilai-
nilai dasar menurut pandangan negara modern bahwa negara modern hidup dari nilai-
nilai dan sikap-sikap dasarnya.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan
zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka itu
sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945. Pancasila berakar pada
pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa, sehingga memenuhi prasyarat sebagai
suatu ideologi terbuka. Sekalipun suatu ideologi itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa
keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan
ideologi itu sendiri, yang merupakan suatu yang tidak logis.

Fungsi dan Peranan Pancasila :

Fungsi dan Peranan Pancasila meliputi :


1) Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia;
2) Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
3) Pancasila sebagai dasar negara RI;
4) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia;
5) Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia;
6) Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia;
7) Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia;
8) Pancasila sebagai moral pembangunan;
9) Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.

4. Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari (Masyarakat).

IMPLEMENTASI SILA KE-1 :


1) Beriman, dan bertakwa yaitu secara sadar patuh melaksanakan perintah Tuhan. Setiap
umat harus mempelajari agama dan mengamalkannya;
2) Walaupun berbeda agama, rakyat Indonesia harus dapat bekerjasama dalam bidang
sosial, perekonomian, dan keamanan lingkungan;
3) Setiap pemeluk agama tidak boleh menghalangi ibadah agama lain;
4) Mengembangkan toleransi agama sejak dini;
5) Tidak menyebarkan agama kepada manusia yang sudah ber-Tuhan.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu :
- kehidupan bernegara bagi Negara Republik Indonesia berdasar Ketuhanan Yang Maha
Esa;
- Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama serta untuk
beribadah menurut agama dan kepercayaannnya;
- Negara menghendaki adanya toleransi dari masing-masing pemeluk agama dan aliran
kepercayaan yang ada serta diakui eksistensinya di Indonesia;
- Negara Indonesia memberikan hak dan kebebasan setiap warga negara terhadap
agama dan kepercayaan yang dianutnya.

Arti dan Makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah :


Manusia sebagai makhluk yang ada di dunia ini seperti halnya makhluk lain diciptakan
oleh penciptanya. Manusia sebagai makhluk yang dicipta wajib melaksanakan perintah
Tuhan dan menjauhi larangan-Nya.

IMPLEMENTASI SILA KE-2 :

1) Sesama manusia tidak boleh saling melecehkan;


2) Sesama manusia punya rasa memiliki (mau berkorban);
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4) Tidak semena-mena terhadap orang lain;
5) Mengakui adanya masyarakat majemuk; melakukan musyawarah dan kompromi;
mempertimbangkan moral; berbuat jujur; tidak curang;
6) Gemar kegiatan kemanusiaan: donor darah, menyantuni anak yatim dll ;
7) Mentaati hukum dan tidak diskriminatif.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Kemanusiaan yang adil dan


beradab, antara lain :
- Pengakuan negara terhadap hak bagi setiap bangsa untuk menentukan nasib sendiri;
- Negara menghendaki agar manusia Indonesia tidak memeperlakukan sesama manusia
dengan cara sewenang-wenang sebagai manifestasi sifat bangsa yang berbudaya
tinggi;
- Pengakuan negara terhadap hak perlakuan sama dan sederajat bagi setiap manusia;
- Jaminan kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta kewajiban
menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan yang ada bagi setiap warga negara.

Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah :
Manusia ditempatkan sesuai dengan harkatnya.
Hal ini berarti bahwa manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan hukum.

IMPLEMENTASI SILA KE-3 :


1) Menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan ;
2) Berkorban demi negara: bekerja keras, taat membayar pajak, tidak KKN;
3) Cinta tanah air: meningkatkan prestasi di segala bidang ;
4) Bangga sebagai bangsa Indonesia: percaya diri sebagai Orang Indonesia.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Persatuan Indonesia, yaitu :


- Perlindungan negara terhadap segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia;
- Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiba dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial;
- Negara mengatasi segala paham golongan dan segala paham perseorangan, serta
pengakuan negara terhadap kebhineka-tunggal-ikaan dari bangsa Indonesia dan
kehidupannya.

