Anda di halaman 1dari 14
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAIAK NOMOR PER: 32 /purgor1 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-43/PJI2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA DALAM TRANSAKSI ANTARA WALIE PAIAK DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberkan kepastian dan kelancaran dalam ppenerapan prinsip Kewajaran dan kelaziman usaha_antara Wajid Pajak dengan phak-inak yang. mempuryai Hubungan Istimewa, dlipandang peru melakukan perubahan beberapa ketertuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/P4/2010 tentang Penerapan Prinsip ‘Kewajaran Dan Kelaziman Usaha Dalam ‘Transaksi Antara WajbPajak Dengan Pinak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa: . bahwa berdasarkan pertmbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf di atas, peru menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Palak tentang Perubahan alas Peraturan Diektur Jenderal Pajak Nomor PER-49/P1/2010 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Uscha Dalam Transaksi Antara Walo Pajak Dengan Pihak ‘Yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Mengingst_ = 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan ‘Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 41983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republic Indonesia Nomor 3282) sebagaimana telah beberapa kal ciubah terakrir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Nomor 4998); 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Palak Penghasiian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) ssebagaimana telah beberapa kall dubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893): ‘3. Undang-Undang Nomer & Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nila Barang dan Jlasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran ‘Negara Repubik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51 ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) ‘sebagaimana telah beberapa kall dubah teraknir dengan Undang- Undang "Nomor 42. Tahun 2009 (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5069) 4, Peraturan Menetapkan 2 4 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali ciubah {erakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 MEMUTUSKAN: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 44)P42010 TENTANG PENERAPAN PRINGIP_KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA DALAM. TRANSAKSI ANTARA WAJIB PAJAK DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAl HUBUNGAN ISTIMEWA Pasall Beberapa ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2010 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran den Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara Wajb Pajak Dengan Pinak Yang Mempunyai Hubungan Isimewa, iubah sebagal berkut 1. Kotentuan Pasa t dibah sehingga berounyi sebagai berkut: Pasalt Dalam Peraturan Diretur Jenderal Palak in, yang dimaksud dengan 4. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang selanjutnya disebut Undang-Undang KUP adalah Undang- Undang Nemor 6 Tahun 1988 tentang Ketentuan Umum dan ‘Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kal dubah terakir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2008, 2 Undang-Undana Pajak Penghasilan yang selanjutnya disebut Undang-Undang PPh adalan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 41983 tentang Palak Penghasian sebagamana telah beberspa Jah bah Wert dengan Undang-Undarg Noor 98 Tarun 20 3. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan PPajak Penjualan atas Barang Mewah yang selanjuinya disebut Undang-Undang PPN adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Niai Barang dan Jasa dan Palak Penjualan atas Barang Mewan sebagsimana telah beberapa kali dubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tanin 2008, 4. Hubungan Istimewa adalah hubungan antara Wajib_Pajok ‘dengan pihak lain sebagaimana dmaksud dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang PPh atau Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang PPA, 5. Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (Ann's Length PrincjliALP) merupakan prinsip yang mengatur bahwa apabla ond dalam ‘ransaks! yang. lakukan -antara.pihak yang ‘mempunyai Hubungan istimewa sama atau sebanding dengan ordi dalam transaksi yang dlakukan antara plhak yang tidak rempunyai Hubungan ‘stimewa yang menjad! pembanding, maka harga atau laba dalam tansaks! yang dlakukan antara fpinak-pinak yang mempunyai Hubungan Istimewa harus sama Sengan atau berada dalam rentang harga atau laba dalam traneaksi yang dlakukan antara pihak yang Sdak mempunyal Hubungan Istmewa yang menjad pembanding, 6. Harga 6. Harga Wajar atau Laba Wejar adalah harga atau laba yang terjad dalam transaksi yang dlakukan antara pinak-pihak Yang ‘idak _mempunyai Hubungan Istimewa dalam Kondisi yang ‘sebanding, atau harga atau laba yang ditentukan sebagai harga a lab ang memerahi Persp Kewajaran dan Kelazman aha. 7. Analisis Kesobancingan adalah analisis yang diakukan oleh ‘Wj Pajak atau Direktorat Jenderal Pajak atas kondis dalam ‘ransaksi yang diakukan antara Wap Pajak dengan pinak yang ‘mempunyar Hubungan istmewa untuk aiperbancingkan dengan onclsi dalam transaksi yang cilekukan antara pinak-pinak yang {idak _mempunyal Hubungan Istmewa, dan _melakukan ientitkas!atas perbedaan Kondisi dalam Kedua jeristransaksi ‘imaksus. 18. Penentuan Harga Transfer (Transfer Pricing) adalah penentuan hharga dalam transaksi anfara pihak-pihak yang mempunyal Hubungan istimewa, 2. Ketentuan Pasal 2 ciubah sehingga berbuny sebagai berkut Pasal2 (1) Peraturan Diroktur Jenderal Pajak ini beriaku untuk Penentuan Harga Transfer (Transfer Pricing) atas tansaksi yang diakukan Wajb Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap ci Indonesia dengan Wajb Pajak Luar Negeri Guar Indonesia, (2) Dalam hal Wajb Pajak melakukantransaksi dengan pihak-pinak yang mempunyal Hubungan Isimewa yang merupakan Wald Palak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Telap i Indonesia, Peraturan.Direktur Jenderal Pajak ini hanya. berlaku untuk ‘ransaksi yang dlakukan olen Wai Pajak dengen pihak-pihak yyang_mempunyai Hubungan Isimewa untuk memarfaatkan Perbedaan tan pajak yang disebabkan antara lan ‘8 perlakuan pengenaan Palak Penghasian final atau tidak final pada sektor usaha tertentu; '_perlakvan pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah; Bia © ransaksi yang dliakukan dengan Walib Palak Kontraktor Kontrak Kerja Sama Miga. 3. _Ketentuan Pasal 3 diubah sehingga berbunyi sebagai berkut Pasal 3 (1) Walp Pajak dalam melakukan transaksi sebagaimara dimaksud dalam Pasal 2 dengan phak-phak yang mempunyal Hubungan Istmewa wap menerapkan Prnsip Kewajaran dan Kelaziman Usana. (@) Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha diakukan dengsn langkah-langkah sebagai berkut. {2 molakukan Analisis Kesebandingan dan _menentukan pembanding 'b. menentukan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat; & menerapken ° « - ‘& menerapkan Prinsip Kewalaran dan Kelaziman Usaha berdasarkan hasil_Analsis Kesebandingan dan. metode Penentuan Harga Transfer yang tepat ke dalam transaks! yang. diakukan antara Weft Pajak dengan pihak yang ‘mempunyai Hubungan Isimewa: dan 14. mendokumentasixan setip langkah dalam menentukan Harga Wajar atau Laba Wajar sesual dengan ketertuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku rinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (Arm's Length ‘Prnople/ALP) mendasarkan pada norma bahwa harga atau faba ‘tas ‘ransaksi yang dlakuran oleh phhak-plnak yang. tidak ‘mempunyai Hubungan Istimewa dtentukan oleh kekuatan pasa, Sehingga transaksi tersebut mencerminkan harga pasar yang ajar (Fair Market ValuorEMV), ‘Wal Pajak yang metakukan traneaksi dengan pihak:pihak yang ‘mempunyai Hubungan Istimewa dengan nila selurun transeks! ‘tidak melebihi Rp 10,000.000.000,00 (sepuluh mivar rupiah) alam’ 1 (Satu) tahun pajak untuk setiap lawan ‘transaksi, ikecuatkan dari kewajban sebagaimana cimaksud pada ayat ®. 4. Ketentuan Pasal 4 dlubah sehingga berbuny sebagal bert: 0 ® Pasal 4 Dalam melakukan Analisis Kesebandingan sebagaimana

Anda mungkin juga menyukai