Dalam klasifikasi ASTM tersebut batubara berdasarkan kualitasnya dapat dibagi menjadi
beberapa golongan seperti di bawah ini.
ANTHRACITE :
1. Meta-anthracite 2.
Anthracite
3. Semi anthracite
BITUMINOUS :
1. Low volatile bituminous
2. Subbituminous B
3. Subbituminous C
LIGNITE :
1. Lignite-A
2. Lignite-B
o Tidak ada penentuan rate kenaikan suhu pada furnace sampai mencapai suhu
yang dibutuhkan untuk kebanyakan jenis batubara.
o Jika contoh mengandung mineral mineral pirit dan karbonat dalam kadar
yang signifikan, sulit untuk dapat diperoleh nilai reprodusibilitas antar
laboratorium yang memuaskan, kecuali furnace dipanaskan pada kenaikan
suhu yang tertentu. Jika prosedur tersebut digunakan dan masih belum dapat
memperoleh nilai duplikasi yang baik, maka hasil analisa abu dapat
dilaporkan dalam basis sulpur free basis. Pada batubara indonesia
dikarenakan kebanyakan memiliki pH yang rendah, maka kadar mineral
karbonatnya sangat kecil atau tidak ada.
Ash in the analysis sample : ISO method :
o Furnace harus mencapai suhu 500 C dlam waktu 45 menit dari keadaan suhu
kamar, dan mencapai suhu 815 C dalam waktu 45 menit.
Volatile Matter in the analysis sample : ASTM method :
o Batubara dipanaskan dalam cawan platina pada suhu 950 C selama 6 menit.
o Metode juga membahas mengenai penanganan sparkling coal dimana
terjadi kehilangan material batubara secara fisik dari contoh, yang disebabkan
oleh moisture yang terlepas secara mendadak jika contoh langsung
dipanaskan pada suhu 950 C. Metodenya adalah dengan memanaskan
batubara secara bertahap pada suhu 600 C selama 6 menit, kemudian pada
suhu 950 C selama 6 menit.
o Tidak diterangkan mengenai udara di dalam furnace selama pengujian.
Dikarenakan metode standard ISO dan ASTM untuk analisa proksimat dapat
memberikan hasil analisa yang berbeda secara signifikan, maka laporan analisa harus
mencantumkan metode standard yang digunakan untuk memperoleh hasil tersebut. Jika
sebagian dari contoh batubara, diperoleh dari pembagian contoh gross (gross sample)
pada tahap terakhir preparasi contoh akan dikirim ke laboratorium lain, baik sebagai
contoh uji profisiensi (round robin sample) atau sebagai contoh referee analysis,
terdapat 95 % kemungkinan bahwa hasil analisa yang diperoleh akan berada dalam
toleransi antar laboratorium jika kedua laboratorium tersebut menggunakan metode
yang sama dan mengikuti secara tepat metode standard yang telah dipublikasikan
tersebut.
M adalah % Moisture
Figure A.5 adalah nomogram yang dapat mengkonversikan Gross CV menjadi Net
CV.
Adalah hal yang mendasar jika menggunakan nomogram atau persamaan untuk
menghitung net CV, seluruh analisis dikonversikan pada basis yang sama seperti yang
dibutuhkan untuk net CV.
Net CV dengan basis as received, sering ditetapkan dalam kontrak batubara,
terutama untuk batubara peringkat rendah (lower rank coal). Tabel 1 memperlihatkan
variasi antara net CV dan gross CV untuk batubara dari berbagai peringkat. Batubara
peringkat rendah kehilangan presentase gross CV yang lebih besar.
TABEL 1
NET CALORIFIC VALUE (RUMUS ISO)
Lignite Bitum.
Anthr.
Total Moisture ar % 30.0 12.0 4.0
Air dried moisture ad % 20.0 8.0 1.0
Mineral matter ad % 8.0 8.0 8.0
Volatile Matter ad % 50.0 35.0 5.0
Hidrogen dmmf % 5.5 5.0 3.0
Oksigen dmmf % 23.0 12.0 1.5
Gross CV dmmf MJ/kg 27.00 31.00 36.00
Db MJ/kg 24.30 28.30 33.09
Ad MJ/kg 19.44 26.04 32.76
Ar MJ/kg 17.01 24.91 31.77
Net CV ad MJ/kg 18.10 24.95 32.16
Reduction GCV to NCV ad 6.90 4.16 1.83
As % dari GCV