Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di Indonesia
geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam
Mukadimah UUD 1945, melalui prosespembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin
pembangunan dandiberi nama Ketahanan Nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang
bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yanglebih baik, lebih aman, dan
sebagainya, maka ia menjadi amat berbeda wajahnya dengan yang digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan
sebagainya.
Aspek-aspek yang dilihat pada geostrategi Indonesia adalah aspek idiologi dan konstitusi, aspek
kewaspadaan, aspek sosial budaya dan agama, aspek politik dan pemdagri (termasuk pemerintahan daerah), dan
aspek perekonomian. Salah satu cara yang dilakukan Indonesia atau strateginya adalah dengan demokrasi. Untuk
sejahtera dan aman diperlukan demokrasi yang akan menyatukan keragaman. Walaupun demokrasi bukan satu-
satunya cara hanya salah satu cara yang ditempuh Indonesia. Karena Indonesia adalah negara yang beraneka ragam,
GEOSTRATEGI INDONESIA
Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai usaha dengan
menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM maupun SDA untuk melaksanakan kebijakan yang
telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan kehidupan suatu negara, geostrategi diartikan sebagai metode atau
aturan-aturan untuk mewujdkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang
bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa
Bagi bangsa Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi,
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. [1]
Oleh karena itu geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode dalam memanfaatkan segenap
konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan kebijakan, arahan serta sarana-sarana dalam mencapai
tujuan seluruh bangsa dengan berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial. [1]
Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan untuk penguasaan terhadap
wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada
kondisi metode, atau cara untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan
menjaga keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan yang
datang dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan geostrategis Indonesia akhirnya dirumuskan Bangsa
[1]
Indonesia dengan Ketahanan Nasional Republik Indonesia.
Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada tanggal 10 Juni 1948 di
Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang dikembangkan oleh para pejabat bawahan, karena seperti yang kita
ketahui wilayah NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir Desember 1948, sehingga kurang berpengaruh. Dan
akhirnya, setelah pengakuan kemerdekaan 1950 garis pembangunan politik berupa Nation and character and
building yang merupakan wujud tidak langsung dari geostrategi Indonesia yakni sebagai pembangunan jiwa
bangsa. [1]
Berikut beberapa tahapan geostrategi Indonesia dari awal pembentukan hingga sekarang :
1. Pada awalnya, geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD)
Bandung tahun 1962. Konsep geostrategi Indonesia yang terumus adalah pentingnya pengkajian terhadap
perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang ditandai dengan meluasnya pengaruh komunis.
Geostrategi Indonesia pada saat itu dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan membangun kemampuan
territorial dan kemampuan gerilya untuk menghadapi ancaman komunis di Indonesia. [1]
2. Pada tahun 1965-an Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan konsep geostrategi Indonesia yang lebih maju
dengan rumusan sebagai berikut : bahwa geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep strategi untuk
mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga pengembangan kekuatan nasional untuk menghadapi dan
menangkal ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik bersifat internal maupun eksternal. Gagasan ini agak
lebih progresif tapi tetap terlihat sebagai konsep geostrategi Indonesia awal dalam membangun kemampuan
3. Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang geostrategi Indonesia yang
lebih sesuai dengan konstitusi Indonesia. Pada era itu konsepsi geostrategi Indonesia dibatasi sebagai metode untuk
mengembangkan potensi ketahanan nasional dalam menciptakan kesejahteraan menjaga indentitas kelangsungan
4. Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan dalam bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai
Berbagai konsep dasar serta pengembangan geostrategi Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk:
1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial
budaya, bahkan aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan eksistansi hidup Negara dan Bangsa
d. Terwujudnya keadilan hukum & keadilan sosial ( yuridical justice & social justice)
Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini mengandung sekian banyak
anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat meledak dan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam era kepemimpinan Habibie dapat disaksikan dengan jelas bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya. Tidak
hanya itu saja, tatkala bangsa kita lemah karena sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak pulalah
harga diri dan kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum internasional. Disitulah
ketidakberdayaan kita menjadi tontonan masyarakat internasional, yang sekaligus, apabila kita sekalian sadar,
Apabila dikehendaki agar hal itu tidak akan terulang lagi, maka jangan sekali-kali memberi peluang pada
anasir-anasir pemecah belah untuk berkesempatan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan nasional. Sentimen
SARA yang membabi buta harus ditiadakan, yang mayoritas harus berlapang dada sedangkan minoritas haruslah
bersikap proporsional tanpa harus mengurut dada. Sekali lagi terbukti bahwa pemimpin yang kuat dan disegani
serta mengenal betul watak dari bangsa Indonesia amatlah diperlukan. Dilain pihak masyarakat perlu menjadi arif
serta pandai menahan diri dalam menghadapi provokasi maupun rongrongan/iming-iming melalu money politics.
