Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan YME karena atas rahmat dan

hidayahNya,maka makalah yang diberi judul Globalisasi dalam Islam ini

bisa terselesaikan tepat pada waktunya guna memenuhi tugas mata kuliah

Pendidikan Agama Islam. Dalam makalah ini penulis ingin memaparkan

tentang pengaruh globalisasi dalam pengaruh negatif maupun pengaruh


positif serta keterkaitannya dengan ajaran islam.

Didalam proses penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak

kekurangan,untuk itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran dari

para pembaca yang tentunya bisa menjadikan makalah ini lebih baik

lagi. Semoga makalah ini berguna bagi pembangunan moral anak bangsa

untuk lebih menghormati dan menghargai hak asasi orang lain.

1 | Pendidikan Agama Islam


DAFTAR ISI

Sampul .............................................................................................................................. i
Kata Pengantar..................................................................................................................... 1
Daftar Isi .............................................................................................................................. 2
BAB I (Pendahuluan) ......................................................................................................... 3
BAB II (Pembahasan) ....................................................................................................... 5
BAB III (Penutup) .............................................................................................................. 13
Daftar Pustaka ................................................................................................... 17

BAB I

(PENDAHULUAN)

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana telah kita ketahui, era globalisasi ditandai dengan kemajuan di bidang

teknologi komunikasi, transportasi dan informasi yang sedemikian cepat. Kemajuan di bidang ini

membuat segala kejadian di negeri yang jauh bahkan di benua yang lain dapat kita ketahui saat

2 | Pendidikan Agama Islam


itu juga, sementara jarak tempuh yang sedemikian jauh dapat dijangkau dalam waktu yang

singkat sehingga dunia ini menjadi seperti sebuah kampung yang kecil, segala sesuatu yang

terjadi bisa diketahui dan tempat tertentu bisa dicapai dalam waktu yang amat singkat.

Persoalan-persoalan yang terjadi di suatu negara yang semula disembunyikan atau

ditutup-tutupi menjadi transparan dan dapat diketahui secara detail, begitu juga dengan

persoalan-persoalan pribadi seseorang yang dipublikasikan melalui media massa. Dalam konteks

ekonomi-politik, kenyataan tersebut bahkan dijadikan faktor penting untuk melihat kemungkinan

memudarnya batas-batas teritorial negara-bangsa.

Proses globalisasi ini memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan nilai-nilai

agama. Realitas ini mendapat respon yang cukup beragam dari kalangan pemikir dan aktivis

agama. Agama sebagai sebuah pandangan yang terdiri dari berbagai doktrin dan nilai

memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat. Hal ini diakui oleh para pemikir, antara lain

Robert N. Bellah dan Jose Casanova, mereka mengakui pentingnya peran agama dalam

kehidupan sosial politik masyarakat dunia. Dalam konteks ini agama memainkan peranan yang

penting di dalam proses globalisasi. Agama bukan hanya pelengkap tetapi menjadi salah satu

komponen penting yang cukup berpengaruh di dalam berbagai proses globalisasi. Karena begitu

pentingnya peran agama dalam kehidupan masyarakat, maka perlu kiranya kita memahami

sejauh mana posisi agama di dalam merespon berbagai persoalan kemasyarakatan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat di

rumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :

1. Apa pengertian Globalisasi?


3 | Pendidikan Agama Islam
2. Bagaimana pandangan Islam mengenai Globalisasi?

3. Dampak Globalisasi?

BAB II

(PEMBAHASAN)

2.1. Pengertian Globalisasi

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya

ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan

sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh

4 | Pendidikan Agama Islam


wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja

(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang

memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan

membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu

tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas

geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh

negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga

terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya

yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan

mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu

bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan

berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte

merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.