IMPLEMENTASI SILA KE-4 :


1) Aktif dalam musyawarah, memberikan hak suara, dan mengawasi wakil rakyat ;
2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;
3) Mengutamakan musyawarah dengan menggunakan akal sehat;
4) Menerima hasil musyawarah apapun hasilnya dan melaksanakan dengan
tanggungjawab;
5) Mempunyai itikad baik dalam melakukan sesuatu.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Kerakyatan yang dipimpin oleh


hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarata perwakilan, yaitu :
- Penerapan kedaulatan dalam negara Indonesia yang berada di tangan rakyat dan
dilakukan oleh MPR;
- Penerapan asas musyawarah dan mufakat dalam pengambilan segala keputusan
dalam negara Indonesia, dan baru menggunakan pungutan suara terbanyak bila hal
tersebut tidak dapat dilaksanakan;
- Jaminan bahwa seluruh warga negara dapat memperoleh keadilan yang sama sebagai
formulasi negara hukum dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka, serta
penyelenggaraan kehidupan bernegara yang didasarkan atas konstitusi dan tidak
bersifat absolute.

Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan adalah :
Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang
diambil secara bulat.
Kebijaksaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang
bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak.

IMPLEMENTASI SILA KE-5 :


1) Mengembangkan perbuatan luhur: saling membantu dan gotong royong;
2) Berbuat adil: tidak pilih kasih ;
3) Menghormati orang lain: tidak menghalangi orang lain hidup lebih baik ;
4) Suka memberi pertolongan: tidak egois dan individualistis;
5) Bekerja keras: tidak pasrah kepada takdir Tuhan;
6) Menghargai karya orang lain: tidak membajak dan membeli produk bajakan;
7) Tidak merusak prasarana umum dan menjaga kebersihan ditempat umum.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Keadlan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, antara lain :
- Negara menghendaki agar perekonomian Indonesia berdasarkan atas asas
kekeluargaan;
- Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara serta menguasai hajat
hidup orang banyak oleh negara, negara menghendaki agar kekayaan alam yang
terdapat di atas dan di dalam bumi dan air Indonesia dipergunakan untuk kemakmuran
rakyat banyak;
- Negara menghendaki agar setiap warga negara Indonesia mendapat perlakuan yang
adil di segala bidang kehidupan, baik material maupun spiritual;
- Negara menghendaki agar setiap warga negara Indonesia memperoleh pengajaran
secara maksimal;
- Negara Republik Iindonesia mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional yang pelaksanaannya diatur berdasarkan Undang-Undang;
- Pencanangan bahwa pemerataan pendidikan agar dapat dinikmati seluruh warga
negara Indonesia menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan
keluarga;
- Negara berusaha membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Arti dan Makna Sila Keadila Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah :
Keadilan berarti adanya persamaan dan saling menghargai karya orang lain.
Jadi seseorang bertindak adil apabila dia memberikan sesuatu kepada orang lain
sesuai dengan haknya.

Source: http://jeffany-jefanny.blogspot.co.id
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka di Indonesia

Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka di Indonesia

Pancasila sebagai ideologi terbuka, sangat mungkin mampu menyelesaikan berbagai


persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Namun demikian faktor manusia baik penguasa
maupun rakyatnya, sangat menentukan dalam mengukur kemampuan sebuah ideologi dalam
menyekesaikan berbagai masalah. Sebaik apapun sebuah ideologi tanpa didukung oleh sumber
daya manusia yang baik, hanyalah utopia atau angan-angan belaka.
Implementasi ideologi Pancasila bersifat fleksibel dan interaktif (bukan doktriner). Hal
ini karena ditunjang oleh eksistensi ideologi Pancasila yang memang semenjak digulirkan oleh
para founding fathers (pendiri negara) telah melalui pemikiran-pemikiran yang mendalam
sebagai kristalisasi yang digali dari nilai-nilai sosial-budaya bangsa Indonesia sendiri.
Fleksibelitas ideologi Pancasila, karena mengandung nilai-nilai sebagai berikut:

1) Nilai Dasar

Merupakan nilai-nilai dasar yang relatif tetap (tidak berubah) yang terdapat di dalam
Pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai dasar Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, dan Keadilan Sosial), akan dijabarkan lebih lanjut menjadi nilai instrumental dan
nilai praxis yang lebih bersifat fleksibel, dalam bentuk norma-norma yang berlaku di dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2) Nilai Instrumental

Merupakan nilai-nilai lebih lanjut dari nilai-nilai dasar yang dijabarkan secara lebih
kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD 1945, TAP MPR, dan Peraturan perundang-undangan
lainnya.

3) Nilai Praxis

Merupakan nilai-nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-


hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Nilai praxis yang
abstrak (misalnya : menghormati, kerja sama, kerukunan, dan sebagainya), diwujudkan dalam
bentuk sikap, perbuatan, dan tingkah laku sehari-hari. Dengan de mikian nilai-nilai tersebut
nampak nyata dan dapat kita rasakan bersama.

