Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Kontrasepsi efektif adalah metode kontrasepsi IUD, implant dan


kontrasepsi mantap. Program Keluarga Berencana Nasional yang pad pelita V
telah berkembang menjadi Gerakan Keluarga Berencana Nasional telah mencapai
hasil-hasil yang menggembirakan. Berdasarkan hasil Survey Prevalensi Indonesia
tahun 1987, 61,2% dari wanita berstatus kawin pada saat itu pernah menggunakan
salah satu alat kontrasepsi modern 21,1% diantaranya pernah menggunakan IUD,
0,4% menggunakan implant dan 3,3% menggunakan cara kontrasepsi mantap.
Lebih jauh lagi dinyatakan bahwa 44,08% dari wanita yang berstatus
kawin sedang aktif menggunakan salah satu alat konrasepsi modern dan 13,2%
diantara ibuibu tersebut menggunakaan IUD, 0,4% menggunakan implant dan
3,3% menggunakan cara kontrasepsi mantap.
Dengan hasil tersebut diatas tampak bahwa metode kontrasepsi mantap
semakin diterima oleh masyarakat. Pada akhir pelita V diharapkan peserta KB
yang menggunakan cara-cara kontasepsi modern akan meningkat menjadi 40,41%
dan wanita bwrstatus kawin dengan rincian 26,47% menggunakan IUD, 6,36%
menggunakan implant dan 7,58% menggunakan cara kontrasepsi mantap.
Dengan meningkatnya peserta KB dengan metode kontrasepsi efektif
terpilih tersebut, maka dituntut pelayanan yang lebih tinggi kualitasnya serta
pengayoman yang lebih baik. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
serta pengayoman ini, system rujukan merupakansalah satu hal yang penting,
yang perlu diketahui oleh setiap petugas atau setiap unsure yang ikut serta dalam
gerakan KB Nasional khususnya maupun oleh setiap peserta atau calon peserta
KB pada umumnya.
Semakin rapi system rujukan, semakin meningkat pula mampu pelayanan
serta pengayoman, sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta KB dengan
metode kontrasepsi efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
System rujukan dalam mekanisme pelayanan MKET merupakan suatu
system pelimpahan tanggung jawab timbal balik diantara unit pelayanan
MKET baik secra vertical maupun horizontal atau kasus atau masalah yang
berhubungan dengan MKET Unit pelayanan yang dimaksud disini yaitu
menurut tingkat kemampuan dari yang paling sederhana berurut-turut keunit
pelayanan yang paling mampu Untuk AKDR : Dokter dan bidan praktek
swasta, rumah bersalin, klinik KB, puskesmas, RS klas D RS klas D, RS klas
C, RS klas B, RS klas B2, dan RS klas A. Untuk implant : Dokter dan bidan
praktek swasta, Rumah Bersalin, Klinik KB, Puskesmas, RS klas D RS Klas D
, RS klas C, RS Klas B, RS Klas B2, dan RS klas A. Untuk Vasektomi :
Dokter praktek swasta, puskesmas, RS klas D RS klas B, RS klas D, RS klas
C, RS klas B, RS fklas B2, dan RS klas A. Untuk tubektomi : Dokter Praktek
Swasta berkelompok, RS klas D, RS klas Df, RS klas C, RS klas B, RS klas
B2, dan RS klas A.

B. Tujuan
1. Terwujudnya suatu jaringan pelayanan MKET yang terpadu disetiap tingkat
wilayah, sehingga setiap unit pelayanan memberikan pelayanan secara
berhasil guna dan berdaya guna maksimal, sesuai dengan tingkat
kemampuannya masingmasing
2. Peningkatan dukungan terhadap arah dan pendekatan gerakan KB Nasional
dalam hal perluasan jangkauan dan pembinaan peserta KB dengan
pelayanan yang makin bemutu tinggi serta pengayoman penuh kepada
masyarakat.

