Anda di halaman 1dari 6

TEMU ILMIAH IPLBI 2016

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal


R. Muhammad Amanda Catalonia

Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB.

Abstrak

Meningkatnya kepadatan penduduk di kota-kota besar membuat apartemen menjadi alternatif


hunian logis yang semakin diminati masyarakat modern. Dengan semakin terbatasnya lahan,
sejumlah pengembang properti lebih gencar dalam melakukan pembangunan dan penjualan
apartemen. Selain karena harganya yang kini tidak terlalu jauh berbeda dengan landed-houses, tren
hunian vertikal ini dianggap menjadi pilihan tepat bagi mereka yang memiliki mobilitas tinggi.
Terlepas dari tujuan mengetahui kriteria apartemen ideal, tentu masih terdapat berbagai
kelemahannya yang juga menjadi bahan pertimbangan masyarakat dalam memilih. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengungkap alasan-alasan dari preferensi tersebut. Penelitian ini bersifat
eksploratif dengan menggunakan metode pengumpulan data survei melalui kuesioner online. Data
teks yang diungkapkan oleh responden kemudian di analisis untuk memperoleh kata kunci yang
digolongkan kedalam beberapa kategori. Lebih lanjut, temuan frekuensi dari beberapa kategori
tersebut dapat menjadi bahan evaluasi yang bermanfaat dalam perancangan. Diharapkan artikel ini
dapat memberikan feedback untuk mewujudkan apartemen yang lebih ideal bagi masyarakat.