2.2. Pandangan Islam mengenai Globalisasi

Islam adalah agama global dan universal. Tujuannya adalah menghadirkan risalah

peradaban islam yang sempurna dan menyeluruh, baik secara spirit, akhlak maupun materi. Di

dalamnya, ada aspek duniawi dan ukhrowi yang saling melengkapi. Keduanya adalah satu

kesatuan yang utuh dan integral. Universalitas atau globalitas islam menyerukan kepada semua

manusia, tanpa memandang bangsa, suku bangsa, warna kulit dan deferensiasi lainnya. Hal ini

dijelaskan Allah SWT. dalam al-Quran,

Al-Quran itu hanyalah peringatan bagi seluruh alam. (Qs. at Takwir:27)

5 | Pendidikan Agama Islam


o Semenjak abad VII H., nabi Muhamad SAW. sudah menerapkan konsep

globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya ketika beliau mengirim

utusannya membawa surat-surat beliau kepada para raja dan para pemimpin di

berbagai negara tetangga. Di antara para raja dan pemimpin itu adalah Raja

Romawi dan Kisra Persia. Dengan demikian, ketika beliau wafat maka seluruh

bangsa Arab sudah mampu meneruskan globalisasi yang telah dirintis oleh beliau.

Perlu dipahami bahwa globalisasi islam berangkat dari kesatuan antara tataran

konseptual dan tataran aktual, dan ini merupakan salah satu keistimewaan islam.
Bahkan menurut Fathi Yakan, globalisasi islam memiliki keistimewaaan-

keistimewaan, yaitu:

Memiliki keseimbangan antara hak dan kewajiban

Membangun suatu masyarakat yang adil dan memiliki kekuatan

Memiliki landasan atau konsep kesetaraan manusia tanpa diskriminasi, baik status sosial,

etnis, kekayaan, warna kulit dan sejenisnya

Menjadikan musyawarah sebagai landasan sistem politik

Menjadikan ilmu sebagai kewajiban bagi masyarakat untuk mengembangkan bakat-bakat

kemanusiaan dan lain-lain

Globalisasi yang kita pahami adalah globalisasi islam. Dalam kerangka filosofis keumatan,

kita harus memahami bahwa islam adalah aturan universal yang bisa menjangkau dunia. Ia bisa

melampaui ruang dan waktu, dan tak terbatasi. Globalisasi islam adalah proses mengglobalkan

nilai-nilai universalitas, seperti toleransi, kebersamaan, keadilan, kesatuan, musyawarah dan lain-

lain.

2.3. Beberapa fakta penting mengenai Globalisasi

6 | Pendidikan Agama Islam


Apabila kita mengkaji secara mendalam tentang globalisasi, akan ditemui beberapa fakta

penting:

Pertama: Globalisasi hanya baru dari sudut istilah, tidak dari sudut maksudnya. Ini

kerana pertukaran, pemindahan dan perkongsian dalam berbagai tempat sudah berlaku di antara

manusia. Bahkan antara tujuan Allah Subhanahu wa Taala menciptakan manusia adalah untuk

mereka saling berglobalisasi seperti firman-Nya:

Artinya: Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan

perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu

berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu dengan yang lain). Sesungguhnya semulia-

mulia kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan yang lebih

keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mendalam

PengetahuanNya (akan keadaan dan amalan kamu).[13]

Globalisasi berkembang pesat sejak 20 hingga 30 tahun yang lalu dan perkembangan

inilah yang melahirkan nama Globalisasi itu sendiri. Antara faktor yang menyebabkan

perkembangan ini adalah kemajuan teknologi manusia, media massa, elektronik, transportasi dan

kemajuan diri manusia itu sendiri.

7 | Pendidikan Agama Islam


Kedua: Globalisasi tidak seluruhnya membawa manfaat dan tidak seluruhnya membawa

mudarat. Ia bercampur aduk antara manfaat dan mudarat, antara positif dan negatif. Globalisasi

pasar-pasar yang besar misalnya, membawa manfaat peluang pekerjaan, peningkatan ekonomi

negara dan kemudahan kepada pelanggan. Akan tetapi ia juga membawa mudarat seperti

penindasan kepada pedagang kecil yang kecil dan pmbuangan uang bagi pelanggan yang tidak

berhemat dalam membeli barang.