C. Jenis Rujukan
Rujukan MKET dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu sebagai berikut:
1. Pelimpahan Kasus
a. Pelimpahan kasus dari unit pelayanan MKET yang lebih sederhana ke
unit pelayanan MKET yang lebih mampu dengan maksud memperoleh
pelayanan yang lebih baik dan sempurna
b. Pelimpahan kasus dari unit pelayanan MKET yang lebih mampu ke unit
pelayanan yang lebih sederhana dengan maksud memberikan pelayanan
selanjutnya atas kasus tersebut
c. Pelimpahan kasus ke unit pelayanan MKET dengan tingkat kemampuan
sama dengan pertimbangan geografis, ekonomi dan efisiensi kerja.
2. Pelimpahan pengetahuan dan keterampilan Pelimpahan pengetahuan dan
keterampilan ini dapat dilakukan dengan :
a. Pelimpahan tenaga dari unit pelayanan MKET yang lebih mampu ke unit
pelayanan MKET yang lebih sederhana dengan maksud memberikan
latihan praktis
b. Pelimpahan tenaga dari unit pelayanan MKET yang lebih sederhana ke
unit pelayanan MKET yang lebih mampu dengan maksud memberikan
latihan praktis
c. Pelimpahan tenaga ke unit pelayanan MKET dengan tingkat kemampuan
sama dengan maksud tukarmenukar pengalaman
3. Pelimpahan bahanbahan penunjang diagnostic
a. Pelimpahan bahan-bahan penunjang diagnostik dari unit pelayanan
MKET yang lebih sederhana ke unit pelayanan MKET yang lebih
mampu dengn maksud menegakkan diagnose yang lebih tepat
b. Pelimpahan bahanbahan penunjang diagnostic dari unit pelayanan MKET
yang lebih sederhana dengan maksud untuk dicobakan atau sebagai
informasi
c. Pelimpahan bahanbahan penunjang diagnostic ke unit pelayanan dengan
tingkat kemampuan sama dengan maksud sebagai informasi atau untuk
dicobakan.
D. Sasaran Rujukan MKET
1. Sasaran obyektif
a. PUS yang akan memperoleh pelayanan MKET
b. Peserta KB yang akan ganti cara ke MKET
c. Peserta KB MKET untuk mendapatkan pengamatan lanjutan
d. Peserta KB yang mengalami komplikasi atau kegagalan pemakaian
MKET
e. Pengetahuan dan keterampilan MKET
f. Bahan-bahan penunjang diagnostic
2. Sasaran subyektif
Petugas-petugas pelayanan MKET disemua tingkat wilayah.