Atas dasar adanya ancaman yang laten, terutama dalam bentuk SARA, maka geostrategi Indonesia sebagai doktrin
pembangunan mengandung metode pembentukan keuletan dan pembentukan ketangguhan bangsa dan
negara. Kedua kualita yang harus dibangun dan dimanfaatkan secara konsisten itu tidaklah hanya ditujukan
kepada individu warga bangsa akan tetapi juga kepada sistem, lembaga dan lingkungan. [1]
Masyarakat bangsa berikut segala prasarananya harus terus dibina keuletannya agar mampu memperlihatkan
stamina dalam penangkalan terhadap anasir-anasir pemecah belah bangsa dan negara. Dapat diantisipasikan bahwa
hanya anasir-anasir tersebut bersifat laten atau hadir sepanjang masa, maka aspek atau kualita keuletan haruslah
dikedepankan. Pembinaannyapun perlu berlanjut agar setiap generasi yang muncul faham akan pentingnya kedua
kualita tersebut. Kita dapat saksikan bersama bahwa tiap generasi baru merupakan lahan yang subur bagi upaya-
upaya yang tidak sejalan dengan visi kebangsaan, dan ini tidak hanya terjadi di Indoensia saja. Kemajuan yang
bersifat kebendaan, apalagi yang datang dari luar, saat ini lebih memiliki daya tarik terhadap generasi muda
Dilain pihak masyarakat harus dibina ketangguhan/kekuatannya agar secara aktif serta efektif mampu
menghadapi bahaya/ancaman yang sifatnya laten tadi. Setidak-tidaknya secara bergotong-royong dalam
lingkungannya masing-masing mampu mengcontain ancaman/bahaya laten itu. Ketangguhan/kekuatan bisa, antara
lain, berupa keberanian dari massa masyarakat menghadapi apa saja yang mereka anggap dapat berpotensi sebagai
anasir pemecah belah bangsa. Ini sudah barang tentu memerlukan kebersamaan dan kekompakan agar lebih efektif
Strategi
Dalam menghadapi anasir-anasir luar perlu disusun satu geostrategi dengan memperhatikan adanya
kenyataan bahwa dunia telah saling terkait satu sama lain dengan derajat transparansi yang semakin tinggi.
Geostrategi itu juga dilandasi dengan kesadaran bahwa Ketahanan Nasional saja tidaklah cukup untuk menjamin
rasa aman rakyat maupun kelangsungan pembangunan nasional, apabila tidak didukung oleh Ketahanan Regional.
Atas dasar itu maka geostrategi Indonesia secara stereoskopis berbentuk sebagai satu Kerucut Ketahanan. [2]
Kerucut Ketahanan pada dasarnya merupakan satu arsitektur kerjasama, yang pada bidang dasarnya adalah
visualisasi kerjasama spatial sedangkan pada bidang vertikalnya adalah visualisasi dari kerjasama struktural yang
terproyeksikan secara kawasan. Kerucut Ketahanan harus dibina secara bersama-sama agar manfaatnya dapat
terwujud yaitu berupa penyangga atau selubung bagi Ketahanan Nasional kita. Arsitektur demikian ini adalah
representasi dari kesadaran ruang yang harus terus dihidupkan agar dapat menjadi acuan visi politik luar negeri
Ketahanan tingkat regional, dimana para unsur pelakunya merupakan negara-negara berdaulat hanya bisa
terwujud apabila terdapat saling percaya, saling menghormati yang diwujudkan dalam bentuk kerjasama se-erat-
eratnya atas dasar manfaat bersama. Kebersamaan yang multi-dimensional ini meliputi bidang politik, ekonomi,
kebudayaan dan keamanan. Mengingat luasnya ruang yang ada maka arsitektur kerjasama diwujudkan secara tiga
a). Secara spasial, ruang kepentingan dibagi menjadi Kawasan Strategis Utama, Kawasan Strategis pertama, Kawasan
masing kawasan strategis memiliki dampak yang berbeda terhadap Ketahanan Nasional kita. [2]
Adalah Asean / Asia Tenggara (Kawasan A) yang kita anggap memiliki dampak paling langsung seandainya
terjadi apa-apa di dalam kawasan tersebut oleh karenanya kepentingan kita amat vital untuk menciptakan
kebersamaan dalam kawasan ini. Karena itu kawasan Asean atau proses Asean pada umumnya dijadikan corner
stone dari politik Luar Negeri Indonesia. Demikianlah seterusnya dengan kawasan-kawasan berikutnya yaitu B
dan C yang memiliki tingkat kesegeraan dari dampak yang timbul di masing-masing kawasan terhadap Indonesia. [2]
b). Secara fungsional / vertikal, ruang kepentingan dibagi menjadi ruang kerjasama yang saling mendukung dengan
ruang kerjasama sub-regional (misalnya Asean) dan pada gilirannya juga harus saling mendukung dengan ruang
kerjasama regional (misalnya APEC, ARF dsb-nya). Kita mengetahui bahwa tiap anggota Asean menjalin
kerjasama bilateral dengan banyak negara ataupun secara multilateral. Akan tetapi mengingat tiap anggota Asean
mematuhi traktat Asean dan TAC, maka diharap atau bahkan dapat diasumsikan bahwa berbagai kerjasama yang
dilakukan tidak merugikan Asean ; dan bahkan memperkokoh posisi Asean. Demikian juga pada gilirannya tiap
anggota Asean juga menjadi anggota ARF maupun APEC, maka diharapkan kedua forum dalam cakupan ruang
yang berbeda luasnya itu dapat saling menunjang dan menambah kredibilitas Asean. [2]
Apabila pembentukan kerucut ketahanan merupakan geostrategi Indonesia didalam menangkal anasir-anasir
luar, maka didalamnya harus dilandasi oleh saling percaya dan saling menghargai tadi. [2]
Untuk itu, Ketahanan Regional pada arsitektur kerucut pada dasarnya memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
1) Ketahanan Nasional tiap negara di dalam kerucut perlu diupayakan se-optimal mungkin, agar dapat
memberikan kontribusi positif pada kawasannya. Asumsinya adalah bahwa hanya dengan Ketahanan Nasional yang
baik sajalah satu negara akan dapat memberikan peran yang bermakna pada kawasan. Sebaliknya, apabila in-
stabilitas politik dan ekonomi terus mengguncang satu negara mana mungkin negara bersangkutan menyisakan
b). Komitmen terhadap asosiasi negara sekawasan haruslah utuh dan konsisten (misalnya sesuai TAC) agar dengan
demikian kepentingan bersama (misalnya saja Asean) tidak disubordinasikan pada kepentingan lainnya (misalnya
saja kepentingan FPDA). Komitmen terhadap Asean akan menguat apabila organisasi ini dapat memberikan
manfaat bagi anggotanya ; setidak-tidaknya mampu memberikan exposure internasional yang bergengsi. Sebaliknya
apabila kemanfaatan rendah (seperti SAARC) maka jangan diharapkan terwujud komitmen yang solid. Disini
nampak bahwa manakala komitmen bagus dari seluruh anggota asosiasi, maka kawasan yang bersangkutan tidak
akan kondusif bagi persemaian anasir-anasir negatif bagi tiap negara anggota. [2]
c). Kualitas interaksi antar anggota asosiasi yang komponen-komponennya adalah tingkat kerjasama (dalam arti
kualitasnya) dan kemauan untuk mengakomodasikan kepentingan negara anggota lainnya di dalam kebijaksanaan
nasional. Terutama yang terakhir ini, ia hanya dapat terwujud apabila sudah terjalin rasa saling percaya. Sebagai
contoh : kepentingan Singapura untuk menjamin keselamatan penerbangan dari dan ke Singapura telah
diakomodasikan oleh Indonesia dalam bentuk pemberian delagasi atas sebagian FIR Indonesia. Selain saling
percaya, kualitas interaksi juga menunjukkan adanya komitmen yang kuat. [2]
d). Kemampuan adaptasi dari asosiasi terhadap fluktuasi maupun arus perkembangan lingkungan. Sesungguhnya hal ini
KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan Nasional ditinjau secara antropologis mengandung arti kemampuan manusia atau suatu kesatuan
kemampuan manusia untuk tetap memperjuangkan kehidupannya. Rumusan ketahanan nasional sebagaimana
[3]
disusun oleh Lemhamnas adalah: Ketahanan Nasional Idonesia adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia yang
meliputi segenap aspek, kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas,
integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional. [1]
Letak kepulauan Indonesia yang strategis sejak dulu kala, memberikan kemudahan sarana untuk berperan
dalam percaturan hubungan antar bangsa di sekitar Indonesia. Kedatangan Bangsa Eropa yang saling berebut
pengaruh mulai bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, sampai bangsa Asia seperti Jepang menunjukkan
bahwa wilayah Nusantara banyak memberikan aspirasi kepada berbagai bangsa di dunia untuk memperebutkan dan
menguasainya. [1]
Disamping keinginan bangsa lain untuk menguasai Indonesia, bukan sesuatu yang mudah untuk meyakinkan
bangsa Indonesia secara menyeluruh, bahwa negara yang di Proklamasikan mampu mengantar cita-cita dan tujuan
perjuangan bangsa Indonesia. Hal ini terbukti adanya pemberontakan PKI madiun 1948, serta pergolakan lain untuk
memisahkan diri dari NKRI, seperti adanya gerakan Aceh Merdeka, atau keinginanan mendirikan Papua Merdeka
menunjukkan bahwa ancaman dari dalam terhadap keutuhan NKRI ternyata masih terjadi fluktuasi, yang sampai
memberikan aspirasi kepada Bangsa Indonesia untuk membangun ketahanan nasional di masa kini dan masa yang
akan datang. Ketangguhan dan keuletan dari SDM bangsa Indonesia, SDA yang ada, serta kondisi alamiah
membentuk ketahanan nasional. Ditempat awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan
militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi,
sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan
itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional. [1]
Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan
guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan sebagainya, maka ia menjadi amat berbeda
wajahnya dengan yang digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan sebagainya. [1]
Adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai pancasila, UUD 1945 dan wawasan nusantara yang terdiri dari:
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi nasional itu sendiri berdasarkan nilai-
nilai kemandirian. Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak
lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergatungan dengan dunia
internasional.
4. Asas Kekeluargaan
Salah satu cirri khas bangsa Indonesia yang paling menonjol adalah kekeluargaan dan musyawarah yang
1. Mandiri
Ketahanan nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkat dan menurun, tergantung pada situasi dan kondisi
3. Wibawa
Makin tinggi tingkat ketahan nasional Indonesia, makin tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkat daya
Konsep Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sifat konfrontatif dan antagonistis, tidak
mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama, serta
Dalam Panca Gatra kehidupan Nasional yang meliputi bidang Pertahanan dan Keamanan terdapat faktor-
faktor yang dapat mendorong untuk kemajuan bangsa serta berperan dalam Geostrategi Indonesia, salah satunya
yakni faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Tidak dapat di pungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa
tidak dapat terpisahkan dari kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan yang merupakan unsur utama dalam
pengembangan bidang Teknologi dalam suatu Negara. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga mendorong
kemajuan di bidang lain seperti bidang Komunikasi, Sistem Pertahanan, Pengembangan SDA, dan lain-lain. Salah
satu peranan Ilmu pengetahuan dan Teknologi ialah dalam Sistem Pertahanan Nasional yakni dengan cara
pengembangan teknologi untuk bidang komunikasi dalam rangka menjaga keutuhan bangsa. [4]
Negara Indonesia merupakan Negara berbentuk kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau dengan Luas
daratan Indonesia adalah 1.922.570 km dan luas perairannya 3.257.483 km. Merupakan Negara yang terluas ke 15
di dunia. Mengingat luas Negara yang cukup besar dan dari fakta yang ada yang menjelaskan bahwa Negara
Indonesia merupakan Negara dengan kepulauan terbesar di dunia, maka faktor Komunikasi sangat penting dalam
hal nmenjaga keamanan dan ketahanan nasional. Hal ini dapat di lakukan dengan pengembangan Iptek untuk
bidang Komunikasi untuk pertahanan pada wilayah-wilayah yang sulit di jangkau sehingga dapat memudahkan
Pengembagan Iptek dalam pembuatan persenjataan juga di butuhkan untuk membuat peralatan perang yang
lebih canggih dan mutakhir sehingga tidak kalah dalam hal keakuratan serta jarak jelajah dari sebuah senjata.
Penggunaan iptek dalam dunia kemiliteran juga di gunakan untuk Radar pada kapal-kapal penjelajah penjaga
perbatasan serta Radar pada pos-pos perbatasan dengan Negara tetangga. [4]
Dalam usaha pemupukan nasionalisme untuk memperkuat Ketahanan Nasional, maka pengaruh iptek
sangatlah penting, yakni dalam bidang pendidikan. Ilmu pengetahuan dan Teknologi dalam bidang pendidikan di
perlukan untuk memberikan gambaran tentang apa-apa saja yang ada dan yang perlu di kembangkan. Dalam hal ini
pengaruh Ilmu pengetahuan dan Teknologi untuk membangun tingkat kesadaran akan nasionalisme serta
implementasi dalam kehidupan sehari-hari bisa di wujudkan dalam pendidikan kewarganegaraan. Kesadaran akan
sebuah kesamaan untuk membangun dan memajukan bangsa ini merupakan aspek utama membangun jiwa
Nasionalisme. Iptek sebagai salah satu sumber pengembangan ilmu pengetahuan juga mampu memberikan
sumbangsih untuk menanamkan jiwa nasionalisme dalam diri setiap warga Negara dengan cara memberikan
gambaran tentang jiwa hidup dan cita-cita bangsa yang di wujudkan dalam hal persatuan dan kesatuan serta dalam
a. Kesimpulan
Jadi, geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada
perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada
kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin
pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut.
Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. http://myteiku.blogspot.com/2010/04/geosstrategi-indonesia.html
2. http://dephan.go.id/pothan/Isi%20Geo.html
GEOSTRATEGI INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
Reformasi di bidang hukum dan politik telah banyak dilakukan, namun kenyataannya
tidak membawa perubahan yang berarti dalam kehidupan rakyat, terutama menyangkut
kesejahteraan, baik lahir maupun batin. Dalam perkembangan kehidupan kenegaraan, nampak arah
prinsip konstitusionalisme dan demokrasi sangat dominan.
Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di seluruh
dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama. Matakuliah tersebut sering disebut
sebagai civic education, citizenship education, dan bahkan ada yang menyebut sebagai democracy
education. Matakuliah ini memiliki peran yang strategis dalam mempersiapkan warga negara yang
cerdas, bertanggung jawab dan berkeadaban. Berdasarkan rumusan Civic International (1995),
disepakati bahwa pendidikan demokrasi penting untuk pertumbuhan civic culture, untuk
keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan pemerintahan demokrasi (Mansoer, 2005).
Objek pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Keputusan Dirjen Pendidikan
Tinggi No.43/DIKTI/KEP/2006 salah satu yang menjadi substansi kajiannya adalah Geostrategi
Indonesia. Di mana Pancasila merupakan dasar filosofi geostrategi Indonesia. Hal ini berdasarkan
analisis sistematis bahwa Pancasila merupakan core philosophy dari Pembukaan UUD 1945, yang
menurut ilmu hukum berkedudukan sebagai staatfundamentalnorm. Geostrategi diartikan sebagai
metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD
1945, melalui proses pembangunan nasional dengan memanfaatkan geopolitik Indonesia. Dengan
Pancasila sebagai dasarnya, maka pembangunan Indonesia akan memiliki visi yang jelas dan
terarah.
Adapun dalam pembahasan makalah yang berjudul Geostrategi Indonesia ini mengangkat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Geostrategi?
2. Apa saja sifat sifat geostrategi Indonesia?
3. Apa yang dimaksud dengan Ketahanan Nasional?
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita ketahui geostrategi ketahanan nasional bukan hanya
mencakup ketahanan di bidang pertahanan dan keamanan, melainkan di segala bidang yang dapat
mendukung integritas, identitas, kelangsungan hidup dan negara serta perjuangan mencapai tujuan
nasional di antaranya mencakup bidang ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan
negara.
Di dalam imlplementasi geostrategi ini, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), terutama
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), memiliki peranan yang sangat krusial. Mengingat bahwa
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari 17.000 pulau, maka
tidak dapat disanggah lagi bahwa kebutuhan akan komunikasi dan informasi sangatlah penting. TIK
berperan dalam menyediakan sarana dan prasarana untuk melakukan komunikasi dan bertukar
informasi yang dapat mencakup seluruh pulau-pulau yang ada di Indonesia. Bayangkan saja semisal
Indonesia tidak memiliki Teknologi Komunikasi yang memadai, jika suatu saat di suatu pulau atau
daerah terjadi bencana dan daerah tersebut tidak bisa menghubungi daerah lain karena
keterbatasan teknologi yang kita miliki, tentu saja hal tersebut akan mencoreng ketahanan nasional
yang dimiliki oleh Indonesia. Sebagai contoh yang belum lama terjadi yaitu ketika terjadi tsunami di
kepulauan Mentawai, dimana informasi bencana tersebut baru tersebar setelah beberapa hari.
Padahal selama beberapa hari tersebut saudara-saudara kita di sana banyak yang menderita dan
membutuhkan bantuan.
Selain itu TIK yang memadai, harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi bukan hanya di
darat saja tetapi juga di laut, mengingat bahwa sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan.
Didalam upaya menjaga pertahanan dan keamanan perairan Indonesia, TIK akan membantu
memperlancar komunikasi dan koordinasi antar kapal. Dengan kemampuan teknologi informasi dan
komunikasi yang dapat mencakup pulau-pulau dan perairan di seluruh Indonesia, maka diharapkan
TIK ini akan mendukung kesatuan seluruh wilayah negara Indonesia.Suatu strategi memanfaatkan
kondisi geografi Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujnas
(pemanfaatan kondisi lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik).
1. Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945.
2. Ini diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakst
majemuk dan heterogen berdasarkan Pembukaan dan UUD 1945.
4. Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam
menghadapi dan mengatasi segala AGHT baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang
langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa
dan Negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional.
5. Menggunakan kerangka pikir Pancasila yang komprehensif-integral, dalam IPTEK dikenal dengan
pemikiran kesisteman. Sedangkan sub sistemnya berupa aspek kekuatan alamiah dan aspek
kekuatan sosial.
6. Dalam pengaturan dan penyelenggaraan negara (kehidupan nasional) masalah keamanan dan
kesejahteraan ibarat sebagai sebuah koin. Satu sisi merupakan gambaran kesejahteraan, sisi yang
lain adalah gambaran keamanan.
7. Ketahanan Nasional merupakan integrasi dari ketahanan masing-masing aspek kehidupan sosial.
Pengertian Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi
keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan, baik yang
datang dari luar maupun dari luar negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar
tujuan nasional Indonesia (Suradinata, 2005: 47).
Dalam hubungan dengan realisasi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, maka filsafat
Pancasila merupakan esensi dari staatsfundamentalnorm atau pokok kaidah negara yang
fundamental. Konsekuensinya Pancasila merupakan suatu pangkal tolak derivasi duari seluruh
peraturan perunfang-undangan di Indonesia, termasuk hukum dasar dan selurh system hokum
positif lainnya (Kaelan, 2004). Sementara itu dalam hubungannya dengan ketahanan nasional,
dalam konsepsi dan seluruh pelaksanaannya harus memiliki landasan yuridis yang jelas. Atas dasar
pengertian inilah maka landasan konstitusional atau landasan yuridis ketahanan nasional Indonesia
adalah UUD 1945, yang bersumber pada dasar falsafah Pancasila.
1. Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu mempertahankan
kelangsungan hidupnya
2. Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai gangguan, hambatan dan
ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
3. Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan (regular)
dan stabilitas, yang di dalamnya terkandung potensi untuk terjadinya perubahan (the stability idea
of changes) (Usman, 2003:5).
Berdasarkan konsep pengertiannya maka yang dimaksud dengan ketahanan adalah suatu
kekuatan yang membuat suatu bangsa dan negara dapat bertahan, kuat menghadapi ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan. Tantangan adalah merupakan suatu usaha yang bersifat
menggugah kemampuan, adapun ancaman adalah suatu usaha untuk mengubah atau merombak
kebijaksanaan atau keadaan secara konsepsional dari sudut kriminal maupun politis. Adapun
hambatan adalah suatu kendala yang bersifat atau bertujuan melemahkan yang bersifat konseptual
yang berasal dari dalam sendiri. Apabila hal hal tersebut berasal dari luar maka dapat disebut
sebagai kategori gangguan.
Ketahanan nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu sendiri, untuk
mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya. Pengaruh luarnya adalah hasil yang wajar dari hubungan
internasional dengan bangsa lain.
c. Menciptakan kewibawaan
Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat integrative mewujudkan suatu
kewibawaan nasional serta memiliki deterrent effect, yang harus diperhitungkan pihak lain.
Ketahanan nasional suatu bangsa pada hakikatnya tidak bersifat tetap, melainkan sangat dinamis.
Ketahanan nasional dapat meningkat atau bahkan dapat juga menurun, dan hal ini sangat
tergantung kepada situasi dan kondisi.
Ditinjau dari segi sifatnya maka sebenarnya konsepsi ketahanan nasional tersebut bersifat
objektif dan umum, oleh karena itu secara teoritis dapat diterapkan di negara manapun juga. Dalam
hubungan dengan penerapan konsepsi tersebut faktor situasi dan kondisi negara sangat
menentukan. Oleh karena itu meskipun secara konsepsional sama, namun karena situasi dan
kondisi negara berbeda-beda, maka wujud ketahanan nasional akan berbeda-beda pula.
Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri dari :
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Geostrategi merupakan metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan
melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi
pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang
lebih baik, lebih aman, dan bermartabat.
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan, baik yang
datang dari luar maupun dari luar negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar
tujuan nasional Indonesia. Ketahanan Nasional berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara, diantaranya aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan aspek
pertahanan dan keamanan.
DAFTAR RUJUKAN
Muhammad Latif. 2011. Peranan IPTEK Dalam Implementasi Geostrategi Indonesia, (Online),
(http://mardoto.com/tag/kewarganegaraan/), diakses 31 Januari.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa baik pada masa lampau, kini,
manapun mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa yang telah menjadi
negara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara sebagai ruang hidup nasional
untuk menentukan kebijakan, sarana dan sasaran perwujudan kepentingan dan tujuan nasional
melalui pembangunan sehingga bangsa itu tetap eksis dalam arti ideologis, politis, ekonomis, sosial
budaya Hankam.
Pembukaan UUD 1945 memberikan amanat kepada para penyelenggara negara agar dalam
hidup berbangsa dan negara dalam lingkup nasional diuraikan untuk mewujudkan upaya melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional Bangsa Indonesia dalam
memanfaatkan wilayah negara Republik Indonesia sebagai ruang hidup nasional guna merancang
arahan tentang kebijakan, sarana dan pembangunan untuk mencapai kepentingan dan tujuan
nasional tersebut diatas. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Konsepsi Ketahanan
Suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan,
sarana utk mencapai tuj-nas (pemanfaatan kondisi lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik).
Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945. Ini diperlukan utk mewujudkan
dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakst majemuk dan heterogen berdasarkan
Pemb dan UUD 1945.
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana geostrategi Indonesia
dalam melindungi negaranya dan memaparkan contoh nyata atas konflik yang terjadi akibat
geostrategic dala suatu Negara.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian geostrategi dan geostrategi Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan konsep geostrategi Indonesia?
3. Bagaimana pekembangan konsep pengertian Tannas?
4. Bagaimana hakikat ketahanan nasional?
5. Bagaimana sifat sifat ketahanan nasional itu?
6. Bagaimana konsepsi dasar ketahanan nasional?
7. Bagaimana hubungan geopolitik dengan geostrategi Indonesia?
8. Bagaimana komponen dan hubungan strategi astagatra?
9. Bagaimana geostrategi Indonesia dalam kepentingan teritorial?
10. Berikan contoh permasalahan geostrategi yang pernah terjadi di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa baik pada masa lampau, kini,
manapun mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa yang telah menjadi
negara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara sebagai ruang hidup nasional
untuk menentukan kebijakan, sarana dan sasaran perwujudan kepentingan dan tujuan nasional
melalui pembangunan sehingga bangsa itu tetap eksis dalam arti ideologis, politis, ekonomis, sosial
budaya Hankam.
Pembukaan UUD 1945 memberikan amanat kepada para penyelenggara negara agar dalam
hidup berbangsa dan negara dalam lingkup nasional diuraikan untuk mewujudkan upaya melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah
strategi nasional BangsaIndonesia dalam memanfaatkan wilayah negara Republik Indonesia sebagia
ruang hidup nasional guna merancang arahan tentang kebijakan, sarana dan pembangunan untuk
mencapai kepentingan dan tujuan nasional tersebut diatas. Geostrategi Indonesia dirumuskan
dalam wujud Konsepsi Ketahanan Nasional.
1. Pengertian Geostrategi
1. Manunggal
2. Mawas ke Dalam
Geostrategi/Ketahanan Nasional ditujukan ke dalam diri bangsa dan Negara sendiri karena
bertujuan untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya.
3. Kewibawaan
5. Tidak Membenarkan Sikap Adu Kekuasaan dan Adu Kekuatan Konsepsi Ketahanan Nasional
dapat dipandang sebagai suatu alternative lain dari konsepsi yang mengutamakan penggunaan adu
kekuasaan dan adu kekuatan yang masih dianut oleh negara-negara maju pada umumnya.
Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan
dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas
aktif. sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang
bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi
besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa
bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim
adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan
integritas wilayah dari berbagai ancaman. Selain itu hubungan geopolitik dan geostrategi terdapat
dalam astra gatra
Komponen strategi astra gatra TRI GATRA (tangible) bersifat kehidupan alamiah Letak geografi
Negara *Keadaan dan kekayaan alam (flora, fauna, dan mineral baik yang di atmosfer, muka
maupun perut bumi) dikelola denga dasar 3 asas: asas maksimal, lestari, dan daya saing.
Keadaan dan kemampuan penduduk (jumlah, komposisi, dan distribusi) Pancagatra (itanggible)
kehidupan sosial IDEOLOGI Value system POLITIK Penetapan alokasi nilai di sektor
pemerintahan dan kehidupan pololitik masyarakat.
Komponen ini adalah komponen strategi yang terdiri atas delapan gatra (aspek). Delapan gatra
(aspek) ini dapat diklasifikasi dalam dua bagian yang meliputi :
1. Trigatra
Adalah komponen yang bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga
unsur yaitu :
Aspek geografi adalah aspek yang berkaitan dengan letak kondisi bumi di mana negara
berada. Pengaruh letak geografi terhadap politik melahirkan geopolitik (wawasan nusantara) dan
geostrategi (ketahanan nasional) Beberapa wawasan nasional yang tumbuh karena pengaruh
geografi adalah seperti :
1) Wawasan benua adalah cara pandang negara yang dilandasi lingkungan negara yang serba
daratan (benua) atau yang dikanal dengan Land Locked Contry.
2) Wawasan bahari adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi negara yang bersifat
archipelago, tetapi negaranya sendiri bersifat daratan.
3) Wawasan dirgantara adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi wilayah
dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO (Geo Stationary Orbit).
4) Wawasan kombinasi adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi geografis negara
yang memiliki wilayah daratan, lautan, dan udara yang strategis (relative berimbang) Dalam kaitan
dengan wawasan nasional di atas, negara Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara kesatuan
yang menganut wawasan kombinasi atau wawasan nusantaa.
Kekayaan alam yang terkandung dalam sumber daya alam (SDA) Indonesia dapat dibagi tiga
golongan, yaitu :
1) Hewani (fauna) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan makanan yang berasal
dari binatang (hewan)
2) Nabati (flora) adalah sumber daya alam yang dapat menjadi sumber bahan makanan yang
berasal dari unsur tumbuh-tumbuhan.
3) Mineral (tambang) adalah sumber daya alam yang memiliki nilai tambah bagi devisa negara yang
berasal dari eksplorsi dalam bumi.
Pola dasar pengelolaan sumber daya alam di atas, dilakukan berdasarkan pada asas.
1) Maksimal, yaitu prinsip pengelolaan sumber daya manusia secara menyeluruh dan sungguh-
sungguh oleh seluruh elemen bangsa dan Negara.
2)Lestari, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang mengutamakan kelangsungan lingkungan hidup
secara berkelanjutan (substainable).
3) Daya saing, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang berorientasi pada kualitas dan kuantitas yang
bisa memiliki daya saing dengan produk SDA negara asing (luar negeri) Untuk mengatasi
kesejangangan (gap) antara potensi SDA dengan penduduk, maka diupayakan:
2) Mengembangkan IPTEK
Penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa
melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut.
1)Jumlah Penduduk. Hal yang menjadi masalah dalam jumlah penduduk adalah makin
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak memiliki kualitas, baik dirinya, masyarakat, dan negara.
2) Komposisi penduduk adalah susunan penduduk menurut usia, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, dan pendidikan.
3) Distribusi penduduk. Hal yang menjadi masalah dalam sipenduduk adalah penyebaran penduduk
yang tidak merata ke seluruh wilayah negara (tanah air)
2. Pancagatra Komponen pancagatra adalah komponen yang meliputi lima aspek Ketahanan
Nasional dalam kehidupan sosial (intangible).Komponen pancagatra meliputi :
a. Ketahanan di Bidang Ideologi Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan pemahaman dan
pengalaman nilai ideologi Pancasila yang dapat menjadi landasan sikap dan perilaku untuk
mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar negeri
maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai dasar falsafah
dan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
b. Ketahanan Nasional di Bidang Politik Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan kehidupan politik
yang damai, tertib, adil, jujur dan demokratis, serta tercipta stabilitas politik, yang dapat untuk
mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang dapat
membahayakan kelangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Ketahanan Nasional yang berintikan tersedianya pangan, sandang, lapangan kerja, perumahan,
menurunnya angka kemiskinan sehingga dapat mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar
negeri maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan
negara Indonesia.
Ketahanan Nasional yang berintikan tersedianya pendidikan murah dan berkualitas, hormat-
menghormati, sopan santun, beretika, dan bangga menjadi anak Indonesia. Melalui adanya
ketahanan sosial dna budaya diatas, diharapkan dapat menjadi saringan untuk mengatasi segala
ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan
kelangsungan kehidupan sosial dan budaya bangsa dan negara Indonesia.
Ketahanan Nasional yang berintikan adanya rasa aman, damai, tidak sengketa dengan bangsa dan
negara lain, percaya pada kemampuan sendiri. Melalui hal diatas, diharapkan mampu mengatasi
segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang membahayakan
kelangsungan kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa dan negara Indonesia.
Hubungan komponen strategi antargatra dalam trigatra dan pancagatra, scrta antargatra itu
sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut hubungan (korelasi) dan
ketergantunga (inter dependency). Oleh karena itu, hubungan komponen strategi dalai trigatra dan
pancagatra tersusun secara utuh menyeluruh (komprehens integral) di dalam komponen strategi
astagatra.
Indonesia tentu patut mewaspadai perkembangan yang terjadi terutama di kawasan Asia Pasifik.
Sebab konsekuensi letak geografis Indonesia di persilangan jalur lalu lintas internasional, maka
setiap pergolakan berapapun kadar intensitas pasti berpengaruh terhadap Indonesia. Apalagi jalur
suplai kebutuhan dasar terutama minyak beberapa negara melewati perairan Indonesia. Jalur
pasokan minyak dari Timur Tengah dan Teluk Persia ke Jepang dan Amerika Serikat, misalnya,
seIndonesiar 70% pelayarannya melewati perairan Indonesia.
Karenanya sangat wajar bila berbagai negara berkepentingan mengamankan jalur pasokan
minyak ini, termasuk di perairan nusantara, seperti, Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat
Makasar, Selat Ombai Wetar, dan lain-lain. Pasukan Beladiri Jepang secara berkala dan teratur
mengadakan latihan operasi jarak jauh untuk mengamankan area yang mereka sebut sebagai life
line, yakni, radius sejauh 1000 mil laut hingga menjangkau perairan Asia Tenggara. Hal yang sama
juga dilakukan Cina, Australia, India, termasuk mengantisipasi kemungkinan terjadi penutupan jalur-
jalur vital tersebut oleh negara-negara di seIndonesiarnya (termasuk Indonesia.)
Kasus timor- timur Angkatan bersenjata Indonesia memasuki Timor Timur pada bulan Desember 1975 dan
kawasan ini menjadi satu dengan Republik Indonesia di tahun 1976.Hal ini menyebabkan perdebatan di Australia.
Di samping itu, kematian lima wartawan Australia di Timor Timur di tahun 1975 telah menjadi perhatian
masyarakat Australia dan media. Namun pada akhirnya Australia mengakui kedaulatan Indonesia atas Timor Timur
secara de jure tahun 1979. Namun dinamika politik dalam negeri Indonesia telah berubah secara dramatis
dengan jatuhnya Pemerintahan mantan Presiden Soeharto. Pada tanggal 30 Agustus1999, melalui jajak pendapat,
rakyat Timor Timur memilih merdeka (78.5%).Pengumuman hasil pemilihan umum tersebut diikuti dengan
kekerasan yang meluas oleh unsur-unsur pro-integrasi.
Integrasi Timor Timur 1976 ketika terjadi Revolusi Bunga di Portugal dan Gubernur terakhir Portugal di Timor
Leste, Lemos Pires, tidak mendapatkan jawaban dari Pemerintah Pusat di Portugal untuk mengirimkan bala
bantuan ke Timor Lesteyang sedang terjadi perang saudara, maka Lemos Pires memerintahkan untuk menarik
tentara Portugis yang sedang bertahan di Timor Leste untuk mengevakuasi ke Pulau Kambing atau dikenal dengan
Pulau Atauro. Setelah itu FRETILIN menurunkan bendera Portugal dan mendeklarasikan Timor Leste sebagai
Republik Demokratik Timor Leste pada tanggal 28 November 1975. Menurut suatu laporan resmi dari PBB, selama
berkuasa selama 3 bulan ketikaterjadi kevakuman pemerintahan di Timor Leste antara bulan September,Oktober
dan November, Fretilin melakukan pembantaian terhadap sekitar 60.000 penduduk sipil (sebagian besarnya wanita
dan anak anak karena para suami mereka adalah pendukung faksi integrasi dengan Indonesia). Berdasarkan
itulah, kelompok pro-integrasi kemudian mendeklarasikan integrasi dengan Indonesiapada 30 November 1975 dan
kemudian meminta dukungan Indonesia untukmengambil alih Timor Leste dari kekuasaan FRETILIN yang
berhaluan Komunis.
Tiga Kuburan Masal sebagai bukti pembantaian FRETILIN terhadap pendukung integrasi terdapat di Kabupaten
Aileu (bagian tengah Timor Leste), masing-masing terletak di daerah Saboria, Manutane dan Aisirimoun. Ketika
pasukan Indonesia mendarat di Timor Leste pada tanggal 7 Desember 1975, FRETILIN memaksa ribuan rakyat
untuk mengungsi ke daerah pegunungan untuk dijadikan tameng hidup atau perisai hidup (human shields) untuk
melawan tentara Indonesia. Lebih dari 200.000 orang dari penduduk ini kemudian mati di hutan karena penyakit
dan kelaparan. Selain terjadinya korban penduduk sipil di hutan,terjadi juga pembantaian oleh kelompok radikal
FRETILIN di hutan terhadap kelompok yang lebih moderat. Sehingga banyak juga tokoh-tokoh FRETILIN yang
dibunuh oleh sesama FRETILIN selama di Hutan. Semua cerita ini dikisahkan kembali oleh orang-orang seperti
Francisco Xavier do Amaral, Presiden Pertama Timor Leste yang mendeklarasikan kemerdekaan Timor Lestepada
tahun 1975. Seandainya Jenderal Wiranto (pada waktu itu Letnan) tidak menyelamatkan Xavier di lubang tempat
dia dipenjarakan oleh FRETILIN dihutan, maka mungkin Xavier tidak bisa lagi jadi Ketua Partai ASDT di Timor Leste
sekarang. Selain Xavier, ada juga komandan sektor FRETILIN bernama Aquiles yang dinyatakan hilang di hutan
(kemungkinan besar dibunuh oleh kelompok radikal FRETILIN). Istri komandan Aquilis sekarang ada di Baucau dan
masih terus menanyakan kepada para komandan FRETILIN lain yang memegang kendali disektor Timur pada
waktu itu tentang keberakaan suaminya. Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok pro-kemerdekaan terhadap
tentara Indonesia tentang keberadaan komandan Konis Santana dan Mauhudu yang dinyatakan hilang ditangan
tentara Indonesia. Selama perang saudara di Timor Leste dalam kurunwaktu 3 bulan (September-November 1975)
dan selama pendudukan Indonesia selama 24 tahun (1975-1999), lebih dari 200.000 orang dinyatakan meninggal
(60.000 orang secara resmi mati di tangan FRETILN menurut laporan resmi PBB). Selebihnya tidak diketahui
apakah semuanya mati kelaparan atau mati ditangan tentara Indonesia. Hasil CAVR menyatakan 183.000 mati di
tangantentara Indonesia karena keracunan bahan kimia (tidak dirinci bagaimana caranya), namun sejarah akan
menentukan kebenaran ini, karena keluarga yang sanak saudaranya meninggal di hutan tidak bisa tinggal diam
dan kebenaran akan terungkap apakah benar tentara Indonesia yang membunuh sejumlah jiwa ini ataukah
sebaliknya. Situasi aktual di Timor Leste akhir-akhir ini adalah cerminan ketidak puasan rakyat bahwa rakyat tidak
bisa hidup hanya dari propaganda tapi dari roti dan air. Rakyat tidak bisa hidup dari makan batusebagaimana
dipropagandakan FRETILIN selama kampanye Jajak Pendapattahun 1999 Lebih baik makan batu tapi merdeka,
dari pada makan nasi tapidengan todongan senjata. Kenyataan membuktikan bahwa batu tidak bisadimakan,
dan rakyat perlu makanan yang layak dimakan manusia.Dalam masalah ini, timor leste kekurangan pengetahuan
dalam bidang pertahanan nasional
nya, aspek aspek nya pun tidak memadai atau lebih tepatnya tidak mengetahui tentang pertahanan nasional,
SDM dan perangkat Negara nya tidak mendukung dalam melaksanakan pertahanan nasional,. Terlebih aspek polisi
atau perangkat keamanan nya tidak berjalan baik karena terbukti bahwa banyak warga negaranya yang mati
karena perang saudara didalam timmor leste sendiri
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Model Astagatra
b. Model Morgenthau
d. Model Cline
B. SARAN
Sebagai warga Negara yang baik yang menjunjung tinggi asas hukum yang berlaku d Indonesia, kita
patut untuk menerapkan sistem geostrategic di dalam melindungi Negara indonesia
DAFTAR PUSTAKA
http://hendraabisgaul.blogspot.com/2010/02/geostrategi-indonesia.html
http://sarthisinjaitengah.wordpress.com/2011/10/07/geostrategi-indonesia/
http://chaerunisai-engineering.blogspot.com/2010/09/geostrategi-indonesia.html
http://www.scribd.com/doc/47763464/Pengertian-geostrategi-Indonesia