Kata-kunci : apartemen, eksploratif, ideal, kategori, preferensi

Pengantar sekedar mengunjungi tempat hiburan. Sehingga


mereka lebih memiliki banyak waktu untuk
Tuntutan kebutuhan akan hunian merupakan beristirahat dan memperoleh kualitas hidup
hal dasar yang tidak akan pernah ada habisnya yang lebih baik. Apartemen mulai banyak
bagi manusia. Dari waktu ke waktu, kriteria dikembangkan ditengah-tengah keterbatasan
permintaan akan tempat tinggal ideal terus ber- lahan sebagai solusi yang menjawab kebutuhan
ubah menyesuaikan dengan kebutuhan dan mereka, karena umumnya berada pada lokasi
kondisi setempat. Pesatnya laju pembangunan yang strategis dan terintegrasi di pusat kota.
kemudian membuat kepadatan meningkat,
dimana keberadaan tanah menjadi langka dan Minat masyarakat kota akan apartemen bela-
harganya kian melambung tinggi. kangan cenderung meningkat. Berdasarkan riset
yang dilakukan CDMI Consulting mengenai Studi
Di kota-kota besar dengan mobilitas tinggi Potensi Bisnis Apartemen, dalam periode 2010-
seperti Jakarta, kemacetan yang diakibatkan 2014 pembangunan apartemen di kawasan
kepadatan menjadi hal yang tidak dapat di- Jabodetabek tumbuh dengan sangat fantastis.
hindari. Hal ini tentu menyebabkan tingkat Penyebabnya tentu lebih dikarenakan pertum-
stress dan kelelahan fisik seseorang saat harus buhan ekonomi terutama pada kelas menengah
pergi ataupun pulang bekerja. Efisiensi waktu- atas yang terkonsentrasi di daerah tersebut.
pun ikut terganggu karena seringkali tidak dapat Fakta ini didukung oleh data JLL yang dikutip
diprediksi. Dalam kondisi ini, terciptalah gaya dari info properti kompas. Dimana tingkat
hidup dimana masyarakat membutuhkan hunian penjualan apartemen eksisting hingga tahun
yang lebih praktis. Dimana mereka tidak perlu 2014 mencapai 94 persen dari total 91.330 unit,
menempuh jarak yang jauh untuk bekerja, dan apartemen yang masih dalam tahap
mencari kebutuhan hidup sehari-hari, atau pembangunan sebesar 72 persen dari total
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | G 131
Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal
47.240 unit. Para pengembangpun mulai media sosial secara bebas, dengan batasan
memperluas segmen pasar mereka untuk bisa responden untuk umur dua puluh tahun keatas.
terjangkau tidak hanya untuk kalangan atas. Ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa
responden dengan umur dibawah itu belum
Beberapa penelitian yang ada sebelumnya me- mampu menjawab pertanyaan mengenai apar-
nyebutkan bahwa motivasi utama pembelian temen dengan baik.
apartemen adalah untuk investasi (peluang
bisnis) atau rumah kedua dan juga kedekatan Responden kemudian diminta untuk mengisi
dengan tempat kerja (Cahyani P. dkk., 2012:44). data diri dan menjawab pertanyaan mengenai
Adapun pertimbangan lain mengapa konsumen minat mereka untuk membeli apartemen.
kurang berminat yakni karna prioritas memiliki Dengan penambahan asumsi jika mereka me-
rumah & tanah, serta adanya halaman pribadi miliki cukup uang. Asumsi dibuat untuk mem-
(Kartamihardja, 2015:10). Indikasi ini menun- fokuskan jawaban pada hal-hal yang bersifat
jukkan bahwa terlepas dari segala kemudahan kriteria perancangan, bukan semata-mata ka-
yang ditawarkan, masih terdapat beberapa rena keterbatasan dana dan sebagainya.
aspek yang menyebabkan apartemen kurang Pertanyaan dibuat dengan jawaban bersifat
diminati jika dibandingkan dengan landed- open-ended dalam bentuk data teks. Hal ini
houses. dilakukan dengan tujuan untuk mengeksplorasi
sekaligus tidak membatasi pemikiran responden
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai kriteria apartemen ideal dalam
kriteria ideal dari berbagai jawaban pro dan persepsi mereka (jika menjawab ya). Begitu
kontra yang menjadi pertimbangan pasar. juga dengan kekurangannya (jika menjawab
Beberapa teori pada paragraf sebelumnya me- tidak). Diperoleh total 150 responden, di-
nunjukkan bahwa masih terdapat berbagai dominasi oleh golongan usia produktif yang
kemungkinan/cara baru untuk mengoptimalkan mayoritas tinggal di beberapa kota besar.
desain berdasarkan persepsi dari masyarakat.
Kelemahan yang diutarakanpun kemudian dapat Metode Analisis Data
menjadi manfaat sebagai bahan evaluasi lebih
lanjut untuk menciptakan solusi desain yang Data dianalisis dan disusun dengan metode
lebih baik. kualitatif dan kuantitatif (mix-method). Pada
bagian analisis isi (content analysis), dilakukan
Metode beberapa tahap yakni:
Open coding, Data teks yang diperoleh dari
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif responden kemudian dijabarkan dalam format
berdasarkan Grounded Theory Approach excel untuk di ambil kata kunci dari tiap
(Creswell, 1998) dan bersifat eksploratif (Groat kalimat.
&Wang, 2002). Data dikumpulkan menggunakan Tahap Axial coding, dimana kata kunci yang
metode kuesioner online dengan pertanyaan didapat kemudian digolongkan kedalam suatu
bersifat terbuka (open-ended) untuk mengem- kategori untuk mempermudah analisis dan
bangkan dan menemukan kriteria baru. Selain interpretasi lebih lanjut. Dikarenakan cukup
itu menurut Creswell (2003) metoda ini berguna banyaknya variasi jawaban dari responden,
untuk menggali lebih dalam tentang apa yang kategori tersebut perlu dikelompokkan kem-
dirasakan dan dipikirkan masing-masing respon- bali pada kategori yang yang lebih besar
den. untuk memasuki tahap berikutnya.
Selective coding & Analisis Korespondensi,
Metode Pengumpulan Data
tahap ini membuat keterkaitan berdasarkan
Metode pengumpulan data menggunakan survei distribusi antar kategori dan frekuensinya.
online dalam bentuk kuesioner yang dibuat Sehingga diketahui faktor dominan yang men-
menggunakan fitur Google Drive dan Google jadi kelemahannya serta aspek yang mem-
Form. Kuesioner disebarkan melalui berbagai pengaruhi kriteria apartemen ideal.

G 132 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016


R. Muhammad Amanda Catalonia
Analisis dan Interpretasi coding yang dilakukan. Pada jawaban salah
seorang responden diperoleh data teks sebagai
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai berikut :
tahapan analisis dan interpretasi terhadap ja-
waban 150 responden. Diantaranya sebanyak 82 Saya lebih memilih hunian perumahan, karena
responden (54.7%) menjawab berminat dan 68 menurut saya anak2 saya nantinya butuh
sisanya (45.3%) menjawab tidak berminat. Hasil bersosialisasi di tempat tinggalnya. Apartemen
lebih bersifat tertutup sedangkan perumahan lebih
tersebut akan di ilustrasikan melalui diagram
bisa terbuka dan dlm bhs jawa d sebut lebih
dibawah. guyub. Perumahan kecenderungan memiliki hu-
nian yg lebih luas di banding apartemen, sehingga
kita bisa leluasa untuk bisa membuat hunian
Total 150 responden impian, dengan banyak tumbuhan hijau dan
taman bermain keluarga. (anonim, 22 tahun)

45.3%
54.7% Berdasarkan data teks diatas dapat diperoleh
beberapa kata kunci dari kekurangan apartemen
dalam persepsi salah seorang responden. Yang
mana kata kunci sejenis dikelompokkan kedalam
satu kategori yang sama. Tahap ini disebut
Berminat Tidak Berminat dengan axial coding, seperti pada contoh tabel
berikut:
Gambar 1. Diagram preferensi minat terhadap
apartemen. Tabel 1. Contoh axial coding data teks kelemahan
apartemen (tidak berminat).
Berdasarkan hasil tersebut dapat terlihat bahwa
peminatan pasar terhadap apartemen cukup Kata Kunci Kategori
tinggi sebesar 54.7%. Jumlah ini lebih rendah Lebih memilih hunian
perumahan Prioritas
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya Rumah/Tanah
yang dilakukan oleh Kartamihardja (2015:10) Membuat hunian impian
sebesar 65% dari total 37 responden. Ini dapat Anak butuh bersosialisasi
Rendahnya
mengarah pada beberapa kemungkinan. Dianta- Apartemen lebih tertutup
Interaksi Sosial
Perumahan lebih guyub
ranya data peminatan yang diperoleh lebih valid
Hunian perumahan lebih luas Kepadatan Tingi
atau memang terdapat penurunan minat ter-
Banyak tumbuhan hijau Tidak ada
hadap apartemen. Total keseluruhan responden
Taman bermain keluarga Halaman/Taman
didominasi oleh golongan usia produktif yang
mayoritas berasal dari kota-kota besar dianta-
ranya; Jabodetabek, Bandung, Semarang, dan Pada contoh di tabel 1 dapat diperoleh 4 poin
beberapa kota lainnya. Sebesar 73.8% dian- kategori besar dari aspek kelemahan apartemen
taranya diketahui belum berkeluarga yang berdasarkan satu orang responden. Metode
berarti dapat diasumsikan memiliki mobilitas diatas ini akan dilakukan terhadap 68 responden
cukup tinggi. Meski kuesioner yang dilakukan tersebut. Penggolongan seluruh kata kunci
menyertakan variabel lain (seperti usia, kota menjadi kategori dilakukan dengan metode
domisili, dan gender), analisis dan interpretasi diskusi sebisa mungkin untuk meminimalisir
akan difokuskan pada distribusi antar kategori terjadinya bias. Pada tahap analisis ini terdapat
yang disebutkan oleh responden. kata kunci dari salah seorang responden yang
definisinya tidak dapat digabungkan ke dalam
Analisis Faktor Kelemahan Apartemen kategori besar yang lain (karena memiliki arti
yang berbeda). Kata kunci tersebut adalah :
Pertanyaan mengenai kelemahan apartemen
tidak sesuai dengan budaya. Dalam analisis
ditujukan pada responden yang menjawab tidak
kualitatif, data yang sifatnya minoritas umum-
berminat (68 responden). Berikut akan dijelas-
nya tidak boleh diabaikan. Sehingga pada hasil
kan contoh tahapan analisis konten dan open
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | G 133
Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal
akhir diperoleh sebanyak 14 jenis kategori Kedekatan hubungan antar kategori yang
dengan distribusinya sebagai berikut : ditunjukkan pada gambar dendogram ditunjuk-
kan pada lima kelompok besar (berdasarkan
35 warnanya). Sebagai contoh, pada kelompok
yang sama dengan tulisan berwarna merah; a)
30 32
biaya mahal, b) Kurangnya rasa aman &
nyaman, dan c) tidak sesuai dengan budaya
25
merupakan salah satu kelompok kategori besar.
Ini berarti ketiga kategori tersebut seringkali
20
muncul bersamaan dalam statement yang
19 19
15
diutarakan oleh responden. Bila di interpretasi-
15 kan lebih lanjut, ketiga kategori tersebut cen-
10
13 derung memiliki kedekatan dibandingkan
9
dengan kelompok warna lain yang berbeda pada
8 8
5 7 dendogram. Maksud dari lima kelompok besar
6 6
3 1 2
dari korespondensi antar kategori tersebut
0 berdasarkan urutannya yakni :
Kepadatan Tinggi
Prioritas Rumah/Tanah