E. Jaringan rujukan MKET


1. Dokter/bidan praktek swasta, Rumah Bersalin dengan kewajiban
a. Merujuk kasuskasus yang tidak mampu ditanggulangi sendiri keunit
pelayanan MKET yang lebih mampu dan terdekat
b. Menerima kembali untuk tindakan lebih lanjut kasus yang dikembalikan
oleh unit pelayanan MKET yang lebih mampu
c. Mengadakan konsultasi dengan mengusahakan kunjungan ke unit
pelayanan yang lebih mampu untuk meningkatkan pengetahuan
pelayanan yang lebih mampu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan
d. Mengusahaan kunjungan tenaga dari unit pelayanan MKET yang lebih
mampu untuk pembinaan tugas dan pelayanan MKET
2. Unit pelayanan MKET tingkat kecamatan (puskesmas) yang mempunyai
kewajiban sebagai berikut:
a. Menerima dan menanggulangi kasus rujukan dari unit pelayanan MKET
b. Meengirim kembali kasus yang sudah ditanggulangi untuk dibina lebih
lanjut oleh unit pelayanan MKET yang merujuk
c. Merujuk kasuskasus yang tidak mampu ditanggulangi ke unit pelayanan
MKET yang lebih mampu dan terdekat
d. Menerima kembali untuk pembunaan tindak lanjut kasuskasus yang
dikembalikan oleh unit pelayanan MKET yang lebih mampu
e. Mengadakan konsultasi dan mengadakn kunjungan ke unit pelayanan
yang lebih mampu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
f. Mengusahakan adanya kunjungan tenaga dari unit pelayanan MKET
yang lebih mampu untuk pembinaan petugas dan pelayanan masyarakat
g. Mengirim bahanbahan penunjang diagnostic ke unit pelayanan MKET
yang lebih mampu, jika tidak dapat melakukan pemeriksaan diagnose
yang lebih tepat
h. Menerima kembli hasil pemeriksaan bahanbahan diagnosik yang
sebelumnya dikirim ke unit pelayanan MKET yang lebih mampu
3. Unit pelayanan MKET tingkat kabupaten/kotamadya (RS klas D,RS klas
D, RS klas C).
a. Menerima dan menanggulangi kasus rujukan dari unit pelayanan MKET
dibawahnya Pelayanan
b. Mengirim kembali kasus yang sedang ditanggulangi untuk dibina lebih
lanjut oleh unit pelayanan MKET yang merujuk
c. Merujuk kasuskasus yang tidak mampu ditanggulangi ke unit pelayanan
MKET yang lebih mampu dan terdekat
d. Kasus kembali untuk pembunaan tindak lanjut kasus-kasus yang
dikembalikan oleh unit pelayanan MKET yang lebih mampu
e. Mengadakan konsultasi dan mengadakan kunjungan ke unit pelayanan
yang lebih mampu untuk pembinaan petugas dan pelayanan masyarakat
f. Mengusahakan adanya kunjungan tenaga dari unit pelayanan MKET
yang lebih mampu untuk pembinaan petugas dan pelayanan masyarakat
g. Mengirim bahanbahan penunjang diagnostic ke unit pelayanan MKET
yang lebih mampu, jika tidak mampu melakukan pemeriksaan sendiri
atau jika hasilnya meragukan untuk menegakkan diagnose yang lebih
tepat
h. Menerima kembali hasil pemeriksaan bahan-bahan diagnostic yang
sebelumya dikirim ke unit pelayanan MKET yang lebih mampu
4. Unit pelayanan mKET tingkat provinsi (RS klas C, RS klas B, RS klas B2).
a. Menerima dan menanggulangi kasus rujukan dari unit pelayanan
MKET dibawahnya
b. Mengirim kembali kasus yang sudah ditanggulangi untuk dibina lebih
lanjut oleh unit pelayanan MKET yang merujuk
c. Menerima konsultasi dan latihan petugas pelayanan MKET dari Unit
pelayanan MKET dibawahnya
d. Mengusahakan dilaksanakannya kunjungan tenaga/spesialis keunit
pelayanan MKET yang kurang mampu untuk pembinaan petugas dan
pelayanan masyarakat
e. Menerima rujukan bahanbahan penunjang diagnostic
f. Mengirimkan hasil pemeriksaan bahanbahan penunjang diagnostic
tersebut diatas
5. Unit pelayanan MKET tingkst pusat (RS klas A)
a. Menerima dan menanggulangi kasus rujukan dari unit pelayanan MKET
dibawahnya
b. Mengirim kembali kasus yang sudah ditanggulangi untuk dibina lebih
lanjut oleh unit pelayanan MKET yang merujuk
c. Menerima konsultasi dan latihan petugas pelayanan MKET dari unit
pelayanan MKET dibawahnya
d. Mengusahakan dilaksanakannya kunjungan tenaga/spesialis ke unit
pelayanan MKET yang kurang mampu untuk pembinaan petugas dan
pelayanan masyarakat
e. Menerima rujukan bahanbahan penunjang diagnostic
f. Mengirimkan hasil pemeriksaan bahanbahan penunjang diagnostic
tersebut diatas.