Ketiga: Sekali pun globalisasi pada mulanya bermaksud pertukaran, pemindahan dan

kerjasama antara negara, kenyataannya menunjukkan bahwa ia tidak berwujud dalam bentuk dua

hal yang adil. Sebaliknya, ada negara yang bersifat mengglobalisasi dan ada negara yang

bersifat diglobalisasi.

Maksud saya dengan mengglobalisasi adalah negara yang menyebarkan ilmu,

pemikiran, ekonomi, kebudayaan dan agama mereka kepada negara lain. dan diglobalisasi,

adalah negara yang bersifat hanya menerima ilmu, pemikiran, ekonomi, kebudayaan dan agama

dari negara yang mengglobalisasi tanpa menilai sama membawa manfaat atau mudarat.

2.4 Dampak Globalisasi

Globalisasi ini membawa dampak positif dan negatif bagi kepentingan bangsa dan ummat

kita. Dampak positif, misalnya, makin mudahnya kita memperoleh informasi dari luar sehingga

dapat membantu kita menemukan alternatif-alternatif baru dalam usaha memecahkan masalah

yang kita hadapi. (Misalnya, melalui internet kini kita dapat mencari informasi dari seluruh

dunia tanpa harus mengeluarkan banyak dana seperti dulu. Demikian pula, dalam hal tenaga

kerja, dana, maupun barang). Di bidang ekonomi, perdagangan bebas antar negara berarti makin
8 | Pendidikan Agama Islam
terbukanya pasar dunia bagi produk-produk kita, baik yang berupa barang atau jasa (tenaga

kerja).

Dampak negatifnya adalah masuknya informasi-informasi yang tidak kita perlukan atau

bahkan merusak tatanan nilai yang selama ini kita anut. Misalnya, budaya perselingkuhan yang

dibawa oleh film-film Italy melalui TV, gambar-gambar atau video porno yang masuk lewat

jaringan internet, majalah, atau CD ROM, masuknya faham-faham politik yang berbeda dari

faham politik yang kita anut, dsb. di bidang ekonomi, perdagangan bebas juga berarti

terbukanya pasar dalam negeri kita bagi barang dan jasa dari negara lain.

Dalam kaitannya dengan ummat Islam Indonesia, dampak negatif yang paling nyata

adalah perbenturan nilai-nilai asing, yang masuk lewat berbagai cara, dengan nilai-nilai agama

yang dianut oleh sebagian besar bangsa kita. Mengingat agama Islam adalah agama yang

berdasarkan hukum (syariah), maka perbenturan nilai itu akan amat terasa di bidang syariah

ini. Globalisasi informasi telah membuat ummat kita mengetahui praktek hukum (terutama

hukum keluarga) di negeri lain, terutama di negeri maju, yang sebagian sama dan sebagian lagi

berbeda dari hukum Islam. Keberhasilan negara maju yang sekuler dalam bidang ekonomi telah

membuat segala yang berasal dari negara tersebut tampak baik dan hal ini dapat menimbulkan

keraguan atas praktek yang selama ini kita anut. Contoh hukum Islam yang berbeda dari hukum

sekuler di negeri maju antara lain: hukum waris, kedudukan wanita dan pria dalam perkawinan,

kedudukan anak pungut/anak angkat dalam keluarga, hak asasi anak, hak asasi manusia, hukum

rajam, hukum potong tangan, definisi zina, perkawinan campur, dlsb. Kemajuan teknologi di

bidang rekayasa genetik (cloning), misalnya, juga telah menimbulkan persoalan hukum keluarga

(waris dan perwalian).

9 | Pendidikan Agama Islam


2.5. Langkah dasar menghadapi globalisasi

Berikut ini langkah langkah dasar dilakukan oleh generasi muda islam menghadapi

globalisasi.

1. Penguasaan atas referensi keIslaman

Penguatan keislaman akan menjadi pegangan kita menghadapi Globalisasi. Kisah kisah

rasul yang menjdi tauladan untuk kita. seperti kata pepatah Tak kenal maka tak

sayang. Pelajaran penting dari fenomena-fenomena tersebut adalah bahwa dalam dunia yang

penuh dengan kreasi ini, penuh dengan tantangan yang mengglobal seperti saat ini, yang harus

kita lakukan adalah merasionalisasikan pemahaman yang kita yakini secara terbuka yang

dilandasai oleh penguasaan atas ilmu pengetahuan atau kemampuan mendialogkan islam

secara global dengan bahasa zamannya. Sehingga ketika melangkah itu dengan kepastian, ketika

bersikap itu dengan ketegasan tanpa ragu sedikitpun. Dan peran berani tampil ini merupakan

langkah cerdas yang lebih kontekstual dengan kondisi manusia saat ini. Karena tampilannya

adalah tampilan yang mengedepankan kewarasan intelektual dan bukan emosional semata.

Untuk selanjutnya, biarlah dunia menonton dan segera menjadikan islam sebagai referensi utama

peradabannya.

Yang jelas, kebangkitan umat islam akan menjadi catatan sejarah dengan berbagai

dinamika yang memiliki syarat-syaratnya tersendiri; yang tanpa itu kebangkitan hanya sekedar

menjadi wacana dan tidak akan pernah ada dalam realitas kehidupan dan sejarah. Untuk itu, yang

kita lakukan adalah merumuskan syarat-syarat itu, agar proposal kepemimpinan umat yang

sering didengungkan bisa diwujudkan sesegera mungkin.

2. Penyiapan calon pemimpin


10 | P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
Kaderisasi atau regenerasi dan penyolidan simpul-simpul umat dan anak bangsa. Yang

jelas, generasi muda mesti menceburkan diri dalam realitas umat. Generasi muda harus

membawa diri ke ruang-ruang komunitas umat secara langsung. Hidup bersama mereka,

memberikan pengarahan atas apa yang mereka bingungkan, memberikan jawaban atas apa yang

mereka tanyakan. Sehingga yang terjadi adalah pembentukan pola pikir, pola tingkah, pola sikap

dan seterusnya; dan tidak berhenti pada komunikasi dan hubungan berdasarkan kepentingan

sesaat.

Artinya, Indonesia harus menjadi inisiator sekaligus pelaku utama kebangkitan islam

dalam merekayasa peta baru peradaban dunia. Jika ini yang menjadi titik tolak obsesinya, maka

dalam waktu yang tidak lama kebangkitan islam akan menjadi kenyataan, dan itu berawal dari

Indonesia. Negeri ini adalah sebuah negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia.

Karena itu, negeri ini idealnya mesti menjadi pelaku utama dalam meretas peran-peran besarnya

sebagai juru bicara kebaikan-kebaikan Islam di belahan dunia.

3. Penguatan diplomasi dan jaringan

Kalau kita membaca sejarah kenabian Muhamad Saw., maka kita akan mendapatkan

catatan penting bahwa kekuatan jaringan dan masifikasi diplomasi adalah dua hal yang menyatu

dan tak terpisahkan dalam agenda perjalanan dakwahnya. Dengan dua kekuatan ini Rasulullah

SAW. dan para sahabatnya mampu membangun sebuah peradaban besar sampai Madinah. Beliau

dan para sahabatnya menjalin hubungan politis, ekonomis bahkan lintas budaya dengan berbagai

suku dan tokoh-tokoh yang ada. Dari sini bisa kita pahami bahwa awal penyebaran islam

diskenario oleh manusia-manusia yang sangat unggul dalam diplomasi untuk membumikan

islam. Selain itu, tentu mereka juga memiliki keluasan jaringan. Sehingga sampai saat ini kita

11 | P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
bisa melihat bagaimana islam itu berkembang dan diakui bahkan diyakini oleh banyak manusia

sebagai satu-satunya dien yang mampu menyeting peradaban untuk waktu yang cukup lama.

Melalui ayat tersebut juga bisa dipahami bahwa rahasia kekuatan umat islam terletak

pada mafhum mukhalafah (pemahaman kebalikan) dari akhir ayat tersebut, yakni kefaqihan

ummat pada agamanya. Kuncinya ada pada al-fiqh. Yang dimaksud al-fiqh di sini bukanlah fiqih

dalam terminologi ilmu hukum Islam semata. Lebih dari itu, al-fiqh sesuai dengan makna

dasarnya adalah al-fahmud-daqiq atau pemahaman yang mendalam mengenai substansi dan

berbagai sisi agama dan peradabannya. Jadi mengetahui (al-ilm) saja tidak cukup, perlu

ditingkatkan ke level memahami (al-fahm). Tapi memahami juga tidak cukup, perlu pendalaman

hingga pada tingkat pemahaman yang mendalam (al-fiqh) atau al-fahmud-daqiq.

2.6. Peran Agama di dalam Kehidupan Masyarakat Islam

Barat berusaha membuat sains selaras dengan agama, di saat sains telah berkembang,

nilai agama selalu diabaikan mereka memisahkan urusan antara agama dan negara, karena

dianggap urusan agama merupakan hal yang sacral, hal ini selanjutnya disebut dengan

sekularisasi, dengan adanya sekularisasi inilah lambat laun nilai-nilai agama akan pudar.

Fenomena ini menggambarkan bahwa pengaruh barat seolah telah menjajah dan

mempengaruhi pola pikir, terutama sangat berpengaruh pada tatanan masyarakat dan agama.

globalisasi merupakan upaya untuk memodernisasikan masyarakat dan hidup layak dalam dunia

modern, contohnya: mereka yang menyelanggarakan berbagai urusan di dunia muslim enggan

melibatkan para ulama supaya membantu kegiatan mereka, dan lebih senang meminta para pakar

12 | P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
sosial modern yang ahli dalam sains sosial barat dan akhirnya yang mereka lakukan adalah

menyesuaikan lembaga-lembaga sosial mereka dengan ideologi barat.

Agama, terlahir awalnya adalah berasal dari keyakinan terhadap adanya yang ghaib, yang

mempunyai kekuatan supranatural yang pada mulanya agama-agama muncul dari unsur

kebudayaan sebuah masyarakat sebagai bagian ritus transendental yang didominasi kekuatan

mistis, agama ini lahir dalam bentuk-bentuk yang plural sesuai dengan corak ekonomi sosial

tiap-tiap masyarakat pada masanya[4].dimna agama diturunkan guna memberikan aturan-aturan

hidup yang akan membawa kebahagiaan bagi kehidupan manusia.

Fungsi agama adalah sebagai landasan dimana individu itu bertindak atau melakukan

sesuatu dalam kehidupannya. Selain daripada fungsi agama sebagai landasan dalam tindakan

individu agama juga sebagai pengendali di dalam langkah kehidupan masyarakat, selain itu

agama sebagai pemersatu umat manusia karena adanya persamaan keyakinan maka peran agama

di dalam perkembangan masyarakat:

(1) Agama sebagia motivtor, yaitu penyemangat dalam mencapai cita-cita di dalam seluruh

aspek kehidupan.

(2) Agama sebagai creator dan inovator, mendorong semangat untuk bekerja kreatif dan

produktif untuk membangun kehidupan dunia yang lebih baik dan kehidupan akhirat yang lebih

baik pula.

(3) Agama sebagai integrator, yaitu agama sebagai yang mengintegrasikan dan menyerasikan

segenap aktivitas manusia, baik sebagai orang-seorang maupun sebagai anggota masyarakat.

(4) Agama sebagai sumber inspirasi budaya bangsa, khususnya Indonesia.

13 | P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
BAB III

(PENUTUP)

3.1. Kesimpulan

Globalisasi adalah salah satu kata yang tidak asing lagi bagi kita dan banyak dibicarakan

dengan pemahaman makna yang beragam. Dan globalisai memang telah merubah pola pikir dan

kebiasaan manusia. Dunia dipandang sebagai satu kesatuan dimana semua manusia di muka

bumi ini terhubung satu sama lain dalam jaring-jaring kepentingan yang amat luas. Masyarakat

14 | P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
yang dulunya tradisional berubah menjadi masyarakat yang modern. Globalisasi merupakan

suatu pandangan masyarakat global yang merujuk pada perkembangan tatanan kehidupan, mulai

dari perkembagan sektor perekonomian, perdagangan dan teknologi informasi. Namun,

perkembangan itu tidak selalu merujuk pada hal-hal positif saja, banyak dampak-dampak

negatif globalisasi di rasakan masyarakat.

Globalisasi yang cenderung ke arah westernisasi yang bersumber dari

masyarakat Barat, yang akan mempengaruhimasyarakat akan berpola hidup ke barat-baratan

ketika terkena arus globalisasi. Begitu juga dengan nila-nilai agama yang telah tercipta akan

terpengaruh dengan pola pikir barat. Dunia globalisasi dapat dikatakan cenderung pula

pada dunia yang tak mengenal moral, sekularisasi dan merupakan bentuk hegemoni barat

terhadap Negara berkembang. Sekarang Di Indonesia sendiri yang merupakan Negara mayoritas

beragama islam telah terkena pengaruh barat. Nila-nilai dari ajaran agama Islam telah banyak

yang luntur, karena globalisasi bersifat sekularistik, materialistik dan liberal serta tidak mengenal

moral karena selalu menjunjung pada kebebasan berpendapat dan melekukan sesuatu sesuai hak

asasinya. Umat islam diberbagai penjuru merasakan sebuah ketidakadilan, terutama dimana

mereka hidup sebagai minoritas di Negara-negara non-muslim. Oleh karena itu umat islam harus

waspada untuk menghadapi globalisasi.

3.2. Saran

Mempertegas jati diri kita sebagai muslim. Muslim itu adalah pemimpin umat, sebaik-

baik umat, maka harus memberi pengaruh kepada yang lain. Bukan malah membebek ke

orang non muslim. Kuntum khaira umah.

15 | P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
Memahami bahaya meniru orang non muslim apalagi sampai membeo kepada mereka.

Karena kita akan digolongkan seperti mereka.

Umat Islam harus membangun ukhuwah Islamiyah dan lebih mengedepankannya

daripada ukhuwah atas dasar basyariyah, wathaniyah dan lainnya. Karena itulah

persaudaraan yang sesungguhnya. Innamal mukminun ikhwah.

Umat Islam harus memperkuat jalinan ikatan dan networking ekonomi, politik,

pendidikan dsb untuk membangun kekuatan global umat Islam. Sehingga kelak bisa

memimpin globalisasi.

Menyadari dan memikirkan nasib anak-anak dan generasi umat Islam mendatang, yang

jika globalisasi ini tak terkendali maka generasi umat Islam kelak hanya akan menjadi

pembeo dan pak turut dari globalisasi yang disetir barat, yang naudzubillah bisa

membahayakan aqidah dan agama mereka. Maka kita harus bentengi mereka dengan

aqidah yang lurus.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qardhawi, Yusuf, Islam dan Globalisasi Dunia, terj. dari buku Al-Muslimun wa Al-

Aulamah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet. I. 2001.

http://hasyim-aq.blogspot.com (Di akses pada Senin 25 november 2013 pukul 15.30)

http://kalengpelangi.blogspot.com (Di akses pada Senin 25 november 2013 pukul 15.35)

16 | P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
http://www.pikiran-rakyat.com (Di akses pada Senin 25 november 2013 pukul 15.40)

17 | P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m

Anda mungkin juga menyukai