Tidak Berminat

Kesehatan Kurang
Tidak ada Halaman/Taman

Regulasi Ketat
Ruang Tidak Fleksibel

Tidak Sesuai Dengan Budaya

Kurangnya Privasi
Biaya Mahal

Kurangnya Potensi Investasi

Kurangnya Rasa Aman & Nyaman


Rendahnya Interaksi Sosial

Sertifikasi Bukan Hak Milik

1. Kelompok Hijau: kesehatan kurang, rendah-


nya interaksi sosial, kurangnya privasi, tidak
ada halaman/taman, regulasi ketat dan
ruang tidak fleksibel dengan jumlah total
jawaban 56/68 responden.
2. Kelompok Merah; Biaya mahal, kurangnya
rasa aman & nyaman, dan tidak sesuai
dengan budaya dengan jumlah total jawaban
Gambar 2. Distribusi 14 jenis kategori (faktor) 33/68 responden.
kelemahan apartemen. 3. Kelompok Biru; Prioritas Rumah/Tanah
dengan jumlah jawaban 32/68 responden.
Perlu di ingat bahwa angka diatas tidak 4. Kelompok Hitam; Kepadatan tinggi, Sertifi-
berbanding lurus dengan jumlah total responden. kasi bukan hak milik, dan tidak berminat
Pada tahap akhir dari analisis kelemahan dengan jumlah jawaban 24/68 responden.
apartemen ini diakukan Analisis Klaster melalui 5. Kelompok Kuning; Kurangnya Potensi Inves-
korespondensi antar kategori diatas. Hasilnya tasi dengan jumlah jawaban 3/68.
berupa dendogram seperti gambar dibawah:

Biaya Mahal (19)


Kurangnya Rasa Aman & Nyaman (13)
Tidak Sesuai Dengan Budaya (1)
Prioritas Rumah/Tanah (32)
Kepadatan Tinggi (7)
Tidak Berminat (8)
Sertifikasi Bukan Hak Milik (9)
Kesehatan Kurang (2)
Rendahnya Interaksi Sosial (19)
Kurangnya Privasi (6)
Tidak ada Halaman/Taman (15)
Regulasi Ketat (6)
Ruang Tidak Fleksibel (8)
Kurangnya Potensi Investasi (3)

Gambar 3. Analisis Klaster (Dendogram) korespondensi antar kategori kelemahan apartemen.

G 134 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016


R. Muhammad Amanda Catalonia
Analisis Kriteria Apartemen Ideal

Pertanyaan mengenai apartemen ideal akan


ditujukan pada responden yang menjawab
berminat (82 responden). Analisis kali ini juga
menggunakan cara yang sama dengan analisis
sebelumnya (faktor kelemahan apartemen).
Dimulai dengan mencari kata kunci pada data
teks pada 82 orang tersebut, berikut salah satu
sampelnya :

Apartemen yang berada di lingkungan hijau atau


banyak pepohonan. Akses mudah dekat dengan
tol. Setidaknya apartemen itu dekat dengan
banyak ruko atau mall, fasilitas ruangan juga
memudahkan mobilitas dalam memenuhi Gambar 4. Contoh perhitungan distribusi kategori
kebutuhan sehari hari. Keamanannya terjamin berdasarkan jawaban masing-masing responden.
sehingga tidak perlu khawatir saat meninggalkan
apartemen untuk waktu yg lama (misalnya sedang
Sehingga diperolehlah frekuensi distribusi:
berlibur). Fasilitasnya lengkap dan berkualitas baik
seperti gym, dan lain sebagainya. (anonim, 21
tahun) 70
59
60
Kemudian dilakukan tahap axial coding dan 50
pengelompokkan kata kunci sebagai berikut : 50 45

40
Tabel 2. Contoh axial coding data teks kriteria
28
apartemen ideal (berminat). 30 24
18 19
20 16
14 14 15
Kata Kunci Kategori 11
9 9
Lingkungan hijau Berkesinambungan 10
3
2 1 2
& Ramah
Banyak pepohonan lingkungan 0
Potensi View
Akses & Lokasi Strategis

Biaya Terjangkau

Hemat Energi

Sertifikasi Hak Milik


Kemudahan Parkir
Balkon & Pekarangan Pribadi

Kebersihan

Kontrol & Keamanan


Konsep Ruang Dalam

Potensi Investasi Bagus


Privasi & Bebas Noise

Kualitas & Kelengkapan Ruang Dalam

Kepadatan Rendah
Sosialisasi & Ruang Komunal

Tersedia Fasilitas Penunjang

Keunikan Eksterior
Berkesinambungan & Ramah Lingkungan

Fasilitas ruangan Kualitas


memudahkan mobilitas kelengkapan
sehari-hari ruang dalam
Akses mudah Akses & Lokasi
Dekat dengan tol Strategis
Kontrol &
Keamanan terjamin
Keamanan
Banyak ruko atau mall Tersedia Fasilitas
Fasilitas lengkap Penunjang