Namun dalam kenyataannya Indonesia sangat sulit menerapkan prinsip ideology


pancasila tersebut,dimana pancasila sendiri belumlah dipahami secara mendalam sehingga
menyulitkan penerapan penggunaan pancasila dalam penyelesaian permasalahan modern ini.
Dimulai dengan kegagalan penerapan pancasila dalam orde baru yang menjadikan pancasila
sebagai mesin indoktrinasi politik,dimana Pancasila sudah dianggap apak-basi. Dimana kelima
sila tersebut dianggap tidak relevan dalam meyelesaiakn permasalahan era ini,tidak
dihayati,bahkan banyak yang tidak menghafal atau mengingat Pancasila itu sendiri.
Sebagai contohnya adalah sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa
dimana permaknaan mendalam dari sila pertama tersebut adalah dimana saling menghargainya
sesame pemeluk agama yang berbeda,saling menghormati dan tidak saling memaksakan
kepercayaan akan Tuhan kita kepada orang lain. Namun dalam aktualisasinya,banya munculnya
perda-perda syariah bermasalah menyangkut tentang praksis keagamaan,merebaknya partai
politik berdasarkan agama,sehingga terlihatlah suatu fanatisme yang merebak dalam kehidupan
yang artinya tidak jauh dari ketidak menghargai keagaamaan orang selain agama orang
tersebut,dalam Negara sendiri penghormatan atas upacara agama juga masih
dipertanyakan,dimana dalam kenyataan terjadi ketidakseimbangan penghormatan agama oleh
Negara secara adil dalam hal jika terjadinya upacara keagamaan tersebut,cenderungnya
penghormatan berlebih pada satu agama mengakibatkan timbulnya kecemburuan social dari
agama lain. Dalam hal ini Negara sendiri belum bisa melakukan penerapan suatu keadilan dalam
pemelukan,pelaksanaan,penghormatan suatu agama yang seadil-adilnya,dikarenakan adanya sifat
ingin saling mendahului dan menguasai dari para pihak-pihak yang berpengaruh terhadap
Negara,sehingga pada akhirnya akan memunculkan suatu konflik moral,bathin,hingga etnis yang
timbul karena hal tersebut.

Factor utama kemungkinan masih berlanjutnya kebencian dan kekerasan atas agama
dikarenakan sebagian masyarakat masih lebih memuliakan agama dibandingkan dengan Tuhan.
Dimana setiap agama fungsinya pastinya adalah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan,dimana
harus dilakukan dengan kesucian hati yang terpancar dari perbuatan kasih sayang. Karena
kecenderungan lebih memuliakan agama dibandingkan dengan Tuhan,makalah kebenaran selalu
dikotak-kotakkan menurut agama masing-masing,sehingga apabila ada sikap berbeda dari ajaran
yang diyakini padahal perbuatan tersebut baik segera dicurigai dan harus
disingkirkan,dilawan,kalau perlu dengan tindak kekerasan. Hingga pada akhirnya muncul
pertanyaan yang sangat medasar yaitu Buat apa agama kalau memecah belah antara kita?
komenter tersebut diungkapkan dalam suatu acara mahasiswa Lintas Agama Se-Bali 5-7 agustus
2010. Mengutip sebuah ajaran dasar kasih saying bagi umat Hindu yaitu Tri Hita Karana yang
mengatakan bahwa harus terjalin hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan,dengan
Manusia,dan dengan Lingkungan. Maka manusialah yang menjadi titik dari perkembangan
keadilan dan keadaban bagi kemajuan manusia serta Negara itu sendiri.
Menurut Emile Durkheim,agama merupakan factor utama dalam masyarakat,dimana
agama bukan hanya system gagasan,melainkan juga kekuatan moral. Setiap agama memiliki
ruang lingkup yang suci dan kotor,dimana apabila seseorang telah melewati ataupun merusak
ruang lingkup tersebut maka akan mendapatkan suatu sanksi. Dimana ditegaskan bahwa agama
merupakan kaidah tertinggi didalam masyarakat.

Kalau saja sekarang Negara sedang terpuruk,melihat dari pendapat Emile Durkheim
tersebut,maka dapat dikatakan bahwa tidak dijadikannya lagi agama sebagai system pengangan
dalam masyarakat yang menuntut masyarakat dalam kebenaran,kebaikan,kejujuran dan
kemuliaan. Gagalnya penerapan tersebut biasanya diakibatkan oleh salah tafsirnya pihak-pihak
yang ada,sehingga tranformasi nilai-nilai pun gagal diwujudkan.

Source: http://pangeranwungu.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai