Anda di halaman 1dari 10

BAB XI

TITRASI PEMBENTUKAN KOMPLEKS

1.TUJUAN KHUSUS
1.1 Mengidentifikasi senyawa kompleks
1.2 Menjelaskan macam-macam ligan
1.3 Mengidentifikasikan titrasi kompleks
1.4 Menjelaskan macam-macaam titrasi kompleks
1.5 Menyelesaikan perhitungan untuk titrasi kompleks

2. URAIAN
2.1 ION KOMPLEKS
Senyawa atau ion kompleks terbentuk dari sujatu reaksi ion logam yaitu kation dengan suatu
anion dari molekul netral. Ion logam di dalam kompleks disebut atomm pusat dan kelompok
yang terdekat dengan atom pusat yang disebut dengan ligan. Jumlah ikatan yang terbentuk
oleh atom pusat disebut bilangan koordinasi dari logam itu.
Reaksi ion perak dengan ion sianida untuk membentuk ion kompleks Ag(CN)2. yang sangat
stabil: Ag+ + 2 CN- Ag(CN)2-
Reaksi pembentukan kompleks ini dianggap suatu reaksi asam-basa lewis dengan ligan
bertindak sebagai basa, dengan menyumbangkan sepasang electron kepada kation, yang
merupakan asamnya.
Tabel 1. Beberapa Contoh Kompleks yang Khas
Logam ligan Kompleks Bilangan koordiasi
logam
+ +
Ag NH3 Ag (NH3)2 2
Hg2+ Cl- HgCl2 2
Cu2+ NH3 Cu(NH3)42- 4
Ni2+ CN- Ni(CN)4 4
Co2+ H2O Co(H2O)62+ 6
Co3+ NH3 Co(NH3)62+ 6
Cr3+ CN- Cr(CN)63- 6
Fe3+ CN- Fe(CN)63- 6

2.2 LIGAN
NH 3
Ligan-ligan seperti I , , CN hanya mempunyai satu atom donor pasangan

electron. Ligan demikian disebut monodentat atau unidentat. Ligan mempunyai dua gugus
yang membentuk dua ikatan dengan atom sentral disebut ligan bidentat, lebih dari dua ikatan
disebut polidentat.
Contoh bidentat :

- Etilendiamin (donornya ialah kedua atom N, H3N CH2CH2- NH3


- 8-hidroksikuinolin(donornya ialah atom N dan O)

Misalkan Cu2+berkompleks dengan 2 buah ligan etilendamin tersebut lingkaran demikian


dinamakan lingkaran kelat/cincin Kelat.

EDTA

Ligan yang polidentat bila mengkompleks suatu ion logam akan membentuk lingkaran kelat
lebih dari satu. Pengkelat yang sangat terkenal dalam analisa kimia adalah EDTA(Ethylene
Diamin Tetra Acetic Acid)

HOOCCH2 HOOCCH2

N CH2-CH2- N

HOOCCH2 HOOCCH2

EDTA adalah ligan yang heksadentat, mempunyai enam buah atom donor pasangan elektron
yaitu melalui kedua atom N dan empat atom O.

Selain digunakan dalam analisis kima khususnya analisis secara kompleksometri , EDTA
banyak sekali digunakan sebagai pengawet bahan pangan berupa minyak dan lemak, sebagai
penawar keracunan Pb, dan sebagai tambahan/zat adiktif pada deterjen sintesis.

Gambar Molekul EDTA

2.3 KESADAHAN AIR

Secara alami air mengandung garam-garam yang berasal dari batu tanah yang
dilaluinya. Air yang mengandung jumlah yang segnifikan dari ion ion Ca 2+, Mg2+, Fe3+ dan Fe2+
serta logam-logam bermuatan dua lainnya dinamakan air sadah. Ca2+ dan Mg2+ merupakan
sumber yang paling umum yang menyebabkan kesadahan. Kandungan ion-ion ini
Menimbulkan masalah baik di industri maupun di rumah tangga. Ion-ion Ca 2+ dan Mg2+ dapat
menyebabkan sabun tidak berbuih, pipa tersumbat, dan boiler Tersumbat.

Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan
beberapa masalh, antara lain menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat saluran
pipa dnkran. Selain itu, juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga dan air sadah
yang dicampur sabun dapat menggumpal dan cepat dihilangkan, Air sadah bila digunakan
untuk mencuci tidak dapat bersih karena lemak/kotoran dalam pakaian belum seluruhnya
lepas, ini disebabkan karena air sadah dapat menggumpalkan lemak/kotoran. Hal ini terjadi
karena ion Ca dan Mg dapat Menggantikan ion Na, didalam molekul sabun cuci sehingga
sabun akan mengendap di dalam air.

Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan airuntuk membentuk busa apabila


dicampur dengan sabun. Pada air berkesadalan renda, air akan dapat membentuk busa apabila
dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa.
Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya deng
usaha untuk memanipulasi nilai pH.

Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tuoe, yaiitu: (1) Kesadahan
umun(general hardness atau GH) dan (2) Kesadahan Kerbonat(carbonate hardness atau
KH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadaahan yang lain yaitu
disebut sebagai kesadahan total atau total hardness. Kesadahan total merupakan penjumlahan
dari GH dan KH. Kesadahan umum atau General Hardness merupakan ukuran yang
menunjukkan jumlah ion kalsium dan ion magnesium dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut
pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapipengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit
diukur sehingga diabaikan.

GH pada umunya dinyatakan dalam satuan ppm(part per milion/ satu persejuta
bagian) kalsium karbonatat(CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan menggunakan
konsentrasi molar CaCO3. Suatu satuan kesadahan jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO
(kalsium oksida) per liter air. Kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO 3..
Dengan demikian satu satuan jerman(dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CaCO 3...
Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuvalen = 2,8 dH=50 ppm. Berikut adalah
kriteria selang kesadahan yang biasa dipaki:

- 0 -4 dH, 0 - 70ppm: sangat rendah (sangat lunak)

- 4 -8 dH, 70 140 ppm : renda (lunak)

- 8 -12 dH, 140 210 ppm :Sedang

- 12- 18 dH, 210-320 ppm : agak tinggi (agak keras)

- 18- 30 dH, 320-530 ppm : tinggi (keras)


Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih penting peranannya dibandingkan
dengan KH ataupun kesadahan total. Apabila ikan atau tanaman dikatakan memerlikan air
dengan kesadahan tinggi (keras) atau rendah (lunak), hal ini pada dasarnya mengacu kepada
Gh. Ketidaksesuaian GH akan mempengaruhi transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui
membran dan dapat mempengaruhi kesuburan, fungsi organ dalam (seperti ginjal), dan
pertumbuhan. Setiap jenis ikan memerlukan kisaran kesadahan (GH) tertentu untuk hidupnya.
Pada umumnya, hampir semua jenis ikan dan tanaman dapat beradaptasi dengan kondisi GH
lokal, meskipun demimkian, tidak demikian halnya dengan proses pemijahan. Pemijahan bisa
gagal apabila dilakukan pada nilai GH yang tidak tepat.

Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukan kandungan ion


bikarbonat (HCO3-+) dan karbonat (CO3-) di dalam air. KH sering disebut sebagai alkalintias
yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air untuk mengikat keasaman (Ion-ion yang mampu
mengikat H+ ). Oleh karena itu, dalam sistem air tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat
keasaman, kapasitas pem-bufferan asam, dan alkalintas sering digunakan untuk
menunjukkan hal yang sama. Dalam hubungannya dengan kemampuan air mengikat
keasaman, KH berperan sebagai agen pem-buffer-an uang berfungsi untuk menjaga
kestabilan pH.

KH pada umumnyasering dinyatakan sebagai derajat kekerasan dan diekspresikan


dalam CaCO3 seperti halnya GH. Kesadahan karbonat dapat diturunkan dengan merebus air
yang bersangkutan, tau dengan melalukan air melewati gambut. Untuk menaikkan kesadahan
karbonat dapat dilakukan dengan menambahkan natrium bikarbonat(soda kue), atau kalsium
karbonat. Penambahan kalsium karbonat akan menaikan sekaligus baik KH maupun GH
dengan proporsi yang sama.

Mineral yang merupakan sumber primer ion kalsium dalam air diantara mineral-
mineral yang berperan adalan gips, CaSO 4.2H2O; anhidratnya, CaSO4 ; dolomite, CaMg
(CO2)2; kalsit dan argonite yang merupakan modifikasi yang bebeda dari CaCO 3, Air yang
mengandung karbon dioksida mudah melarutkankalsium dari mineral-mineral karbonat.

CaCO3 + CO2 + H2O Ca2+ + 2HCO3-

Reaksi Sebaliknya berlangsung bila CO2 hilang dari perairan. Kaebondioksida yang
masuk keperairan melalui keseimbangan dengan atmosfer tidak cukup besar konsentrasinya
untuk melarutkan kalsium dalam perairan alami, terutama air tanah. Pernafasan
mikroorganisme, pengancur bahan organik dalam air, dan sediment berperan sangat besar
terhadap kadar CO2- dan HCO3- dalam air. Hal ini merupakan faktor penting dalam proses
kimia perairan dan geokimia.

Ion kalsium, bersama-sama dengan magnesium dan kadang-kadang kesadahan air,


baik yang bersifat kesadahan tetap. Kesadahan sementara disebabkan oleh bikarbonat dalam
air dan dapat dihilangkan dengan jalan mendidihkan air tersebut karena terjadi reaksi :

Ca2+ + 2HCO3- CaCO3 + CO2 + H2O


Sedangkan kesadahan tetap disebabkan tetap disebabkan oleh adanya kalsium atau
sulfat yang proses pelunakannya melalui proses kapur- soda abu, proses resinorganik. Air
sadah juga tidak menguntungkan/mengganggu proses pencucian menggunakan sabun. Bila
sabun digunakan pada air sdah , mula-mula sabun harus harus berekasi terlebih dahulu
dengan setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air sebelum sabun dapat
berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Hal ini bukan saja akan banyak memboroskan
penggunaan sabun, tetapi gumpalan-gumpalan yang terjadi akan mengendap sebagai lapisan
tipis pada alat-alat yang dicuci sehingga mengganggu pembersihan dan pembilasan oleh air.

Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena adanya hubungan
kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul sabun menyebabkan sifat detergen sabun
hilang. Kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32+ (salah satu ion alkalinti) mengakibatkan
terbentuknya kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsiumkarbonat
CaCO3. Kerak ini akan mengurangi penampang basah pipa dan menyulitkan pemanasan air
dalam ketel, serta mengurangi daya koagulasi yang melalui dalam pipa denga n menurunnya
turbelensi.

ion kalsium, ca2+ mempunyai kecenderungan relatif untuk kecil membentuk ion
kompleks. Dalam kebanyakan sistem perairan air tawar, jenis kalsium yang pertama-tama
larut yang ada adalah Ca2+ oleh karena itu yang konsentrasi HCO3-, yang sangat tinggi,
pasangan ion, ca2+ - HCO3- dapat terbentuk dalam jumlah yang cukup banyak. Hal yang sama
dalam air yang kandungan sulfatnya tinggi pasangan ion Ca2+ -SO42- dapat terjadi.

Tidak seperti halnya dengan kalsium yang densitas muatan dari ion Ca 2+ relatif lebih
kecil dibandingkan dengan lainnya, maka densitas muatan ion Mg2+ jauh lebih besar dan
ikatan yang lebih kuat dengan air untuk melakukan hidrasi. Magnesiun dalam air terutama
terdapat sebagai ion Mg2+ HCO3- dan Mg2+ SO42- terjadi bila konsentrasi bikarbonat dan sulfat
yang tinggi.

Mineral-mineral seperti dolomit adalah paling umum dalam air.

CaMg (CO3)2 + 2 CO2 + 2 H2O Ca2+ + Mg2+ + 4HCO3-

Pelunakan penghapusan ion-ion tertentu yang ada dalam air dan dapat, bereaksi
dengan zat-zat lain hingga distribusi air dan penggunaannya terganggu.

Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+ juga oleh Mn2+,
Fe2+ dan semua kation yang bermuatan dua Air yang kesadahannya tinggi biasanya terdapat
pada air tanah di daerah yang bersifat kapur.

Sebagai kation kesadahan, Ca2+selalu berhubungan dengan anion yang terlarut


khususnya anion alkalinit: CO32+. HCO3- dan OH-. Ca2+ dapat bereaksi dengan HCO3-
membentuk garam yang terlarut tanpa teriadi kejenuhan. Sebaliknya reaksi dengan akan
membentuk garam karbonat yang larut sampai batas kejenuhan di mana titik jenuh berubah
dengan nilai pH Bila titik jenuh dilampaui, terjadi endapan garam kalsium karbonat CaCO 3
dan membuat kerak yang terlihat pada dinding pipa atau dasar ketel. Namun, pada proses
pelunakan ini keadaan harus dibuat sehingga sedikit jenuh, karena dalam keadaan tidak jenuh
terjadi reaksi yang mengakibatkan karat terhadap pipa. Kerak yang tipis akibat keadaan
sedikit jenuh itu justru melindungi dinding dari kontak dengan air yang tidak jenuh(agresip)
lon Mg2+ akan bereaksi dengan OH membentuk garam yang terlarut sampai batas kejenuhan
dan mengendap sebagai Mg(OH)2 bila titik kejenuhan dilampaui.

Ion Ca2+ dan Mg2+ diendapkan sebagai CaCO3 dan Mg(OH)3 Menurut reaksi
keseimbangan kimiawi sebagai berikut :

Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2

Ca2+ + CO32- CaCO3

CO32- berasal dari karbon dioksida dan bikarbonat yang sudah terlarut dalam air
sesuai dengan reaksi berikut :

CO2 + OH- HCO3-

HCO3+ + OH- CO32- + H2O

Kesadahan yang terlalu tinggi akan menambah nilai pHlarutan sehingga daya kerja
aluminat tidak efektif karena ion aluminium yang bersifat amfoter akan mengikuti
lingkungannya dimana akan terbentuk senyawa aluminium yang sukar mengendap. Apabila
kesadahan terlalu rendah secara simultan alkalinitas juga cenderung rendah ini akan
mengganggu penyusunan ikatan antara koloida dengan aluminat dimana gugus hidrofobik
tetap melayang dan sukar bereaksi dengan koagulan mengakibatkan massa atom relatif ringan
sehingga sukar mengendap.

Kesadahan ini umumnya dihilangkan menggunakan resin penukar ion Resin pelunak
air komersial dapat digunakan dalam skala kecil, meskipun demikian tidak efektif digunakan
untuk sekala besar, Resin adalah zat yang punya pori yang besar dan bersifat sebagai penukar
ion yang berasal dari polysterol, atau polyaknat yang berbentuk granular atau bola kecil
dimana mempunyai struktur dasar yang bergabung dengan grup fungsional kationik non
ionikanionik atau asam. Sering kali resin dipakai untuk menghilangkan molekul yang besar
dari air misalnya asam humus, liqnin, asam sulfonat untuk regenerasi dipakai garam alkali
atau larutan natrium hidroksida, bisa juga dengan asam klorida jika dipakai resin dengan sifat
asam. Dalam regenerasi itu dihasilkan eluen yang mengandung organik dengan konsentrasi
tinggi. Untuk proses air minum sampai sekarang hunya dipakai resin dengan sifat anionik.

Resin penukar ion sintetis merupakan suatu polimer yang terdiri dari dua bagian yaitu
struktur fungsional dan matrik resin yang sukar larut Resin penukar ion ini dibuat melalui
kondensasi phenol dengan formaldehid yang kemudian diikuti dengan reaksi sulfonasi untuk
memperoleh resin penukar ion asam kuat.

Sedangkan untuk resin penukar ion basa kuat diperoleh dengan mengkondensasikan
Phenilendiamine dengan formaldehid dan telah ditunjukkan bahwa baik resin penukar kation
dan resin penukar anion hasil sintesis ini dapat digunakan untuk memisahkan atau mengambil
garam-garam.

Pada umumnya senyawa yang digunakan untuk kerangka dasar resin penukar ion
asam kuat dan basa kuat adalah senyawa polimer stiren divinilbenzena. Ikatan kimia Pada
polimer ini amat kuat sehingga tidak mudah larut dalam keasaman dan sifat basa yang tnggi
dan tetap stabil pada suhu diatas 150C .

Polimer ini dibuat dengan mereaksikan stiren dengan divinilbenzena setelah terbentuk
kerangka resin penukar ion akan digunakan untuk menempelnya gugus ion maka yang akan
dipertukarkan.

Resin penukar kation dibuat dengan cara mereaksikan senyawa dasar tersebut dengan
gugus ion yang dapat menghasilkan(melepaskan) ion positif. Gugus ion yang biasa dipakai
pada resin penukar kation asam kuat adalah gugus sulfonat dan cara pembuatannya dengan
sulfonasi polimer polistyren divinilbenzena(matrik resin).

Resin penukar ion yang direaksikan dengan gugus ion yang dapat melepaskan ion
negatif diperoleh resin penukar anion. Resin penukar anion dibuat dengan matrik yang sama
dengan resin penukar kation tetapi gugus ion yang dimasukkan harus bisa melepas ion
negatif. misalnya-N(CH3)3+ atau gugus lain atau dengan kata lain setelah terbentuk kopolimer
styren divinilberzena(DVB), maka diaminasi kemudian diklorometilasikan untuk
memperoleh resin penukar anion.

Gugus ion dalam penukar ion merupakan gugus yang hidrofitik(larut dalam air), lon
yang terlarut dalam air adalah ion ion yang dipertukarkan karena gugus ini melekat pada
polimer, maka ia dapat menarik seluruh molekul polimer dalam air, maka polimer resin ini
dikat dengan ikatan silang(cross linked) dengan molekul polimer lainnya, akibatnya akan
mengembang dala air.

Mekanisme pertukaran ion dalam resin meskipun non kristalisasi adalah sangat mirip
dengan pertukaran ion- ion kisi kristal. Pertukaran ion dengan resin ini terjadi pada
keseluruhan struktur gel dari resin dan tidak hanya terbatas pada efek permukaan. Pada resin
perukan anion, pertukaran teriadi akibat absorbsi kovalen yang asam. Jika penukar anion
tersebut adalah poliamin, kandungan amina tesin tersebut adalah ukuran total pertukaran.

Dalam proses pertukaran kapasitas dengan resin penukar won apabila elektrolt terjadi
kontak langsung ion akan terjadi pertukaran secara stokiometri yaitu ejumlah ion yang
dipertukarkan dengan lon-ion yang muatannya sama akan dipertukarkan dengan ion ion yang
muatannya sama pula dengan jumlah yang sebanding.

Material penukar ion struktur dari yang utama berbentuk butiran atau granular dengan
grup molekul yang panjang(hasa polimerisasi, dengan memasukkan fungsional dari asam
sulfonat, ion karboksi. Senyawa ini akan bergabung dengan ion pasangan seperti Na +, oH-
atau H+ senyawa in struktur yang porous Seryawa ini merupakan penukar ion
positif(kationik) untuk menukar ion dengan muatan elektrolit yang sama(positif demikian
sebaliknya penukar ion negatif(anionik) untuk menukar anion yang terdapat di dalam air yang
diproses di dalam unit Ion Exchanger.

Proses pergantian ion bisa reversible (dapat balik), artinya material penukar ion
dapat diregenerasi, sebagai contoh untuk proses regenerasi material penukar kationik bentuk
Na+ dapat diregenerasi dengan larutan NaCl pekat, bentuk H + diregenerasi dengan larutan
HCl sedangkan material penukar anionik bentuk OH dapat diregenerasi dengan larutan
NaOH(ihat buku panduan dari pabrik yang menjual material ini).

Regenerasi adalah suatu peremajaan, penginfeksian dengan kekuatan baru terhadap


resin penukar ion yang telah habis saat keranya atau telah terbebani, telah jenuh. Regenerasi
penukaran ion dapat dilakukan dengan mudah karena pertukaran ion merupakan suatu proses
yang reversibel yang perlu diusahakan hanyalah agar pada regenerasi berlangsung reaksi
dalam arah yang berkebalikan dari pertukaran ion.