F. Mekanisme (TATA CARA) Rujukan


1. Rujukan kasus
a. Unit pelayanan yang merujuk
1) Unit pelayanan MKET yang merujuk kasus ke unit pelayanan yang
lebih mampu. Unit pelayanan bisa merujuk kasus ke unit pelayanan
yang lebih mampu setelah melakukan proses pemeriksaan dan
dengan hasil sebagai berikut
a) Berdasarkan pemeriksaan penunjang diagnostic kasus tersebut
tidak dapat diatasi
b) Perlu pemeriksaan penunjang diagnostic yang lebih lengkap
dengan memerlukan kedatangan penderita ybs
c) Setelah dirawat dan diobati ternyata penderita masih memerlukan
perawatan dan pengobatan di unit pelayanan yang lebih mampu
2) Unit pelayanan yang merujuk kasus ke unit pelayanan yang lebih
sederhana Unit pelayanan yang merujuk kasus ke unit pelayanan
yang lebih sederhana:
a) Setelah melakukan pemeriksaan dengan atau tanpa pemeriksaan
penunjang diagnostic, terhadap penderita ternyata pengobatan dan
perawatan dapat dilakukan di unit pelayanan yang lebih sederhana
b) Setelah melakukan pengobatan dan perawatan ternyata penderita
masih melakukan pembinaan selanjutnya yang dapat dilakukan
oleh unit pelayanan yang lebih sederhana
3) Unit pelayanan yang merujuk kasus ke unit pelayanan dengan
kemampuannya yang sama. Unit pelayanan dapat merujuk ke unit
pelayanan dengan kemampuan sama jika:
a) Setelah melakukan pemeriksaan dengan atau tanpa pemeriksaan
penunjang diagnostic, ternyata untuk kemudahan penderita
pengobatan dan perawatan dapat dilakukan di unit pelayanan
yang lebih dekat
b) Setelah melakukan pengobatan dan perawatan, penderita masih
memerlukan pembinaan lanjutan di unit pelayanan yang lebih
dekat