Sama dengan tahap sebelumnya, analisis


dilakukan pada 82 data teks responden yang Gambar 5. Distribusi 18 kategori apartemen ideal.
berminat dan pada tahap akhir menghasilkan 18
kategori yang telah disederhanakan. Jumlah ini Gambar diatas mengindikasikan tiga faktor
tergolong banyak mengingat memang terdapat utama penentu apartemen ideal yakni pada
banyak variabel kriteria yang menentukan kualitas dan kelengkapan ruang dalamnya, di
apartemen ideal itu sendiri. Kali ini akan di ikuti dengan akses dan lokasi strategis, serta
tunjukan gambaran tahap perhitungan melalui kelengkapan fasilitas penunjang. Pada tahap
Microsoft excel sebelum mendapatkan hasil akhir dilakukan analisis klaster untuk meme-
frekuensi distribusinya, yakni sebagai berikut : takan kedekatan hubungan kategorinya.

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | G 135


Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Gambar 6. Analisis Klaster (Dendogram) korespondensi antar kriteria apartemen ideal.

Kesimpulan 4. Menanggapi komentar salah satu responden


mengenai apartemen tidak sesuai dengan
Setelah melalui tahap analisis dan interpretasi budaya; Menunjukan bahwa perancangan
pada faktor kelemahan dan kriteria apartemen apartemen ideal dapat di desain menyesuai-
ideal, dapat ditarik kesimpulan: kan dengan nilai-nilai tradisi lokal /komunitas
1. Tiga faktor dominan kelemahan apartemen masyarakat tertentu. Tentu saja dengan
berdasarkan urutannya yakni prioritas tidak mengabaikan faktor seperti akses dan
rumah/tanah, kurangnya interaksi sosial, dan lokasi, fasilitas penunjang, view, dan kriteria
biaya yang mahal. Ini menunjukkan bahwa dasar lain yang telah diteliti pada tahap
pada dasarnya minat pembelian apartemen sebelumnya.
masih sangat dipengaruhi oleh kebutuhan
dan kemampuan tiap individu. Nilai investasi Daftar Pustaka
dianggap bukan lagi faktor yang
Cahyani P. Diah, Ilhamdaniah, & Indra K. D. Nitih.
menentukan.
(2012). Preferensi Konsumen Apartemen di Kota
2. Terlepas dari kepemilikan tanah pribadi, Bandung. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2012, 41-44.
apartemen ideal harusnya sebisa mungkin CDMI Consuting, Creative Data Make Investigation &
dibuat menyerupai suasana rumah landed. Research. (tt. Studi Potensi Bisnis APARTEMEN Di
Dikarenakan pada dasarnya manusia secara Jabodetabek 2015-2019 Beserta Pelaku Utamanya.
lahiriah lebih lama akrab, terbiasa dan Jakarta: P.T. Central Data Mediatama Indonesia.
nyaman dengan tipologi seperti ini. Ke- Creswell, JW. (1998). Qualitative Inquiry and Research
cocokan antara selera penghuni dan ruang Design: Choosing Among Five Tradition. California:
SAGE Publication, Inc.
dalam apartemen akan sangat menentukan.
Creswell, J.. (2003). Research Design: Qualitative,
3. Persoalan mengenai buruknya tingkat inter- Quantitative and Mixed Methods Approaches.
aksi sosial di lingkungan apartemen dapat California: SAGE Publications, Inc.
direkomendasikan untuk penelitian lebih Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research
lanjut. Sejauh ini, belum banyak desain Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc.
apartemen (khususnya di Indonesia) yang Info Properti Kompas. (2014). Penjualan Rumah
dianggap berhasil memberikan solusi apar- Jeblok, Apartemen Justru Meroket.
temen ideal terkait hubungan sosial yang http://properti.kompas.com/read/2014/04/27/13073
46/Penjualan.Rumah.Jeblok.Apartemen.Justru.Merok
lebih baik. Ini disebabkan mayoritas apar-
et (Diakses 15 September 2016)
temen disediakan untuk orang yang menyu- Kartamihardja, Andrie I. (2015). Analisis Faktor-faktor
kai/terbiasa dengan gaya hidup individualis, Penyebab Membeli Apartemen. Prosiding Temu
dan umumnya tidak menetap. Ilmiah IPLBI 2015, 5-10.

G 136 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Anda mungkin juga menyukai