2.43 KOMPLEKSOMETRI

Kompleksometri adalah titrasi yang didasarkan atas pembentukan senyawa kompleks


yang larut dari reaksi antara analit dengan titran.

a. Metoda dalam Kompleksometri

Titrasi Langsung

Digunakan untuk menganalisis hampir semua ion logam dan dengan mengatur pH
yang diinginkan untuk reaksi kompleksnya maka titrasi akan berlangsung dengan baik. Titrasi
ini menggunakan indikator metalokromata Kesadahan total air(kalsium dan magnesium)
dapat ditentukan dengan titrasi langsung dengan EDTA, menggunakan indikator Erochrom
Black-T atau Calmagite.

Titrasi Kembali

Digunakan apabila reaksi antara kation dengan EDTA lambat atau apabila indikator
yang sesuai tidak ada. Pada titrasi ini EDTA berlebih ditambahkan dan kelebihannya dititrasi
dengan standar magnesium dengan menggunakan indikator Calmagite. Titrasi ini digunakan
untuk menentukan logam dalam endapan seperti Pb di dalam Pbso dan ca dalam caczo.

Titrasi Penggantian

Digunakan apabila tidak ada indikator yang sesuai untuk ion logam yang ditentukan ..
Analit yang mengandung ion logam(misal:M2+) ditambah larutan kompleks magnesium-
EDTA yang relatif lemah.

M2+ + MgY2- MY2- + Mg2+

Mg2+ yang digantikan tersebut dititrasi dengn larutan standar EDTA dengan
menggunakan indikator Calmagite.

Penentuan Tak Langsung


Digunakan untuk penentuan sulfat dan Fosfat. Sulfat ditentukandengan penambahan
berlebih ion baruim sehingga membentuk endapan BaSO 4. Kelebihan Ba2+ kemudian dititrasi
dengan EDTA.

b. Titrasi yang Melibatkan Ligan Unidentat

Titrasi Klorida dengan Merkurium

Titrasi ini merupakan titrasi yang menggunakan larutan merkurium(li) nitrat atau
merkurium(II) perklorat untuk menentukan klorida. Indikator yang digunakan adalah natrium
prusida(Na2Fe(CN)5NO). Senyawa ini membentuk endapan putih merkurium(Il) nitroprusida
dan titik akhir diambil dengan munculnya kekeruhan putih dalam larutan yang homogen.
Selain itu titran merkurium(l) digunakan juga untuk menentukan bromida tiosianat, dan
sianida

Titrasi sianida dengan lon Perak

Merupakan suatu titrasi yang melibatkan suatu ligan unidentat dan suatu ion logam
yang disebut juga dengan titrasi Liebig yaitu titrasi sianida dengan perak nitrat Dasar reaksi
dari metode ini adalah pembentukan kompleks Ag(CN)2- yang sangat stabil.

2CN- + Ag+ 2AgCN

Atau :

2CN- + Ag+ 2Ag[Ag(CN)2]

Kadang-kadang terdapat kesulitan untuk melihat endapan perak sianida Dalam


modifikasi Deniges terhadap metoda Liebig, ion iodida ditambahkan sebagai indikator.
Endapan perak klorida mudah tampak untuk menghindari pengendapan dari perak iodida
maka ditambahkan ammonia.

c. Indikator Titrasi Kompleks

Indikator untuk titrasi kompleks merupakan asam atau basa lemah organic yang dapat
membentuk khelat dengan ion logam dan warna kelat tersebut berbeda dengan warna
indikator bebas.

1. Eriochrome BlactT

Merupakan indikator metalokromatik yang paling banyak digunakan pada penentuan


lebih dari 24 macam logam.

2. Calmagite

Daerah kerja calmagite mencakup pH 8,1 12,4 dan warna indikator bebasnya biru.

3. Arsenazo
Indikator ini dipakai untuk Ca maupun Mg Selain itu juga di gunakan untuk
penentuan Th(IV)

4. NAS

Penggunaan NAS cukup luas, antara lain digunakan untuk penetuan Cu, Co(II), Cd,
Ni, Zn, Al.

Anda mungkin juga menyukai