b. Unit pelayanan yang menerima rujukan


1) Unit pelayanan yang menerima rujukan dari unit pelayanan yang
lebih sederhana.
a) Sesudah melakukan pemeriksaan penunjang diagnostic, dapat
mengirimkan kembali penderita ke unit pelayanan yang merujuk
untuk perawatan dan pengobatan
b) Sesudah melakukan perawatan dan pengobatan, dapat
mengirimkan kembali penderita ke unit pelayanan yang merujuk
untuk pembinaan lebuh lanjut
2) Unit pelayanan yang menerima rujukan dari unit pelayanan yang
lebih mampu
a) Melakukan perawatan dan pengobatan penderita yang dirujuk,
atau
b) Melakukan pembinaan lanjutan terhadap penderita yang dirujuk
3) Unit pelayanan yang menerima rujukan dari unit pelayanan dengan
kemampuan sama.
a) Melakukan perawatan dan pengobatan penderita yang dirujuk,
atau
b) Melakukan pembinaan lanjutan terhadap penderita yang dirujuk
2. Rujukan bahan-bahan penunjang diagnostic
a. Unit pelayanan yang merujuk
1) Unit pelayanan yang merujuk ke unit pelayanan yang lebih mampu
a) Jika tidak mampu melakukan pemeriksaan sendiri terhadap
bahanbahan penunjang diagnostic tersebut
b) Jika hasil pemeriksaan terhadap bahan-bahan penunjang diagnostic
tersebut meragukan
2) Unit pelayanan yang merujuk ke unit pelayanan yang lebuh sederhana,
jika hasil pemeriksaan bahandiagnostik tersebut perlu diinformasikan
dan pemeriksaan bahan diagnostic tersebut akan dicobakan di unit
pelayanan yang dirujuk
3) Unit pelayanan yang merujuk kasus ke unit pelayanan dengn
kemampuan yang sama jika hasil pemeriksaan bahan diagnostic
tersebut perlu diinformasikan dan pemerikaan bahan diagnostic
tersebut akan dicobakan di unit pelayanan yang dirujuk
b. Unit pelayanan yang menerima rujukan
1) Unit pelayanan yang menerima rujukan dari unit pelayanan yang lebih
sederhana perlu melakukan tindakan- tindakan sebagai berikut:
a) Melakukan pemeriksaan bahan-bahan penunjang diagnostic yang
dirujuk.
b) Mengirimkan hasil pemeriksaan bahan-bahan penunjang diagnostic
kepada unit pelayanan yang merujuk.
2) Unit pelayanan yang menerima bahan- bahan penunjang diagnostic
dari unit pelayanan yang lebih mampu, perlu melakukan tindakan.
Mencoba pemeriksaan yang lebih mampu, perlu melakukan yang
dirujuk
3) Unit pelayanan yang menerima bahan penunjang diagnostic dari unit
pelayanan dengan kemampuan yang setingkat, perlu melakukan
tindakan. Mencoba pemeriksaan bahan-bahan penunjang diagnostic
yang dirujuk.
3. Rujukan kemampuan dan keterampilan
a. Unit pelayanan yang merujuk
1) Unit pelayanan yang merujuk ke unit pelayanan yang lebih mampu
a) Melakukan konsultasi
b) Mengirimkan tenaga-tenaga untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan
c) Mengusahakan adanya kunjungan tenaga dari unit pelayanan yang
lebih mampu
2) Unit pelayanan yang merujuk ke unit pelayanan yang lebih
sedderhana.
a) Mengirimkan tenaga-tenaga ahli atau spesialis untuk membina
petugas unit pelayanan yang merujuk
b) Mengirimkan informasi tentang pengetahuan baru ke unit
pelayanan yang dirujuk.
3) Unit pelayanan yang merujuk ke unit pelayanan dengan kemampuan
setingkat. Mengirimkan informasi tentang pengalaman-pengalaman
b. Unit pelayanan yang menerima rujukan
1) Unit pelayanan yang menerima rujukan dari unit pelayanan yang lebih
sederhana
a) Memberikan informasi\
b) Memberikan latihan latihan pada tenaga yang dikirimkan
c) Mengirimkan kunjungan tenagatenaga yang diperlukan oleh unit
pelayanan yang dirujuk
2) Unit pelayanan yang menerima rujukan dari unit pelayanan yang lebih
mampu
a) Memanfaatkan tenaga-tenaga yang dikirim oleh unit pelayanan
yang merujuk untuk pembinaan petugas masyarakat
b) Memanfaatkan informasi yang dikirimkan oleh unit pelayanan
yang merujuk untuk pembinaan petugas
3) Unit pelayanan yang menerima rujukan dari unit pelayanan dengan
kemampuan setingkat Memanfaatkan informasi tentang pengalaman
dari unit pelayanan yang merujuk untuk pembinaan petugas.

G. Pencatatan dan pelaporan rujukan


1. Unit pelayanan yang merujuk
a. Mencatat penderita yang dirujuk dalam register klinik.
b. Membuat surat pengiriman penderita
c. Melaporkan jumlah penderita yang dirujuk dalam laporan bulanan
klinik
2. Unit pelayanan yang menerima rujukan
a. Membuat tanda terima penderita
b. Mencatat penderita dalam register klinik
c. Memberikan informasi kepada unit pelayanan yang merujuk, jika
penderita yang dirujuk tidak perlu perawatan, pengobatan atau
pembinaan lanjut dari unit-unit pelayanan yang merujuk.
d. Membuat surat pengiriman kembali serta memberikan informasi kepada
unit pelayanan yang merujuk tentang pemeriksaan yang dilakukan
terhadap penderita, bila penderita yang dirujuk perlu perawatan dan
pengobatan di unit pelayanan yang merujuk
e. Membuat surat pengiriman kembali dan memberikan informasi kepada
unit pelayanan yang merujuk tentang pemeriksaan dan perawatan serta
pengobatan yang diberikan kepada penderita yang dirujuk, jika
penderita memerlukan pembinaan lanjut unit pelayanan yang merujuk.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin Bari Abdul.2006. buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Yayasan
bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.

Metodekontrasepsiefektif terpilih, badan koordinasi keluarga berencana nasional,


Jakarta.
http://mulkasem.blogspot.com/2011/02/pencatatandanpelaporankb. html
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai